Analisis persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2013 studi kasus di usaha kecil dan menengah Kabupaten Bantul.
xiv
ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI WIRAUSAHAWAN TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013
Studi Kasus Di Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Bantul
Maria Assumpta Dyah Putri Utami NIM: 112114011
Universitas Sanata Dharma 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu di Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Bantul berdasarkan jenis kelamin. Latar belakang penelitian ini adalah berkaitan dengan tujuan Pemerintah mengeluarkan peraturan tersebut untuk memberikan kemudahan dan penyederhanaan pajak.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Data penelitian ini tergolong data primer karena diambil langsung dari sumbernya. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji statistik non-parametrik Independent Two Sample Test - Mann-Whitney U-test. Formula ini digunakan untuk mengukur data yang berskala ordinal.
Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi wirausahawan laki-laki tergolong kategori setuju terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ditunjukkan dengan mean 3,2. Sedangkan, hasil analisis data untuk persepsi wirausahawan perempuan terhadap peraturan tersebut ditunjukkan dengan mean 3,0 yang juga tergolong kategori setuju. Sehingga baik wirausahawan laki-laki maupun perempuan setuju bahwa PP No.46 Tahun 2013 memberikan kemudahan dalam penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang, memberikan wawasan tentang pajak, menciptakan keterbukaan masyarakat, serta menjadi sarana pembangunan Negara. Berdasarkan hasil perbandingan nilai Z hitung 2,87 > nilai Z tabel 1,96 yang berarti bahwa Ho diterima. Dengan demikian kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin.
Kata kunci: Analisis, Persepsi, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
(2)
xv
ABSTRACTION
THE PERCEPTION OF ENTERPRENEUR TO GOVERNMENT REGULATION NUMBER 46 YEAR 2013
A Case Study in Small and Medium Entity of Bantul District
Maria Assumpta Dyah Putri Utami NIM: 112114011
Universitas Sanata Dharma 2016
The intention of this research is to identify the perception of entrepreneur to Government’s Regulation number 46 year 2013 regarding the income tax from the businesses certain gross circulation in small and medium entity of Bantul District based on their gender. Background of this study is related to the purpose of the Government’s regulation to provide convenience and tax simplification.
This research is a case study. Data was collected using questionnaire. The technique of data analysis used was a non-parametric statistical test using Two Independent Sample Test-Mann-Whitney U-test.
The result of this research indicated that the perception of male entrepreneurs belongs to the agree category to the Government’s Regulation Number 46 Year 2013 with mean 3.2. Meanwhile, the perception of female entrepreneurs belongs to the agree category to the regulation as indicated with mean 3.0. Both male and female entrepreneurs agree that Government’s Regulation number 46 year 2013 provides convenience in calculation, reporting, and remittance of tax payable, providing insight about taxes, creating openness of society, as well as being a means of development of the country. The study finds that there is no difference in the perception of entrepreneurs against Government’s Regulation number 46 year 2013 based on their gender.
(3)
i
ANALISIS PERSEPSI WIRAUSAHAWAN TERHADAP
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013
Studi Kasus di Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Bantul
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Maria Assumpta Dyah Putri Utami NIM: 112114011
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(4)
(5)
(6)
iv
HALAMAN MOTTO
Kau beri yang ku pinta Saat ku mencari ku mendapatkan Ku ketuk pintu-Mu dan Kau bukakan Sbab Kau Bapaku, Bapa yang kekal ~
(Bapa Yang Kekal – Franky Sihombing)
“ Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan yang tidak pernah timbul dalam hati manusia ; semua
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia. “
(1 Korintus 2 : 9)
Aku percaya bahwa untuk tiap airmata yang menetes dan tiap peluh yang mengucur tak akan terbuang sia-sia. Akan ada kebahagiaan
setelahnya.
(7)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini untuk: Tuhan Yesus Kristus
Mamiku tercinta, Maria Christina Anik Astutik Papiku tersayang, Heribertus Hariyanto
Adikku Alfonsus Aditya Dwiananta Sahabatku Benedikta Niken Tiyas
Teman – teman Kostan 15C
Teman-teman Akuntansi FE USD Angkatan 2011
Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi dan semangat selama ini yang kalian berikan untukku…
(8)
(9)
(10)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti segala proses dan kegiatan di kampus untuk berkembang secara akademik dan non akademik.
2. Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Ak., QIA. CA. selaku Kaprodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Dra. YFM. GienAgustinawansari, M.M., Akt. selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(11)
ix
5. Kepala BAPPEDA Kabupaten Bantul yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di daerah Kasongan serta memberikan informasi yang berguna bagi penulis.
6. Papiku Heribertus Hariyanto dan mamiku Maria Christina Anik Astutik selaku orang tua penulis yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dukungan moral dan materi.
7. Adikku Alfonsus Aditya yang selalu memberi semangat dalam penyelesaian penyusunan skripsi.
8. Keluarga angkatku di Airmolek Kukung Leonardus, Ibu Niryati, Mas Andi, Mas Mario, dan Mbak Windi yang senantiasa memberikan doa dan dorongan selama ini.
9. Sahabatku Benedikta Niken, Lucia VeniWardani, dan Chyntia Ester Caroline yang selalu setia memberikan dorongan dan semangat.
10. Teman dekatku Redon Siregar , yang selalu memberikan perhatian, motivasi, serta hiburan disaat mengalami kejenuhan dan kebimbangan. 11. Adik-adikku Cicilia , Marselinus, Marsella, Orlies, Vera, Heny, dan Dian
yang selalu memberikan motivasi serta doa.
12. Kakakku Agustina Galuh yang tak pernah bosan mengingatkanku untuk mengerjakan skripsi ini dan memberikan motivasi.
13. Teman-teman Akuntansi 2011 yang saling memberikan semangat dan informasi.
(12)
(13)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HLAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACTION ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Persepsi ... 9
B. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Psikologis ... 11
C. Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 ... 13
D. Usaha Kecil dan Menengah... 19
E. Wirausahawan... 20
(14)
xii
BAB III METODE PENELITIAN... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ... 24
E. Populasi dan Sampel ... 24
F. Teknik Pengambilan Sampel... ... 25
G. Variabel Penelitian ... 26
H. Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 32
A. Sejarah Awal Kerajinan Gerabah ... 32
B. Lokasi Desa Wisata Gerabah... 33
C. Proses Pembuatan Gerabah... ... 33
D. UKM Kerajinan Gerabah... ... 34
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Deskripsi Data ... 39
B. Pengujian Data... 39
C. Analisis Data ... 42
D. Pembahasan ... 48
BAB VI PENUTUP ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Keterbatasan Penelitian ... 54
C. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
(15)
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skor Penilaian ... 24
Tabel5.1 Data Responden Berdasarkan Umur ... 36
Tabel5.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36
Tabel5.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 37
Tabel 5.4 Rata-rata Omzet Responden ... 38
Tabel5.5 Hasil Uji Normalitas Data ... 39
Tabel5.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Kuesioner ... 40
Tabel5.7 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Wirausahawan Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki ... 41
Tabel5.8 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Wirausahawan Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan ... 41
Tabel 5.9 Skor Persepsi sesuai dengan Intervalnya ... 43
Tabel5.10 Persepsi Wirausahawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenjangnya ... 48 Tabel5.11 Kategori Persepsi Wirausahawan tentang PP No.46 Tahun 2013 50
(16)
xiv
ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI WIRAUSAHAWAN TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013
Studi Kasus Di Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Bantul
Maria Assumpta Dyah Putri Utami NIM: 112114011
Universitas Sanata Dharma 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu di Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Bantul berdasarkan jenis kelamin. Latar belakang penelitian ini adalah berkaitan dengan tujuan Pemerintah mengeluarkan peraturan tersebut untuk memberikan kemudahan dan penyederhanaan pajak.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Data penelitian ini tergolong data primer karena diambil langsung dari sumbernya. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji statistik non-parametrik Independent Two Sample Test - Mann-Whitney U-test. Formula ini digunakan untuk mengukur data yang berskala ordinal.
Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi wirausahawan laki-laki tergolong kategori setuju terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ditunjukkan dengan mean 3,2. Sedangkan, hasil analisis data untuk persepsi wirausahawan perempuan terhadap peraturan tersebut ditunjukkan dengan mean 3,0 yang juga tergolong kategori setuju. Sehingga baik wirausahawan laki-laki maupun perempuan setuju bahwa PP No.46 Tahun 2013 memberikan kemudahan dalam penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang, memberikan wawasan tentang pajak, menciptakan keterbukaan masyarakat, serta menjadi sarana pembangunan Negara. Berdasarkan hasil perbandingan nilai Z hitung 2,87 > nilai Z tabel 1,96 yang berarti bahwa Ho diterima. Dengan demikian kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin.
Kata kunci: Analisis, Persepsi, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
(17)
xv
ABSTRACTION
THE PERCEPTION OF ENTERPRENEUR TO GOVERNMENT REGULATION NUMBER 46 YEAR 2013
A Case Study in Small and Medium Entity of Bantul District
Maria Assumpta Dyah Putri Utami NIM: 112114011
Universitas Sanata Dharma 2016
The intention of this research is to identify the perception of entrepreneur to Government’s Regulation number 46 year 2013 regarding the income tax from the businesses certain gross circulation in small and medium entity of Bantul District based on their gender. Background of this study is related to the purpose of the Government’s regulation to provide convenience and tax simplification.
This research is a case study. Data was collected using questionnaire. The technique of data analysis used was a non-parametric statistical test using Two Independent Sample Test-Mann-Whitney U-test.
The result of this research indicated that the perception of male entrepreneurs belongs to the agree category to the Government’s Regulation Number 46 Year 2013 with mean 3.2. Meanwhile, the perception of female entrepreneurs belongs to the agree category to the regulation as indicated with mean 3.0. Both male and female entrepreneurs agree that Government’s Regulation number 46 year 2013 provides convenience in calculation, reporting, and remittance of tax payable, providing insight about taxes, creating openness of society, as well as being a means of development of the country. The study finds that there is no difference in the perception of entrepreneurs against Government’s Regulation number 46 year 2013 based on their gender.
(18)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap Wajib Pajak yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) harus dengan wajib dan rutin melaporkan serta menyetorkan pajaknya ke Kantor Pajak, apabila terlambat maka akan dikenakan sanksi berupa denda pajak. Permasalahannya adalah jika Wajib Pajak hanya akan membayarkan pajaknya ketika sudah terlambat dan dikenakan denda saja. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran Wajib Pajak untuk segera melaporkan dan membayarkan pajaknya.
Belum lama ini Pemerintah mengeluarkan peraturan baru yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Tujuan Pemerintah mengeluarkan peraturan baru tersebut adalah memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Dikeluarkannya peraturan baru tersebut diharapkan dapat menjaring lebih banyak lagi Wajib Pajak yang taat pajak.
Adanya tanggapan pro dan kontra akibat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 mengenai perubahan besarnya tarif Pajak Penghasilan (PPh) final yang harus dikenakan terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM) membuat hal tersebut
(19)
menjadi menarik untuk diulas lebih lanjut. Isi dari leaflet Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 dari Direktur Jenderal Pajak menyebutkan bahwa besarnya tarif Pajak Penghasilan bagi UKM yaitu 1% dikalikan omzet atau jumlah peredaran bruto. Timbulnya dua sisi tanggapan tersebut dikarenakan masih banyak Wajib Pajak yang memiliki omzet dibawah dari 4,8 milyar, dimana pada kondisi tersebut besarnya tarif yang dikenakan atas omzet yang mereka peroleh menjadi terasa sangat berat. Jika dibandingkan dengan peraturan yang lama tarif yang dikenakan yaitu margin keuntungan dikalikan 25% dari omzet.
Berdasarkan kasus yang telah diuraikan diatas sekilas dapat dikatakan bahwa sebagaimana diberlakukannya PP No.46 Tahun 2013 masih belum efektif dan efisien, peraturan tersebut masih belum menunjukkan adanya fairness bagi para wirausahawan untuk Usaha Kecil dan Menengah. Dalam kasus tersebut wirausahawan yang hanya memiliki margin keuntungan kecil sangat dirugikan dibanding dengan pengusaha yang memiliki margin keuntungan yang besar. Jika demikian yang terjadi menjadi wajar apabila masih banyak Wajib Pajak yang enggan melaporkan dan menyetorkan pajaknya. Fenomena tersebut ingin memperlihatkan bahwa masih kurangnya keberpihakan pemangku kekuasaan atau yang memiliki wewenang dalam membuat peraturan perundang-undangan terhadap rakyat kecil.Secara tidak langsung adanya peraturan baru menyebabkan pengusaha kecil
(20)
semakin tercekik. Alasan lain penulis mengangkat tema mengenai UKM adalah karena mereka turut menyokong perekonomian Indonesia dengan memberikan kontribusi melalui Product Domestic Bruto (PDB).
Menyadari fenomena yang terjadi tersebut, peneliti tertarik ingin membuat penelitian dengan judul, ”Analisis Persepsi Wirausahawan Terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013” tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Sesuai dengan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti melaksanakan penelitiannya di Kasongan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul dimana di daerah tersebut terdapat banyak sekali Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Di daerah Kasongan setidaknya terdapat 400 unit usaha kerajinan gerabah yang menyerap tenaga kerja lebih dari seribu. Kasongan memang menjadi salah satu desa wisata karena potensi gerabahnya dan gerabah-gerabah tersebut telah banyak yang di ekspor ke luar negeri seperti Eropa dan Amerika. Setiap tahun Kasongan mengadakan festival kesenian sebagai acara rutin untuk menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
(21)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persepsi wirausahawan berjenis kelamin laki-laki terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu terkait konsep kemudahan penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang, penamabahan wawasan, keterbukaan masyarakat, serta sarana pembangunan Negara?
2. Bagaimana persepsi wirausahawan berjenis kelamin perempuan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu terkait konsep kemudahan penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang, penambahan wawasan, keterbukaan masyarakat, serta sarana pembangunan Negara?
3. Apakah terdapat perbedaan persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya terbatas pada Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
(22)
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi wirausahawan berjenis kelamin laki-laki terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi wirausahawan berjenis kelamin perempuan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Wirausahawan Usaha Kecil dan Menengah
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada Usaha Kecil dan Menengah Yogyakarta mengenai pengetahuan wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 sebagai peraturan perpajakan yang terbaru.
