melalui injeksi intraperitoneal i.p dan pada dosis tersebut dapat menimbulkan tumor di paru-paru. PPD yang dipaparkan melalui injeksi i.p dapat dengan cepat
menuju sistemik tanpa perlu mengalami metabolisme di hati, sehingga PPD dan hasil oksidasinya dapat dengan cepat berada dalam sistemik dan diasumsikan
dapat berikatan dengan reseptor tertentu dan menimbulkan tumor di paru-paru pada mencit galur A. Peneliti memilih nilai NOAEL yang digunakan untuk hewan
uji adalah 25 mgkg BB, karena peneliti mengasumsikan skenario terburuk jika PPD tidak mengalami metabolisme menjadi inaktif di dalam tubuh dan terdapat di
sistemik. Pada kajian risiko perlu adanya ekstrapolasi ke manusia. Ekstrapolasi yang
dilakukan menggunakan nilai UF. UF yang digunakan adalah 100 yang didapat dari 10x10, angka 10 pertama merupakan konversi dari hewan uji ke manusia,
angka 10 kedua merupakan konversi dari manusia ke subpopulasi manusia. Nilai NOAEL dari uji karsinoegnitas akan diekstrapolasi ke manusia dengan
menggunakan Uncertainly Factor UF dan didapatkan 0,25 mgkg BB.hari. NOAEL untuk manusia diperoleh menurut perhitungan di bawah:
����� ���� ������� = ����� ���� ℎ���� ���
��
=
25
�� ��
��.ℎ��� 100
=
0,25 mgkg BB.hari.
C. Evaluasi dan Karakterisasi Risiko PPD
Evaluasi risiko adalah tahapan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa aman batas risiko dari senyawa tersebut yang dikaji melalui nilai Margin of Safety
MOS SCCS, 2012. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi risiko terhadap
sensitisasi kulit dan karsinogenitas yang ditimbulkan oleh PPD. Evaluasi risiko dilakukan dengan menghitung nilai MOS untuk masing-masing risiko tersebut.
Karakterisasi risiko adalah tahapan yang dilakukan setelah melakukan evaluasi risiko, yang bertujuan untuk mengkarakterisasi besar kecilnya risiko yang
ditimbulkan. Nilai MOS yang didapat dari evaluasi risiko dapat digunakan untuk melakukan karakterisasi risiko. Jika nilai MOS yang diperoleh kurang dari 100
maka dinyatakan bahwa PPD dalam pewarna rambut tidak aman, sedangkan apabila nilai MOS yang diperoleh lebih atau sama dengan 100 maka dinyatakan
bahwa PPD dalam pewarna rambut aman. Pada evaluasi risiko dalam penelitian ini akan dikaji dua nilai MOS, yakni
MOS untuk sensitisasi kulit dan MOS untuk karsinogenitas. Setelah didapatkan nilai MOS, peneliti akan melakukan karaterisasi risiko dengan memberikan
keterangan aman atau tidaknya PPD dalam pewarna rambut oksidatif.
a. Nilai
Margin of Safety MOS untuk sensitisasi PPD
Sensitisasi kulit yang dapat ditimbulkan oleh PPD melalui paparan topikal dapat terjadi saat melakukan pewarnaan rambut. Toksisitas tersebut termasuk
dalam toksisitas akut, karena sensitisasi dapat terjadi dalam jangka waktu yang pendek.
Evaluasi risiko mengenai sensitisasi kulit dipengaruhi oleh nilai NOAEL untuk sensitisasi pada manusia dan jumlah PPD yang dapat masuk ke dalam kulit
saat pemakaian pewarna rambut DA
t
. Hasil dari evaluasi risiko sensitisasi dilihat dari nilai MOS. Penelitian ini akan mengkaji dua nilai MOS untuk sensitisasi kulit
yaitu saat paparan PPD selama delapan jam dan satu jam. MOS sensitisasi untuk
paparan selama delapan jam dihitung menggunakan nilai NOAEL sebesar 7,5 7,5x10
-3
mgkg BB.hari dan nilai DA
t
sebesar 0,435 mgkg.hari. Perhitungan MOS sensitisasi kulit untuk paparan delapan jam:
��� = �����
��� =
7,5 × 10
−3
�� ����
. ℎ���
0,435 ��
����. ℎ��� = 0,017
MOS sensitisasi kulit untuk paparan satu jam dihitung menggunakan nilai NOAEL 7,5x10
-3
mgkg BB.hari dan nilai DA
t
sebesar 0,145 mgkg.hari. Perhitungan MOS sensitisasi kulit untuk paparan satu jam:
��� = �����
��� =
7,5 × 10
−3
�� ����
. ℎ���
0,145 ��
����. ℎ��� = 0,052
Nilai MOS sensitisasi yang ditemukan untuk paparan PPD selama delapan jam dan satu jam adalah kurang dari 100, artinya PPD yang masuk ke dalam kulit saat
pemakaian pewarna rambut tidak aman yakni menimbulkan sensitisasi kulit.
b. Nilai
Margin of Safety MOS untuk karsinogenitas PPD
Karsinogenitas PPD dapat terjadi jika PPD yang dipaparkan dapat menuju sistemik, melalui epidermis dengan absrobsi dermal. Karsinogenitas merupakan
toksisitas yang terjadi jika pemakaian pewarna rambut dalam jangka waktu yang panjang atau terus-menerus.
