Sistem Muskuloskeletal Sistem Imunologi Keadaan Umum

Disabilitas dan Rehabilitasi Nancy Sujono, S. Ked 406071030 usia yang dikenal sebagai Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK yang sering ditemukan pada kelompok lanjut usia.

3. Sistem Genitourinaria

Pada wanita lanjut usia umumnya lebih kompleks, dimana keadaan inkontinensia urin sering terjadi, hal ini dikarenakan melemahnya otot-otot dasar panggul yang disebabkan oleh paritas yang tinggi. Pada pria lanjut usia pembesaran kelenjar prostat hiperplasia kelenjar prostat menjadi ancaman yang menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena keadaan retensi urin.

4. Sistem Indera

Banyak kelompok lanjut usia yang mengalami gangguan panca indera karena faktor umum yang semakin bertambah proses degenerasi. Pada mata sering terjadi katarak, pada telinga terjadi gangguan presbikusis, dan pada indera pengecapan terjadi penurunan fungsi papilla lidah yang menyebabkan penurunan fungsi pengecapan demikian juga yang terjadi pada indera peraba.

5. Sistem Muskuloskeletal

Melemahnya otot-otot menjadi hal yang umum pada kelompok lanjut usia. Hal tersebut disebabkan terjadinya penurunan 20-30 kekuatan otot pada usia 60 tahun, namun mekanismenya belum diketahui secara pasti tetapi didapatkan juga pengurangan unit motorik otot, ukuran serabut otot mengecil dan jumlah miofibril dari otot juga berkurang. Pada lanjut usia yang tidak melakukan latihan fisik didapatkan pengurangan kekuatan otot yang terjadi dengan sangat cepat disertai juga dengan penurunan fungsi syaraf. Demikian juga gangguan-gangguan pada persendian seperti arthritis rheumatoid atau serangan gout yang secara umum mengurangi fungsi persendian itu sendiri.

6. Sistem Imunologi

Pada lanjut usia terjadi penurunan daya tahan imunitas tubuh sehingga mudah diserang oleh penyakit-penyakit infeksi. Keadaan ini membuat masa penyembuhan penyakit menjadi lebih lama.

7. Keadaan-keadaan Lain

Keadaan lain yang juga kerap terjadi pada kelompok lanjut usia adalah gangguan fungsi kognitif yang disebabkan oleh alzheimer dan demensia. Depresi karena rasa kesepian di masa tua juga sering menjadi penyebab lanjut usia kurang aktif dan menyendiri dalam keseharian hidupnya, yang pada jangka panjang menyebabkan gangguan fisik pada lanjut usia. ASEAN Teaching Seminar On Psychogeriatric problems menambahkan hal-hal lain yang menjadi problem pada kelompok lanjut usia, yaitu: 1. Problem berkaitan dengan organobiologi, seperti keadaan demensia, gangguan fungsi afektif, insomnia dan diabetes melitus. 2. Problem berkaitan dengan psikoedukatif, seperti adanya rasa kesepian, rasa kehilangan dan apatis serta perasaan bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi. 3. Problem yang berkaitan dengan sosioekonomi dan budaya, seperi kesulitan dalam hal keuangan, tidak mempunyai rumah sendiri dan problem dengan keluarga. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perubahan- perubahan yang terjadi pada kelompok lanjut usia di atas menimbulkan berbagai masalah pada keseharian hidup pada lanjut usia. Berbagai masalah di atas menjadi penyebab dari disabilitas pada kelompok lanjut usia yang akhirnya Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 151 Disabilitas dan Rehabilitasi Nancy Sujono, S. Ked 406071030 terjadinya penurunan kualitas hidup lanjut usia. Dapat juga dikatakan sebagai upaya profesional di bidang kesehatan untuk mengidentifikasikan masalah dalam hal ini masalah disabilitas, dan merehabilitasi hingga mengurangi keadaan yang memberatkan lanjut usia dan mengupayakan perawatan berkelanjutan hingga tidak jatuh dalam masalah yang sama.

III. FAKTOR-FAKTOR RESIKO DISABILITAS

Kublir Thind, MD dalam “Disability and Rehabilitation” menyatakan bahwa faktor usia saja tanpa disertai faktor-faktor lainnya yang menyebabkan keadaan disabilitas adalah jarang dan hal inilah yang menjadi tugas para profesional dibidang kesehatan dokter untuk mengidentifikasikan secara mendalam dan penyebab pasti dari disabilitas pada kelompok lanjut usia sebelumnya dapat mengatakan bahwa disabilitas yang terjadi merupakan penyebab alamiah yang disebabkan oleh bertambahnya umur seseorang. Faktor-faktor resiko terjadinya disabilitas adalah penurunan kondisi fisik seseorang yang biasanya terjadi setelah istirahat total yang panjang akibat suatu penyakit, seperti istirahat total setelah mengalami serangan apoplexia cerebri sangunia stroke, cardiac failure atau selepas operasi besar pengangkatan keganasan pada saluran cerna, reparasi tulang belakang. Penyakit-penyakit seperti penyakit paru obstruktif kronik, arthritis, demensia senilis, paralisis, kegagalan fungsi jantung, malnutrisi dan kehilangan panca indera dapat memperbesar resiko seseorang jatuh dalam keadaan disabilitas. Sering faktor-faktor sosial juga menjadi penyebab keadaan disabilitas. Keadaan cemas menghadapi kehidupan yang berbeda di hari tua, depresi setelah pensiun atau tidak bekerja lagi, perasaan tidak berharga dan tidak berguna dan isolasi dari lingkungan sekitar juga dapat memperbesar seorang lanjut usia jatuh dalam keadaan disabilitas walau kenyataannya tidak didapati adanya gangguan fisik.

IV. MENCEGAH DISABILITAS

Hal yang paling utama saat seorang profesional di bidang kesehatan menghadapi pasien dengan disabilitas, adalah bagaimana caranya agar disabilitas tidak menjadi bertambah berat derajatnya. Lebih baik lagi jika disabilitas dapat dicegah, karena memang itulah “pengobatan” terbaik bagi disabilitas. Dalam keadaan patologis akut yang menyebabkan ketidakmampuan fungsi tubuh, maka perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:

1. Keadaan Umum

Nutrisi yang tepat perlu diberikan untuk memperbaiki keadaan-keadaan yang berkaitan dengan malnutrisi, anemia, gangguan cairan dan elektrolit. Diet yang teratur dan pemberian cairan yang cukup akan menghindarkan pasien jatuh dalam keadaan dehidrasi. Pasien dan keluarga perlu diperingatkan mengenai kemungkinan buruk sebagai dampak dari disabilitas tersebut. Jika beristirahat di tempat tidur dan ekstremitas dapat digerakkan maka sedapat mungkin melatih pergerakan ekstremitas agar terhindar dari resiko hipotrofi otot atau kontraktur. Orang-orang di sekitar pasien perlu diingatkan untuk memotivasi pasien yang sedang istirahat di tempat tidur untuk melakukan aktivitas fisik ringan tanpa menggerakkan bagian tubuh yang memang harus diistirahatkan, sebagai contoh dapat dilakukan latihan isometrik otot. Istirahat total tidak perlu dilakukan kecuali benar-benar diperlukan. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 152 Disabilitas dan Rehabilitasi Nancy Sujono, S. Ked 406071030 Untuk menghindari ketergantungan dependency, pasien harus melakukan aktivitas sehari-hari sampai batas-batas yang memang dapat ditoleransi oleh tubuh seorang lanjut usia.

2. Kegiatan Sosial dan Intelektual