Pemeriksaan Ekuilibrium Tahap Evaluasi Sosial

Test-test di atas kemudian dinilai dengan kriteria sebagai berikut: Nilai 4  mampu melaksanakan aktivitas dengan lengkap. Nilai 3  mampu melakukan aktivitas dengan sedikit bantuan untuk mempertahankan keseimbangan. Nilai 2  mampu melakukan aktivitas dengan bantuan sedang sampai maksimal untuk mempertahankan keseimbangan. Nilai 1  tidak mampu melakukan aktivitas. Dari hasil pemeriksaan di atas, dinilai dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah: Nilai 5  kemampuan normal. Nilai 4  keterbatasan minimal, dapat menyelesaikan aktivitas dengan kecepatan dan kemampuan lebih lambat sedikit dibawah normal. Nilai 3  keterbatasan sedang, dapat menyelesaikan aktivitas, tetapi koordinasi tampak menurun dengan jelas, gerakan lambat, kaku dan tidak stabil. Nilai 2  keterbatasan berat, hanya dapat mengawali aktivitas, tetapi tidak Disabilitas dan Rehabilitasi Nancy Sujono, S. Ked 406071030 tiba melepaskan tahanan. Perhatikan apakah lanjut usia dapat menahan lengan atas saat menahan tahanan dari pemeriksa yang kemudian diikuti oleh menahan kestabilan dari lengan atas saat tahanan dari pemeriksa dihilangkan secara tiba-tiba.  Tepuk tangan. Lanjut usia diminta menepukkan telapak tangan ke meja tanpa mengangkat pergelangan tangan.  Tepuk kaki. Lanjut usia diminta mengetukkan telapak kaki ke lantai tanpa mengangkat tumit dari lantai.  Lanjut usia diminta menggerakkan tumit ke lutut kontralateral dan tumit ke jari-jari kaki kontralateral secara bergantian.

2. Pemeriksaan Ekuilibrium

Pada dasarnya, pemeriksaan inipun hampir sama dengan pemeriksaan non ekuilibrium, namun pada pemeriksaan ini selain dinilai koordinasi dinilai juga keseimbangan dari pasien lanjut usia. Jika pada pemeriksaan pertama posisi pasien adalah statis maka pada pemeriksaan ini posisi pasien adalah dinamis, yaitu dalam keadaan berjalan atau berdiri. Pemeriksaan meliputi:  Berdiri dengan postur normal.  Berdiri dengan postur normal dan mata tertutup.  Berdiri dengan kaki rapat.  Berdiri dengan satu kaki.  Berdiri dan memfleksikan tubuh kemudian lateral fleksi tubuh ke kiri dan kanan.  Berjalan dengan meletakkan satu tumit di depan jari kaki kontralateral.  Berjalan pada garis lurus.  Berjalan menyamping kemudian mundur.  Berjalan pada lingkaran. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 160 Disabilitas dan Rehabilitasi Nancy Sujono, S. Ked 406071030

3. Tahap Evaluasi Sosial

Evaluasi ini berkenaan dengan tempat tinggal, orang-orang di sekitar pasien dan faktor finansial yang berkenaan dengan kehidupan seorang lanjut usia. Beberapa pertanyaan seperti di bawah ini dapat memberikan gambaran keadaan sosial dari seorang lanjut usia:  Apakah ada kamar khusus untuk lanjut usia?  Berapa jumlah ruang dalam rumah lanjut usia jika memiliki rumah sendiri?  Apakah lanjut usia dapat masuk atau keluar sendiri dari rumahnya?  Apakah lingkungan di sekitar rumah lanjut usia cukup aman?  Apakah rumah tersebut memiliki ventilasi yang baik?  Apakah ada tanda-tanda rumah kurang terurus makanan basi di lemari makan, alat makan tidak tercuci, tumpukan pakaian kotor?  Apakah lanjut usia dapat mencari pertolongan meraih telepon, pergi ke tetangga sebelah jika sewaktu-waktu ada keadaan yang membahayakan?  Apakah ada keadaan-keadaan yang membahayakan lanjut usia kabel listrik telanjang, penyinaran yang kurang, karpet yang tidak rata?  Apakah ada hal-hal yang memudahkan lanjut usia untuk jatuh seperti tidak ada pegangan pada dinding rumah atau kamar mandi, permukaan lantai kamar mandi yang tergenang air dan licin, barang berserakkan di lantai, bahan atau peralatan dapur yang diletakkan tinggi hingga untuk menjangkaunya lanjut usia perlu naik ke kursi lebih dahulu, tidak terdapat pegangan pada tangga atau terdapatnya lumpur di halaman saat musim hujan . VII. PROGRAM REHABILITASI MEDIK Program rehabilitasi medik pada pasien lanjut usia sedikit berbeda pelaksanaannya dengan pasien yang lebih muda karena adanya keterbatasan fisik yang memang terjadi secara fisiologis pada pasien lanjut usia. Mengingat hal tersebut maka Kublir Thind, MD dalam artikelnya menekankan bahwa keselamatan pasien merupakan hal yang paling utama selama melakukan fase-fase terapi. Adapun prinsip dasar penanganan rehabilitasi medik pada pasien lanjut usia adalah sebagai berikut: 1. Penanganan berdasarkan penyakit yang mendasari. 2. Hindari disabilitas sekunder atau komplikasi yang mungkin terjadi. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 161 Disabilitas dan Rehabilitasi Nancy Sujono, S. Ked 406071030 3. Menangani sedini mungkin disabilitas primer. 4. Menekankan pada kemandirian fungsional dengan cara meningkatkan kemampuan fungsional yang ada, menyediakan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan dan menyesuaikan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan. 5. Meningkatkan motivasi psikologis pada diri seorang lanjut usia. 6. Berikan dorongan untuk mobilisasi, bukan sebaliknya. 7. Cegah terjadinya isolasi secara sosial. Program rehabilitasi medik yang diberikan pada pasien memerlukan kerjasama dari seorang dokter dengan tenaga medis yang lainnya seperti petugas fisioterapi, okupasiterapis, terapi wicara ataupun psikolog agar pelaksanaan program dapat memberikan hasil yang optimal bagi pasien. Berikut ini merupakan program-program yang dapat diberikan kepada pasien lanjut usia, yang dapat diubah sesuai kondisi dan kebutuhan pasien setelah dievaluasi kemajuannya :

1. Program Fisioterapi