paru. Mencit betina galur A yang mengalami paparan PPD dapat menimbulkan tumor di paru-paru.
E. Hubungan antara dosis dan respon PPD
Hubungan antara dosis dan respon adalah tahapan untuk mengetahui hubungan dosis terhadap respon yang ditimbulkan ketika senyawa tertentu
dipaparkan EFSA, 2012.
a. Hubungan antara dosis dan respon toksisitas akut
Hubungan antara dosis dan respon toksisitas akut PPD dikaji melalui data pada tikus Sprague-Dawley menurut SCCS 2012, tentang toksisitas akut PPD.
Tikus Sprague-Dawley diberi dosis 75 mgkg bw PPD melalui oral yang dipaparkan selama tiga jam dan 100 mgkg bw PPD yang dipaparkan selama 90
menit menimbulkan kematian, sehingga dapat diperoleh nilai LD
50
pada tikus yakni 80-100 mgkg bw.
b. Hubungan antara dosis dan respon sensitisasi kulit
Hubungan antara dosis dan respon sensitisasi PPD dikaji menurut data SCCS 2012 tentang sensitisitas PPD. Uji sensitisasi kulit pada mencit betina
galur CBAJ dilakukan dengan metode Local Lymph Node Assay LLNA yang merupakan in vivo sensitization testing. Hubungan keterkaitan antara dosis yang
diberikan ditunjukkan dengan nilai Stimulation Indices SI, dilihat pada Tabel I.
Tabel I. Hubungan keterkaitan dosis dan respon sensitisasi PPD pada kulit
No. Dosis µg
SI
1. 12,5
2,6 2.
62,5 10,4
3. 312,5
16,1
c. Hubungan antara dosis dan respon mutagenitas
Hubungan antara konsentrasi dan respon mutagenitas PPD dikaji dengan data SCCS 2012, tentang mutagenitas PPD. Mutagenitas PPD dilakukan
berdasarkan uji mutagenitas pada gen bakteri dan uji mutagenitas gen sel mamalia. Uji mutasi gen pada bakteri dilakukan menggunakan uji Ames dengan
mikroba uji Salmonella typhimurium galur mutan. Uji mutasi gen bakteri untuk PPD dengan konsentrasi 1-3000 µg PPDplate menggunakan galur TA98 dan
TA100. Metode yang digunakan adalah metode pra-inkubasi. Hasil yang diperoleh PPD tidak menimbulkan mutagenitas. Namun laboratorium yang
digunakan dalam penelitian ini tidak memenuhi syarat Good Laboratory Practice GLP. Setiap laboratorium yang tidak memenuhi persyaratan GLP , dapat
menurunkan tingkat kepercayaan dari data yang dikaji. Uji mutasi gen pada bakteri berikutnya dilakukan pada galur TA98,
TA100 dan TA102. Pada galur TA98, TA100 dan TA102, diberi dosis 5000 µg PPDplate dengan metode pra-inkubasi lama pemaparan 72 jam; waktu pra
inkubasi 60 menit. Hasil yang diperoleh dapat dilihat dari masing-masing galur. Pada galur TA98 mengalami mutasi dengan adanya S9, artinya ketika PPD
mengalami metabolisme pada fase I oksidasi terbentuk metabolit aktif dari PPD
yang menyebabkan mutasi. Pada galur TA102 mengalami mutasi dengan atau tanpa S9, artinya PPD dapat mengalami mutasi sebelum dan sesudah mengalami
metabolisme menjadi metabolit aktif. Pada galur TA100 mengalami mutasi tanpa S9, artinya PPD dapat menimbulkan mutasi tanpa perlu berubah menjadi
metabolit aktif. Uji Ames tersebut telah dilakukan oleh laboratorium yang sudah memenuhi syarat GLP, sehingga peneliti dapat percaya pada data yang dikaji.
Hubungan konsentrasi dan respon ditunjukkan pada tabel II.
Tabel II. Hubungan dosis terhadap respon mutagenitas pada bakteri.
No. Senyawa Uji
Konsentrasi µgplate
Strain Mutagenitas
1. PPD 1-3000
TA98, TA100 -
156,1-5000 TA98,TA100,TA102
+ 2. PPD + H
2
O
2
0,0003-0,0595 TA98
+ 3. PPD + H
2
O
2
+ resorsinol
0,0003-0,0595 TA98
_
4. PPD + resorsinol + H
2
O
2
0-2000 TA98
+ 5. MAPPD dan
DAPPD 95 1,6-5000
TA98,TA100 TA102,TA1535
TA1537 -
Ket :- tidak menimbulkan respon + menimbulkan respon
Jika senyawa yang diuji PPD yang dicampurkan dengan H
2
O
2
, PPD dapat menimbulkan respon mutagenitas. Uji yang dilakukan pada galur TA98 dengan
adanya S9. Metode uji yang digunakan adalah incorporated method lama pemaparan 14 hari dengan pemberian konsentrasi PPD 0,3 ngplate – 59,5
ngplate. Hasil yang diperoleh PPD dapat menimbulkan mutagenitas dalam bentuk metabolit aktif SCCS, 2012.
