informasi seperti yang diharapkan oleh peneliti. Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan syarat-syarat berikut ini.
1. Berjenis kelamin pria atau wanita;
2. Berusia antara 25-65 tahun;
3. Jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya;
4. Berpendidikan minimal tamat pendidikan dasar SD-SLTP;
5. Menguasai bahasa dan budaya Batak Toba dengan baik;
6. Memiliki kebanggaan terhadap isolek dan masyarakat isoleknya;
7. Sehat jasmani dan rohani Mahsun, 1995:106.
Informan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, dua laki-laki dan satu perempuan lihat lampiran 2. Rumah informan berdekatan dengan rumah penulis
hal ini bertujuan untuk mempermudah proses wawancara sebab wawancara tidak dapat diadakan tiap saat.
Data tulis diperoleh dari buku Jambar Hata Dongan tu Ulaon Adat Sihombing, 1989 dan buku Sintaksis Bahasa Batak Toba Sibarani, 1997.
Untuk memperoleh data digunakan metode simak yang didukung oleh teknik catat Sudaryanto, 1993: 133, 135.
3.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan metode agih, yang alat penentunya bagian dari bahasa. Teknik dasarnya berupa teknik bagi unsur langsung dan
teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti, dan teknik perluas Sudaryanto, 1993:37. Penggunaan metode agih bertujuan untuk mengidentifikasi tipe-tipe,
Universitas Sumatera Utara
fungsi, dan makna eufemisme. Salah satu cara untuk mengidentifikasi tipe eufemisme tampak pada contoh berikut:
5a Laos songon i do pangidoan nami mulai sadari on : Konj seperti DEM PART permintaan 1.Tg mulai hari DEM
si-satu hati PART 2.Jm, si-satu rencana si-satu kesepakatan si-sada roha ma hamu, si-sada tahi si-sada oloan
di saluhut siulaon dohot si-bahen-on-muna. PREP semua pekerjaan Konj si-buat-an-2.Jm.
PS.209
‘dan begitulah permintaan kami mulai hari ini: hendaklah kalian satu hati, satu tujuan, dan satu pendapat di setiap pekerjaan dan rencana kalian’
Kalimat di atas digolongkan ke dalam tipe sirkumlokusi, yaitu penggunaan beberapa kata yang lebih panjang atau bersifat tidak langsung. Pada contoh 5a
ungkapan sisada roha ma hamu, sisada tahi sisada oloan di saluhut siulaon dohot sibahenonmuna bermakna pasangan pengantin senantiasa seia sekata dalam
segala keadaan. Apabila ungkapan itu diganti dengan maksud yang sebenarnya akan dihasilkan bentuk yang lebih singkat. Lihatlah perubahan berikut ini.
5b Laos songon i do pangidoan nami mulai sadari on : Konj seperti DEM PART permintaan 1.Tg mulai hari DEM
sada ma roha muna satu PART hati 2.Jm PREP semua pekerjaan Konj si-buat- an-2.Jm.
di saluhut siulaon dohot si-bahen-on-muna.
‘dan begitulah permintaan kami mulai hari ini: hendaklah kalian satu hati dalam setiap pekerjaan dan rencana kalian’.
Bandingkan dengan contoh di bawah ini
6a […] sai Tuhan-ta Parasi roha […] semoga Tuhan-1.Jm Pemurah hati DEM PART AKT-balas DEM
i ma ma- malos i marlipat ganda tu hamu sude na
berlipat ganda PREP 2.Jm semua yang
hu- parsangap-i hami. HG.219 1.Tg- mulia- kan 1.Jm.
Universitas Sumatera Utara
‘biarlah Tuhan kita yang Mahakasih itu membalas berlipat ganda kepada kalian yang kami muliakan’.
Ungkapan Tuhanta parasi roha ‘Tuhan kita yang murah hati’ pada 6a berfungsi sebagai sapaan dan penamaan. Ungkapan itu digunakan untuk menyapa
Sang Pencipta Tuhan. Bila ungkapan tersebut diganti bentuknya terlihat seperti di bawah ini.
6b […] sai Tuhan […] semoga Tuhan DEM PART AKT-balas DEM berlipat
i ma ma- malos i marlipat ganda tu hamu sude na hu- parsangap-i hami.
ganda PREP 2.Jm semua yang 1.Tg mulia- kan 2.Tg.
‘biarlah Tuhan membalas berlipat ganda kepada kalian yang kami muliakan’
Contoh lain seperti di bawah ini. 7a […] sai mar-neang ni langka dope hamu rap udur dohot hami
[…] semoga ber-ringan Pos langkah lagi 2.Jm bersama sejalan Konj 1.Jm tu inganan parpestaan naung pi-narade ni hula-hulan-ta
PREP tempat pesta sudah di-sediakan Pos hula-hula- kita
di [….] HG.214
PREP [….] ‘dengan senang hati ikut bersama-sama dengan kami ke tempat pesta
diadakan’
Ungkapan sai mar-neang ni langka dope hamu rap udur dohot hami tu….’setelah acara dari gereja masih ikut bersama-sama dengan
kami ke tempat acara pesta diadakan’ pada contoh di atas termasuk tindak tutur tidak langsung. Kalimat tersebut seolah-olah tidak bermaksud mengajak, tetapi
hanya memberi tahu undangan bahwa setelah acara pemberkatan di gereja, masih ada acara selanjutnya yang akan dilaksanakan di rumah hula-hula ‘orangtua
pengantin perempuan’. Padahal, penutur dalam kesempatan itu sebenarnya
Universitas Sumatera Utara
mengharapkan kesediaan para undangan, mengajak, bahkan menyuruh mereka untuk tetap mengikuti setiap acara. Oleh karena itu, seharusnya penutur
menggunakan kalimat eksersitif kalimat yang menyatakan perjanjian, nasihat, peringatan, dan sebagainya. Jelasnya, perhatikanlah contoh di bawah ini sebagai
perluasan dari kalimat di atas 7b […] harap situtu roha-nami
[…] harap betul hati-1.Jm semoga ber-ringan Pos langkah lagi sai mar-neang ni langka dope
hamu rap udur dohot hami 2.Jm bersama sejalan Konj 1.Jm PREP tempat pesta
tu inganan parpestaan
naung pi-narade ni hula-hulan-ta di [….] sudah di-sediakan Pos hula-hula- kita PREP [….]
‘ kami sangat berharap kesediaan kalian undangan untuk tetap ikut
bersama dengan kami mengikuti acara selanjutnya’ 3.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Metode dan teknik penyajian hasil analisis data dilakukan dengan dua cara, yakni metode formal dan metode informal. Metode informal adalah
perumusan dengan kata-kata biasa, sedangkan metode formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang Sudaryanto, 1993:145. Penyajian secara
formal tampak dalam penggunaan tanda di antaranya: tanda panah → , tanda
kurung biasa , dan tanda kurung siku []. Adapun lambang yang dimaksud di antaranya lambang huruf sebagai singkatan kata AKT, DEM, PS, HHG, dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV EUFEMISME PADA TUTURAN PERKAWINAN MASYARAKAT