Pengembangan Wilayah TINJAUAN PUSTAKA

86 pelayananpermukiman, sedangkan plasma adalah daerah belakang peripheri hinterland , yang mempunyai sifat-sifat tertentu dan mempunyai hubungan fungsional. Pusat wilayah berfungsi sebagai : 1 tempat terkonsentrasinya penduduk, 2 pasar bagi komoditi-komoditi pertanian maupun industri, 3 pusat pelayanan terhadap daerah hinterland, 4 lokasi pemusatan industri manufaktur yang diartikan sebagai kegiatan mengorganisasikan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan suatu output tertentu. Sedangkan wilayah hinterland berfungsi sebagai : 1 pemasok produsen bahan-bahan mentah dan atau bahan baku, 2 pemasok tenaga kerja melalui proses urbanisasi, 3 daerah pemasaran barang dan jasa industri manufaktur, 4 penjaga fungsi-fungsi keseimbangan ekologis. Sedangkan konsep wilayah perencanaan adalah wilayah yang dibatasi berdasarkan kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebut yang bisa bersifat alamiah maupun non alamiah yang sedemikian rupa sehingga perlu direncanakan dalam kesatuan wilayah perencanaan.

2.6. Pengembangan Wilayah

Hartshorne dalam Hanafiah 1992, memformulasikan pengertian wilayah sebagai berikut : Suatu area dengan lokasi spesifik dan dalam beberapa aspek tertentu berbeda dengan area lain. Unit area ini adalah merupakan objek yang konkrit dengan karakteristik yang unik. Struktur wilayah akan mempunyai watak dari pada mosaik dari tiap tiap bagian yang mempunyai kesamaan. Wilayah region merupakan suatu unit geografi yang membentuk suatu unit kesatuan. Pengertian unit geografi adalah ruang, sehingga bukan merupakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 87 aspek fisik tanah saja, tetapi lebih dari itu meliputi aspek lain seperti biologi, ekonomi, sosial dan budaya Wibowo, 2004. Menurut Hadjisaroso 1994, pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan mengembangkan wilayah atau membangun daerah atau kawasan dalam rangka usaha memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Selanjutnya Miraza 2005, pengembangan wilayah adalah pemanfaatan potensi wilayah, baik potensi alam maupun potensi buatan, harus dilaksanakan secara fully dan efficiency agar potensi dimaksud benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara maksimal. Sasaran pengembangan wilayah harus diterjemahkan dari tujuan pembangunan nasional. Di mana tujuan pembangunan daerah harus konsisten dengan tujuan pembangunan nasional yang umumnya terdiri atas : a Mencapai pertumbuhan pendapatan perkapita yang cepat b Menyediakan kesempatan kerja yang cukup c Pemerataan pendapatan d Mengurangi perbedaan antara tingkat pendapatan, kemakmuran, pembangunan serta kemampuan antar daerah e Membangun struktur perekonomian agar tidak berat sebelah Hadjisaroso, 1994. Pemerintah melakukan berbagai program pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, di mana pembangunan tersebut berlandaskan pada pengertian sebagai pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh elemen masyarakat Indonesia. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 88 Menurut Sukirno 2001, bila dilihat dari aspek ekonomi, pengembangan wilayah dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat dalam jangka waktu yang panjang. Dari pengertian tersebut dapat terlihat pembangunan ekonomi mempunyai sifat antara lain : a Sebagai proses, berarti merupakan perubahan yang terjadi terus menerus. b Usaha untuk menaikkan tingkat pendapatan masyarakat, dan c Kenaikan pendapatan tersebut terus berlangsung dalam jangka panjang. Adapun sasaran pembangunan menurut Todaro 2000, adalah: a Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian atau pemerataan bahan- bahan pokok yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup seperti makan, perumahan, dan kesehatan serta perlindungan. b Meningkatkan taraf hidup termasuk di dalamnya meningkatkan penghasilan, penyediaan lapangan kerja yang memadai, pendidikan yang lebih baik dan