Aspek-aspek Kepuasan Perkawinan Kepuasan Perkawinan 1. Pengertian Kepuasan Perkawinan
ia tidak mempedulikan kondisi hubungan yang ia miliki dengan pasangannya Carroll et al., 2011; Seneca, 2006.
Fower dan Olson 1993 menyebutkan kepuasan ekonomi
merupakan salah satu aspek yang membentuk kepuasan perkawinan. Kepuasan ekonomi berkaitan dengan pasangan memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, dan papan dalam keluarga. Nilai materialisme dalam
kepuasan perkawinan memiliki hubungan dengan kepuasan ekonomi. Nilai materialisme yang tinggi membuat aspek-aspek selain kepuasan ekonomi
diabaikan dalam membentuk kepuasan perkawinan. Individu materialistis
memiliki pencapaian kesejahteraan dan kesempurnaan hidup berdasarkan pada kepemilikan materi Richins dan Dawson, 1992.
Hal ini menyebabkan kepuasan perkawinan pada individu suami istri rendah dan
berpotensi terjadi percaraian. Dalam perkawinan nilai materialisme memiliki dampak yang
kurang baik. Kasser 2002 menyatakan bahwa materi dan menjalin
sebuah relasi yang baik dengan pasangan merupakan dua hal yang berlawanan karena nilai materialisme “telah menggeser” kegiatan lain
dalam kehidupan seseorang, seperti waktu dan berbagai sumber daya. Uraian di atas menyatakan bahwa nilai materialisme menyebabkan
perkawinan kurang harmonis dan berujung pada perceraian. Nilai materialisme memiliki hubungan sebab akibat pada kepuasan perkawinan
dan menyebabkan perceraian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI