Penyajian Data Makna Keseluruhan Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos

begitu, penelitian terhadap karikatur ini juga harus dipahami sebagai sebuah studi komunikasi melalui media massa. Artinya isi komunikasi yang disampaikan oleh Wahyu Kokkang selaku karikaturis dalam karikatur Clekit sendiri sebenarnya sangat dipengaruhi oleh media massa tempat sang karikaturis tersebut berada.

4.2 Penyajian Data

Dari hasil pengamatan peneliti yang dilakukan pada gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos maka akan disajikan data - data yang didapat dari gambar karikatur edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Data - data yang dianalisis terdiri dari sekumpulan tanda - tanda yang secara spesifik akan dipilah - pilah yang disesuaikan dengan materi data yang tersedia. Tanda - tanda tersebut berupa tanda yang digunakan sebagai indikator pengamatan dalam penelitian. Pengkategorian tanda pada karikatur ini berdasarkan landasan teori Semiotika Charles Sanders Peirce untuk mengetahui makna yang terkandung dalam karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos edisi Sabtu,15 Januari 2011. Peirce membagi tanda menjadi tiga kategori yaitu : ikon, indeks, simbol. Untuk mengungkap makna serta pesan yang disampaikan dalam karikatur tersebut, sistem tanda dibagi berdasarkan pembagian fungsi tanda Peirce. Dalam pendekatan semiotik Peirce terdapat tiga komponen, yaitu : Tanda sign, Objek object, dan Interpretan interpretant. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Klasifikasi Tanda dalam Semiotika Pierce

Semiotika merupakan cabang ilmu yang semula berkembang dalam bidang bahasa. Dalam perkembangannya kemudian semiotika bahkan masuk pada semua segi kehidupan manusia. Charles Sanders Peirce merupakan ahli filsafat dan tokoh terkemuka dalam semiotika modern Amerika menegaskan bahwa, manusia hanya dapat berfikir dengan sarana tanda dan manusia hanya dapat berkomunikasi dengan tanda. Tanda yang dimaksud dapat berupa tanda visual yang bersifat non-verbal, maupun yang bersifat verbal. Semiotika adalah ilmu tanda, Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, Semeion yang berarti tanda atau Seme yang berarti penafsir tanda. Tanda terdapat dimana - mana “kata” adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, bangunan arsitektur atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda. Dalam kehidupan sehari-hari kita tanpa sadar telah memperaktekkan semiotika atau semiologi dalam komunikasi. Misalkan saja ketika melihat lampu lalu lintas yang menunjukkan warna merah maka otomatis kita menghentikan kendaraan kita dan kita memaknai lampu hijau artinya jalan. Pada rambu lalu lintas tanda P dicoret maka kita tahu bahwa tidak boleh memarkir kendaraan pada lokasi tersebut. Ketika kita memaknai tanda P dicoret itu, kita telah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. berkomunikasi dengan melakukan proses pemaknaan terhadap tanda sign tersebut. Charles Sanders Pierce sebagai tokoh terkemuka dalam dunia semiotika dengan teori tandanya membagi tanda menjdi sepuluh jenis, selengkapnya sebagai berikut : 1. Qualisign, adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata - kata kasar, keras, lemah, lembut, dan merdu. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011 tidak ditemukan adanya kata - kata kasar, keras, lemah, lembut, dan merdu. 2. Iconic Sinsign, adalah tanda yang memperlihatkan kemiripan. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011 yaitu gambar sosok pria gemuk mengenakan jas dan memakai topi pesulap berbendara merah putih, tangan kanan dan kiri menarik kain bersambung dari dalam mulut sehingga membentuk bulatan seperti bola. Adanya macam-macam Iconic Sinsign yang terdapat pada gambar karikatur tersebut memiliki kemiripan dengan seorang pesulap yang diibaratkan sebagai pemerintah yang masih mengedepankan pencitraan dan bersikap berpura-pura serta melakukan kebohongan. 3. Rhematic Indexical Sinsign, adalah tanda berdasarkan pengalaman langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan sesuatu. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Gambar sosok pria gemuk mengenakan jas sebenarnya hanya seorang pesulap yang sedang melakukan salah satu trik sulap digunakan sebagai lambang untuk mereplikasikan pemerintah Indonesia. 4. Dicent Sinsign, adalah tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Bendera merah putih yang terdapat pada topi pria gemuk menginformasikan bahwa bendera tersebut merupakan bendera Indonesia. 5. Iconic Legisign, adalah tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Pemerintah yang melakukan kebohongan. 6. Rhematic Indexical Legisign, adalah tanda yang mengacu pada obyek tertentu. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Gambar sosok pria gemuk mengenakan jas dan memakai topi berbendera merah putih. 7. Dicent indexical Legisign, adalah tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Teks “PEMERINTAH” pada jas pria gemuk dan teks Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. “KEBOHONGAN” pada kain bersambung yang ditarik keluar dari dalam mulut pria gemuk tersebut. 8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, adalah tanda yang dihubungkan dengan obyeknya melalui asosiasi ide umum. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011 adalah semua gambar yang terdapat dalam karikatur tersebut. 9. Dicent Symbol atau Proposion proposisi, adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan obyek melalui asosiasi dalam otak. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Pada jas yang dikenakan pria gemuk terdapat teks “PEMERINTAH” dan kain bersambung yang ditarik keluar dari dalam mulut pria gemuk tersebut terdapat teks “KEBOHONGAN” 10. Argument, adalah tanda yang merupakan inferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Misalnya : Pemerintah diibaratkan sebagai sosok seorang pesulap yang tengah melakukan trik sulap. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.2 Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan

Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011 Gambar Karikatur Clekit “Kebohongan Pemerintah” ditampilkan di sebuah surat kabar yaitu Jawa Pos. Jawa Pos merupakan surat kabar yang sasarannya untuk khalayak umum yang luas dan heterogen. Pada dasarnya karikatur tersebut menggunakan sistem tanda bahasa dan sistem tanda visual atau gambar. Dalam hal ini peneliti memaknai kritik sosial dalam gambar karikatur editorial Clekit yang bertema “Kebohongan Pemerintah”. para agamawan yang tergabung dalam badan pekerja gerakan tokoh lintas agama ikut menyurakannya sekaligus melawan kebohongan atas segala kebijakan pemerintah. Memasuki tahun 2011 keseriusan pegiat lintas iman untuk melawan kebohongan ini telah digelar diskusi dan dengar pendapat publik dengan tema “Pencanangan Tahun Perlawanan Terhadap Kebohongan. Pengkhianatan Harus Segera Dihentikan ”. Acara ini digelar sampai dua kali. Pertama, bertempat di gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Senin 10 Januari 2011. Kedua bertempat di PGI Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Jumat 14 Januari 2011. Kegiatan tersebut memicu perhatian seluruh Bangsa Indonesia. Pendapat ini jelas dipicu karena Pemerintah masih mengedepankan pencitraan dan bersikap berpura-pura. Salah satunya adalah dalam upaya penegakan hukum dan hak asasi manusia. Dalam pernyataan yang disampaikan di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta tersebut, para pemuda menyampaikan sembilan kebohongan lama Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan sembilan kebohongan baru pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Para tokoh lintas agama yang hadir dalam acara itu mengaku merasa gerah terhadap kebohongan pemerintah. Mereka berjanji mengajak umat untuk memerangi kebohongan yang dilakukan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pernyataan sikap ini merupakan rangkaian kegiatan pemuka agama dalam menyikapi kondisi bangsa. Sebelumnya, pertemuan seperti ini digelar di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Rencananya, acara serupa akan digelar secara terus-menerus. Dalam gambar editorial Clekit, ditampilkan diantaranya dengan visualisasi gambar sosok pria gemuk mengenakan jas bertuliskan “PEMERINTAH” dan memakai topi pesulap berbendara merah putih, tangan kanan dan kiri menarik kain bersambung dari dalam mulut bertuliskan “KEBOHONGAN” sehingga membentuk bulatan seperti bola. Gambar karikatur tersebut jelas merupakan suatu sindiran kepada pemerintah. Gerakan para agamawan yang tergabung dalam badan pekerja gerakan tokoh lintas agama yang kemudian diteruskan oleh kartunis melalui karikaturnya merupakan bentuk kritik sekaligus koreksi dari para tokoh lintas agama terhadap pemerintah, ini mengindikasikan sebuah otokritik bagi pemerintah. Juga karena apa yang disajikan dalam gambar karikatur editorial tersebut seakan - akan menggambarkan tanggapan permasalahan yang terjadi dalam sudut pandang masyarakat Indonesia. Ini adalah suatu bentuk spontanitas dan kejujuran dari para tokoh lintas agama baik melalui Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. gerakan tersebut ataupun juga karikatur yang diwakili. Sebuah kontrol politik yang bisa dianggap tulus dan tidak ditumpangi kepentingan apapun. Dengan adanya karikatur Clekit “Kebohongan Pemerintah” ini, akan menjadi sebuah daya tarik bagi khalayak yang membaca Surat Kabar Jawa Pos. Hal ini merupakan salah satu bentuk kritik sosial terhadap pemerintah yang diwakili oleh karikaturis. Dapat dikatakan bahwa dengan memberi stimulus pada khalayak akan sebuah karikatur yang menjadi daya tarik dapat diingat selamanya oleh khalayak yang membaca Surat kabar Jawa Pos. Dengan memberi umpan kepada khalayak yang membaca Surat Kabar Jawa Pos maka tergantung bagaimana respons yang diterima khalayak yang membaca Surat Kabar Jawa Pos dan dapat memberi efek sebesar apa terhadap sebuah iklan yang disajikan karikaturis tersebut.

4.3.3 Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan

Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011 Dalam Katagori Tanda Pierce Menurut Pierce, sebuah tanda itu adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Suatu tanda atau representament, adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam kaitan atau kapasitas tertentu. Tanda mengarah kepada seseorang, yakni menciptakan dalam pikiran orang itu suatu tanda lain yang setara atau bisa juga suatu tanda yang lebih berkembang. Tanda yang tercipta itu disebut interpretant dari tanda yang pertama. Suatu tanda yang pertama mewakili sesuatu, yaitu object-nya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tanda mewakili objeknya tidak dalam sembarang kaitan, tetapi dalam kaitan dengan suatu gagasan tertentu. Agar mempermudah pemahaman mengenai konsep tanda yang dikemukakan oleh pierce tersebut maka di bentuklah konsep segitiga tanda sebagaimana tertera pada gambar dibawah ini : Interpretant Object Representament Gambar 4.1 : Konsep Segitiga Tanda Pierce Apabila gambar tersebut lebih dicermati pada dasarnya terdapat tiga komponen dalam definisi tanda pierce, yaitu representament sign, interpretant dan object. Karena itu, definisi tanda pierce disebut triadik bersisi tiga. Sesuatu dapat disebut representament jika memenuhi dua syarat yakni bisa dipersepsikan baik dengan pancaindra maupun dengan pikiranperasaan dan dapat berfungsi sebagai tanda. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Untuk menguraikan makna dari gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011 ini akan menjadi korpus penelitian terlebih dahulu akan dibagi menjadi unsur- unsur komponen berdasarkan unit analisis dalam penelitian ini, yaitu : 1. Tanda sign, dalam gambar karikatur ini adalah setiap bentuk pemaknaan yang dapat ditimbulkan oleh gambar karikatur tersebut baik itu makna yang bersifat konotatif maupun yang bersifat denotatif. 2. Obyek Object, dalam penelitian ini adalah keseluruhan badan gambar karikatur, mulai dari jenis gambar karikatur, bentuk gambar dan bentuk dari penyajian gambar karikatur tersebut. 3. Interpretan interpretant, sebagai interpretan peneliti akan mengalisa gambar karikatur yang akan dijadikan korpus, yaitu gambar karikatur “Kebohongan Pemerintah” secara keseluruhan dengan menggunakan hubungan antara tanda dengan acuan tanda dalam model katagori tanda yang dimiliki pierce, yaitu : ikon, indeks dan simbol sehingga akan diperoleh makna dalam gambar karikatur tersebut. Apabila digambarkan hubungan antara tanda, obyek dan interpretan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Obyek Karikatur “Kebohongan Pemerintah” Interpretasi Hasil interpretasi peneliti dalam melihat hubungan antara tanda dan petanda Tanda Setiap bentuk penggambaran yang dapat ditimbulkan oleh karikatur dan petanda Gambar 4.2 Gambar Karikatur “Kebohongan Pemerintah” Dalam Elemen Makna Pierce Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011 merupakan obyek dalam penelitian ini dan keseluruhan dari tampilan karikatur yang berupa gambar, teks dan warna yang menjadi latar belakang maupun visual dari gambar karikatur tersebut merupakan tanda-tanda yang terkandung dalam suatu gambar. Gambar karikatur “Kebohongan Pemerintah” akan dipresentasikan dengan menggunakan model semiotik pierce. Dalam semiotik Pierce sebuah acuan dan representasi adalah fungsi utamanya.