(23)
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi perpustakaan dan mahasiswa Universitas Sanata Dharma untuk penelitian-penelitian selanjutnya terutama dibidang perpajakan. 3. Bagi Penulis
Penelitian ini menjadi media bagi penulis untuk mengimplementasikan teori-teori dan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama menjalani studi dibangku perkuliahan serta didukung dengan informasi-informasi yang diperoleh dari media sosial mengenai perpajakan terutama tentang Pajak Penghasilan Final bagi Usaha Kecil dan Menengah.
F. Sistematika Penulisan
Agar diperoleh susunan dan bahasan yang sistematis, penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
Bab II. Landasan Teori
Bab ini memaparkan berbagai teori yang mendukung penelitian, yaitu teori tentang pajak terkait Pajak Penghasilan Final yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.
(24)
Bab III. Metode Penelitian
Bab ini mengemukakan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel penelitian, pengukuran data, analisis validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
Bab IV. Gambaran Umum
Bab ini memberikan gambaran secara umum tentang Usaha Kecil dan Menengah kerajinan gerabah di Desa Bangunjiwo, Kabupaten Bantul yang menjadi subjek penelitian ini.
Bab V. Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini mengemukakan tentang pembahasan dari hasil uji validitas dan reliabilitas, analisis data serta permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
Bab VI. Penutup
Bab ini menjelaskan tentang hasil kesimpulan dari analisis data dari bab sebelumnya, saran-saran yang diberikan untuk Pemerintah, dan keterbatasan penelitian.
(25)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi menurut Beberapa Ahli
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.
Mangkunegara (Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.
Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan
(26)
sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan.
Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.
2. Jenis-jenis Persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis :
1. Persepsi visual; Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori; Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3. Persepsi perabaan; Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman; Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
(27)
5. Persepsi pengecapan; Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Penelitian ini cenderung kearah jenis persepsi secara visual dan persepsi secara auditori dimana persepsi wirausahawan terbentuk sebagai akibat dari kontak terhadap objek melalui indera penglihatan dan juga indera pendengaran.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, Thoha (1993) berpendapat bahwa:
Persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan, faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda:
Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari :1) Pelaku persepsi (perceiver), 2) Objek atau yang dipersepsikan, 3) Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan. Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu (Robbins, 2003).
(28)
Gilmer (Hapsari, 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat subyektif yang mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.
B. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Psikologis
Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan pemahaman psikologis dan biologis, masing-masing bisa memahami suatu masalah dengan lebih baik atau kurang daripada yang lain. Berikut adalah beberapa perbedaan laki-laki dan perempuan:
1. Pusat komunikasi dan ketrampilan
Pusat komunikasi, keterampilan dan bahasa tubuh di dalam otak perempuan jauh lebih besar daripada pusat komunikasi yang berada di dalam otak laki-laki. Dengan demikian perempuan umumnya lebih mampu mengolah kata-kata dan menggunakan bahasa daripada laki-laki. Perempuan memberikan perhatian khusus terhadap kata-kata dan bisa membaca bahasa tubuh serta ekspresi wajah orang lain dengan cara yang jauh lebih baik dibandingkan dengan laki-laki.
2. Sharing (berbagi cerita) dan pemecahan masalah
Lak-laki pada umumnya lebih mandiri daripada perempuan, bahkan lebih memilih memecahkan masalah mereka sendiri tanpa perlu berbicara dengan siapapun. Perempuan di sisi lain justru akan menjadi tertekan jika tidak berbagi masalah yang sedang
(29)
mereka hadapi dengan teman-teman mereka, walaupun jika teman-teman mereka tidak mampu memberikan solusi. Namun, ini biasanya justru bisa menjadi sumber konflik utama dalam sebuah hubungan. Ketika perempuan memberitahukan kepada laki-laki tentang masalah yang dihadapi dengan maksud ingin berbagi, akan tetapi kemudian perempuan menjadi terkejut dengan jawaban sepihak laki-laki. Hal ini juga merupakan alasan kenapa perempuan bisa pergi ke kamar mandi bersama-sama dengan teman-teman sesama karena mereka hanya ingin berbagi pengalaman bersama di suatu tempat di mana yang paling dianggap tidak ada orang yang bisa melihat mereka.
3. Hasrat dan jenis kelamin:
Di dalam otak yang bertanggung jawab untuk hasrat seksual jauh lebih besar pada otak laki-laki dibanding perempuan. Perempuan lebih tertarik dengan kepribadian dan sumber daya laki-laki, sedangkan laki-laki cenderung mengidolakan penampilan fisik perempuan dan bisa mengorbankan banyak sifat lainnya hanya demi mendapatkan hal yang paling menarik dari perempuan. 4. Agresi dan diplomasi
Perempuan secara psikologis akan menghindari konflik, kecuali beberapa faktor psikologis lain yang mempengaruhi sifat asli mereka (seperti membenci identitas mereka dan melihat protes maskulin). Disisi lain, laki-laki pada umumnya jauh lebih agresif.
(30)
Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih baik dalam hal mengenali wajah yang sedang marah daripada perempuan. Hal ini yang memungkinkan laki-laki dengan cepat bisa mengenali siapa lawan-lawan mereka. Perempuan akan mencoba untuk menghindari konflik dan menjaga perdamaian, sementara laki-laki tidak akan mundur jika seseorang sedang mengancam atau menantangnya.
5. Berpikir logis dan pemikiran emosional
Laki-laki pada umumnya bisa mengambil keputusan tanpa terpengaruh emosi, sementara itu kebanyakan perempuan pada umumnya lebih mempertimbangkan faktor-faktor lain yang terkait dengan emosi yang umumnya diabaikan oleh pria. Pada intinya perempuan lebih mengedepankan perasaan, sedangkan laki-laki lebih mengedepankan logika dalam berfikir mereka. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan seperti yang telah dijabarkan di atas yang mendorong peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara wirausahawan laki-laki dan perempuan dalam penelitian ini. Telah dijelaskan dalam penjelasan no.5 terdapat perbedaan berpikir logis antara laki-laki dan perempuan.
C. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Dalam ketentuan pajak penghasilan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013, merupakan kebijakan
(31)
pemerintah yang mengatur mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Kebijakan Pemerintah dengan pemberlakuan PP ini didasari dengan maksud:
1. Untuk memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan,
2. Mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi, 3. Mengedukasi masyarakat untuk transparansi,
4. Memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan negara.
Tujuan diberlakukannya Peraturan Pemerintah (PP) ini adalah sebagai berikut:
1. Kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan,
2. Meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat,
3. Terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
(32)
a) Wajib Pajak
Pasal (1) ayat (1): Kriteria Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu sebagai berikut:
1. Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak termasuk bentuk usaha tetap;
2. Menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak. Pasal (1) ayat (2): Kriteria Wajib Pajak yang tidak termasuk dalam PP ini adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang dalam usahanya:
1. menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap maupun tidak menetap; dan
2. menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.
