23
belakang genrokubina dan ky ōhōbina sewaktu dipajang. Tidak semua dankazari
bbertingkat sama, ada dankazari 3 tingkat, ada yang tujuh tingkat dan sebagainya.
Mulai sekitar akhir zaman Edo hingga awal zaman Meiji
, boneka hinamatsuri yang mulanya hanya terdiri dari sepasang kaisar dan permaisuri
berkembang menjadi satu set boneka lengkap berikut boneka puteri istana, pemusik, serta miniatur
istana , perabot rumah tangga dan dapur. Dan sejak itu
pula, boneka dipajang di atas dankazari tangga untuk memajang, dan orang di seluruh Jepang mulai merayakan hinamatsuri secara besar-besaran.
http:id.wikipedia.orgwikiHinamatsuri .
2.3.3 Susunan Boneka
Istilah untuk tangga memajang di Jepang disebut hina dan atau dankazari, lapisan yang menutupinya disebut dankakke atau hi-mosen yaitu kain tebal atau
karpet berwarna merah dengan garis pelangi di bagian bawah.
Wilayah Kanto dan Kansai memiliki urutan penempatan boneka dari kiri ke kanan yang berbeda tetapi urutan boneka pertingkat sama. Berikut adalah
susunan boneka pertingkat menurut Russell 2012:6 :
1. Tangga Pertama atau Tangga Teratas
Pada tingkat teratas ada dua buah boneka yang dikenal sebagai kaisar dairi bina dan permaisuri ohina-sama. Boneka kaisar odairi-sama
memegang tongkat ritual shaku dan permaisuri memegang kipas. Kata dairi berarti istana kekaisaran dan hina berarti gadis atau puteri. Boneka ini biasanya
Universitas Sumatera Utara
24
ditempatkan di depan layar lipat emas byoubu dan ditengah diletakkan pohon taman hijau Jepang. Di kedua sisi ada lampu atau lampion yang disebut bonbori
dan lentera sutra yang disebut hibikuro, biasanya dihiasi dengan pola bunga sakura. Set yang lengkap akan mencakup aksesori ditempatkan diantara dua
boneka yang disebut sanbo kazari. Untuk pengaturan tradisional kaisar diletakkan di sebelah kanan sementara pengaturan modern kaisar diletakkan di kiri menurut
pandangan yang melihat.
2. Tangga Kedua
Di tingkat kedua ada tiga boneka dayang-dayang sannin kanjo yang masing-masing memegang peralatan sake. Dari pandangan yang melihat, gadis
yang berada di sebelah kanan adalah pembawa sake yang bergagang panjang nagae no chosi, gadis yang berada di sebelah kiri adalah pembawa sake yang di
belakang kuwae no chosi, dan gadis yang di tengah adalah pembawa sake yang duduk sanpo.
3. Tangga Ketiga
Pada tangga ketiga ada lima boneka pemusik gonin bayashi. Masing- masing memegan alat musik, kecuali penyanyi yang memegang kipas. Dari kiri ke
kanan dari pandangan yang melihat, paling kiri adalah pemain gendang kecil taiko dengan posisi duduk, di sebelahnya ada pemain gendang besar dengan
posisi berdiri otsuzumi, di sebelahnya pemaing gendang tangan kotsuzumi dengan posisi berdiri, di sebelahnya lagi pemain seruling yokobue dengan posisi
Universitas Sumatera Utara
25
duduk dan yang paling kanan adalah penyanyi utaikata yang memegang kipas dengan posisi berdiri.
4. Tangga Keempat
Pada tangga keempat terdapat dua mentri daijin. Mentri yang dibelah kanan udaijin dan mentri yang disebalh kiri sadaijin. Mentri yang di sebelah
kanan digambarkan sebagai orang yang muda, sedangkan mentri yang di sebelah kiri jauh lebih tua dan keduanya lengkap dengan busur dan anak panah.
Dari pandangan yang melihat, menteri kanan berada di sebelah kiri, sedangkan menteri
kiri berada di sebelah kanan.
5. Tangga Kelima
Pada tangga yang kelima, diantara tanaman-tanaman, ada tiga boneka pembantu atau samurai sebagai pelindung kaisar dan permaisuri. Dari kiri ke
kanan: peminum yang cengeng nakijogo, peminum yang membantah okorijogo dan peminum yang riang waraijogo.
6. Tangga yang Lain
Pada tangga keenam dan ketujuh, ada berbagai miniatur perabotan, kendaraan dan sebagainya yang dipajang.
Universitas Sumatera Utara
26
2.4 Teori Fungsional Budaya Bronislaw Malinowski