Rumusan Masalah Ruang Lingkup Masalah Manfaat Penelitian

20 atau asas – asas hukum umum. Terutama menyangkut asas – asas hukum umum seperti hak-hak asasi tersangka terdakwa atau hak-hak asasi manusia HAM secara umum. Secara khusus tidak melanggar hak sosia l, politik, ekonomi dan hukum serta kebebasan yang dimiliki setiap individu mulai sejak lahir. Melalui acuan pemaparan dalam fenomena dan fakta yuridis- sosiologis dalam latar belakang diatas, bahwa tindak pidana korupsi di Indonesia saat ini masih sulit diberantas dan menjadi problematika teori dan praktek dalam penegakan hukumnya, maka peneliti tertarik untuk meneliti serta mengkaji dalam ranah karya ilmiah tesis, dengan j udul: “URGENSI SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM PERADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI TERKAIT HAK ASASI TERDAKWA”.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu dan berorientasi dari paparan fenomena latar belakang yang terurai diatas, maka peneliti menyajikan rumusan masalah sepert i berikut: 1. Apakah ada sinkronisasi pengaturan antara sistem pembuktian dalam KUHAP dengan sistem pembuktian dalam Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Indonesia saat ini? 2. Apakah pengaturan sistem pembuktian terbalik dalam peradilan tindak pidana korupsi tidak bertentangan dengan hak asasi terdakwa ? 21 Demikian permasalahan yang mengemuka dan disajikan dalam topik serta judul penelitian tesis ini, yang nantinya dikaji berdasarkan landasan teoritis keilmuan hukum, dengan penelusuran mulai dari as as- asas hukum, konsep-konsep hukum, doktrin, yurisprudensi, hasil penelitian yang ada terdahulu serta teori-teori hukum yang relevan dengan pokok atau topik judul serta rumusan masalah yang tersedia.

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Agar tidak terjadi pembahasan yang melebar dan terdapat kesesuaian antara pembahasan dengan permasalahan maka perlu diberikan pembatasan seperti berikut: 1. Permasalahan pertama akan membahas tentang pengaturan sistem pembuktian sesuai KUHAP dan UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 2. Permasalahan kedua membahas tentang pembuktian terbalik dihadapkan dengan esensi azas praduga tak bers alah presumption of innosence tersebut terhadap terdakwa dalam peradilan tindak pidana korupsi.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 22

1.4.1 Tujuan Umum

Penulisan tesis ini bertujuan untuk mengembangkan khasanah keilmuan penulis dalam bidang hukum serta untuk mengembangkan ilmu hukum terkait dengan paradigma science as a process ilmu sebagai proses, dengan paradigma ini ilmu tidak akan pernah mandegfin al dalam penggaliannya atas kebenaran di bidang objeknya masing -masing.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis relevansi penggunaan beban pembuktian terbalik dalam UU Tindak Pidana Korupsi sekarang ini dan dibandingkan sistem pembuktian yang diatur KUHAP. 2. Untuk mengetahui, mengkritisi dan mengkaji asas praduga tak bersalah dikaitkan dengan hak-hak terdakwa dalam persidangan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis, dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang hukum pidana, khususnya yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi dalam hubungannya dengan pengaturan sistem pembuktian oleh KUHAP dan Undang – Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 23 2. Manfaat praktis, dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah terhadap hukum acara pidana Indonesia melalui kajian yuridis terhadap pengaturan serta mekanisme pembuktian tindak pidana korupsi dikaitkan dengan relevansi penggunaan beban pembuktian terbalik sebagai pembenar terdakwa dibebani pembuktian di depan sidang pengadilan.

1.6 Orisinalitas Penelitian