Pasal 2: Kriteria Wajib Pajak badan yang tidak termasuk dalam PP ini adalah:
(33)
1. Wajib Pajak badan yang belum beroperasi secara komersial; atau
2. Wajib Pajak badan yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
b) Objek Pajak dan Bukan Objek Pajak
Objek Pajak dalam Peraturan Pemerintah ini adalah pendapatan Wajib Pajak yang tidak melebihi Rp. 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta Rupiah) dalam 1 (satu) tahun pajak termasuk juga pendapatan cabang dari suatu badan. Yang tidak temasuk dalam Objek Pajak dalam peraturan pemerintah ini adalah:
1. pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final 2. penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan
bebas seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan sebagainya;
3. penghasilan dari usaha dan kegiatan;
4. penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak, seperti bunga, dividen, royalti, sewa, dan keuntungan
(34)
penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha; dan
5. penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang dan hadiah. c) Tarif Pajak
Pasal (3) ayat (1): Besarnya tarif Pajak Penghasilan (PPh) dalam peraturan pemerintah ini adalah 1% (satu persen) dan bersifat final.
Pasal (3) ayat (2): Dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam peraturan pemerintah ini adalah dari jumlah peredaran bruto (omzet) setiap bulannya dikalikan dengan tarif pajak sebesar 1% (satu persen).
Pasal (7): Pajak terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan tersebut di atas berikut peraturan pelaksanaannya.
Pasal (8): Wajib Pajak yang dikenai Pajak Penghasilan bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dan menyelenggarakan pembukuan dapat melakukan kompensasi kerugian (lost carry
forward) dengan penghasilan yang tidak dikenai Pajak
(35)
1. kompensasi kerugian dilakukan mulai Tahun Pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) Tahun Pajak,
2. Tahun Pajak dikenakannya Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan peraturan pemerintah ini tetap diperhitungkan sebagai bagian dari jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas,
3. kerugian pada suatu Tahun Pajak dikenakannya Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah ini tidak dapat dikompensasikan pada Tahun Pajak berikutnya,
Hal khusus terkait peredaran bruto sebagai dasar untuk dapat dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, diatur sebagai berikut:
1. didasarkan pada jumlah peredaran bruto Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak berlakunya Peraturan Pemerintah ini yang disetahunkan, dalam hal Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak berlakunya Peraturan Pemerintah ini meliputi kurang dari jangka waktu 12 (dua belas) bulan;
2. didasarkan pada jumlah peredaran bruto dari bulan saat Wajib Pajak terdaftar sampai dengan bulan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini yang disetahunkan, dalam hal Wajib Pajak terdaftar pada Tahun Pajak yang sama dengan Tahun
(36)
Pajak saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini di bulan sebelum Peraturan Permerintah ini berlaku;
3. didasarkan pada jumlah peredaran bruto pada bulan pertama diperolehnya penghasilan dari usaha yang disetahunkan, dalam hal Wajib Pajak yang baru terdaftar sebagai Wajib Pajak sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini.
Peraturan Pemerintah (PP) No.46 Tahun 2013 ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2013. Untuk tata cara menyetorkan PPh Final 1% menurut PP 46 tahun 2013 adalah diisi dengan Kode Akun Pajak 411128 (untuk jenis pajak PPh Final) dan Kode Jenis Setoran 420 (untuk pembayaran PPh Final peredaran bruto tertentu).
D. Usaha Kecil dan Menengah
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, Usaha Kecil adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yaitu 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 , tidak
(37)
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00.
Pengertian usaha menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008, Usaha Menengah yaitu
1. Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar.
2. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00.
E. Wirausahawan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha atau wirausahawan adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya. Jadi, wirausahawan itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk
(38)
kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.
Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang pada umumnya dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni:
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
F. Penelitian Terdahulu
Instrumen penelitian ini sedikitnya mengacu pada skripsi terdahulu dengan judul “Analisis Persepsi Pemahaman Wajib Pajak Badan atas
(39)
dan Tata Cara Perpajakan”. Penelitian ini mengulas tentang seberapa paham Wajib Pajak Badan terhadap UU No.28 Tahun 2007 yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat empiris sehingga dapat digeneralisasikan. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa wajib pajak badan paham atas UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Wajib pajak badan paham dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan terkait Identitas Wajib Pajak dengan mean 3,216. Wajib pajak badan paham dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan terkait Hak dan Kewajiban Wajib Pajak dengan mean 2,91. Wajib pajak badan paham dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan terkait Pembukuan/Pencatatan dengan mean 3,001. Wajib pajak badan paham dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan terkait Keberatan dan Banding dengan mean 2,772. Wajib pajak badan paham dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan terkait Penyidikan dan Pemeriksaan dengan mean 2,76.
(40)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah jenis penelitian yang didalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu. Penelitian ini hanya dilakukan untuk Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Bantul dengan kategori usaha kerajinan gerabah. Sehingga penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk daerah lainnya.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2015.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa Usaha Kecil dan Menengah Desa Kasongan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah wirausahawan daerah Kabupaten Bantul yang memiliki usaha dengan golongan Usaha Kecil dan Menengah dengan kategori usaha yaitu kerajinan gerabah.
(41)
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara memberikan atau menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden. Kuesioner ini menggunakan Skala Likert dimana skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Skala Likert penelitian ini terdiri dari:
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Tabel 3.1 Skor Penilaian
Alternatif Jawaban Skor Penilaian
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: (Sugiyono, 2005 :84) E. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh wirausahawan Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Bantul yang berkategori usaha kerajinan gerabah yaitu sebanyak 400 unit usaha, sedangkan sampelnya adalah
(42)
20% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 80 unit usaha.Hal tersebut berdasarkan sampel minimum yaitu 4% dari populasi sehingga 20% adalah lima kali lipat dari sampel minimum. Dengan rumus penentuan sampel minimum sebagai berikut :
Keterangan:
n = jumlah sampel minimum N = jumlah populasi
e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan
sampel.
Jadi, jumlah sampel yang dapat diambil berdasarkan perhitungan sampel di atas adalah sebanyak 83 unit.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan cara
accidental sampling dimana semua anggota sampel diambil secara
kebetulan responden yang ditemui dan mau mengisi kuesioner. Penentuan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling ini tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan atau accidental sampling.
(43)
G. Variabel Penelitian
a. Persepsi Wirausahawan daerah Kabupaten Bantul yang memiliki usaha dengan golongan Usaha Kecil dan Menengah dengan kategori usaha yaitu kerajinan.
Definisi Operasional:
Indikator: 1) Mendengar adanya peraturan baru yaitu PP No.46 Tahun 2013
2) Melihat adanya peraturan baru yaitu PP No.46 Tahun 2013
3) Menyadari adanya peraturan baru yaitu PP No.46 Tahun 2013
4) Melaksanakan
Subindikator: 1) Mendengar melalui orang lain 2) Mendengar melalui radio
3) Mendengar melalui seminar
4) Menerapkan PP No.46 Tahun 2013
Pernyataan: Tertuang dalam pernyataan kuesioner No.1-10 b. Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Definisi Operasional:
(44)
2) Pengetahuan perpajakan 3) Kontrol sosial
Subindikator: 1) Kemudahan dalam menghitung pajak terutang 2) Kemudahan dalam melaporkan pajak terutang 3) Kemudahan dalam menyetor pajak terutang 4) Menambah wawasan Wajib Pajak
5) Tertib administrasi 6) Transparansi
7) Kontribusi masyarakat
Pernyataan: Tertuang dalam pernyataan kuesioner No.11-20.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data-data yang akan diolah memiliki distribusi normal atau tidak. Hal ini penting untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Jika data tersebut berdistribusi tidak normal, maka digunakan statistik non-parametrik. Di lain pihak jika data tersebut berdistribusi normal digunakan statistik parametrik dan dilanjutkan dengan regresi linier. Penelitian ini menggunakan teknik uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya butir kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika butir
(45)
pertanyaan kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Dua karakteristik validitas yang baik, yaitu 1) instrumen yang pengukurannya harus benar-benar mengukur konsep teori yang dianut dan bukan konsep lainnya, dan 2) konsepnya diukur dengan tepat. Untuk menguji validitas ini menggunakan teknik korelasi
Product Moment dari Karl Pearson (Sugiyono, 2006 : 182).