PPD yang dicampurkan H
2
O
2
dengan adanya resorsinol yang diuji dengan metode dan konsentrasi yang sama, tidak menimbulkan mutagenitas . Hal ini
dapat terjadi karena dengan adanya resorsinol, PPD tidak bereaksi dengan H
2
O
2
sehingga tidak terbentuk senyawa BB BfR,2011 namun dapat membentuk senyawa turunan lainnya Brody and Burns, 1968. Uji Ames untuk PPD yang
dicampurkan dengan H
2
O
2
tanpa dan dengan resorsinol tersebut dilakukan oleh laboratorium yang belum memenuhi syarat GLP SCCS, 2012.
Apabila PPD dicampur resorsinol dengan adanya H
2
O
2
dapat menimbulkan respon mutagenitas pada rentang konsentrasi 0-2000 µgplate. Uji
tersebut dilakukan menggunakan laboratorium yang belum memenuhi syarat GLP. Uji yang dilakukan menggunakan galur TA98 dengan adanya S9. Hasil yang
diperoleh menunjukkan galur TA98 mengalami mutasi setelah senyawa mengalami metabolisme fase I oksidasi SCCS, 2012. Hal ini tejadi, karena
hasil reaksi PPD, resorsinol dengan ada H
2
O
2
dapat membentuk senyawa turunan PPD yang memiliki amin aromatik sekunder Chandra and Kailash, 2003.
Uji mutasi gen bakteri juga telah dilakukan untuk hasil metabolit tidak aktif setelah mengalami fase II dari PPD yaitu N-monoacetyl-para-
phenylenediamine MAPPD dan N.N’-diacetyl-para-phenylenediamine DAPPD 95 pada galur TA98, TA100, TA102, TA1535 dan TA1537 tanpa adanya S9.
Uji tersebut dilakukan dalam laboratorium yang belum memenuhi syarat GLP. Metode uji yang dilakukan adalah incorporated method lama pemaparan 72 jam
dengan konsentrasi 1,6-5000 µgplate. Hasil yang diperoleh pada galur tersebut tidak mengalami mutasi SCCS, 2012.
d. Hubungan antara dosis dan respon genotoksisitas
Hubungan antara konsentrasi dan respon genotoksisitas PPD dikaji dengan data SCCS 2012, tentang genotoksisitas PPD. Genotoksisitas PPD dilakukan
dengan uji mikronukleus dan uji penyimpangan kromosom secara in-vitro. Uji mikronukleus dilakukan untuk senyawa PPD 99,3, MAPPD dan DAPPD. Uji
penyimpangan kromosom dilakukan untuk senyawa PPD murni, PPD bersama H
2
O
2
dengan dan tanpa resorsinol SCCS,2012. Pada uji mikronukleus untuk PPD 99,3 dilakukan menggunakan sel
limfosit dari wanita sehat tidak merokok yang berusia di bawah 35 tahun dengan dan tanpa adanya sistem aktivasi metabolic exogoneus S9 yang berasal dari hati
tikus yang diinduksi oleh enzim Arcolor 1254. Uji yang menggunakan S9 dilakukan pada rentang konsentrasi 400-2000 µgmL dengan lama pemaparan 45
jam, sedangkan uji yang tidak menggunakan S9 dilakukan pada rentang konsentrasi 50-125 µgmL dengan lama pemaparan 28 jam. Hasil yang diperoleh
PPD menimbulkan genotoksisitas pada sel limfosit manusia sebelum dan sesudah mengalami metabolisme fase I SCCS,2012.
Pengujian untuk senyawa MAPPD dan DAPPD 95 dilakukan menggunakan sel limfosit wanita sehat tidak merokok yang berusia di bawah 35
tahun tanpa adanya S9. Uji untuk senyawa MAPPD dilakukan pada rentang konsentrasi 769 -1502 µgmL, sedangkan uji untuk senyawa DAPPD dilakukan
pada rentang konsentrasi 384-700 µgmL. Pada kedua uji senyawa tersebut
diberikan pemaparan hingga 28 jam. Hasil yang diperoleh adalah MAPPD dan DAPPD tidak menimbulkan genotoksisitas pada limfosit manusia SCCS, 2012.