perhatian yang lebih besar terhadap nilai budaya yang manusiawi. c Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individual dan nasional dengan cara: merdeka dari sikap-sikap budak dan ketergantungan juga tidak hanya hubungan dengan orang lain dan negara lain tetapi juga merdeka dari sumber kebodohan dan penderitaan. Dari definisi yang dikemukakan dapat terlihat bahwa pembangunan ekonomi adalah merupakan suatu proses, dimana dengan proses itu akan terlihat adanya perubahan yang besar dalam struktur sosial, sikap mental yang telah terbiasa, pertumbuhan ekonomi serta pemberantasan kemiskinan dan pengangguran, pemberantasan ketimpangan dalam pendapatan perkapita melalui UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 89 perluasan kesempatan kerja yang memadai, pendidikan dan juga dengan cara membebaskan masyarakat dari sikap ketergantungan terhadap orang lain serta mengangkat kesadaran akan harga diri. Pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik. Sedangkan menurut Anwar 2005, pembangunan wilayah dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan wilayah yang mencakup aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan yang berdimensi lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek sosial ekonomi wilayah. Pengertian pembangunan dalam sejarah dan strateginya telah mengalami evolusi perubahan, mulai dari strategi pembangunan yang menekankan kepada pertumbuhan ekonomi, kemudian pertumbuhan dan kesempatan kerja, pertumbuhan dan pemerataan, penekanan kepada kebutuhan dasar basic need approach, pertumbuhan dan lingkungan hidup, dan pembangunan yang berkelanjutan suistainable development. Menurut Mercado 2002, konsep pusat pertumbuhan diperkenalkan pada tahun 1949 oleh Fancois Perroux yang mendefinisikan pusat pertumbuhan sebagai “pusat dari pancaran gaya sentrifugal dan tarikan gaya sentripetal”. Menurut Rondinelli 1985 dan Unwin 1989 dalam Adell 1999 bahwa teori pusat pertumbuhan didasarkan pada keniscayaan bahwa pemerintah di negara berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan dengan melakukan investasi yang besar pada industri padat modal di pusat kota. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 90 Teori pusat pertumbuhan juga ditopang oleh kepercayaan bahwa kekuatan pasar bebas melengkapi kondisi terjadinya trickle down effect dampak penetesan ke bawah dan menciptakan spread effect dampak penyebaran pertumbuhan ekonomi dari perkotaan ke pedesaan. Menurut Stohr 1981 dalam Mercado 2002 konsep pusat pertumbuhan mengacu pada pandangan ekonomi neo-klasik. Pembangunan dapat dimulai hanya dalam beberapa sektor yang dinamis, mampu memberikan output rasio yang tinggi dan pada wilayah tertentu, yang dapat memberikan dampak yang luas spread effect dan dampak ganda multiple effect pada sektor lain dan wilayah yang lebih luas. Sehingga pembangunan sinonim dengan urbanisasi pembangunan di wilayah perkotaan dan industrialisasi hanya pada sektor industri. Pandangan ekonomi neo-klasik berprinsip bahwa kekuatan pasar akan menjamin ekuilibrium keseimbangan dalam distribusi spasial ekonomi dan proses trickle down effect atau centre down dengan sendirinya akan terjadi ketika kesejahteraan di perkotaan tercapai dan dimulai dari level yang tinggi seperti kawasan perkotaan ke kawasan yang lebih rendah seperti kawasan hinterland dan perdesaan melalui beberapa mekanisme yaitu hirarki perkotaan dan perusahaan-perusahaan besar. Namun demikian kegagalan teori pusat pertumbuhan karena trickle down effect dampak penetesan ke bawah dan spread effect dampak penyebaran tidak terjadi yang diakibatkan karena aktivitas industri tidak mempunyai hubungan dengan basis sumberdaya di wilayah hinterland. Selain itu respon pertumbuhan di pusat tidak cukup menjangkau wilayah hinterland karena hanya untuk melengkapi kepentingan hirarki kota Mercado, 2002. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 91

2.7. Penelitian Sebelumnya