Klasifikasi Tanda dalam Semiotika Pierce

4.3 Analisis Data

4.3.1 Klasifikasi Tanda dalam Semiotika Pierce

Semiotika merupakan cabang ilmu yang semula berkembang dalam bidang bahasa. Dalam perkembangannya kemudian semiotika bahkan masuk pada semua segi kehidupan manusia. Charles Sanders Peirce merupakan ahli filsafat dan tokoh terkemuka dalam semiotika modern Amerika menegaskan bahwa, manusia hanya dapat berfikir dengan sarana tanda dan manusia hanya dapat berkomunikasi dengan tanda. Tanda yang dimaksud dapat berupa tanda visual yang bersifat non-verbal, maupun yang bersifat verbal. Semiotika adalah ilmu tanda, Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, Semeion yang berarti tanda atau Seme yang berarti penafsir tanda. Tanda terdapat dimana - mana “kata” adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, bangunan arsitektur atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda. Dalam kehidupan sehari-hari kita tanpa sadar telah memperaktekkan semiotika atau semiologi dalam komunikasi. Misalkan saja ketika melihat lampu lalu lintas yang menunjukkan warna merah maka otomatis kita menghentikan kendaraan kita dan kita memaknai lampu hijau artinya jalan. Pada rambu lalu lintas tanda P dicoret maka kita tahu bahwa tidak boleh memarkir kendaraan pada lokasi tersebut. Ketika kita memaknai tanda P dicoret itu, kita telah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. berkomunikasi dengan melakukan proses pemaknaan terhadap tanda sign tersebut. Charles Sanders Pierce sebagai tokoh terkemuka dalam dunia semiotika dengan teori tandanya membagi tanda menjdi sepuluh jenis, selengkapnya sebagai berikut : 1. Qualisign, adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata - kata kasar, keras, lemah, lembut, dan merdu. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011 tidak ditemukan adanya kata - kata kasar, keras, lemah, lembut, dan merdu. 2. Iconic Sinsign, adalah tanda yang memperlihatkan kemiripan. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011 yaitu gambar sosok pria gemuk mengenakan jas dan memakai topi pesulap berbendara merah putih, tangan kanan dan kiri menarik kain bersambung dari dalam mulut sehingga membentuk bulatan seperti bola. Adanya macam-macam Iconic Sinsign yang terdapat pada gambar karikatur tersebut memiliki kemiripan dengan seorang pesulap yang diibaratkan sebagai pemerintah yang masih mengedepankan pencitraan dan bersikap berpura-pura serta melakukan kebohongan. 3. Rhematic Indexical Sinsign, adalah tanda berdasarkan pengalaman langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan sesuatu. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Gambar sosok pria gemuk mengenakan jas sebenarnya hanya seorang pesulap yang sedang melakukan salah satu trik sulap digunakan sebagai lambang untuk mereplikasikan pemerintah Indonesia. 4. Dicent Sinsign, adalah tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Bendera merah putih yang terdapat pada topi pria gemuk menginformasikan bahwa bendera tersebut merupakan bendera Indonesia. 5. Iconic Legisign, adalah tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Pemerintah yang melakukan kebohongan. 6. Rhematic Indexical Legisign, adalah tanda yang mengacu pada obyek tertentu. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Gambar sosok pria gemuk mengenakan jas dan memakai topi berbendera merah putih. 7. Dicent indexical Legisign, adalah tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Teks “PEMERINTAH” pada jas pria gemuk dan teks Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. “KEBOHONGAN” pada kain bersambung yang ditarik keluar dari dalam mulut pria gemuk tersebut. 8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, adalah tanda yang dihubungkan dengan obyeknya melalui asosiasi ide umum. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011 adalah semua gambar yang terdapat dalam karikatur tersebut. 9. Dicent Symbol atau Proposion proposisi, adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan obyek melalui asosiasi dalam otak. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Pada jas yang dikenakan pria gemuk terdapat teks “PEMERINTAH” dan kain bersambung yang ditarik keluar dari dalam mulut pria gemuk tersebut terdapat teks “KEBOHONGAN” 10. Argument, adalah tanda yang merupakan inferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Pemerintah diibaratkan sebagai sosok seorang pesulap yang tengah melakukan trik sulap. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.2 Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan

Dokumen yang terkait

Al-Naqdu Al-Ijtima'iy fi Al-Karikatir maa' Al-Nash Al-raby (Tahlilan Simiyaiya)

0 6 85

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA KOLOM OPINI JAWA POS (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Karikatur Clekit pada Kolom Opini di Jawa Pos Edisi 3 April 2012).

0 0 81

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010).

0 0 81

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR HARIAN PAGI JAWA POS (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur “Clekit” Kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II pada Harian Pagi Jawa Pos Edisi 24 September 2011 ).

0 1 74

KRITIK SOSIAL DAN POLITIK KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR JAWA POS (Studi Semiotik Kritik Sosial dan Politik Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kontroversi Pencoretan Gedung DPR” Edisi Sabtu, 31 Juli 2010).

0 4 87

KRITIK SOSIAL DAN POLITIK KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR JAWA POS (Studi Semiotik Kritik Sosial dan Politik Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kontroversi Pencoretan Gedung DPR” Edisi Sabtu, 31 Juli 2010)

1 1 23

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010)

0 0 18

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR HARIAN PAGI JAWA POS (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur “Clekit” Kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II pada Harian Pagi Jawa Pos Edisi 24 September 2011 )

0 0 18

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA KOLOM OPINI JAWA POS (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Karikatur Clekit pada Kolom Opini di Jawa Pos Edisi 3 April 2012)

0 0 16

Hasil Pengecekan Plagiasi dengan judul Makna Kritik Sosial Dalam Karikatur Editorial "Oom Pasikom dan Clekit" Pada Surat Kabar Jawa Pos

0 0 17