Fungsi Eufemisme .1 Sapaan Penamaan Kepada Tuhan

Dari ketiga elemen Dalihan na Tolu, hulahula mempunyai kedudukan yang paling tinggi dan sangat dihormati sehingga dalam setiap upacara adat masyarakat Batak Toba, kata “raja” selalu ditujukan untuk menyapa hulahula. 42b I ma tutu angka hulahula- nami DEM PART betul para orangtua istri-1.Jm ‘Begitulah para hulahula kami’ 4.2 Fungsi Eufemisme 4.2.1 Sapaan Penamaan Kepada Tuhan Saat ini terdapat beberapa sebutan yang ditujukan untuk menyebutkan Tuhan. Pada umumnya masyarakat merasa enggan untuk menyebutkan kata “Tuhan” secara langsung. Berbagai nama pun diutarakan untuk menunjukkan kemuliaan dan keagungan-Nya. Hal yang sama juga terjadi dalam masyarakat Batak Toba yang mayoritas menganut agama Kristen. Ada beberapa nama yang digunakan untuk menyebutkan Tuhan. Dengan menyebutkan nama-nama tersebut, selain berfungsi sebagai sapaan nama-nama itu juga dianggap sebagai ungkapan untuk memuliakan Tuhan. Untuk lebih jelas perhatikan contoh 43 s.d 46 berikut ini 43a […] tumpahan ni Tuhan-ta Pardenggan basa […] diberkati Pos Tuhan-1.Jm Maha kasih DEM [….] i [….] PS.210 ‘diberkati oleh Tuhan kita yang Maha kasih itu’ Pada 43a Tuhanta Pardenggan basa ‘Tuhan kita yang maha kasih’ sebenarnya bisa disampaikan dengan hanya mengatakan kata “Tuhan” sebab makna yang dikandung kedua kata tersebut sama. 43b […] tumpahan ni Tuhan-ta […] diberkati Pos Tuhan-1.Jm [….] [….] ‘diberkati oleh Tuhan kita’ Universitas Sumatera Utara Bandingkan dengan contoh berikut ini 44a Parjolo do hami mandok mauliate tu Aman-ta Debata pertama PART 1.Jm mengucap syukur PREP Bapak-1.Jm Allah na man-dongani hita sahat tu ari on. HG.212 yang AKT-temani 1.Jm sampai PREP hari DEM. ‘Pertama-tama kami mengucap syukur kepada Allah Bapa yang menyertai kita sampai hari ini.’ Apabila pada 44a Amanta Debata ‘Bapak kita Allah’ diganti dengan makna yang sebenarnya akan menjadi seperti contoh 44b berikut. 44b Parjolo do hami mandok mauliate tu pertama PART 1.Jm mengucap syukur PREP Tuhan-1.Jm Tuhan-ta na man-dongani hita sahat tu ari on. yang AKT-temani 1.Jm sampai PREP hari DEM. ‘Pertama-tama kami mengucap syukur kepada Tuhan yang menyertai kita sampai hari ini.’ Dengan tujuan yang sama, nama Tuhan juga bisa disebutkan seperti tampak pada contoh berikut. 45a […] jadi sai Tuhan-ta parasi roha […] jadi semoga tuhan-1.Jm murah hati DEM PART i ma ma- malos i marlipat ganda tu hamu sude na AKT-balas DEM berlipat ganda PREP 2.Jm semua yang hu- parsangapi hami. HG.219 1.Tg-hormati 1.Jm. ‘semoga Tuhan kita yang murah hati itu membalasnya berlipat ganda kepada kalian semua yang kami muliakan.’ Tuhanta parasi roha ‘Tuhan kita yang murah hati’ pada 45a juga merupakan nama untuk menyebut Tuhan seperti tampak pada contoh berikut. 45b […] jadi sai Tuhan-ta […] jadi semoga tuhan- 1.Jm DEM PART i ma ma- malos i marlipat ganda tu hamu sude na AKT-balas DEM berlipat ganda PREP 2.Jm semua yang Universitas Sumatera Utara hu- parsangapi hami. 1.Tg-hormati 1.Jm. ‘semoga Tuhan membalas berlipat ganda kepada saudara semua yang kami muliakan.’ Hal yang sama juga terdapat pada contoh 46a berikut. 46a […] i do sihamauliatehonon-ta tu […] DEM PART si-terima kasih-1.Jm Prep Aman-ta na martua Debata bapak-1.Jm yang mulia allah [….] [….] PP.13 ‘itulah yang patut kita syukuri kepada Tuhan’ Sama seperti contoh 43-45 di atas, pada 46a frasa Amanta na martua Debata ‘Allah yang mulia’ juga digunakan untuk menyebutkan Tuhan seperti berikut ini. 46b […] i do sihamauliatehonon-ta tu Tuhan-ta [….] […] DEM PART si-terima kasih-1.Jm Prep Tuhan-1.Jm [….] ‘itulah yang patut kita syukuri kepada Tuhan’ 4.2.2 SapaanPenamaan kepada orang Selain sapaan kepada Sang Pencipta, pada umumnya masyarakat juga