4.3.4 Ikon, Indeks dan Simbol Tipologi Tanda

Tanda mengacu pada sesuatu diluar dirinya sendiri dan ini dipahami oleh seseorang serta memiliki efek di benak penggunanya. Setiap orang mesti menyadari bahwa interpretant bukanlah pengguna tanda, namun Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pierce menyebutnya dimana-mana efek pertandaan yang tepat, yaitu konsep mental yang dihasilkan baik oleh tanda maupun pengalaman pengguna terhadap objek. Untuk menjabarkan konsep relasi makna tanda, interpretan, objek Charles Sanders Pierce memiliki cara guna memudahkan pengoperasionalkan konsep makna tersebut. Pierce memberikan pembagian tanda dalam tiga bagian yaitu ikon, indeks dan simbol yang disebut tipologi tanda. Ikon, adalah tanda yang dicirikan oleh persamaannya resembles dengan objek yang digambarkan. Tanda visual seperti fotografi adalah ikon, karena tanda yang ditampilkan mengacu pada persamaannya dengan objek. Karena bentuknya yang samamirip dengan objek, ikon dapat diamati dengan cara melihatnya. Indeks, adalah hubungan langsung antara tanda dan objek yang kedua-duanya dihubungkan, Indeks, merupakan tanda yang hubungan eksistensinya langsung dengan objeknya. Runtuhnya rumah-rumah adalah indeks dari gempa. Terendamnya bangunan adalah indeks dari banjir. Sebuah indeks dapat dikenali bukan hanya dengan melihat seperti halnya dalam ikon, tetapi juga perlu dipikirkan hubungan antara dua objek tersebut. Simbol, adalah tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya berdasarkan konvensi, kesepakatan atau aturan. Makna dari suatu simbol ditentukan oleh suatu persetujuan bersama atau diterima oleh umum sebagai suatu kebenaran. Lampu lalu lintas adalah simbol, warna merah berhenti, hijau berarti jalan. Palang merah adalah simbol yang maknanya diterima Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sebagai suatu kebenaran melalui konvensi atau aturan dalam kebudayaan yang telah disepakati. Katagori-katagori tersebut tidaklah terpisah dan berbeda. Satu tanda bisa saja kumpulan dari berbagai tipe tanda. Jadi titik tekan semiotika pierce pada semiotika visual. Berbeda dengan Ferdinand De Saussure yang menitik beratkan pada semiotika linguistik. Berdasarkan Gambar karikatur “Kebohongan Pemerintah” tersebut maka tripologi tanda akan dijabarkan sebagai berikut : 1. Ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Sobur, 2001: 41. Dengan kata lain tanda memiliki ciri - ciri sama dengan apa yang dimaksudkan. Ikon pada gambar karikatur Clekit “Kebohongan Pemerintah” ditunjukkan dengan : a. Pria gemuk. b. Topi pesulap. c. Stelan Jas. d. Dasi kupu-kupu. e. Bendera merah putih. f. Kain bersambung. 2. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat Sobur, 2004: 42, atau disebut juga dengan tanda sebagai bukti. Indeks pada gambar karikatur Clekit “Kebohongan Pemerintah” dengan tulisan, seperti : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. “PEMERINTAH”. b. “KEBOHONGAN”. c. Kringat di pipi kiri dan kangan pria gemuk. d. Tanda garis-garis di bawah sikut kanan dan kiri pria gemuk serta di atas dan di bawah bulatan seperti bola. e. Posisi gulungan kain bersambung yang membentuk bulatan seperti bola. f. Posisi tangan kanan dan kiri yang menarik kain bersambung. g. Pipi kiri dan kanan membesar. h. Mata terpejam. 3. Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda penanda dengan petandanya, bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat Sobur, 2004: 42. Simbol pada gambar karikatur Clekit “Kebohongan Pemerintah” ditunjukkan dengan : a. Gambar Pria gemuk. b. Stelan Jas. c. Bendera merah putih. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Icon  Pria gemuk  Topi pesulap  Stelan Jas  Dasi kupu-kupu  Bendera merah putih  Kain bersambung Index  Tulisan “PEMERINTAH”.  Tulisan “KEBOHONGAN”.  Kringat di pipi kiri dan kangan pria gemuk  Tanda garis-garis di bawah sikut kiri dan kanan pria gemuk serta di atas dan di bawah bulatan seperti bola.  Posisi gulungan kain bersambung yang membentuk bulatan seperti bola  Posisi tangan kanan dan kiri yang menarik kain bersambung  Pipi kiri dan kanan membesar  Mata terpejam Symbol  Gambar Pria gemuk  Stelan Jas  Bendera merah putih Gambar 4.3 Gambar Karikatur “Kebohongan Pemerintah” Dalam Kategori Tanda Pierce Dalam menganalisa hubungan antara tanda dan acuannya berdasarkan studi semiotik Pierce, yaitu Ikon Icon, Indeks Index dan Simbol Symbol, maka peneliti akan menginterpretasikan segala bentuk pemaknaan yang terdapat dalam Gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” edisi Sabtu, 15 Januari 2011, baik berupa makna denotatif dan makna konotatif.

4.4 Pemaknaan, Analisis Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos

“Kebohongan Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011 Menurut Peirce, sebuah tanda itu adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau keputusan. Dalam pendekatan Semiotik model Charles Sanders Peirce, diperlukan adanya model analisis, yaitu tanda sign, objek object, dan interpretan interpretant. Menurut Peirce salah satu bentuk tanda adalah kata, karena tanda itu sendiri adalah pencitraan indrawi yang menampilkan pengertian dari objek yang dimaksudkan. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada di dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Dalam menganalisa hubungan antara tanda dan acuannya berdasarkan Semiotik Peirce, yaitu ikon, indeks, dan simbol, maka peneliti akan berusaha menginterpretasikan atau menganalisa segala bentuk pemaknaan yang terdapat dalam karikatur Clekit berdasarkan model Semiotik Peirce tersebut di atas.

