BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Menurut Sekaran 2009 Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual
terhadap sebuah situasi. Langkah-langkah dari studi kasus yaitu merupakan penelitian terhadap objek tertentu lalu kemudian data yang diperoleh akan dapat
diolah dan dianalisis, serta kesimpulan yang hanya berlaku pada objek yang diteliti saja. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan analisis
deskriptif kualitatif untuk menjelaskan penerapan Corporate Social Responsibility pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta berbagai hambatan-hambatan yang
muncul pada UMKM batik tulis di Imogiri Bantul Yogyakarta dalam menerapkan CSR.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pengrajin batik yang ada di kampung batik tulis
Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul. 2. Waktu Penelitian
Proses pencarian data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan April 2017.
C. Populasi dan Populasi Sasaran
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin batik tulis yang terdapat dalam 12 kelompok batik tulis yang menjadi anggota Paguyuban Kampung
22
Batik Giriloyo Imogiri Bantul. Adapun banyaknya pengrajin batik tulis dalam 1 kelompok batik tulis jumlahnya bervariasi, yaitu mulai dari 10 hingga 60 pengrajin
batik tulis. Total keseluruhan pengrajin yang ada dalam 12 kelompok batik tulis yang menjadi anggota Paguyuban Kampung Batik Giriloyo Imogiri Bantul
sebanyak 238 UMKM batik. Data yang akan diteliti dalam penelitian ini mencakup seluruh populasi yang
memiliki kriteria sesuai dengan sasaran peneliti. Keriteria dalam penelitian ini ditentukan oleh peneliti berdasarkan beberapa alasan. Yang menjadi alasan
utamanya adalah dikarenakan masih banyaknya pengrajin batik tulis di kampung batik Giriloyo Imogiri Bantul yang pasif dalam menjalankan usahanya. Pasif ini
memiliki makna bahwa kerajinan batik ini hanya menjadi pekerjaan sampingan, sehingga para pengrajin yang tergolong dalam pengrajin pasif ini tidak
memproduksi batik secara terus-menerus dalam kurun waktu tertentu. Alasan selanjutnya untuk menunjukkan bahwa membatik adalah sebagai pekerjaan yang
utama yaitu, peneliti menentukan batas minimal karyawanpekerja yang dimiliki oleh UMKM pengrajin batik dan kepemilikan showroom oleh masing-masing
pengrajin sebagai tempat displaypemajangan dan penjualan hasil produk. Batas minimal karyawanpekerja yang dimiliki adalah 5 orang kecuali pemilik UMKM
batik. Showroom yang dimaksudkan adalah showroom pribadi bukan merupakan showroom milik paguyuban atau yang dimiliki oleh setiap masing-masing UMKM
batik, sehingga setiap UMKM batik dapat menjual hasil produknya sendiri. Melalui batas minimal karyawanpekerja yang ditentukan serta kepemilikan showroom,
maka akan membuat UMKM batik serius dalam menjalankan usahanya sekaligus menjadi bukti bahwa memproduksi batik merupakan pekerjaan yang utama.
Berdasarkan pemaparan alasan di atas dalam menentukan kriteria, maka peneliti memberikan tiga kriteria yang ditetapkan untuk menentukan populasi
sasaran destinated population adalah sebagai berikut: 1. Pengrajin memproduksi kain batik tulisnya setiap hari atau aktif berproduksi.
2. Pengrajin batik memiliki jumlah karyawan minimal 5 orang pekerja. 3. Pengrajin memiliki showroom sebagai tempat pemajangan dan penjualan hasil
produk.
D. Jenis dan Sumber Data