mengenal sapaan atau penamaan yang ditujukan terhadap manusia. Penggunaan sapaan ini bertujuan agar tuturan yang disampaikan kedengaran lebih sopan dan tidak menyinggung perasaan orang yang disapa pendengar. Contoh: 47a Hamu raja ni hulahula-nami, didok angka 2.Jm raja DEM hulahula-1.Jm, ujar para ompun-ta si-jolojolo tubu nenek moyang-1.Jm si-pertama lahir [….] [….] PPU.222 ‘Hulahula kami, nenek moyang kita yang terdahulu lahir nengatakan’ Universitas Sumatera Utara Dalam bahasa Batak Toba, nenek moyang biasa disebut dengan nama ompunta si jolo-jolo tubu ,baik dalam upacara adat maupun dalam kehidupan mereka sehari-hari. Namun tidak jarang juga ungkapan tersebut hanya disebut dengan nama ompunta seperti berikut ini. 47b Hamu raja ni hulahula-nami, didok angka ompun- ta 2.Jm raja DEM hulahula-1.Jm, ujar para nenek moyang-1.Jm [….] [….] ‘Hulahula kami, nenek moyang kita mengatakan’ Selain sapaan untuk Tuhan, Masyarakat Batak Toba Khususnya yang beragama Kristen juga mempunyai sapaannama khusus untuk pelayan-pelayan gereja seperti pendeta. Dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam upacara adat, seorang “pendeta” biasanya disapa dengan sebutan Naposo ni Debata ‘Hamba Tuhan’ atau sering juga disapa dengan nama anak ni Debata ‘Anak Allah’. Sapaan ini digunakan ntuk mencerminkan bagaimana seseorang yang bekerja di ladang Tuhan atau bekerja untuk kemuliaan Tuhan. 48a Naposo ni Debata do ahu, na mamboan HataNa tu hamu. HG.7 Pemuda Pos Allah PART 1.Tg, yang AKT-bawa cakap-3.Tg PREP 2.Jm. ‘Akulah hamba Tuhan,yang membawa firman-Nya untuk kalian’ Dengan teknik ganti, akan terlihat jelas makna sebenarnya yang dikandung oleh kalimat tersebut seperti terlihat pada bentuk di bawah ini. 48b Pandita Pendeta PART 1.Tg, yang AKT-bawa cakap-3.Tg Prep 2.Jm. do ahu, na mam-boan Hata- Na tu hamu. ‘Aku adalah seorang pendeta yang menyampaikan firman-Nya bagimu’ Contoh lain dapat dilihat seperti berikut ini. 49a Gabe ma hita jala horas raja-nami Beranak cucu PART 1.Jm Konj selamat raja-1.Jm. PPU.256 ‘Selamat dan bahagia raja kami’ Universitas Sumatera Utara Seperti yang sudah kita ketahui, dalam masyarakat Batak Toba terdapat sistem Dalihan na Tolu ‘tungku yang tiga’, yaitu hula-hula ‘orang tua istri’, dongan tubu ‘teman lahir’ atau ‘saudara yang semarga’, dan boru ‘anak perempuan’ atau ‘saudara perempuan ayah dan suami’ sebagaimana pernah disinggung sebelumnya. Dari ketiga elemen Dalihan na Tolu tersebut hulahula mempunyai kedudukan yang paling tinggi dan sangat dihormati sehingga dalam setiap upacara adat masyarakat Batak Toba, hulahula selalu disapa dengan sebutan “raja”. Dengan demikian, sebutan “raja” yang digunakan pada upacara adat perkawinan masyarakat Batak Toba adalah menyatakan hulahula. 49b Gabe ma hita jala horas Beranak cucu PART 1.Jm Konj selamat raja-1.Jm. hulahulanami. ‘Selamat dan bahagia hulahula kami’ Seperti halnya sapaan untuk pendeta, masyarakat Batak Toba juga mempunyai sebutan khusus untuk para pelayan gereja, baik itu dalam upacara adat maupun dalam kehidupan sehari-hari. 50a […] tarlobilobi raja ni hulahula dohot angka […] khususnya raja Pos hulahula Konj para bapak-kita aman-ta pangula ni huria pekerja Pos gereja [….] [….] HG.218 ‘khususnya raja hulahula dan para pelayan gereja’ Para pelayan gereja yang mayoritas berjenis kelamin laki-laki biasanya disapa dengan nama amanta pangula ni huria ‘bapak kita pekerja gereja’ atau pelayan-pelayan gereja yang mempunyai makna yang sama dengan sintua ‘pelaku hukum taurat’ seperti berikut ini. 50b […] tarlobilobi raja ni hulahula dohot angka […] khususnya raja Pos hulahula Konj para sintua sintua Universitas Sumatera Utara ‘khususnya raja hulahula dan para pelayan gereja’

4.3 Makna Eufemisme