4.4.1 Ikon

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sobur,2001: 41. Ikon pada gambar karikatur Clekit “Kebohongan Pemerintah” di harian Jawa Pos ditunjukkan dengan : a. Pria gemuk. b. Stelan Jas. c. Topi pesulap. d. Bendera merah putih. e. Kain bersambung. f. Dasi kupu-kupu. Pria adalah Kaum laki-laki yang telah memasuki tingkat kedewasaan yang bisa mempertanggung jawabkan segala perbuatannya. Seorang pria lebih dimaknai sebagai laki-laki dewasa yang memiliki pola pikir tentang kehidupan secara matang. Pria yang memiliki postur gemuk identik dengan laki-laki subur dan sudah mendapatkan kemapanan dari kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam karikatur tersebut tersirat makna bahwa pejabat pemerintah di Indonesia identik dengan badan gemuk dikarenakan kemapanan yang sudah dicapai dalam kehidupannya. Pendapat ini tidaklah berlebihan karena penghasilan seorang pejabat pemerintah dalam sebulan sangatlah besar, dua puluh kali lipat dari pendapatan per kapita penduduk Indonesia. Bandingkan dengan pejabat Malaysia yang hanya sepertiga dari pendapatan penduduknya. Hal ini sangat memanjakan pejabat ditambah fasilitas nomer wahid yang didapat baik berupa mobil dinas maupun rumah dinas semuanya serba mewah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jas adalah pakaian resmi model eropa. Berlengan panjang dan dipakai diluar kemeja. Setelan jas atau hanya disebut dengan setelan sedikitnya terdiri dari sebuah jas dan sebuah celana panjang yang dibuat dari kain yang sama. Bila hanya disebut jas, maka yang dimaksudkan adalah stelan jas model standar lengkap dengan kemeja dan dasi, biasanya dipakai pria dikantor. Bila dalam undangan disebutkan kode busana black tie, pria diminta memakai jas resmi yang disebut teksedo. Jas dinner dinner suit sebutan di Britania atau teksedo tuxedo atau tails, sebutan di Amerika Serikat dan Kanada adalah setelan jas resmi berwarna hitam, bagian belakang jas berbuntut dan dipakai bersama dasi kupu-kupu hitam dan kemeja putih. Sudah menjadi keharusan bahwa para pejabat di Indonesia mengenakan setelan jas dalam melakukan tugas atau dalam pertemuan resmi. Para pejabat rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk mendapatkan sebuah jas dari desainer atau brand tertentu. Tentu hal ini berbanding terbalik dengan masyarakat miskin yang tinggal di kolong jembatan yang tak pernah bermimpi untuk memiliki setelan jas. Bagi meraka sepotong kain sarung sudah cukup untuk melindungi diri dari panas dan dingin. Topi pesulap merupakan topi yang didesain khusus bagi pesulap. Ketika sulap mulai populer di daratan Eropa, busana pria pada saat itu adalah ber-topi tinggi, berjas panjang dan berjalan dengan tongkat mewah. Pesulap akan dibayar mahal jika mengikuti trend orang perlente pada saat itu, jika tidak pesulap tidak akan diizinkan masuk ke gedung mewah tempat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tinggal orang-orang kayabangsawan. Akibatnya pesulap tidak akan disewa untuk bermain sulap di gedung mewah. Bendera merah putih adalah Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 23 dua-pertiga dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia. Jadi makna topi pesulap berbendera merah putih dalam karikatur tersebut adalah pemerintah Indonesia diibaratkan sebagai seorang pesulap yang sedang memainkan salah satu trik sulap. Pemerintah dianggap tengah memainkan peranannya sebagai penguasa yang hanya mengedepankan pencitraan dan bersikap berpura-pura, penuh intrik demi mendapatkan popularitas. Istilah populernya adalah politik citra. Citra di sini tentu saja adalah citra yang baik, citra kesuksesan. Karena itu merupakan modal penting bagi keberlangsungan kekuasaan. Membohongi rakyat dengan klaim keberhasilan yang nyatanya tak menyentuh dan merubah kehidupan rakyat miskin. Pemerintah Indonesia dianalogikan sebagai seorang pesulap yang tengah mempertunjukkan salah satu trik sulapnya. Pendapat ini bukanlah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tanpa alasan karena pemerintah dinilai telah melakukan kebohongan kepada rakyat dengan klaim keberhasilan dibeberapa sektor adalah sebuah prestasi pemerintah melalui kebijakan yang dibuat. Tentu hal ini bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Salah satu contoh adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mencanangkan program 100 hari untuk swasembada pangan. Namun pada awal tahun 2011 kesulitan ekonomi justru terjadi secara masif. Hanya pesulap saja yang bisa melakukan program 100 hari untuk swasembada pangan, oleh sebab itu tak salah jika pemerintah digambarkan sebagai seorang pesulap. Kain adalah hasil dari proses tenun, songket, anyaman yang berasal dari pintalan berbahan baku kapas, sintetis nilon dan sutra. Kain bersambung merupakan potongan-potongan kain yang disambung dan simpulkan antara ujung kain yang satu dengan ujung kain yang lain sehingga menjadi panjang. Dasi adalah perlengkapan pakaian yang dibuat dari sutra dan sebagainya, dipasang dikalungkan pada leher kemeja dan bergantung di dada. Sedangkan dasi kupu-kupu adalah dasi pendek yang simpulnya seperti sayap kupu-kupu. Dasi kupu-kupu biasanya dipakai apabila dalam undangan disebutkan kode busana black tie, pria diminta memakai jas resmi yang disebut teksedo yaitu setelan jas resmi berwarna hitam, bagian belakang jas berbuntut dan dipakai bersama dasi kupu-kupu hitam dan kemeja putih. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan klasifikasi tanda dari Pierce, karikatur ini masuk dalam katagori Iconic Sinsign yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa obyek yang disorot dapat dikatakan sebagai pria gemuk mengenakan jas dan memakai topi pesulap. Hal tersebut dapat disebabkan karena terdapat asosiasi antara gambar dengan benda atau manusia yang dilihat dan berwujud Sobur : 43-2006.

