37
b. Pereaksi Lowry B Reagen B
Pereaksi Lowry B dibuat dengan cara melarutkan 0,5 g CuSO
4
.5H
2
O. ke dalam 100 mL larutan Na-K-tartrat.5H
2
O 1.
c. Pereaksi Lowry C Reagen C
Pereaksi C dibuat dengan mencampurkan 50 mL pereaksi Lowry A dengan 1 mL pereaksi Lowry B pada saat akan digunakan selalu segar.
d. Reagen Folin-Ciocalteau Reagen FC
Pereaksi D dibuat dengan mengencerkan reagen Folin-Ciocalteau FC yang mengandung Na-tungstat dan Na-Molibdat dalam asam fosfat dan asam
klorida, menggunakan akuades 2 kali dari volume reagen FC yang diencerkan.
8. Pembuatan Larutan Standar
Larutan standar adalah larutan yang dibuat dengan mengencerkan larutan induk dalam hal ini larutan kasein 1 mgmL melalui perhitungan menggunakan
rumus pengenceran dalam menentukan banyaknya volum larutan induk yang harus diambil untuk membuat larutan standar dengan konsentrasi tertentu. Adapun
rumus pengencerannya sebagai berikut: V
1
x M
1
= V
2
x M
2
Keterangan: V
1
= volum yang aakan diambil dari larutan induk dalam mL V
2
= volum larutan standar yang akan dibuat 10 mL M
1
= konsentrasi larutan induk 1 mgmL M
2
= konsentrasi larutan standar yang akan dibuat dalam mgmL
38 Sebelum larutan standar diukur absorbansinya, maka diambil salah satu
larutan standar untuk digunakan dalam penentuan panjang gelombang maksimum dan waktu kestabilan. Pada penelitian ini dibuat larutan standar dengan konsen-
trasi berturut-turut 0,05; 0,1; 0,2; 0,4, 0,6; 0,8; dan 1 mgmL. Adapun larutan standar yang digunakan untuk penentuan panjang gelombang maksimum dan
waktu kestabilan adalah larutan standar dengan konsentrasi 0,1 mgmL.
9. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
maks
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan menggu- nakan salah satu larutan standar dalam hal ini larutan standar dengan konsentrasi
0,1 mgmL. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 mL larutan standar 0,1 mgmL lalu ditambahkan 5 mL reagen C, dikocok dengan vortex dan didiamkan
pada suhu kamar selama 10 menit. Ditambahkan 0,5 mL reagen Folin-Ciocalteau lalu dikocok dengan vortex agar campuran homogen Dibiarkan selama 30 menit
pada suhu kamar. Selanjutnya larutan kompleks berwarna diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 720 – 770 nm dengan terlebih dahulu menggunakan larutan blanko yang sebelumnya diperlakukan sama dengan larutan standar, hanya
berbeda 1 mL larutan standar diganti dengan 1 mL akuades. Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi pada berbagai panjang gelombang tersebut, maka
diperoleh absorbansi maksimum terjadi pada panjang gelombang 750 nm dan ini ditetapkan sebagai panjang gelombang maksimum
maks dimana untuk selan- jutnya, baik pengukuran larutan standar konsentrasi lainnya dan larutan sampel
dilakukan pada maks.