Teori Kewenangan Teori Hukum

45 Dari itu pembuktian terdiri dari : a. Menunjukkan peristiwa-peristiwa yang dapat diterima oleh panca indera. b. Memberikan keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang telah diterima tersebut. c. Menggunakan pikiran logis. Teori pembuktian mengenal adanya 4 empat sistem pembuktian sebagai berikut : 1. Teori Pembuktian atas keyakinan belaka conviction in time. 2. Teori Pembuktian atas alasan yang logis conviction raisonee} atau Teori Pembuktian Bebas 3. Teori Pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara positif Positive Wettelijke Bewijstheorie 4. Teori Pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara Negatif NegatiefWettlijke Bewfistheorie 44

1.7.4.5 Teori Kewenangan

Guna menjastifikasi tindakan hukum yang dilakukan seseorang atau oleh kelembagaan karena jabatannya maka dilakukanlah tindakan yang namanya wewenang. Secara keilmuan wewenang merupakan konsep inti dalam ranah hukum tata negara dan hukum administrasi negara. Wewenang yang dalam konsep keilmuan hukum telah pula diakui menjadi sebuah teori yang lazimnya disebut dengan teori kewenangan. Secara etimologi kewenangan berasal dari kata wenang, dengan variasi imbuhan yang menjadiwewenang, kewenangan, berwenang dan sebagainya. Wewenang berarti hak dan kekuasaan untuk bertindak. 44 Sabuan, Ansorie; Pettanase, Syariffudin; dan Ahmad, Ruben, Op.Cit, hlm. 186. 46 Kewenangan berarti hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu, berwenang artinya mempunyaimendapat hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu 45 . Kalangan doktrinal memberikan pengertian sebagai perumusa n makna wewenang tersebut. Para ilmuan hukum di bidangnya seperti: 1. H.D. Stout, wewenang adalah keseluruhan aturan-aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang pemerintah oleh subyek hukum publik dalam hubungan hukum publik. 2. FPCL. Tonnaer, kewenangan pemerintah dalam kaitan ini dianggap sebagai kemampuan untuk melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu, dapat diciptakan hubungan hukum antara pemerintah dengan warga negara 46 . 3. Indoharto, wewenang sebagai suatu kemampuan yang diberikan oleh suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menimbulkan akibat-akibat hukum yang sah 47 . 4. Bagir Manan, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban 48 . Kalau dicermati dari beberapa pendapat dan rumusan pengertian dan wewenang tersebut, maka mengandung unsur-unsur seperti: 45 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm : 1128. 46 Lukman Hakim, 2010, Kedudukan Hukum Komisi Negara di Indonesia, Program Pasca Unibra, Malang, hlm 52. 47 Indoharto, 2004, Usaha Memahami Undang -Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, hlm. 94. 48 Bagir Manan, 2007, Dalam Sadjijono : Memahami Beberapa Bab Pokok Hukimi Administrasi Negara, Laks Bang Pressindo, Yogyakarta, hlm 51. 47 1. Adanya tindakan hukum yang sifatnya hukum publik. 2. Dilakukan oleh subyek hukum publik. 3. Adanya kemampuan bertindak. 4. Untuk melakukan hubungan-hubungan hukum publik. 5. Diberikan oleh undang-undang. 6. Mengandung hak dan kewajiban. 7. Menimbulkan akibat hukum yang sah Wewenang dengan unsur-unsur di atas, tidak secara otomatis diperoleh atau melekat di setiap pejabat pemerintahan. Secara teori terdapat tiga cara untuk memperoleh wewenang pemerintah seperti yang dikemukakan oleh HD Van WijkWillem Konijnembelt melalui cara atributif, delegatie dan mandat. Yang masing-masing dimaknai sebagai berikut : Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat undang-undang kepada organ pemerintahan, delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya, mandat adalah terjadi ketika organ pemerintahan mengijinkan wewenangnya dijalankan oleh organ lain atas namanya 49 . Kewenangan yang bersumber dari perundang-undangan atribusi secara jelas dinyatakan diberikan kepada organ penterintahan. Dalam SPP salah satu sub sistem struktur yang tergolong ke dalam aparat penegak hukum termasuk pula organ 49 HD. Van WijkWillem Konijnenbelt, 2008, Dalam : Sadjijono; Memahami Beberapa Bab Pokok Hukum Administrasi, Laks Bang Pressindo, Yogyakarta, hlm. 58 48 pemerintahan dalam hukum publik adalah jaksa. Peran jaksa adalah sebagai pejabat hukum publik selaku penuntut umum guna mengemban misi due process of law. mendakwa, membuktikan, menuntut dan mengeksekusi putusan hakim Jaksa penuntut umum sebagai pejabat negara sekaligus badan hukum publik dan aparat penegak hukum Pasal 1 ayat 1 UU No. 15 Tahun 1961 jo UU No. 5 Tahun 1991 jo UU No. 16 Tahun 2004, tentang Kejaksanaan RI yang mengemban tugas penuntutan dan eksekusi. Landasan tugas dan wewenang bagi Jaksa Penuntut Umum tersebut mulai dari amanat konstitusi berupa UUD N egara Republik Indonesia Tahun 1945, UU Kekuasaan Kehakiman, dan UU Kejaksaan RI.

1.7.4.6 Teori Hak Asasi Manusia HAM Klasik