4.4.2 Indeks

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat Sobur, 2004: 42, atau disebut juga dengan tanda sebagai bukti. Indeks pada gambar karikatur Clekit “Kebohongan Pemerintah” dengan tulisan, seperti : a. “PEMERINTAH”. b. “KEBOHONGAN”. c. Kringat di pipi kiri dan kangan pria gemuk. d. Tanda garis-garis di bawah sikut kanan dan kiri pria gemuk serta di atas dan di bawah bulatan seperti bola. e. Posisi gulungan kain bersambung yang membentuk bulatan seperti bola. f. Posisi tangan kanan dan kiri yang menarik kain bersambung. g. Pipi kiri dan kanan membesar. h. Mata terpejam. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pemerintah adalah lembaga atau badan publik yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara, sedangkan pemerintahan adalah lembaga atau badan-badan publik dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara Ermaya Suradinata. Tulisan “PEMERINTAH” yang terdapat dalam karikatur apabila diartikan bahwa tulisan tersebut digunakan sebagai inisial nama sehingga setiap pasang mata yang melihat mengetahui bahwa kartun pria gemuk mengenakan jas dan memakai topi pesulap berbendera merah putih adalah pemerintah Indonesia. Krauss dalam Vrij 2001 menyatakan kebohongan sebagai suatu aksi yang bertujuan untuk membangun pemahaman pada orang lain, padahal pemahaman yang dibentuknya adalah salah. Mitchels dalam Vrij 2001 memberikan definisi kebohongan sebagai sebuah komunikasi yang palsu, yang mengarah pada keuntungan buat pelakunya. Buler dan Burgon 1996 menjelaskan kebohongan itu merupakan pesan yang tidak benar yang disampaikan pelakunya kepada sasaran. Bohong adalah berkata tidak benar, dusta, omong kosong alias bolong. Bohong tak akan selamanya disimpan rapat dibawah kolong. Tak perlu sumpah pocong untuk menutup bohong sekali bohong selamanya akan dikenal pembohong. Bohong memang soal sudut pandang dan persepsi. Diluar kebohongan itu nisbi dan relatife. Hanya nurani dan ilahiah yang mampu menakar kebohongan. Tulisan “KEBOHONGAN” pada karikatur tersebut mempresentasikan pemerintah Indonesia dalam membuat suatu pernyataan atau informasi yang tidak menggambarkan apa yang ada atau yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sebenarnya terjadi. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan citra positif dari masyarakat. Tulisan “KEBOHONGAN” pada karikatur tersebut memiliki arti bahwa Klaim keberhasilan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia adalah suatu kebohongan. Klaim keberhasilan belum mencukupi karena rakyat belum melihat bukti konkret dimana hati dan keberpihakan pemerintah diletakkan. Akibatnya, persoalan terkesan menumpuk dan anggapan rakyat bahwa pemerintah kurang bekerja keras menjadi makin kuat. Penjelasan pemerintah bahwa ekonomi tumbuh, investasi meningkat, dan kemiskinan turun, misalnya, tidak mendapatkan respon positif di masyarakat . Kebohongan pemerintah untuk mempertahankan kekuasaan nampaknya sudah menjadi budaya yang sulit dihapus dari bumi Indonesia bahkan jauh sebelum pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Tentunya kita masih ingat betul bagaimana era Presiden Soeharto membuai masyarakat Indonesia dengan kebohongan-kebohongan pada masa itu. Masih segar dalam ingatan harga kebutuhan pokok terjangkau, ekonomi maju tapi pada akhirnya kita terjerembab dengan utang luar negeri yang sampai sekarang belum bisa terlunasi. Kebohongan sudah menjadi budaya dalam pemerintah Indonesia sehingga diibaratkan sebagai sebuah bola yang senantiasa bergulir dari era pemerintahan yang satu ke era pemerintahan yang lain. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pendapat ini diperkuat dengan adanya pernyataan dari para tokoh lintas agama dan pemuda yang menyebutkan adanya sembilan kebohongan lama dan sembilan kebohongan baru pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Sembilan kebohongan lama tersebut antara lain: 1. Pemerintah mengklaim bahwa pengurangan kemiskinan mencapai 31,02 juta jiwa. Padahal dari penerimaan beras rakyat miskin tahun 2010 mencapai 70 juta jiwa dan penerima layanan kesehatan bagi orang miskin Jamkesmas mencapai 76,4 juta jiwa. 2. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mencanangkan program 100 hari untuk swasembada pangan. Namun pada awal tahun 2011 kesulitan ekonomi justru terjadi secara masif. 3. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong terobosan ketahanan pangan dan energi berupa pengembangan varietas Supertoy HL-2 dan program Blue Energi. Program ini mengalami gagal total. 4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan konferensi pers terkait tragedi pengeboman Hotel JW Mariot. Ia mengaku mendapatkan data intelijen bahwa fotonya menjadi sasaran tembak teroris. Ternyata foto tersebut merupakan data lama yang pernah diperlihatkan dalam rapat dengan Komisi I DPR pada tahun 2004. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji menuntaskan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir sebagai a test of our history. Kasus ini tidak pernah tuntas hingga kini. 6. UU Sistem Pendidikan Nasional menuliskan anggaran pendidikan harus mencapai 20 dari alokasi APBN. Alokasi ini harus dari luar gaji guru dan dosen. Hingga kini anggaran gaji guru dan dosen masih termasuk dalam alokasi 20 APBN tersebut. 7. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjanjikan penyelesaian kasus lumpur Lapindo dalam Debat Calon Presiden Tahun 2009. Penuntasan kasus lumpur Lapindo tidak mengalami titik temu hingga saat ini. 8. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua negara di dunia untuk melindungu dan menyelamatkan laut. Di sisi lain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pembiaran pembuangan limbah di Laut Senunu, Nusa Tenggara Barat, sebanyak1.200 ton dari PT Newmont dan pembuangan 200.000 ton limbah PT Freeport ke sungai di Papua. 9. Tim audit pemerintah terhadap PT Freeport mengusulkan renegosiasi. Upaya renegosiasi ini tidak ditindaklanjuti pemerintah hingga kini. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sedangkan sembilan kebohongan baru, di antaranya: 1. Dalam Pidato Kenegaraan 17 Agustus 2010 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan bahwa Indonesia harus mendukung kerukunan antarperadaban atau harmony among civilization. Faktanya, catatan The Wahid Institute menyebutkan sepanjang 2010 terdapat 33 penyerangan fisik dan properti atas nama agama dan Kapolri Bambang Hendarwso Danuri menyebutkan 49 kasus kekerasan ormas agama pada 2010. 