29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kajian Paparan PPD
Kajian paparan adalah tahapan untuk mengetahui jumlah dan frekuensi manusia yang mungkin akan terpapar oleh suatu senyawa yang memiliki efek
berbahaya SCCS, 2012. Salah satu senyawa yang memiliki efek berbahaya menurut BPOM 2008 dan Annex 3 2012 adalah para-phenylenediamine
PPD. Senyawa ini dapat ditemukan dalam pewarna rambut oksidatif. Menurut penelusuran pustaka, paparan yang paling sering dilakukan untuk pewarna rambut
melalui topikal.
a. Kadar PPD dalam pewarna rambut oksidatif
Pewarna rambut oksidatif merupakan produk kosmetik yang cukup sering digunakan oleh masyarakat. Namun sering dijumpai adanya senyawa PPD dalam
produk kosmetik tersebut. PPD dalam pewarna rambut oksidatif biasanya digunakan untuk membuat warna terlihat lebih gelap. Keberadaan senyawa PPD
dalam pewarna rambut perlu dikaji, karena menurut penelusuran pustaka PPD memiliki potensi untuk menimbulkan sensitisasi dan karsinogenitas.
Pada sampel pewarna rambut oksidatif merek “X”, PPD tidak bersama dengan senyawa coupler namun terdapat agen pengoksidasi yaitu sodium
perborate. Menurut BfR 2011, hal ini yang menjadi tinjauan, bahwa PPD dalam pewarna rambut oksidatif merek “X” dapat berbahaya. PPD dapat mengalami
auto-oxidation dengan adanya sodium perborate. Hasil dari auto-oxidation PPD
adalah quinonediimine QDI yang mampu bereaksi kembali dengan PPD berlebih dan membentuk senyawa Bandrowski’s Base BB. Menurut Ames 1975, BB
dapat menimbulkan mutasi yang berdampak pada sensitisasi dan
karsinogenitas,jikaditemukan dalam sisemik karena BB sangat reaktif. Apabila dalam pewarna rambut oksidatif terdapat senyawa coupler, maka PPD tidak akan
membentuk senyawa BB Brody dan Burns, 1968. Hasil reaksi antara QDI dan senyawa coupler sulit untuk masuk terabsorbsi ke dalam kulit karena memiliki
tingkat penetrasi yang rendah 0,05, sehingga tidak mudah masuk ke sistemik dibandingkan BB Goebel,2009. Sedangkan tingkat penetrasi BB ke dalam kulit
cukup tinggi 50, sehingga lebih mudah mengalami absorbsi Goebel,2009. Oleh karena itu, menurut BfR 2011, batas maksimum konsentrasi PPD yang
sudah dicampurkan dengan agen pengoksidasi tanpa ada senyawa coupler adalah 2 sedangkan menurut BPOM 2011 PPD dalam formulasi pewarna rambut
memiliki batas konsentrasi sebesar 6. Menurut Feliana 2015, jumlah PPD dalam sampel pewarna rambut
oksidatif merek “X” sebanyak 4,57, sehingga dapat dikatakan pewarna rambut merek “X” telah sesuai dengan aturan menurut BPOM 2011. PPD dalam
pewarna rambut oksidatif merek “X” tidak mengandung jumlah PPD yang
berlebih. b.
Total Dose Absorbed Per Day DA
t
Paparan PPD pada manusia dapat terjadi melalui oral, inhalasi dan topikal. Namun paparan yang paling sering terjadi untuk senyawa PPD adalah melalui
topikal. Paparan melalui topikal terjadi jika pewarna rambut yang mengandung
PPD dioleskan pada rambut hingga mengenai kulit kepala. Senyawa PPD yang mengalami absorbsi dermal dapat menuju sirkulasi sistemik, hal ini yang dapat
memberikan efek berbahaya pada manusia. Oleh karena itu, perlu diketahui Total Dose Absorbed Per Day DA
t
yaitu jumlah keseluruhan senyawa PPD yang dapat terabsorbsi masuk ke dalam kulit melalui paparan topikal selama pemakaian
tertentu. Nilai DA
t
dipengaruhi oleh DA
event
, luas permukaan kulit dan frekuensi pemakaian. DA
event
menyatakan dosis yang terabsorbsi pada kulit saat pemakaian. Frekuensi pemakaian menyatakan jumlah pemakaian dalam per hari. Luas
permukaan kulit menyatakan luas permukaan kulit yang terpapar oleh PPD. Pada penelitian ini digunakan dua nilai DA
event
yaitu DA
event
untuk paparan selama delapan jam dan satu jam. Menurut Sudirman 2015 nilai DA
event
untuk paparan delapan jam adalah 0,045 mgcm
2
-event. Peneliti mengasumsikan PPD yang terlapisi di kulit kepala tidak dibilas hingga bersih sehingga masih
memberikan paparan lebih dari waktu pemakaian. Nilai DA
event
untuk satu jam yang peneliti gunakan diperoleh dari perhitungan yang dipengaruhi oleh nilai koefisien permeabilitas Kp, konsentrasi
pembawa Cv, lag time τ dan t
event
. Nilai Kp, Cv dan τ, peneliti peroleh dari penelitian Sudirman 2015 mengenai kinetika penetrasi PPD dalam pewaran
rambut okasidatif pada kulit manusia yang menggunakan uji in-vitro dengan apparatus Franz Diffusion Cell FDC. Pada penelitian tersebut nilai Kp
Cv dan τ yang diperoleh berturut-turut adalah 0,2782 cmjam, 0,0232 mgcm
3
dan 0,6640 jam terlampir. Nilai t
event
menunjukkan lamanya waktu paparan PPD di kulit.
