Teori Orientasi Nilai Budaya Kluckhohn

29 teori-pungsional-struktural.html , menguraikan tingkat kebutuhan yang dibutuhkan manusia ada lima tingkatan yaitu dari kebutuhan tingkat terendah sampai tingkat kebutuhan tertinggi meliputi : 1. Physiologi, kebutuhan faal tubuh meliputi pemenuhan kebutuhan akan rasa haus, lapar, istirahat dan aktivitas. 2. Safety –Scurity, yaitu kebutuhan akan rasa aman yang bebas dari takut dan cemas atau kekhawatiran. 3. Belongings and love, manusia membutuhkan harta benda dan kasih sayang untuk mendukung eksistensinya 4. Esteem – self and others, kebutuhan manusia akan penghargaan pribadi dan orang lain. 5. Self actualization, personal self fulfillment, kebutuhan akan aktualisasi diri, pemenuhan diri pribadi.

2.5 Teori Orientasi Nilai Budaya Kluckhohn

Clyde Kluckhohn Kay Maben lahir pada 11 Januari 1905, di Le Mars, Iowa, anak dari pasangan Clyde Clofford dan Caroline Mabem. Ia sekolah menengah di Le Mars lalu pindah di Culver Military Academy dan di tahun 1921- 1922 di Lawrenceville School New Jersey. Karena kesehatannya yang buruk Kluckhohn berhenti kuliah dan diharuskan untuk tinggal di tempat beriklim Universitas Sumatera Utara 30 kering. Akhirnya ia tinggal di peternakan domba milik bibinya di tepi sebuah reservasi Navajo di Mexico. Setelah tujuh bulan di peternakan dan setelah ulang tahunnya yang kedelapan belas, Kluckhohn berkelana sendirian menggunakan kuda sejauh 3000 mil di Negara Amerika bagian selatan. Selama berminggu-minggu ia tidak bertemu dengan bangsa Inggris, hanya Spanyol-Amerika, Zuni dan Navajo Indian. Dibulan Desember 1922 Kluckhohn menerbitkan makalah pertama berbahasa Navajo berjudul El Palacio, jurnal untuk New Mexico State Musium. Perhatian Kluckhohn terhadap bidang penyelidikan Culture and Personality mulai sewaktu ia menulis buku berjudul Navaho Witchcraft dimana ia membuat gambaran yang sangat baik tentang ilmu dukun dan ilmu sihir orang Navajo dengan menganalisa secara psikoanalisa dalam berbagai gejala dan unsur-unsur dalam ilmu sihir tersebut untuk mencapai pengertian yang mendalam tentang berbagai unsur kebudayaan tertentu. Konsep dalam bidang penyelidikan kebudayaan dan watak manusia dikembangkan Kluckhohn bersama dengan ahli psikologi O.H. Mowrer untuk mempertajam pengertian mengenai pengaruh kebudayaan terhadap watak manusia dan sebaliknya dan konsep itu diumumkan kepada dunia ilmiah melalui sebuah karangan yang berjudul Culture and Personality, A Conceptual Scheme 1941 , ia menyimpulkan bahwa watak manusia merupakan suatu rangkaian dari proses- proses fungsional yang berpusat kepada alam rohani yang letaknya di daerah otak dan saraf dari individu tersebut. Proses-proses fungsional tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar individu yaitu wilayah sekitar fisiknya alam dan gejala- Universitas Sumatera Utara 31 gejala fisik sekitarnya, wilayah sekitar sosialnya sesama manusia dan kelompok- kelompok manusia sekitarnya, wilayah sekitar kebudayaannya nilai-nilai, adat istiadat dan benda-benda kebudayaan sekitarnya dan juga alam rohani sub-sadar individu tersebut. Menurut Kluckhohn yang menentukan perilaku individu bukan dari faktor genetik, namun pengaruh budaya dalam pola pengasuhan. Kluckhohn berpendapat bahwa mengapa suatu individu berperilaku demikian karena “mereka dibesarkan seperti itu”. Budaya di tempat seseorang dibesarkan mencerminkan nilai-nilai mereka, sikap dan perilaku. Memahami akar dari psikologi manusia adalah kunci untuk memahami mengapa manusia menampilkan perilaku tertentu, sikap tertentu, dan bereaksi terhadap situasi dengan emosi tertentu. Kluckhohn menggunakan beberapa paradigma untuk menggambarkan pengaruh budaya terhadap perilaku. http:kedaibunga.wordpress.com20100318teori-clyde-kluckhohn-kay-maben . Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation 1961 sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara Universal menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia, yaitu: 1. Hakekat Hidup Manusia Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”. Universitas Sumatera Utara 32 2. Hakekat Karya Manusia Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi. 3. Hakekat Waktu Manusia WM Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang. 4. Hakekat Alam Manusia MA Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam. 5. Hakekat Hubungan Manusia MN Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal sesamanya maupun secara vertikal orientasi kepada tokoh-tokoh. Ada pula yang berpandangan individualistis menilai tinggi kekuatan sendiri . Dalam essainya yang berjudul “A Mirror for Man” Kluckhohn berpendapat bahwa yang menentukan perilaku individu bukan dari faktor genetik, Universitas Sumatera Utara 33 namun pengaruh budaya dalam pola pengasuhan. Kluckhohn berpendapat bahwa mengapa suatu individu berperilaku demikian karena “mereka dibesarkan seperti itu”. Budaya ditempat seseorang dibesarkan mencerminkan nilai-nilai mereka, sikap dan perilaku. Dalam sebuah pencarian terus-menerus untuk lebih memahami perilaku manusia, orang ditantang untuk melihat ke dalam. http:kedaibunga.wordpress.com20100318teori-clyde-kluckhohn-kay-maben . Universitas Sumatera Utara 34 BAB III ANALISIS FUNGSI DAN NILAI MORAL PERAYAAN HINAMATSURI BAGI MASYARAKAT JEPANG MODERN

3.1 Fungsi Hinamatsuri