2. Dalam pidato yang sama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan polisi untuk menindak kasus kekerasan yang menimpa pers. Instruksi ini bertolak belakang dengan catatan LBH Pers yang menunjukkan terdapat 66 kekerasan fisik dan nonfisik terhadap pers pada tahun 2010. 3. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan akan membekali Tenaga Kerja Indonesia TKI dengan telepon genggam untuk mengantisipasi permasalahan kekerasan. Aksi ini tidak efektif karena di sepanjang 2010, Migrant Care mencatat kekerasan terhadap TKI mencapai 1.075 orang. 4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui menerima surat dari Zoelick Bank Dunia pada pertengahan 2010 untuk meminta agar Sri Mulyani diizinkan bekerja di Bank Dunia. Tetapi faktanya, pengumuman tersebut terbuka di situs Bank Dunia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diduga memaksa Sri Mulyani mundur Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sebagai Menteri Keuangan agar menjadi kambing hitam kasus Bank Century. 5. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkali-kali menjanjikan sebagai pemimpin pemberantasan korupsi terdepan. Faktanya, riset ICW menunjukkan bahwa dukungan pemberantasan korupsi oleh Presiden dalam kurun September 2009 hingga September 2010, hanya 24 yang mengalami keberhasilan. 6. Presden Susilo Bambang Yudhoyono meminta penuntasan rekening gendut perwira tinggi kepolisian. Bahkan, ucapan ini terungkap sewaktu dirinya menjenguk aktivis ICW yang menjadi korban kekerasan, Tama S Langkun. Dua Kapolri, Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan Jenderal Timur Pradopo, menyatakan kasus ini telah ditutup. 7. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selalu mencitrakan partai politiknya menjalankan politik bersih, santun, dan beretika. Faktanya Anggota KPU Andi Nurpati mengundurkan diri dari KPU, dan secara tidak beretika bergabung ke Partai Demokrat. Bahkan, Ketua Dewan Kehomatan KPU Jimly Asshiddiqie menilai Andi Nurpati melakukan pelanggaran kode etik dalam Pemilu Kada Toli-Toli. 8. Kapolri Timur Pradopo berjanji akan menyelesaikan kasus pelesiran tahanan Gayus Tambunan ke Bali selama 10 hari. Namun hingga kini, kasus ini tidak mengalami kejelasan dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. penanganannya. Malah, Gayus diketahui telah sempat juga melakukan perjalanan ke luar negeri selama dalam tahanan. 9. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menindaklanjuti kasus tiga anggota KKP yang mendapatkan perlakuan tidak baik oleh kepolisian Diraja Malaysia pada September 2010. Ketiganya memperingatkan nelayan Malaysia yang memasuki perairan Indonesia. Namun ketiganya malah ditangkap oleh polisi Diraja Malaysia. Sampai saat ini tidak terdapat aksi apapun dari pemerintah untuk nmenuntaskan kasus ini dan memperbaiki masalah perbatasan dengan Malaysia. Tulisan “PEMERINTAH” dan “KEBOHONGAN” ditulis dengan huruf besar mempunyai makna bahwa menggunakan huruf besar telah dianggap sama dengan berteriak. Huruf besar merupakan sebuah cara untuk menarik perhatian seseorang. Pemakaian huruf besar juga turut diartikan sebagai bentuk penegasan dalam kata. Berkeringat adalah mekanisme alami untuk mengatur suhu tubuh saat bereaksi terhadap kondisi panas atau melakukan aktivitas fisik berat. Keringat dihasilkan kelenjar keringat di lapisan dermis kulit dan keluar melalui pori-pori. Keringat yang berlebihan padahal tidak ada kegiatan fisik yang berat dapat karena berbagai hal, misalnya : kegemukan, menjelang dan awal haid, bila tidak ada keluhan lain, kemungkinan karena kecemasan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kringat di pipi kiri dan kangan pria gemuk dapat diartikan bahwa pemerintah sebenarnya sudah merasakan kecemasan yang luar biasa dalam menutupi kebohongan namun tidak ada cara lain yang bisa dilakukan selain berbohong. Hal ini untuk menutupi ketidakmampuan pemerintah dalam menyelesaikan setiap persoalan dan permasalahan bangsa yang ada. Tanda garis-garis di bawah sikut kanan dan kiri pria gemuk serta di atas dan di bawah bulatan seperti bola menunjukkan identik dengan “ketegasan” pernyataan yang kuat dalam tulisan tersebut. Tanda garis-garis juga dapat digunakan sebagai daya tarik untuk menambah nilai estetika dalam sebuah karikatur. Kain bersambung merupakan potongan-potongan kain yang disambung dan simpulkan antara ujung kain yang satu dengan ujung kain yang lain sehingga menjadi panjang. Posisi kain yang terdapat pada karikatur menunjukkan bahwa kain yang ditarik dari dalam mulut membentuk bulatan seperti bola yang mempunyai konotasi bahwa kebohongan pemerintah untuk menutupi ketidakmampuan dalam menyelesaikan persoalan dan permasalahan bangsa sudah menjadi budaya yang bergulir dari rezim pemerintahan satu ke rezim pemerintahan yang lain. Bengkak adalah pembesaran atau protuberansi pada tubuh, termasuk tumor. Bengkak merupakan salah satu dari lima ciri utama pada peradangan, bersama dengan rasa sakit, panas, warna kemerahan, dan disfungsi. Menurut penyebabnya, bengkak dapat bersifat kongenital, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. traumatik, radang, neoplastik, dan lain-lain. Akhiran -megali digunakan dalam bidang medis untuk menjelaskan pembengkakan, seperti hepatomegali, akromegali, dan splenomegali. Bagian tubuh membengkak disebabkan oleh adanya luka, infeksi, atau suatu penyakit. Pipi kiri dan kanan membesar dapat diartikan bahwa masih banyak kebohongan-kebohongan yang dilakukan pemerintah, hal ini akan terus berlanjut dan tidak akan pernah ada ujungnya karena kebohongan adalah cara instan untuk mempertahankan popularitas. Mata terpejam dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti tertutup matanya : mata tukang sulap ~ ketika melempar dan menangkap bola. Apabila dikaitkan dalam karikatur maka dapat diartikan pemerintah Indonesia dalam melakukan kebohongan senantiasa menutup mata tanpa melihat kenyataan bahwa rakyat semakin menderita atas kebohongan yang dilakukan pemerintah.