Peneliti mengasumsikan waktu lamanya paparan selama 1 jam tiap pemakaian, sehingga nilai t
event
yang digunakan adalah 1 jamevent kemudia nilai DA
event
dapat diperoleh dengan perhitungan :
��
�����
= 2 × �� × �� × �
6 � × �
�����
� = 2 × 0,2782
�� ���
× 0,0232 ����
3
× �
6×0,6640 ��� ×1 ��� �����
3,14
= 0,015 mgcm
2
.event Luas permukaan kulit yang peneliti gunakan menurut SCCS 2012 dalam tabel
skin surface area SSA terlampir yaitu 580 cm
2
. Menurut SCCS 2012 penggunaan pewarna rambut oksidastif yang mengandung PPD dilakukan selama
sebulan sekali 1 eventhari. Keseluruhan jumlah senyawa PPD yang masuk selama pemakain sebulan
sekali ditunjukkan oleh nilai DA
t
. Nilai DA
t
yang dihitung untuk paparan PPD selama delapan jam dan satu jam. Nilai DA
t
untuk paparan delapan jam dihitung dengan:
DA
t
= DA
event
x A x EV = 0,045 mgcm
2
-event x 580 cm
2
x 1 eventhari = 26,2 mghari
DA
t
yang ditemukan sebesar 26,2 mg hari atau 0,435 mgkg BB manusia, artinya dosis PPD sebanyak 0,435 mgkg BB dapat masuk ke sistemik melalui
kulit kepala untuk paparan delapan jam. Nilai DA
t
yang dihitung untuk paparan satu jam dilakukan dengan rumus yang sama dan menggunakan nilai DA
event
sebesar 0,015 mgcm
2
-event, sehingga
diperoleh nilai DA
t
sebesar 8,7 mghari, artinya dalam pemakaian pewarna rambut selama satu jam yang dilakukan sebulan sekali, PPD yang dapat masuk sebanyak
8,7 mg melalui paparan di kulit kepala. Dosis yang terpapar untuk manusia dengan berat 60 kg jika melakukan pewarnaan rambut selama satu jam dalam
sebulan sekali adalah 0,145 mgkg BB.hari. Nilai DA
t
diperlukan untuk mengetahui jumlah paparan PPD yang dapat menimbulkan sensitisasi pada kulit
dengan cepat setelah pemakaian selama satu jam dan paparan selama delapan jam. PPD yang masuk ke dalam kulit akan mengalami biotransformasi
sebanyak 79,6 di sel epidermis kulit menjadi metabolit N-acety- phenylenediamine dan N,N’-diacetyl-p-phenylenediamine oleh enzim N-
acetyltransferase NAT 1 SCCS, 2012 tetapi sebanyak 20,4 PPD yang tidak mengalami metabolisme dapat masuk ke dalam sistemik dan 2,4 PPD dapat
melakukan ikatan kovalen dengan protein. Menurut Scheitza, et.al., 2013 protein yang paling banyak untuk dapat berikatan dengan PPD atau p-benzoquinones
adalah sistein. PPD yang tidak mengalami metabolisme oleh sel epidermis kulit akan
masuk ke sistemik yang ditunjukkan oleh nilai AUC tertinggi saat jam ke-2 setelah pemakaian pewarna rambut. PPD dan hasil metabolitnya yang dapat
masuk ke sistemik akan mengalami eliminasi pada jam ke-8 dan tidak akan mengalami akumulasi di dalam tubuh yang ditunjukkan oleh nilai mass balance
pada manusia mendekati 100 yaitu 94,64-97,78 SCCS,2012 karena PPD dapat dengan mudah mengalami ekskresi karena sifatnya yang polar log P
ow
= - 0,25 NCBI, 2015 sehingga dapat terekskresikan melalui urin. Meskipun PPD
dapat tereliminasi dan mengalami eksresi hampir 100 dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, namun sensitisasi kulit dapat tetap terjadi karena reaksi PPD
dalam menimbulkan sensitisasi sangat cepat.