Uji penyimpangan kromosom untuk PPD yang dicampurkan dengan H
2
O
2
dilakukan pada sel limfosit manusia dari pria dan wanita dengan menggunakan S9. Konsentrasi yang digunakan adalah pada rentang 0,0149-0,060 µg PPDmL
dengan lama pemaparan 28 jam. Hasil yang diperoleh bahwa PPD yang dicampurkan H
2
O
2
menimbulkan genotoksisitas pada limfosit manusia setelah mengalami aktivasi metabolisme oleh hati. Namun, pengujian yang dilakukan
untuk senyawa PPD yang dicampurkan H
2
O
2
dengan adanya resorsinol tidak menimbulkan genotoksisitas pada limfosit manusia sebelum dan sesudah
mengalami aktivasi metabolisme oleh hati pada konsentrasi dan lama pemaparan yang sama seperti pada uji tanpa resorsinol SCCS,2012. Hubungan antara
konsentrasi dan respon genotoksisitas yang ditimbulkan jika dilakukan pemberian PPD murni, metabolit PPD dan PPD yang direaksikan dengan H
2
O
2
tanpa dan dengan resorsinol dilihat pada Tabel III.
Tabel III. Hubungan konsentrasi terhadap respon genotoksisitas pada sel limfosit manusia.
No. Senyawa Uji
Konsentrasi µgmL
Genotoksisitas
1. PPD 99,3 50-125
400-2000 +
2. MAPPD 95 769-1502
_ 3. DAPPD 95
384-700 _
4. PPD + H
2
O
2
0,0149-0,60 +
5. PPD + H
2
O
2
+ resorsinol 0,0149-0,60
_
Ket :- tidak menimbulkan respon tanpa S9
+ menimbulkan respon dengan S9
e. Hubungan antara dosis dan respon karsinogenitas
Hubungan antara konsentrasi dan respon karsinogenitas PPD dikaji dengan data SCCS 2012, tentang karsinogenitas PPD. Uji karsinogenitas yang
dilakukan untuk senyawa PPD, PPD dengan H
2
O
2
dan senyawa PPD yang dicampur resorsinol dengan adanya H
2
O
2.
Pengujian pada senyawa PPD dilakukan dengan beberapa rute topikal, oral, injeksi intraperitonal i.p dan uji khusus untuk transplasenta dan neonatal.
Uji melalui topikal dilakukan pada mencit Swiss betina. Dosis yang digunakan 50 mgmL dan 100 mgmL dalam aseton yang dipaparkan 2x seminggu hingga 85
minggu. Hasil yang diperoleh adalah PPD tidak menimbulkan karsinogenitas pada mencit betina dengan pemejanan kronis. Laboratorium dalam penelitian ini belum
memenuhi syarat GLP SCCS,2012. Pada uji karsinogenitas yang dilakukan pada tikus F344 diet dengan dosis
625-1250 ppm yang dipaparkan selama 105 minggu tidak menimbulkan karsinogenitas. Uji karsinogenitas masih dilakukan pada tikus F344 untuk melihat
pengaruh dari jenis kelamin dapat menjadi faktor timbulnya karsinogenitas dari PPD. Tikus F344 diberikan dosis 0,05 dan 0,1 dengan lama pemaparan 80
minggu. Hasil yang diperoleh PPD tidak menimbulkan karsinogenitas pada tikus F344 jantan maupun betina dengan pemejanan kronis. Kedua uji tersebut
dilakukan di laboratorium yang belum memenuhi syarat GLP SCCS,2012.
Uji pada mencit galur A jantan dan betina melalui rute injeksi i.p. Uji tersebut belum menggunakan laboratorium yang memenuhi syarat GLP. Dosis
yang diberikan 25 mgkg bw dengan lama pemaparan tiga kali seminggu hingga delapan minggu. Hasil yang diperoleh ditemukan tumor di paru-paru, sehingga
PPD dapat menimbulkan karsinogenitas dengan pemejanan sub-kronis SCCS,2012. Hubungan antara dosis dan respon karsinogenitas ditunjukkan pada
Tabel IV.
Tabel IV. Hubungan keterkaitan dosis dan respon yang menimbulkan karsinogenitas untuk senyawa PPD.
No. Subyek uji
Jalur Dosis
Karsinogenitas
1. Mencit Swiss Topikal
50 mgmL dan 100 mgmL dalam aseton
- 2. Tikus F344
Oral 625-1250 ppm
- Oral
0,5 mgmL dan 1 mgmL
- 3. Mencit galur A
Injeksi i.p 25 mgkg bw +
Ket :- tidak menimbulkan respon + menimbulkan respon
F. Farmakokinetik dan Biotransformasi PPD