Rumus :
∑X =… ∑Y = … ∑XY = … ∑X2= … ∑Y2 = … n = … X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ΣY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N = Banyaknya responden
Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 5% (α = 5%), maka instrument tersebut dinyatakan valid.
Jika r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5% (α = 5%), maka instrument tersebut dinyatakan tidak valid.
(46)
Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. Alat ukur itu reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Setelah instrument dinyatakan valid maka langkah selanjutnya instrumen tersebut diukur reliabilitasnya dengan menggunakan teknik
Spearman-Brown yaitu teknik belah dua awal-akhir (Sugiyono, 2006:122).
(47)
Jika r i > r tabel dengan taraf signifikansi 5% (α = 5%), maka instrument dinyatakan reliabel.
Jika r i < r tabel dengan taraf signifikansi 5% (α = 5%), maka instrument dinyatakan tidak reliabel.
3. Uji Statistik Mann-Whitney U-test
Uji Mann-Whitney/Wilcoxon merupakan alternatif bagi uji-t. Uji
Mann Whitney/Wilcoxon merupakan uji non-parametrik yang
digunakan untuk membandingkan dua mean sampel yang berasal dari populasi yang sama. Uji Mann-Whitney juga digunakan untuk menguji apakah dua mean populasi sama atau tidak. Asumsi yang berlaku dalam uji Mann-Whitney adalah (StatistikCeria.com):
1. Uji Mann-Whitney mengasumsikan bahwa sampel berasal dari populasi adalah acak dan tiap kelompok sampel tidak harus sama banyaknya
2. Pada uji Mann-Whitney sampel bersifat independen (berdiri sendiri) 3. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal
4. Data tidak harus terdistribusi normal sehingga tidak diharuskan uji normalitas
Ada dua macam teknik U-test ini, yaitu U-test untuk sampel-sampel kecil dimana n ≤ 20 dan U-test sampel besar bila n > 20. Oleh karena pada sampel besar bila n > 20, maka distribusi sampling U-nya mendekati distribusi normal, maka test signifikansi untuk uji hipotesis nihilnya disarankan menggunakan harga kritik Z pada tabel
(48)
probabilitas normal. Karena jumlah sampel yang besar yaitu > 20 setiap kelompok sampel pada kasus ini tidak membutuhkan tabel
Mann Whitney tapi menggunakan tabel Z yang mungkin lebih populer.
Untuk menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dimana:
U1 = Nilai uji Mann-Whitney sampel 1 U2 = Nilai uji Mann-Whitney sampel 2 N1 = Sampel 1
N2 = Sampel 2
R1 = Ranking ukuran sampel 1 R2 = Ranking ukuran sampel 2
(49)
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Awal Kerajinan Gerabah Kasongan
Pada masa penjajahan Belanda, salah satu daerah di sebelah selatan kota Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan warga setempat, yaitu seekor kuda milik Reserse Belanda ditemukan mati di atas lahan sawah milik seorang warga. Hal tersebut membuat warga ketakutan setengah mati. Karena takut akan hukuman, warga akhirnya melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini diikuti oleh warga lainnya. Tanah yang telah dilepas inipun kemudian diakui oleh penduduk desa lain. Warga yang takut akhirnya berdiam diri di sekitar rumah mereka. Karena tidak memiliki lahan persawahan lagi, maka untuk mengisi hari, mereka memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar. Mereka memanfaatkan tanah yang ada, kemudian mengempal-ngempalnya yang ternyata tidak pecah bila disatukan, lalu mulai membentuknya menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi barang keperluan dapur atau mainan anak-anak. Berawal dari keseharian nenek moyang mereka itulah yang akhirnya kebiasaan itu diturunkan hingga generasi sekarang yang memilih menjadi perajin keramik untuk perabot dapur dan mainan hingga kini.
Kerajinan Kasongan pada mulanya sangat sederhana, hanya berupa celengan, mainan anak dan perabot dapur serta pot bunga. Pada tahun 1971 - 1972, seorang seniman Yogyakarta yang bernama Sapto Hudoyo
(50)
membantu masyarakat Kasongan untuk lebih kreatif dalam berproduksi, sehingga Kerajinan Kasongan atau Gerabah Kasongan ini menjadi
bekembang motif dan ragamnya tidak hanya monoton dan membosankan.
B. Lokasi Desa Wisata Gerabah Kasongan
Kasongan adalah nama sebuah desa yang terletak di daerah dataran rendah bertanah gamping di Pedukuhan Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul sekitar 8 km ke arah barat daya dari pusat Kota Yogyakarta atau sekitar 15-20 menit berkendara dari pusat kota Yogyakarta.
Desa Kasongan merupakan sentra industri kerajinan gerabah.Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat atau tanah lempung. Kawasan ini merupakan wilayah pemukiman para pembuat barang-barang kerajinan berupa perabotan dapur dan juga beraneka macam barang-barang sejenisnya yang sebagian besar menggunakan tanah liat sebagai bahan baku.
C. Proses Pembuatan Gerabah di Kasongan
Pada dasarnya proses pembuatan gerabah dibagi dalam dua bagian besar, yakni dengan cara cetak untuk pembuatan dalam jumlah banyak (massal) atau langsung dengan tangan. Untuk proses pembuatan dengan menggunakan tangan pada keramik yang berbentuk silinder (jambangan, pot, guci), dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit tanah liat diatas tempat yang bisa diputar. Salah satu tangan pengrajin akan berada disisi dalam sementara yang lainnya berada diluar. Dengan memutar alas
(51)
tersebut, otomatis tanah yang ada diatas akan membentuk silinder dengan besaran diameter dan ketebalan yang diatur melalui proses penekanan dan penarikan tanah yang ada pada kedua telapak tangan pengrajin. Pembuatan gerabah atau keramik, mulai dari proses penggilingan, pembentukan bahan dengan menggunakan perbot, hingga penjemuran produk biasanya memakan waktu 2-4 hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar, sebelum akhirnya proses finishing dengan menggunakan cat tembok atau cat genteng.
D. Usaha Kecil dan Menengah Kerajinan Gerabah Kasongan
Setiap galeri atau showroom di Kasongan biasanya merupakan usaha keluarga yang diwariskan secara turun temurun dan mereka bekerja secara kolektif. Proses produksi pembuatan keramik melibatkan tetangga sekitar tempat tinggal pemilik galeri, namun pihak keluarga tetap bertanggung jawab untuk pemilihan bahan dan pengawasan produksi. Berdasarkan catatan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul terdapat sebanyak 400 unit usaha kerajinan gerabah dengan menyerap tenaga kerja kurang lebih 3200 orang. Setiap bulannya UKM di Kasongan memiliki rata-rata kapasitas produksi sebanyak 3600 buah. Hasil produksi kerajinan gerabah di Kasongan tidak hanya dipasarkan untuk lokal, namun sebagian besar juga sudah di pasarkan di beberapa negara di benua Eropa, Amerika dan Australia.Gerabah yang dihasilkan ini bisa berupa guci, pot dengan berbagai ukuran, pigura, souvenir, hiasan dinding dan perabotan lainnya seperti meja dan kursi. Produknya pun kemudian berkembang menjadi bunga tiruan dari dedaunan pisang, topeng-topengan dan perabotan dari bambu.