4.4.3 Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda penanda dengan petandanya, bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat Sobur, 2004: 42. Dalam simbol tidak ada hubungan atau kemiripan antara tanda dengan obyeknya, sebuah simbol dikomunikasikan hanya karena manusia sepakat bahwa simbol itu menunjukkan sesuatu. Adapun simbol pada gambar karikatur Clekit “Kebohongan Pemerintah” ditunjukkan dengan : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Gambar Pria gemuk. b. Stelan Jas. c. Bendera merah putih. Pria adalah Kaum laki-laki yang telah memasuki tingkat kedewasaan yang bisa mempertanggung jawabkan segala perbuatannya. Seorang pria lebih dimaknai sebagai laki-laki dewasa yang memiliki pola pikir tentang kehidupan secara matang. Pria yang memiliki postur gemuk identik dengan laki-laki subur dan sudah mendapatkan kemapanan dari kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam karikatur tersebut tersirat makna bahwa pejabat pemerintah di Indonesia identik dengan badan gemuk dikarenakan kemapanan yang sudah dicapai dalam kehidupannya. Pendapat ini tidaklah berlebihan karena penghasilan seorang pejabat pemerintah dalam sebulan sangatlah besar, dua puluh kali lipat dari pendapatan per kapita penduduk Indonesia. Bandingkan dengan pejabat Malaysia yang hanya sepertiga dari pendapatan penduduknya. Hal ini sangat memanjakan pejabat ditambah fasilitas nomer wahid yang didapat baik berupa mobil dinas maupun rumah dinas semuanya serba mewah. Jas adalah pakaian resmi model eropa. Berlengan panjang dan dipakai diluar kemeja. Setelan jas atau hanya disebut dengan setelan sedikitnya terdiri dari sebuah jas dan sebuah celana panjang yang dibuat dari kain yang sama. Bila hanya disebut jas, maka yang dimaksudkan adalah stelan jas model standar lengkap dengan kemeja dan dasi, biasanya dipakai pria dikantor. Bila dalam undangan disebutkan kode busana black tie, pria Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. diminta memakai jas resmi yang disebut teksedo. Jas dinner dinner suit sebutan di Britania atau teksedo tuxedo atau tails, sebutan di Amerika Serikat dan Kanada adalah setelan jas resmi berwarna hitam, bagian belakang jas berbuntut dan dipakai bersama dasi kupu-kupu hitam dan kemeja putih. Sudah menjadi keharusan bahwa para pejabat di Indonesia mengenakan setelan jas dalam melakukan tugas atau dalam pertemuan resmi. Para pejabat rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk mendapatkan sebuah jas dari desainer atau brand tertentu. Tentu hal ini berbanding terbalik dengan masyarakat miskin yang tinggal di kolong jembatan yang tak pernah bermimpi untuk memiliki setelan jas. Bagi meraka sepotong kain sarung sudah cukup untuk melindungi diri dari panas dan dingin. Bendera merah putih adalah Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 23 dua-pertiga dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kritik Sosial yang disampaikan oleh karikaturis diwujudkan dalam sebuah karikatur adalah sebuah inovasi sosial dalam arti menjadi sarana komunikasi gagasan baru, sembari menilai gagasan lama, untuk suatu perubahan sosial. Kritik – kritik terbaik, sesuai dengan setting sosial, politik, dan budaya. Artinya jika kita melaksanakan kritik kepada sasaran tertentu, kritik tersebut tidak boleh membuat malu sasaran kritik dihadapan publik, apalagi secara meluas.

