18
1. kompensasi kerugian dilakukan mulai Tahun Pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 lima Tahun Pajak,
2. Tahun Pajak dikenakannya Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan peraturan pemerintah ini tetap diperhitungkan
sebagai bagian dari jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas,
3. kerugian pada suatu Tahun Pajak dikenakannya Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan Peraturan
Pemerintah ini tidak dapat dikompensasikan pada Tahun Pajak berikutnya,
Hal khusus terkait peredaran bruto sebagai dasar untuk dapat dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah ini, diatur sebagai berikut: 1.
didasarkan pada jumlah peredaran bruto Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak berlakunya Peraturan Pemerintah ini
yang disetahunkan, dalam hal Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak berlakunya Peraturan Pemerintah ini meliputi
kurang dari jangka waktu 12 dua belas bulan; 2.
didasarkan pada jumlah peredaran bruto dari bulan saat Wajib Pajak terdaftar sampai dengan bulan sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini yang disetahunkan, dalam hal Wajib Pajak terdaftar pada Tahun Pajak yang sama dengan Tahun
19
Pajak saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini di bulan sebelum Peraturan Permerintah ini berlaku;
3. didasarkan pada jumlah peredaran bruto pada bulan pertama
diperolehnya penghasilan dari usaha yang disetahunkan, dalam hal Wajib Pajak yang baru terdaftar sebagai Wajib Pajak sejak
berlakunya Peraturan Pemerintah ini. Peraturan Pemerintah PP No.46 Tahun 2013 ini mulai
berlaku pada tanggal 1 Juli 2013. Untuk tata cara menyetorkan PPh Final 1 menurut PP 46 tahun 2013 adalah diisi dengan Kode
Akun Pajak 411128 untuk jenis pajak PPh Final dan Kode Jenis Setoran 420 untuk pembayaran PPh Final peredaran bruto
tertentu.
D. Usaha Kecil dan Menengah
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, Usaha Kecil adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh
orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yaitu
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 , tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
20
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00.
Pengertian usaha menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008, Usaha Menengah yaitu
1. Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar. 2. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00.
E. Wirausahawan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha atau wirausahawan adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya
serta memasarkannya. Jadi, wirausahawan itu mengarah kepada orang yang melakukan usahakegiatan sendiri dengan segala
kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk
21
kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usahakegiatan.
Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang pada umumnya dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni:
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan
menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang akan
menggunakan hasil kreasi tersebut. 2.
Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang
diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini
resiko yang mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting
adalah independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya
dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
F. Penelitian Terdahulu
Instrumen penelitian ini sedikitnya mengacu pada skripsi terdahulu dengan judul
“Analisis Persepsi Pemahaman Wajib Pajak Badan atas Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
22
dan Tata Cara Perpajakan”. Penelitian ini mengulas tentang seberapa
paham Wajib Pajak Badan terhadap UU No.28 Tahun 2007 yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto. Penelitian ini adalah
penelitian yang bersifat empiris sehingga dapat digeneralisasikan. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa wajib pajak badan paham atas
UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Wajib pajak badan paham dengan Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan terkait Identitas Wajib Pajak dengan mean 3,216. Wajib pajak badan paham dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Hak dan Kewajiban Wajib Pajak dengan mean 2,91. Wajib pajak badan paham dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan terkait
PembukuanPencatatan dengan mean 3,001. Wajib pajak badan paham dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan terkait Keberatan dan
Banding dengan mean 2,772. Wajib pajak badan paham dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan terkait Penyidikan dan Pemeriksaan
dengan mean 2,76.
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus .
Penelitian studi kasus adalah jenis penelitian yang didalamnya peneliti
menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu. Penelitian ini hanya dilakukan untuk
Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Bantul dengan kategori usaha kerajinan gerabah. Sehingga penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan untuk daerah lainnya.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga Oktober
2015. 2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa Usaha Kecil dan Menengah Desa Kasongan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
Bantul.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah wirausahawan daerah Kabupaten Bantul
yang memiliki usaha dengan golongan Usaha Kecil dan Menengah dengan kategori usaha yaitu kerajinan gerabah.
23
24
2. Objek Penelitian Objek penelitian adalah persepsi wirausahawan terhadap Peraturan
Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara memberikan atau menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden. Kuesioner ini
menggunakan Skala Likert dimana skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena
sosial. Skala Likert penelitian ini terdiri dari: STS
: Sangat Tidak Setuju TS
: Tidak Setuju S
: Setuju SS
: Sangat Setuju
Tabel 3.1 Skor Penilaian
Alternatif Jawaban Skor Penilaian
Sangat Setuju SS 4
Setuju S 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber: Sugiyono, 2005 :84
E. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh wirausahawan Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Bantul yang berkategori usaha kerajinan