(52)
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini jumlah responden yang berada di Kasongan adalah 83 responden. Kuesioner disebarkan kepada wirausahawan atau pemilik usaha gerabah yang beralamat di Jalan Kasongan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Data responden diperoleh dengan menggunakan sumber data primer yang dihasilkan oleh kuesioner. Data responden terbagi menjadi dua bagian, yaitu data pribadi responden dan data terkait persepsi responden terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013. Dari sebanyak 90 kuesioner yang disebarkan kepada responden hanya 83 kuesioner yang kembali atau tingkat pengembalian kuesioner sebesar 92,22 % maka dari 83 kuesioner tersebut diperoleh gambaran persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
1. Umur Responden
Dari 83 responden dapat diketahui data pribadi wirausahawan yang barada di Kasongan berdasarkan umur responden, yaitu sebagai berikut:
(53)
Tabel 5.1 Data Responden Berdasarkan Umur
Umur Responden Jumlah Responden %
20 - 30 tahun 5 6.02
30 - 40 tahun 35 42.17
40 - 50 tahun 20 24.11
> 50 tahun 23 27.7
Total 83 100
Sumber: Data diolah
Dari tabel 5.1 dapat diketahui data responden berdasarkan umur, yaitu kelompok umur 20 – 30 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase sebesar 6,02%, kelompok umur 30 – 40 tahun sebanyak 35 orang dengan persentase 42,17%, kelompok umur 40- 50 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase 24,11%, kelompok umur > 50 tahun sebanyak 23 orang dengan persentase 27,7%. Dengan demikian data responden berdasarkan umur terbesar ada pada kelompok umur 30 – 40 tahun yaitu sebanyak 35 orang dengan persentase 42,17%.
2. Jenis Kelamin Responden
Dari 83 responden dapat diketahui data pribadi wirausahawan yang barada di Kasongan berdasarkan jenis kelamin responden, yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden %
Laki-laki 48 57.83
Perempuan 35 42.17
Total 83 100
(54)
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu sebanyak 48 orang dengan persentase sebesar 57,83% dibandingkan responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 35 oarang dengan persentase sebesar 42,17%.
3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Dari 83 responden dapat diketahui data pribadi wirausahawan yang barada di Kasongan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden, yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden %
SLTA/SMA/SMK sederajat 56 67.47
D1 / Akademika 12 14.46
Jenjang S1 15 18.07
Jenjang S2 0 0
Jenjang S3 0 0
Total 83 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir responden paling banyak pada tingkat SLTA/SMA/SMK sederajat yaitu sebanyak 56 orang dengan persentase sebesar 67,47% kemudian untuk jenjang S1 sebanyak 15 orang dengan persentase 18,07% dan untuk tingkat D1/Akademika sebanyak 12 orang dengan persentase 14,46%.
(55)
4. Rata-rata Peredaran Bruto (Omzet) Responden per bulan
Dari 83 responden dapat diketahui data pribadi wirausahawan yang barada di Kasongan berdasarkan rata-rata omzet per bulan responden, yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui rata-rata omzet (laba kotor) responden per bulan rentang < Rp10.000.000,00 sebanyak 37 orang dengan persentase 44,58%, rentang Rp10.000.000,00 – Rp20.000.000,00 sebanyak 30 orang dengan persentase 36,14%, rentang Rp20.000.000,00 – Rp30.000.000,00 sebanyak 13 orang dengan persentase 15,67%, dan rentang > Rp30.000.000,00 sebanyak 3 orang dengan persentase 3,61%. Rata-rata omzet tertinggi terdapat pada rentang < Rp10.000.000,00 sebanyak 37 orang dengan persentase 44,58%.
Tabel 5.4 Data Responden berdasarkan Rata-rata Omzet per Bulan
Omzet (Rp) Jumlah Responden %
< 10.000.000 37 44.58
10.000.000 - 20.000.000 30 36.14
20.000.000 - 30.000.000 13 15.67
> 30.000.000 3 3.61
Total 83 100
(56)
B. Pengujian Data 1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data-data yang akan diolah memiliki distribusi normal atau tidak. Hal ini penting untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Jika data tersebut berdistribusi tidak normal, maka digunakan statistik non-parametrik. Di lain pihak jika data tersebut berdistribusi normal digunakan statistik parametrik dan bisa diuji dengan regresi linier.
Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor_Persepsi
N 83
Normal Parametersa,b Mean 57.14
Std. Deviation 6.458
Most Extreme Differences
Absolute .129
Positive .094
Negative -.129
Kolmogorov-Smirnov Z 1.175
Asymp. Sig. (2-tailed) .126
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat diketahui hasil uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,126 maka lebih besar dari 0,05 sehingga data skor persepsi baik laki-laki maupun perempuan berdistribusi normal. Pada penelitian ini walaupun data diketahui terdistribusi normal namun uji statistik non-paramterik Mann-Whitney U-test tetap dapat digunakan karena
(57)
kriteria data penelitian ini memenuhi syarat pengujian dengan cara tersebut.
2. Uji Validitas
Uji validitas diperlukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan ataupun pernyataan dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diungkapkan oleh kuesioner tersebut.
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Kuesioner
No.Item r hitung r tabel Keterangan
1 0,368 0,213 Valid
2 0,417 0,213 Valid
3 0,343 0,213 Valid
4 0,534 0,213 Valid
5 0,394 0,213 Valid
6 0,263 0,213 Valid
7 0,458 0,213 Valid
8 0,423 0,213 Valid
9 0,381 0,213 Valid
10 0,530 0,213 Valid
11 0,604 0,213 Valid
12 0,422 0,213 Valid
13 0,584 0,213 Valid
14 0,599 0,213 Valid
15 0,456 0,213 Valid
16 0,409 0,213 Valid
17 0,603 0,213 Valid
18 0,282 0,213 Valid
19 0,359 0,213 Valid
20 0,579 0,213 Valid
21 0,787 0,213 Valid
(58)
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa r hitung dari setiap item instrument kuesioner lebih besar dari 0,213% (r tabel). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument kuesioner dapat dikatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya atau dapat dihandalkan untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama.
Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Wirausahawan berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.842 .857 21
Sumber: Data diolah
Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Wirausahawan berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
(59)
Tabel 5.7 dan tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,842 sudah memenuhi koefisien kehandalan lebih
besar dari 0,6. Hal ini berarti bahwa item pernyataan yang digunakan mampu memperoleh data yang konsisten apabila pernyataan diajukan berulang kali akan mendapatkan jawaban yang relatif sama dengan jawaban pertama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item kuesioner yang diajukan dalam penelitian adalah handal dan reliabel.
C. Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini menggunakan teknik Mann-Whitney U-test. Langkah-langkah analisis data menggunakan Mann-Whitney U-test sebagai berikut:
1. Menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2 melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Mencari nilai interval data dan mengkategorikannya, dengan rumus:
Dalam penelitian ini skor tertinggi dari interval kuesioner adalah 4 dan skor terendah adalah 1, serta banyaknya skor adalah 4. Sehingga setelah dimasukkan dalam rumus, nilai intervalnya :
(60)
b. Membuat ketegori persepsi
Jika interval data skor tertinggi dan terendah telah dihitung dan didapatkan hasilnya, maka kemudian dibuatlah tabel kategori persepsi sesuai dengan intervalnya.
Tabel 5.9 Skor persepsi sesuai dengan intervalnya
Skor Kategori
1,00 – 1,75 Sangat Tidak Setuju > 1,75 – 2,50 Tidak Setuju
> 2,50 – 3,25 Setuju
>3 ,25 – 4,00 Sangat Setuju Sumber: Data diolah
c. Menghitung rata-rata persepsi wirausahawan laki-laki terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 terkait konsep kemudahan penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang, konsep penambahan wawasan, keterbukaan masyarakat, serta pembangunan Negara.
Mean (rerata) ∑
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata persepsi wirausahawan berjenis kelamin laki-laki terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu terkait konsep kemudahan penghitungan,
(61)
pelaporan, dan penyetoran pajak terutang diperoleh nilai Xi = 3,2 yang tergolong dalam kategori setuju.
d. Menghitung rata-rata persepsi wirausahawan perempuan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 terkait konsep kemudahan penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang, konsep penambahan wawasan, keterbukaan masyarakat, serta pembangunan Negara.
Mean (rerata) ∑
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata persepsi wirausahawan berjenis kelamin perempuan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu terkait konsep kemudahan penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang diperoleh nilai Xa = 3 tergolong kategori setuju.
e. Menghitung rata-rata keduanya
Dengan demikian, jika digabungkan rata-rata X = (3,2 + 3) / 2 = 3,1 yang artinya rata-rata persepsi wirausahawan baik laki-laki maupun perempuan tergolong kategori setuju terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 terkait konsep kemudahan
(62)
penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang, konsep penambahan wawasan, keterbukaan masyarakat, serta pembangunan Negara melalui pajak tersebut.
2. Menjawab rumusan masalah nomor 3 melalui tahap-tahap sebagai berikut (statistikaceria.com):
a. Merumuskan hipotesis
Ho: Tidak ada perbedaan persepsi wirausahawan antara wirausahawan laki-laki dan perempuan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013
Ha: Ada perbedaan persepsi wirausahawan antara wirausahawan laki-laki dan perempuan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013
b. Menentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%, α = 0,05
c. Menentukan kriteria pengujian
Terima Ho bila Z hitung > dari Z tabel Tolak Ho bila Z hitung < dari Z tabel
d. Melakukan perhitungan dengan teknik Mann-Whitney U-test 1. Menyusun kedua hasil pengamatan sampel menjadi satu
kelompok gabungan
2. Menghitung jenjang atau ranking untuk tiap-tiap nilai dalam sampel gabungan
(63)
3. Jenjang atau ranking diberikan mulai dari nilai terkecil sampai terbesar, jika terdapat nilai jenjang atau ranking sama maka diberikan nilai jenjang rata-ratanya
4. Menjumlahkan nilai jenjang atau ranking untuk masing-masing sampel
5. Menghitung nilai U dengan rumus:
Nilai U1 < U2 sehingga U1 = U namun jika setelah memasukkan nilai U1 pada pencarian nilai Z hitung hasilnya negatif maka U2 dapat menjadi nilai U dan bernilai positif. 6. Menghitung nilai Z karena sampel > 20
√
(64)
√
√
√
7. Mengambil keputusan
Setelah menghitung nilai Z menggunakan rumus di atas, langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan sebagai berikut:
Terima Ho bila Z hitung 2,87 > dari Z tabel 1,96 Tolak Ho bila Z hitung < dari Z tabel
Nilai Z hitung menunjukkan 2,87 > Z tabel 1,96 sehingga Ho diterima. Dengan demikian kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 antara laki-laki dan perempuan terkait konsep kemudahan penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang, konsep penambahan wawasan, keterbukaan masyarakat, serta pembangunan Negara. Hal ini
(65)
juga didukung dengan perhitungan melalui Two Independent Sample Test dalam program SPSS berikut :
Tabel 5.10 Persepsi Wirausahawan berdasarkan jenis kelamin dan jenjangnya
Ranks
Gender N Mean Rank Sum of
Ranks Persepsi_wirausahaw
an
laki-laki 48 48.49 2327.50
perempuan 35 33.10 1158.50
Total 83
Sumber: Data diolah
Pada kolom Sum of Ranks untuk kelompok sampel laki-laki menunjukkan angka 2327,5 yang menjadi nilai R1 dan untuk kelompok sampel perempuan menunjukkan angka 1158,5 yang menjadi nilai R2. Nilai R1 dan R2 ini telah dimasukkan dalam rumus seperti yang telah dihitung di atas (pada tahap no.5).
D. Pembahasan
Pemasukan Negara Indonesia salah satunya mengandalkan yang utama dari sektor pajak. Pendapatan pajak diharapkan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Undang-undang perpajakan terus mengalami perubahan sesuai dengan kepentingan pemerintah yang mengharapkan peningkatan pendapatan pajak guna membiayai APBN-nya. Wajib pajak mau tidak mau harus terus mengikuti setiap perubahan peraturan dan undang-undang pajak guna menghindari pengenaan denda.
(66)
Pada tahun 2013 tepatnya per tanggal 01 Juli 2013 Pemerintah mengeluarkan peraturan baru yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Tujuan Pemerintah mengeluarkan peraturan baru tersebut adalah memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Adanya tanggapan pro dan kontra akibat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 mengenai perubahan besarnya tarif Pajak Penghasilan (PPh) final yang harus dikenakan terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM) membuat hal tersebut menjadi menarik untuk diulas lebih lanjut.
Menyadari fenomena yang terjadi tersebut, peneliti tertarik ingin meneliti bagaimana Persepsi Wirausahawan Terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara wirausahawan laki-laki maupun perempuan seperti yang disajikan dibawah ini:
1. Rata-rata persepsi wirausahawan berjenis kelamin laki-laki terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 terkait konsep kemudahan penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang, konsep penambahan wawasan, konsep keterbukaan masyarakat, serta konsep pembangunan Negara.
(67)
Rata-rata persepsi wirausahawan berjenis kelamin laki-laki terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu ternyata tergolong kategori setuju. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 5.11 Kategori Persepsi Wirausahawan tentang PP No.46 Tahun 2013
Persepsi Wirausahawan Mean Kategori
Laki-laki 3,2 Setuju
Perempuan 3,0 Setuju
Sumber: Data diolah
2. Rata-rata persepsi wirausahawan berjenis kelamin perempuan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 terkait konsep kemudahan penghitungan, pelaporan, dan penyetoran pajak terutang.
