Diskripsi Data Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

homogenitas terlampir maka teknik uji beda yang digunakan adalah teknik Mann Whitney dan Kruskal Wallis. Dari hasil uji beda nilai materialisme dan kepuasan perkawinan berdasarkan jenis kelamin yang menggunakan teknik Mann Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai materialisme pada kelompok individu suami dengan kelompok individu istri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,074 ≥ 0,05. Uji beda antara kepuasan perkawinan pada kelompok individu suami dengan kelompok individu istri tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,074 ≥ 0,05. Hasil uji beda nilai materialisme dan kepuasan perkawinan berdasarkan golongan usia perkawinan yang menggunakan teknik Kruskal Wallis menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada nilai materialisme antara golongan usia perkawinan I, II, III, dan IV. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,00 ≤ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa usia perkawinan lebih lama, maka nilai materialisme rendah. Uji beda antara kepuasan perkawinan pada golongan usia perkawinan menggunakan teknik Kruskal Wallis menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada kepuasan perkawinan antara golongan usia perkawinan I, II, III, dan IV ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,00 ≤ 0,05. Hal ini menunjukkan semakin lama usia perkawinan, semakin tinggi kepuasan perkawinan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan teknik korelasi Spearman rho, materialisme dan kepuasan perkawinan memiliki koefisien sebesar -0,646 dengan p = 0,000 0,05 . Hal tersebut menunjukkan hipotesis diterima bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara materialisme dan kepuasan perkawinan. Nilai negatif koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan negatif antara materialisme dan kepuasan perkawinan. Individu dengan nilai materialisme tinggi memusatkan tujuan hidupnya pada materi dan mengabaikan hal lain, termasuk kepuasan perkawinan Seneca, 2006. Dalam sebuah relasi perkawinan individu materialistis memiliki afeksi yang rendah terhadap pasangannya. Hal tersebut memicu konflik antara pasangan suami-istri Carroll et al., 2011. Vohs, Mead, dan Goode 2008 menemukan bahwa individu materialistis memiliki kepekaan rendah dalam hubungan suami-istri. Sehingga hubungan kurang harmonis. Pasangan suami-istri dengan nilai materialisme tinggi memiliki keharmonisan dan keintiman yang rendah. Data penelitian ini memperlihatkan bahwa individu dengan nilai materialisme rendah mencapai kepuasan perkawinan yang tinggi, dan individu dengan nilai materialisme tinggi memperoleh kepuasan perkawinan rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kasser 2002. Analisis tambahan menggunakan uji beda tidak menemukan perbedaan yang signifikan pada nilai materialisme dan kepuasan perkawinan berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini berbeda dengan Cohen dkk