Evaluasi risiko mengenai karsinogenitas PPD dipengaruhi oleh nilai NOAEL untuk karsinogenitas pada manusia dan jumlah paparan PPD yang dapat
masuk ke dalam kulit saat pemakaian pewarna rambut secara terus menerus
selama 30 tahun DAD. NOAEL karsinogenitas yang digunakan adalah 0,25 mgkg BB.hari dan nilai DAD yang didapatkan untuk paparan PPD selama
delapan jam dan satu jam berturut-turut adalah 0,0062 mgkg-hari dan 0,002 mgkg BB-hari. Potensi PPD untuk menimbulkan karsinogenitas dilihat dari nilai
Margin of Safety MOS. Nilai MOS karsinogenitas untuk paparan PPD selama delapan jam yang diperoleh:
��� = �����
��� =
0,25 ��
kg . hari
0,0062 �� ��
. ℎ���
= 40,3 Nilai MOS tersebut kurang dari 100, artinya PPD yang masuk ke dalam kulit
secara terus menerus selama 30 tahun untuk paparan delapan jam dinyatakan tidak aman yaitu dapat menimbulkan karsinogenitas dalam pemakaian jangka panjang.
Nilai MOS karsinogenitas untuk paparan PPD satu jam dalam sebulan sekali pada jangka waktu pemakaian yang panjang 30 tahun diperoleh adalah:
��� = �����
��� =
0,25 ��
kg . hari
0,002 �� ��
. ℎ���
= 125 Nilai MOS yang diperoleh lebih dari 100, artinya PPD yang dipaparkan dalam
waktu yang lebih singkat yaitu satu jam dalam sebulan sekali selama pemakaian jangka panjang tidak menimbulkan karsinogenitas pada manusia.
Setelah didapatkan nilai MOS dari risiko sensitisasi kulit dan karsinogenitas yang ditimbulkan PPD dinyatakan bahwa PPD dapat menimbulkan
sensitisasi kulit baik untuk paparan delapan jam dan satu jam namun tidak dapat menimbulkan karsinogenitas untuk paparan selama satu jam dalam pemakaian
pewarna rambut jangka panjang. Apabila dibandingkan dengan nilai MOS dari SCCS 2012, PPD aman digunakan dengan tidak menimbulkan risiko
penambahan berat pada organ hati dan ginjal yang ditunjukkan oleh nilai MOS sebesar 200. Namun PPD dapat menimbulkan sensitisasi pada manusia yang
ditunjukkan oleh nilai MOS kurang dari 100. Nilai MOS dalam penelitian ini dipengaruhi dari hasil uji yang dilakukan
secara in-vitro menggunakan apparatus FDC dari penelitian Sudirman 2015. Penelitian tersebut menyatakan bahwa PPD dapat masuk ke kompartemen
akseptor artinya PPD dapat menembus kulit dan masuk ke sistemik. PPD dapat teroksidasi membentuk senyawa BB. Apabila BB berada di sistemik, maka dapat
menimbulkan DNA adduct pada pasangan basa DNA. DNA adduct dapat menyebabkan mutasi hingga karsinogen Philip., et al, 2000.
Pada penentuan aman atau tidaknya PPD dalam toksisitas harus mempertimbangkan faktor lain selain nilai MOS yaitu adalah metabolisme dan
farmakokinetik PPD saat berada di sirkulasi sistemik. Toksisitas berupa sensitisasi terjadi dengan cepat sehingga tidak perlu mepertimbangkan farmakokinetik PPD.
Jika dilihat dari metabolisme, PPD dapat mengalami biotransformasi di sel epidermis dengan bantuan enzim NAT 1 menjadi senyawa inaktif berupa MAPPD
dan DAPPD. Kedua senyawa tersebut tidak dapat menimbulkan sensitisasi, namun enzim NAT 1 dapat mengalami kejenuhan jika jumlah PPD yang masuk
berlebih. Sensitisasi dapat terjadi saat senyawa PPD sudah mengalami oksidasi di
permukaan kulit menjadi BB. Oleh karena itu, perlu hati-hati dalam menentukan aman atau tidaknya PPD dalam meimbulkan sensitisasi kulit, karena nilai MOS
untuk sensitisasi PPD dalam penelitian ini diperoleh dari uji in-vitro menggunakan FDC tanpa melihat metabolisme PPD.
PPD tidak menimbulkan karsinogenitas pada manusia dalam pemakaian jangka panjang yang ditunjukkan oleh nilai MOS lebih besar dari 100. Jika dilihat
dari metabolisme dan farmakokinetik PPD, di dalam tubuh PPD dapat mengalami biotransformasi oleh enzim NAT 1 di sel epidermis dan NAT 2 di sel hati, kedua
enzim ini dapat memetabolisme PPD menjadi bentuk inaktif yang mudah mengalami ekskresi melalui urin. Selain itu, waktu eliminasi PPD dan hasil
metabolitnya adalah 8 jam, sehingga PPD dan hasil metabolitnya akan terekskresi dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. PPD juga tidak akan mengalami
akumulasi dalam tubuh karena memiliki nilai mass balance yang mendekati 100. Menurut pernyataan tersebut, dapat dikatakan pula PPD tidak berbahaya
dalam menimbulkan karsinogenitas karena mudah diekskresikan.
D. Manajemen dan Komunikasi Risiko