Kajian Paparan PPD Toksisitas PPD

memberikan hasil yang tampak alami, menguatkan warna yang gelap dan warnanya tahan lama Pardede, Nababan, dan Mahadi, 2008. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.42.1018 tentang Bahan Kosmetik 2011, kadar maksimum PPD yang diperbolehkan dalam pewarna rambut adalah 6. Gambar 1. Struktur PPD SCCS, 2012. PPD memiliki berat molekul 108,14 gmol. Bentuk basa bebasnya memiliki rumus kimia C 6 H 8 N 2 , larut kurang dari 10 bv dalam air dan etanol pada suhu 22 o C, dan larut lebih dari 20 bv dalam dimetil sulfoksida pada suhu 22 o C. PPD memiliki log P ow sebesar -0,25 NCBI, 2015, titik lebur 139-141 o C, titik didih 267 o C, panjang gelombang cahaya serapan 281,9 nm COLIPA, 2006.

C. Kajian Paparan PPD

Kajian paparan dilakukan untuk mengetahui jalur atau rute PPD dalam menimbulkan toksisitas. Manusia dapat mengalami paparan PPD melalui jalur oral, topikal dan inhalasi.

a. Kajian Paparan PPD melalui oral

Menurut Filali, et.al 2006, terjadi beberapa kasus PPD yang dapat masuk melalui oral pada populasi manusia di Afrika dan Asia. Hal ini terjadi jika mereka menggunakan henna sebagai tato temporer di jari-jari atau tangan mereka, dan tanpa sengaja tertelan dapat masuk ke dalam sistemik melalui oral. Kasus ini paling banyak dialami oleh wanita pada usia 24-35 tahun 54,3. PPD dapat masuk ke saluran sistemik ditunjukkan dengan data pada hewan uji. Pada hewan uji konsentrasi tertinggi di dalam plasma tercapai pada 0,5 jam setelah pemberian peroral larutan PPD SCCS, 2012.

b. Kajian Paparan PPD melalui topikal

PPD dapat masuk melalui topikal ke sistemik, ditunjukkan dengan data pada hewan uji. Pada tikus Spargue-Dawley yang dipaparkann larutan PPD dalam 40 etanol, setelah 4 jam ditemukan PPD di dalam plasma SCCS, 2012.

c. Kajian Paparan PPD melalui inhalasi

Pada manusia, PPD juga dapat masuk ke sistemik melalui jalur inhalasi. Hal ini dapat terjadi jika PPD terhirup saat penggunaan pewarna rambut. PPD yang terhirup tanpa sengaja, dapat masuk melalui hidung hingga sampai ke bronkus. Mekanisme dari bronkus itu sendiri dapat mendorong PPD ke luar hingga menuju faring. PPD yang berada di faring dapat masuk ke tenggorokan dan menuju saluran pencernaan melalui katup epiglotis, yang terbuka saat menelan. PPD yang dapat masuk ke dalam saluran pencernaan dan mengalami absorbsi menuju sistemik Departement of Health and Senior Services, 1999.

D. Toksisitas PPD

Toksisitas adalah potensi yang dapat ditimbulkan oleh senyawa atau substansi dalam menimbulkan gangguan kesehatan manusia SCCS, 2012.

a. Toksisitas akut PPD

Toksisitas akut didefinisikan sebagai efek toksisitas yang dihasilkan dalam waktu singkat setelah mengalami paparan selama 24-96 jam EPA 2013. Menurut SCCS, 2012, toksisitas akut PPD melalui oral pada hewan uji menimbulkan kematian. Toksisitas akut PPD melalui oral pada manusia menimbulkan angioneurotic oedema, rhambdomylosis, gagal ginjal dan myocarditis SCCS, 2012.

b. Toksisitas sub-kronis PPD

Toksisitas subkronis adalah kapasitas suatu zat menyebabkan efek yang merugikan bagi kesehatan manusia akibat paparan sub-kronis EPA, 2013. Menurut SCCS, 2012, toksisitas subkronis PPD melalui oral pada tikus Sprague- Dawley dapat menyebabkan penggelapan pada warna urin. Penggelapan pada urin merupakan salah satu gejala klinis dari gangguan ginjal Alam dan Hardbroto, 2007.

c. Toksisitas kronis PPD

Toksisitas kronis didefinisikan kapasitas suatu zat menyebabkan efek yang merugikan bagi kesehatan manusia setelah paparan kronis EPA, 2013. Menurut SCCS 2012, toksisitas kronis PPD dapat menyebabkan tumor di kelenjar paru- paru. Mencit betina galur A yang mengalami paparan PPD dapat menimbulkan tumor di paru-paru.

E. Hubungan antara dosis dan respon PPD