44
1.7.4.4 Teori Hukum Pembuktian
Proses pembuktian adalah mengenai benar tidaknya terdakwa melakukan perbuatan yang didakwakan sehingga merupakan bagian
yang terpenting dalam proses hukum acara pidana, dan bertujuan untuk mencari kebenaran materiil. Sebagaimana dinyatakan oleh Ansorie
Sabuan bahwa
pembuktian merupakan
masalah yang
pelik ingewikkeld dan justru masalah pembuktian menempati titik sentral
dalam Hukum Acara Pidana. Adapun tujuan dari pembuktian adalah untuk mencari dan mendapatkan kebenaran materiil, dan bukan
mencari kesalahan seseorang.
43
Van Bemmelen mengaitkan pencarian dan penemuan kebenaran oleh Hukum Acara Pidana melalui proses pembuktian dengan maksud
sebagai berikut: Rewijsen is derhalie door onderzoek en redenering van de
rechter eenredelijke mate van zekerheid te vershaffen : a.
Omfrent de vraag of bepaalde feiten hebben plaats gevonden.
b. Omtr de vraag waarom dit het geval is geweest.
Bewijzen bestaat du suit: a.
Het wijzen op waarnembare feiten. b.
Medewerkingenwengenomen feiten c.
Logiseh denken Maka pembuktian ialah usaha untuk memperoleh kepastian
yang layak dengan jalan memeriksa dan penalaran dari hakim : a.
Mengenai pertanyaan apakah peristiwa atau perbuatan tertentu sungguh pernah terjadi.
b. Mengenai pertanyaan mengapa peristiwa ini telah terjadi.
43
Sabuan, Ansorie; Pettanase, Syariffudin; dan Ahmad, Ruben, 1990, Hukum Acara Pidana, Angkasa, Bandung, hlm. 185.
45
Dari itu pembuktian terdiri dari : a.
Menunjukkan peristiwa-peristiwa yang dapat diterima oleh panca indera.
b. Memberikan keterangan tentang peristiwa-peristiwa
yang telah diterima tersebut. c.
Menggunakan pikiran logis.
Teori pembuktian
mengenal adanya
4 empat
sistem pembuktian sebagai berikut :
1. Teori Pembuktian atas keyakinan belaka conviction in time.
2. Teori Pembuktian atas alasan yang logis conviction
raisonee} atau Teori Pembuktian Bebas 3.
Teori Pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara positif Positive Wettelijke Bewijstheorie
4. Teori Pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara
Negatif NegatiefWettlijke Bewfistheorie
44
1.7.4.5 Teori Kewenangan