Rata-rata persepsi wirausahawan berjenis kelamin perempuan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu ternyata tergolong kategori setuju. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 5.11 Kategori Persepsi Wirausahawan tentang PP No.46 Tahun 2013
Persepsi Wirausahawan Mean Kategori
Laki-laki 3,2 Setuju
Perempuan 3,0 Setuju
(68)
3. Perbedaan persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin
Hasil uji hipotesis menggunakan teknik Two Independent Sample Test dengan rumus Mann-Whitney U-test menunjukkan nilai Z hitung 2,62 > Z tabel 1,96 sehingga Ho diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan persepsi wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Persepsi Wirausahawan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin tidak terdapat perbedaan disebabkan karena wirausahawan baik laki-laki maupun perempuan kurang mendapatkan informasi mengenai peraturan tersebut. Hampir secara keseluruhan wirausahawan tidak menyadari adanya Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 dan yang mengetahui peraturan tersebut kemudian belum menerapkannya. Selain itu, pengetahuan tentang perpajakan belum tentu didapatkan sekalipun mereka mengenyam pendidikan di perguruan tinggi karena pada umumnya pengetahuan tentang perpajakan tersebut diberikan pada jurusan seperti ekonomi dan hukum.
(69)
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai mean (rerata) persepsi wirausahawan berjenis kelamin laki-laki terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu didapat nilai mean Xi = 3,2. Hal ini berarti wirausahawan berjenis kelamin laki-laki di Kasongan rata-rata setuju terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Dalam hal ini maksudnya adalah wirausahawan laki-laki setuju bahwa Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 memudahkan penghitungan, pelaporan, penyetoran pajak terutang, menambah wawasan tentang perpajakan, menciptakan keterbukaan masyarakat serta menjadi sarana pembangunan Negara melalui pajak.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai mean (rerata) persepsi wirausahawan berjenis kelamin perempuan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
(70)
Peredaran Bruto Tertentu didapat nilai mean Xa = 3,0. Hal ini berarti wirausahawan berjenis kelamin perempuan di Kasongan rata-rata setuju terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Dalam hal ini maksudnya adalah wirausahawan laki-laki setuju bahwa Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 memudahkan penghitungan, pelaporan, penyetoran pajak terutang, menambah wawasan tentang perpajakan, menciptakan keterbukaan masyarakat serta menjadi sarana pembangunan Negara melalui pajak. Kemudian jika digabungkan rata-rata X = 3,1 masuk dalam kategori setuju.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada nilai Z hitung menunjukkan angka sebesar 2,87 > Z tabel 1,96 untuk uji dua arah sehingga Ho diterima. Dengan demikian kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan persepsi wirausahawan antara laki-laki dan perempuan terhadap Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu terkait konsep kemudahan penghitungan, pelaporan, penyetoran pajak terutang, konsep penambahan wawasan, keterbukaan masyarakat, serta pembangunan Negara.
(71)
B. Keterbatasan Penelitian
1. Wirausahawan
Kurangnya informasi yang didapatkan oleh wirausahawan mengenai Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
2. Peneliti
Pengisian kuesioner yang tidak ditunggu menyebabkan responden tidak dapat bertanya langsung kepada peneliti apabila terdapat ketidakjelasan terhadap maksud dari pernyataan dalam kuesioner.
C. Saran
1. Bagi Wirausahawan
Untuk wirausahawan yang memiliki usaha dengan kategori Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebaiknya lebih aktif lagi dalam menggali informasi mengenai pajak demi terhindarnya wirausahawan dari sanksi pajak.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel penelitian misalnya variabel bebas berdasarkan tingkat pendidikan terakhir sehingga penelitian selanjutnya lebih berkembang lagi.
3. Kelemahan Penelitian
Instrumen penelitian dalam kuesioner harus dikembangkan lebih teliti lagi karena dalam penelitian ini masih tercampur antara manipulation check
(72)
dengan item kuesioner itu sendiri. Selain itu, kuesioner yang menggunakan konsep skala likert harusnya menggunakan konsep setuju/tidak setuju agar sesuai dengan maksud rumusan masalah.
(1)
74
Tabel Rekapitulasi Kuesioner Gender Laki-lakiNo.
Skor Item
Skor Total Pernyataan Persepsi Pernyataan PP No.46 Tahun 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 59
2 3 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45
3 4 2 2 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 66
4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 63
5 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 53
6 3 2 2 3 3 2 1 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 61
7 2 2 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 66
8 4 2 4 3 4 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 63
9 4 2 2 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 62
10 2 1 1 3 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 51
11 2 1 2 3 3 1 1 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 57
12 3 2 2 4 3 1 1 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 60
13 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 57
14 3 2 2 4 3 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 61
15 2 1 2 3 4 1 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 58
16 3 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 59
17 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 60
18 3 3 2 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 60
19 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 64
20 4 2 2 4 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 64
21 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 1 1 3 58
(2)
75
25 1 1 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 47
26 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 59
27 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 47
28 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 59
29 4 2 2 4 4 2 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 64
30 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 60
31 2 2 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 59
32 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 60
33 4 2 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 59
34 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 62
35 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 42
36 4 1 1 4 4 1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 62
37 2 1 2 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 56
38 3 2 1 4 4 1 1 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 60
39 1 1 3 3 3 1 1 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 56
40 1 1 2 3 3 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 1 1 3 3 55
41 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 1 3 3 59
42 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 1 1 3 3 58
43 3 3 2 4 4 1 1 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 60
44 3 1 1 4 4 1 1 4 2 2 3 4 3 3 4 3 4 1 1 1 3 53
45 4 2 1 4 3 2 1 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 1 2 1 2 57
46 3 1 1 4 3 1 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 2 1 2 55
47 3 1 2 4 4 1 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 1 3 3 59
48 2 2 1 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 1 3 3 58
(3)
DISTRIBUSI NILAI r
tabelSIGNIFIKANSI 5% dan 1%
N The Level of Significance N The Level of Significance
5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 38 0.320 0.413
4 0.950 0.990 39 0.316 0.408
5 0.878 0.959 40 0.312 0.403
6 0.811 0.917 41 0.308 0.398
7 0.754 0.874 42 0.304 0.393
8 0.707 0.834 43 0.301 0.389
9 0.666 0.798 44 0.297 0.384
10 0.632 0.765 45 0.294 0.380
11 0.602 0.735 46 0.291 0.376
12 0.576 0.708 47 0.288 0.372
13 0.553 0.684 48 0.284 0.368
14 0.532 0.661 49 0.281 0.364
15 0.514 0.641 50 0.279 0.361
16 0.497 0.623 55 0.266 0.345
17 0.482 0.606 60 0.254 0.330
18 0.468 0.590 65 0.244 0.317
19 0.456 0.575 70 0.235 0.306
20 0.444 0.561 75 0.227 0.296
21 0.433 0.549 80 0.220 0.286
22 0.432 0.537 85 0.213 0.278
23 0.413 0.526 90 0.207 0.267
24 0.404 0.515 95 0.202 0.263
25 0.396 0.505 100 0.195 0.256
26 0.388 0.496 125 0.176 0.230
27 0.381 0.487 150 0.159 0.210
28 0.374 0.478 175 0.148 0.194
29 0.367 0.470 200 0.138 0.181
30 0.361 0.463 300 0.113 0.148
31 0.355 0.456 400 0.098 0.128
32 0.349 0.449 500 0.088 0.115
33 0.344 0.442 600 0.080 0.105
34 0.339 0.436 700 0.074 0.097
35 0.334 0.430 800 0.070 0.091
36 0.329 0.424 900 0.065 0.086
(4)
(5)
(6)