c. Nilai
Dermally Abosorbed Dose DAD
PPD yang dipaparkan melalui topikal dengan pengolesan di kulit kepala dapat masuk secara dermal menuju sistemik dalam pemakain pewarna rambut
selama sebulan sekali yang ditunjukkan oleh nilai DA
t
. Namun apabila pemakaian pewarna rambut secara terus-menerus hingga jangka waktu yang
lama, perlu diperhatikan risiko yang ditimbulkan. Risiko yang dapat ditimbulkan kemungkinan adalah karsinogenitas. Pengukuran risiko tersebut
dilakukan dengan menghitung nilai Dermally Abosorbed Dose DAD. Nilai DAD menyatakan dosis yang diabsorbsi secara dermal setelah pemakaian
jangka panjang. Nilai DAD dipengaruhi oleh DA
event
, frekuensi pemakaian, durasi paparan, frekuensi paparan, luas permukaan kulit yang terpapar, berat badan
manusia dan nilai AT. Nilai DA
event
berasal dari perhitungan sebelumnya yaitu 0,045 mgcm
2
.event dan 0,015 mgcm
2
.event, sehingga akan diperoleh dua nilai DAD. Hasil perhitungan tersebut didapatkan dan dipengaruhi oleh penelitian
yang dilakukan oleh Sudirman 2015, yang menggunakan apparatus FDC sebagai salah satu bentuk uji in-vitro. Pada pemodelan tersebut, diasumsikan
bahwa PPD yang masuk ke kompartemen akseptor adalah PPD yang dapat masuk ke sistemik. Frekuensi pemakaian yang digunakan adalah sebulan sekali
1 eventhari. Peneliti mengasumsikan bahwa durasi paparan dalam
menimbulkan risiko kanker yaitu selama 30 tahun, yang dipertimbangkan jika pemakaian pewarna rambut oksidatif dilakukan mulai umur 45 tahun hingga 75
tahun. Frekuensi paparan diperoleh dari jumlah pemakaian pewarna rambut selama setahun. Menurut SCCS 2012 pemakaian pewarna rambut dilakukan
sebulan sekali, sehingga frekuensi paparan yang diperoleh selama 12 haritahun. Menurut EPA 1992 berat badan manusia pada umumnya yaitu 60
kg dan nilai AT Averaging Time untuk pengkajian risiko kanker adalah 70 tahun atau 25,550 hari, karena rata-rata nilai yang sama dengan seumur hidup.
Perhitungan nilai DAD dengan menggunakan DA
event
untuk paparan delapan jam adalah :
��� =
DA
event
x �� � �� � �� � �
�� � ��
=
0,045
mgcm
2
−�����
t x1
�����
ℎ���
� 30 ��ℎ�� � 12
ℎ��� �� ℎ��
�
580 ��
2
60 �� �
25.550 ℎ���
= 0,0062 mgkg-hari Nilai DAD yang diperoleh sebesar 0,0062 mgkg-hari, artinya PPD
dapat berada di sistemik selama pemakaian jangka panjang 30 tahun dengan lama paparan delapan jam selama sebulan sekali di kulit kepala adalah 0,0062
mgkg-hari Jumlah PPD yang masuk ke sistemik melalui absorbsi secara dermal sebesar 0,0062 mgkg-hari.
Nilai DAD yang diperoleh dengan menggunakan DA
event
untuk paparan selama satu jam yang dihitung menggunakan rumus yang sama dengan
sebelumnya sebesar 0,002 mgkg-hari. PPD dapat berada di sistemik selama
pemakaian jangka panjang 30 tahun dengan lama paparan satu jam selama sebulan sekali sebesar 0,002 mgkg-hari.
PPD yang masuk ke kulit mengalami biotransformasi oleh enzim N- acetyltransferase NAT 1 di sel epidermis manusia menjadi bentuk metabolit
yang tidak aktif. Hasil metabolit dan PPD yang tidak mengalami metabolisme, menuju sistemik yang ditunjukkan pada nilai AUC tertinggi saat jam ke-2
setelah pemakaian. Enzim NAT 1 dapat mengalami kejenuhan dalam artian tidak mampu
lagi dalam mengubah PPD menjadi bentuk metabolit tidak aktif, jika PPD yang dipaparkan dalam jumlah yang banyak atau PPD yang dipaparkan dalam
jangka waktu yang panjang Scheitza., et al., 2013. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam pengakajian risiko kanker yang dapat ditimbulkan PPD.
Penentuan nilai DAD yang dipengaruhi dari hasil uji in-vitro menggunakan apparatus FDC adalah jumlah yang mengasumsikan bahwa PPD
masuk ke dalam sistemik tanpa melibatkan adanya biotransformasi. Asumsi tersebut menyatakan bahwa PPD yang dipaparkan melalui topikal masuk ke
sistemik sebanyak 0,002 mg dapat berikatan dengan reseptor yang mungkin akan menyebabkan karsinogenitas.
B. Kajian Keberbahayaan PPD