4.5 Makna Keseluruhan Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos

“Kebohongan Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011 Melalui segitiga makna Charles Sanders Peirce Triangel of Meaning, peneliti memaknai secara keseluruhan tampilan karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011. Segitiga tersebut terdiri atas tanda yaitu setiap bentuk pemaknaan yang bisa ditimbulkan oleh rubrik suatu Koran, baik konotatif maupun denotatif. Objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan karikatur mulai dari bentuk, jenis, dan bentuk dari penyajian pesan yang ingin disampaikan. Kemudian diinterpretan, peneliti akan menganalisis karikatur yang diambil dari korpus, yaitu karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011 secara keseluruhan dengan menghubungkan antara tanda dan acuan tanda dalam model kategori Peirce, yaitu : ikon, indeks, simbol. Hasil dari interpretasi merupakan hasil yang diserap peneliti. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pemilihan karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011 menjadi pertimbangan tersendiri bagi peneliti . Pemilihan gambar karikatur Clekit yang bertema “Kebohongan Pemerintah” sebagai objek penelitian karena gambar karikaturnya yang unik. Dapat dikatakan unik karena gambar tersebut jelas merupakan suatu sindiran kepada pemerintah. Karikatur tersebut merupakan bentuk kritik sekaligus koreksi dari rakyat terhadap pemerintah, ini mengindikasikan sebuah otokritik bagi pemerintah karena apa yang disajikan dalam gambar karikatur editorial tersebut seakan - akan menggambarkan tanggapan permasalahan yang terjadi dalam sudut pandang masyarakat Indonesia. Bentuk karikatur dari penelitian ini adalah persegi panjang layaknya karikatur-karikatur yang terdapat pada rubrik-rubrik Koran. Jenis karikatur dari penelitian ini adalah jenis kartun komik. Sedangkan untuk penyajian pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa rakyat Indonesia menginginkan sistem pemerintahan yang jujur, adil,tegas tidak mengedepankan pencitraan dan berpihak pada rakyat yang diwujudkan dalam sebuah karikatur. Karikatur merupakan sebuah perwujudan dari ekspresi yang dimiliki oleh karikaturis, menunjukkan kegigihan serta rasa emosional yang sangat tinggi untuk memberantas kebohongan ketidakadilan dan juga keinginan atau harapan mereka terhadap sistem pemerintahan yang jujur adil dan tegas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Makna keseluruhan dari ikon, indeks dan simbol pada karikatur Clekit Kebohongan Pemerintah adalah gambar sosok pria gemuk mengenakan jas bertuliskan “pemerintah” sedang memainkan salah satu trik sulap Sleight of hand, yaitu permainan yang mengandalkan kecepatan tangan pesulap untuk menghilangkan dan memunculkan suatu benda, memanipulasi jumlah bahkan ukuran benda. Permainan sulap tersebut ditunjukkan dengan tangan kanan dan kiri menarik kain bersambung dari dalam mulut bertuliskan “kebohongan” sehingga menjadi panjang dan membentuk bulatan seperti bola. Gambar pria gemuk mempunyai arti bahwa pejabat pemerintah di Indonesia identik dengan badan gemuk dikarenakan kemapanan yang sudah dicapai dalam kehidupannya. Pendapat ini tidaklah berlebihan karena penghasilan seorang pejabat dalam sebulan sangat besar, dua puluh kali lipat dari pendapatan per kapita penduduk Indonesia. Bandingkan dengan pejabat Malaysia yang hanya sepertiga dari pendapatan penduduknya. Hal ini sangat memanjakan pejabat ditambah fasilitas nomer wahid yang didapat baik berupa mobil dinas maupun rumah dinas semuanya serba mewah. Setelan jas dapat dimaknai bahwa suatu keharusan pejabat di Indonesia mengenakan jas dalam melakukan tugas atau dalam pertemuan resmi. Para pejabat rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk mendapatkan sebuah jas dari desainer atau brand tertentu. Tentu hal ini berbanding terbalik dengan masyarakat miskin yang tinggal di kolong jembatan yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tak pernah bermimpi untuk memiliki setelan jas. Bagi meraka sepotong kain sarung sudah cukup untuk melindungi diri dari panas dan dingin. Pemerintah Indonesia diibaratkan sebagai seorang pesulap yang sedang memainkan salah satu trik sulap. Pemerintah dianggap tengah memainkan peranannya sebagai penguasa yang hanya mengedepankan pencitraan dan bersikap berpura-pura, penuh intrik demi mendapatkan popularitas. Istilah populernya adalah politik citra. Citra di sini tentu saja adalah citra yang baik, citra kesuksesan. Karena itu merupakan modal penting bagi keberlangsungan kekuasaan. Membohongi rakyat dengan klaim keberhasilan yang nyatanya tak menyentuh dan merubah kehidupan rakyat miskin. Pemerintah Indonesia dianalogikan sebagai seorang pesulap yang tengah mempertunjukkan salah satu trik sulapnya. Pendapat ini bukanlah tanpa alasan karena pemerintah dinilai telah melakukan kebohongan kepada rakyat dengan klaim keberhasilan dibeberapa sektor adalah sebuah prestasi pemerintah melalui kebijakan yang dibuat. Tentu hal ini bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Salah satu contoh adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mencanangkan program 100 hari untuk swasembada pangan. Namun pada awal tahun 2011 kesulitan ekonomi justru terjadi secara masif. Hanya pesulap saja yang bisa melakukan program 100 hari untuk swasembada pangan, oleh sebab itu tak salah jika pemerintah digambarkan sebagai seorang pesulap. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tulisan “KEBOHONGAN” pada karikatur tersebut mempresentasikan pemerintah Indonesia dalam membuat suatu pernyataan atau informasi yang tidak menggambarkan apa yang ada atau yang sebenarnya terjadi. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan citra positif dari masyarakat. Tulisan “KEBOHONGAN” pada karikatur tersebut memiliki arti bahwa Klaim keberhasilan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia adalah suatu kebohongan. Klaim keberhasilan belum mencukupi karena rakyat belum melihat bukti konkret dimana hati dan keberpihakan pemerintah diletakkan. Akibatnya, persoalan terkesan menumpuk dan anggapan rakyat bahwa pemerintah kurang bekerja keras menjadi makin kuat. Penjelasan pemerintah bahwa ekonomi tumbuh, investasi meningkat, dan kemiskinan turun, misalnya, tidak mendapatkan respon positif di masyarakat . Kebohongan pemerintah untuk mempertahankan kekuasaan nampaknya sudah menjadi budaya yang sulit dihapus dari bumi Indonesia bahkan jauh sebelum pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Tentunya kita masih ingat betul era Presiden Soeharto membuai masyarakat Indonesia dengan kebohongan- kebohongan pada masa itu. Harga kebutuhan pokok terjangkau, ekonomi maju tapi pada akhirnya kita terjerembab dengan utang luar negeri yang sampai sekarang belum bisa terlunasi. Kebohongan sudah menjadi budaya dalam pemerintah Indonesia sehingga diibaratkan sebagai sebuah bola yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. senantiasa bergulir dari era pemerintahan yang satu ke era pemerintahan yang lain. Kemudian penulis mempunyai anggapan makna yakni karikatur bertema kebohongan pemerintah tersebut ingin membandingkan pemuatan gambar dengan realitas yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, kritik sosial dalam karikatur tersebut ingin membawa Indonesia ke sistem pemerintahan yang lebih baik dan lebih maju, yaitu sistem pemerintahan yang bersih, transparan, serta tidak mengedepankan pencitraan dan bersikap berpura-pura. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi dari gambar karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011, diperoleh kesimpulan bahwa pemerintah Indonesia dianggap tengah memainkan peranannya sebagai penguasa yang hanya mengedepankan pencitraan dan bersikap berpura-pura, penuh intrik demi mendapatkan popularitas. Istilah populernya adalah politik citra. Citra di sini tentu saja adalah citra yang baik, citra kesuksesan. Karena itu merupakan modal penting bagi keberlangsungan kekuasaan. Membohongi rakyat dengan klaim keberhasilan yang nyatanya tak menyentuh dan merubah kehidupan rakyat miskin. Kebohongan pemerintah untuk mempertahankan kekuasaan sudah menjadi budaya yang sulit dihapus dari bumi Indonesia, bahkan jauh sebelum pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono - Budiono menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Tentunya masih segar dalam ingatan era Presiden Soeharto membuai masyarakat Indonesia dengan kebohongan- kebohongan pada masa itu. Harga kebutuhan pokok terjangkau, pembangunan terjadi dimana-mana tapi pada akhirnya kita terjerembab dengan hutang luar negeri yang sampai sekarang belum bisa terlunasi. Kebohongan telah menjadi budaya dalam pemerintah Indonesia sehingga Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dokumen yang terkait

Al-Naqdu Al-Ijtima'iy fi Al-Karikatir maa' Al-Nash Al-raby (Tahlilan Simiyaiya)

0 6 85

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA KOLOM OPINI JAWA POS (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Karikatur Clekit pada Kolom Opini di Jawa Pos Edisi 3 April 2012).

0 0 81

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010).

0 0 81

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR HARIAN PAGI JAWA POS (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur “Clekit” Kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II pada Harian Pagi Jawa Pos Edisi 24 September 2011 ).

0 1 74

KRITIK SOSIAL DAN POLITIK KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR JAWA POS (Studi Semiotik Kritik Sosial dan Politik Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kontroversi Pencoretan Gedung DPR” Edisi Sabtu, 31 Juli 2010).

0 4 87

KRITIK SOSIAL DAN POLITIK KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR JAWA POS (Studi Semiotik Kritik Sosial dan Politik Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kontroversi Pencoretan Gedung DPR” Edisi Sabtu, 31 Juli 2010)

1 1 23

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010)

0 0 18

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR HARIAN PAGI JAWA POS (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur “Clekit” Kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II pada Harian Pagi Jawa Pos Edisi 24 September 2011 )

0 0 18

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA KOLOM OPINI JAWA POS (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Karikatur Clekit pada Kolom Opini di Jawa Pos Edisi 3 April 2012)

0 0 16

Hasil Pengecekan Plagiasi dengan judul Makna Kritik Sosial Dalam Karikatur Editorial "Oom Pasikom dan Clekit" Pada Surat Kabar Jawa Pos

0 0 17