Uji pada mencit galur A jantan dan betina melalui rute injeksi i.p. Uji tersebut belum menggunakan laboratorium yang memenuhi syarat GLP. Dosis
yang diberikan 25 mgkg bw dengan lama pemaparan tiga kali seminggu hingga delapan minggu. Hasil yang diperoleh ditemukan tumor di paru-paru, sehingga
PPD dapat menimbulkan karsinogenitas dengan pemejanan sub-kronis SCCS,2012. Hubungan antara dosis dan respon karsinogenitas ditunjukkan pada
Tabel IV.
Tabel IV. Hubungan keterkaitan dosis dan respon yang menimbulkan karsinogenitas untuk senyawa PPD.
No. Subyek uji
Jalur Dosis
Karsinogenitas
1. Mencit Swiss Topikal
50 mgmL dan 100 mgmL dalam aseton
- 2. Tikus F344
Oral 625-1250 ppm
- Oral
0,5 mgmL dan 1 mgmL
- 3. Mencit galur A
Injeksi i.p 25 mgkg bw +
Ket :- tidak menimbulkan respon + menimbulkan respon
F. Farmakokinetik dan Biotransformasi PPD
Farmakokinetik merupakan perubahan kadar senyawa atau metabolit di dalam tubuh sebagai fungsi waktu yang dipengaruhi oleh tubuh Hakim, 2002.
Biotransformasi adalah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim. Dalam proses ini senyawa diubah menjadi
bentuk yang lebih polar. Pada umumnya, suatu senyawa dapat menjadi inaktif setelah mengalami biotransformasi. Tujuan mengetahui biotransformasi suatu
senyawa untuk melihat hasil metabolit dari senyawa tertentu WHO, 2006.
Pada studi pustaka akan dikaji data mengenai farmakokinetik PPD pada hewan uji dan manusia, serta biotransformasi yang terjadi pada manusia menurut
laporan penelitan dari SCCS 2012 tentang toxicokinetic dan metabolisme PPD.
a. Farmakokinetik PPD pada manusia
Uji yang dilakukan untuk melihat metabolit PPD yang diekskresikan melalui urin ketika PPD dipaparkan secara topikal dilakukan secara in-vivo. Uji
ini dilakukan pada manusia pria, 80 mL 1600 mg PPD yang berlabel radioaktif digunakan untuk mewarnai rambut. Cara pengujiannya berupa rambut volunteer
dipotong sesuai standar, lalu di warnai menggunakan PPD selama 15-30 menit setelah itu dicuci lalu dikeringkan, dan rambut dipotong kembali.Air bilasan kulit
kepala, rambut yang habis dipotong, sarung tangan, handuk dan air bilasan kulit kepala pada jam ke-24 dianalisis untuk ditetapkan kadarnya dalam menentukan
total recovery SCCS,2012. Data farmakokinetik yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel V.
Tabel V. Farmakokinetik PPD pada manusia secara in-vivo.
C
max
mean µg-eqmL
Tmax jam
AUC
0-24h
µg-eqhrmL Jumlah PPD
terabsorbsi di urin Jumlah PPD
terabsorbsi di feses
0,087 2
0,98 0,26-0,74
0-0,08
Kajian farmakokinetik PPD melalui topikal dilakukan dengan adanya peningkatan konsentrasi PPD 1 dan 2. Uji in-vivo dilakukan pada manusia
pria dengan rentang usia 20-34 tahun yang diberikan campuran PPD 1, resorsinol 0,5 dan m-aminophenol 0,5 yang pada tiap senyawa tersebut diberi
label radioaktif. Campuran tersebut digunakan untuk mewarani rambut dan teroleskan pada kulit kepala yang dipaparkan selama 30 menit. Plasma darah
diperoleh pada jam ke 2, 4, 6, 10, 24, dan 48. Data farmakokinetik ditunjukkan pada Tabel VI. Menurut data tersebut, konsentrasi PPD dalam bentuk senyawa
induk maupun dalam bentuk metabolit tertinggi saat di plasma terjadi pada jam ke-2 dan mampu tereliminasi pada jam ke 8. PPD ditemukan pada urin sebanyak
0,42-1,34 SCCP, 2012. PPD dapat masuk ke dalam tubuh setelah dipaparkan secara topikal sebanyak 1 selama 30 menit dengan absorbsi dermal dan dapat
diekskresikan dalam bentuk metabolit maupun senyawa induknya dilihat dari nilai mass balance yang diperoleh 94,64-97,78 yang mendekati 100 SCCP,
2012.
Tabel VI. Farmakokinetik PPD pada manusia secara in-vivo dengan
konsentrasi PPD 1. C
max
mean ngmL T
max
jam T
12
jam AUC
0-24h
nghrmL
97,4 2
7,8 391-1541
Uji in-vivo yang sama dilakukan dengan campuran PPD 2, resorsinol 1 dan m-aminophenol 1. Plasma darah diperoleh jam ke 2, 4, 6, 10, 24, 48. Data
farmakokinetik ditunjukkan pada tabel VII. PPD ditemukan pada urin sebesar 0,47-0,97. Tidak ada PPD yang terakumulasi di dalam tubuh yang ditunjukkan
dengan nilai mass balance yang mendekati 100 yaitu 91,29-97,31 SCCS,2012.
Tabel VII. Farmakokinetik PPD pada manusia secara in-vivo dengan konsentrasi
PPD 2.
C
max
mean ngmL Tmax jam
T
12
jam AUC
0-24h
nghrmL
132,6 2
7,8 823-2007
b. Biotransformasi
in-vitro PPD pada manusia
Kajian biotransformasi PPD pada sel hati manusia pentingnya dilakukan untuk mengetahui, nasib PPD ketika tanpa sengaja tertelan dan masuk ke dalam
sistemik dan mengalami metabolisme oleh sel hati. Hasil uji yang dilakukan pada sel hati manusia PPD menunjukkan bahwa dapat dimetabolisme di sel hati
manusia oleh enzim N-acetyltransferase NAT 2. Enzim ini berperan dalam metabolisme pada fase II. Metabolit yang ditemukan yaitu turunan N-acetylated
berupa N-acetyl- p-phenylenediamine dan N,N´-diacetyl-p-phenylenediamine namun tidak ditemukan metabolit mono-oxygenated. Metabolit yang ditemukan
tersebut adalah metabolit inaktif Hoofth., et.al., 2011. Kajian biotransformasi PPD pada sel epidermis manusia pentingnya
dilakukan untuk mengetahui nasib PPD yang tanpa sengaja memberi paparan di kulit. Menurut uji yang dilakukan pada sel epidermis manusia, hasil yang
diperoleh didapatkan metabolit N-acetyl-p-phenylenediamine sebanyak 10,5 dan N,N’-diacetyl-p-phenylenediamine sebanyak 50,3. Sebanyak 20,4 PPD tidak
termetabolisme di epidermis kulit dan 2,4 terjadi ikatan kovalen dengan protein. PPD dapat mengalami metabolisme pada epidermis manusia oleh enzim N-
acetyltransferaseNAT 1 SCCS, 2012.
G. Landasan teori