Peremajaan dari MRS-broth ke MRS-cair Jumlah Bakteri Starter

36 kemudian ditambah akuades hingga 50 mL dalam botol yang lain. Jumlah botol sampel campuran tepung bonggol pisang dan tepung kedelai sama jumlahnya dengan botol yang berisi hanya tepung bonggol pisang. Selanjutnya ke dalam setiap botol dimasukkan inokulum bakteri asam laktat masing-masing 10 mL, dengan perincian untuk botol yang berisi tepung bonggol pisang sebanyak 9 botol diberi bakteri asam laktat L. plantarum dan 9 botol lainnya diberi bakteri asam laktat L. fermentum, yang berarti setiap 3 botol mewakili satu lama fermentasi. Hal ini juga berlaku sama untuk botol yang berisi campuran tepung bonggol pisang dan tepung kedelai. Seluruh botol sampel divortex kemudian diletakkan di dalam inkubator dengan suhu 42 o C, kecuali botol yang tidak diisi bakteri sebagai kontrol atau tanpa fermentasi yang segera diukur kadar proteinnya.

6. Persiapan Penentuan Kadar Protein Bubur Instan

Sampel yang sudah difermentasi direbus selama 2 menit untuk mematikan bakteri. Sampel dikeluarkan dari dalam botol kemudian direndam dan diaduk dengan 25 mL air. Sampel direbus di dalam 50 mL air selama 2 menit kemudian dikeringkan menggunakan cabinet dryer selama 24 jam pada suhu 40 °C. Sampel dalam berbagai variasi lama fermentasi siap untuk ditentukan kadar proteinnya.

7. Prosedur Pengujian Protein Terlarut a. Pereaksi Lowry A Reagen A

Pereaksi Lowry A dibuat dengan cara menimbang 2 g Na 2 CO 3 . dilarutkan ke dalam 100 mL larutan NaOH 0,1 M. 37

b. Pereaksi Lowry B Reagen B

Pereaksi Lowry B dibuat dengan cara melarutkan 0,5 g CuSO 4 .5H 2 O. ke dalam 100 mL larutan Na-K-tartrat.5H 2 O 1.

c. Pereaksi Lowry C Reagen C

Pereaksi C dibuat dengan mencampurkan 50 mL pereaksi Lowry A dengan 1 mL pereaksi Lowry B pada saat akan digunakan selalu segar.

d. Reagen Folin-Ciocalteau Reagen FC

Pereaksi D dibuat dengan mengencerkan reagen Folin-Ciocalteau FC yang mengandung Na-tungstat dan Na-Molibdat dalam asam fosfat dan asam klorida, menggunakan akuades 2 kali dari volume reagen FC yang diencerkan.

8. Pembuatan Larutan Standar

Larutan standar adalah larutan yang dibuat dengan mengencerkan larutan induk dalam hal ini larutan kasein 1 mgmL melalui perhitungan menggunakan rumus pengenceran dalam menentukan banyaknya volum larutan induk yang harus diambil untuk membuat larutan standar dengan konsentrasi tertentu. Adapun rumus pengencerannya sebagai berikut: V 1 x M 1 = V 2 x M 2 Keterangan: V 1 = volum yang aakan diambil dari larutan induk dalam mL V 2 = volum larutan standar yang akan dibuat 10 mL M 1 = konsentrasi larutan induk 1 mgmL M 2 = konsentrasi larutan standar yang akan dibuat dalam mgmL

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Bakteri Asam Laktat, Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dan Bakteri Pelarut Fosfat Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica chinensis L var. Tosakan)

3 51 44

Profil Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Pembentuk Asam pada Nira Kelapa (Cocos Nucifera L.)

2 13 46

PENGARUH PENAMBAHAN BIOMASA Tithonia diversifolia DAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN FOSFOR TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA TANAH ULTISOL

0 13 55

KADAR PROTEIN, PH DAN JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT YOGHURT SUSU SAPI DENGAN VARIASI PENAMBAHAN SARI DAUN Kadar Protein, pH dan Jumlah Bakteri Asam Laktat Yoghurt Susu Sapi dengan Variasi Penambahan Sari Daun Kelor dan Lama Fermentasi yang Berbeda.

0 3 13

Pengaruh Fermentasi Bakteri Asam Laktat Terhadap Kadar Protein Susu Kedelai.

2 5 82

STUDI AKTIVITAS BAKTERI ASAM LAKTAT (L. PLANTARUM DAN L. FERMENTUM) TERHADAP KADAR PROTEIN MELALUI PENAMBAHAN TEPUNG KEDELAI PADA BUBUR INSTAN TERFERMENTASI.

0 0 2

Karakteristik Fisikokimia Tepung Biji Sorghum (Sorghum bicolor L.) Terfermentasi Bakteri Asam Laktat Lactobacilllus acidophilus | Kurniadi | Agritech 9550 17635 1 PB

0 0 8

Aplikasi Kultur Bakteri Asam Laktat (L. plantarum dan L. fermentum) pada Pembuatan Bubur Instan Terfermentasi yang Terbuat dari Bonggol Pisang dan Jagung Kuning.

0 0 1

Kinetika Fermentasi Asam Laktat dari Tepung Sorgum Menggunakan Baker’s Yeast dan L. plantarum

0 1 7

PENGARUH PERLAKUAN FILTRASI DAN PENAMBAHAN KASEIN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT, TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, DAN PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP YOGHURT SAWO (ACHRAS ZAPOTA L.)

0 0 6