Rumah Sakit Jantung Medan

(1)

RUMAH SAKIT JANTUNG MEDAN

( HEALING ENVIRONMENT )

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2013/2014

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

HENI YANITA

080406020

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2014


(2)

RUMAH SAKIT JANTUNG MEDAN

( HEALING ENVIRONMENT )

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2013/2014

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

HENI YANITA

080406020

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2014


(3)

RUMAH SAKIT JANTUNG MEDAN

( HEALING ENVIRONMENT )

Oleh : HENI YANITA

080406020

Medan, Oktober 2014 Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, MT NIDN. 0022066605 Ir. Basaria Talarosha, MT

NIDN. 0009016501

Salmina Wati Ginting, ST, MT NIDN. 0004057201


(4)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )

Nama : Heni Yanita

NIM : 080406020

Judul Proyek Akhir : Rumah Sakit Jantung Medan Tema Proyek Akhir : Healing Environment

Rekapitulasi Nilai :

Nilai A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status

W aktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing

I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TGA - 490

1 Lulus Langsung

2 Lulus Melengkapi

3 Perbaikan Tanpa Sidang

4 Perbaikan Dengan Sidang 5 Tidak Lulus

Medan, Oktober 2014

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TGA – 490

Wahyuni Zahrah, ST, MS NIDN. 0019087301 Ir. N. Vinky Rahman, MT


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Mahaesa atas kekuatan,penyertaan dan berkatnya selama pengerjaan Tugas Akhir periode 2014 ini. Tugas akhir ini mengambil judul Rumah Sakit Jantung Medan. Tugas akhir ini merupakan syarat yang untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada Ibu Ir. Basaria Talarosha, MT, dan kepada Ibu Salmina Wati Ginting, ST, MT, sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming, motivasi, pengarahan dan kesabaran serta waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada: 1. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT, Ketua Departemen Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA, Sekretaris Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Wahyuni Zahra, ST, MS, selaku koordinator Tugas Akhir Semester B Tahun Ajaran 2013/2014 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Orang tua saya yang terkasih, Bpk M. Sitorus dan Ibu R. Butar-butar yang tidak pernah menyerah untuk mendoakan dan mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Keluarga besar Op. I. B. Sitorus dan Op. M. Butar-butar yang selalu mendukung penulis baik berupa doa dan dukungan moril.

7. Adik – adik saya terkasih Jeffry Martin Sitorus dan Triana Septiani Sitorus yang selalu memberikan doa, motivasi serta perhatiannya. 8. Abang dan kakak alumni Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Bang Jepri (2005), Bang Andy (2005), semua teman stambuk 2008, Departemen


(6)

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Melissa, Asri, Prichella, Ririn, Lucia, Rabitha, Tumpal, Bulsem, Liandri, adik – adik stambuk 2009 - 2013, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Agata, Desy, Tami, Sendy, Yemima, dan Sesil. Terima kasih atas persahabatan, dukungan, doa, waktu, dan motivasi kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini.

9. Kepada Kak Efrina, Kak Ranita, Bang Darwis, Paduan Suara El-Shaddai USU yang turut memberikan dukungan dan doanya.

Kiranya Tuhan Yang Mahaesa melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini masih mempunyai kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Oktober 2014 Hormat saya,

HENI YANITA NIM 080406020


(7)

DAFTAR ISI

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A ) ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

ABSTRAK ... xiii

DAFTAR PUSTAKA ... xiv

LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan... 2

1.3 Masalah Perancangan ... 3

1.4 Pendekatan ... 3

1.5 Lingkup/Batasan ... 4

1.6 Kerangka Berpikir ... 6

1.7 Sistematika Laporan ... 7

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Terminologi Judul ... 8

2.1.1 Definisi Rumah Sakit ... 8

2.1.2 Definisi Jantung ... 8

2.1.3 Definisi Medan ... 8

2.2 Tinjauan Teoritis ... 9

2.2.1 Rumah Sakit ... 9

2.2.2 Rumah Sakit Jantung ... 13

2.2.3 Jantung ... 17

2.3 Tinjauan Fungsi ... 22

2.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 22


(8)

2.3.3 Sistem Sirkulasi Antar Ruang ... 25

2.3.4 Persyaratan Bangunan Rumah Sakit ... 34

2.3.5 Pengelolaan Bangunan Rumah Sakit ... 44

2.4 Lokasi ... 49

2.4.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 49

2.4.2 Analisa Pemilihan Lokasi ... 55

2.4.3 Alternatif Lokasi ... 56

2.4.4 Penilaian Alternatif Lokasi ... 58

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis ... 60

2.5.1 Pusat Jantung Nasional Harapan Kita ... 60

2.5.2 National Heart Center Singapore ... 63

2.5.3 Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis ... 66

BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Terminologi Judul ... 67

3.1.1 Healing ... 67

3.1.2 Environment ... 67

3.2 Latar Belakang Pemilihan Tema ... 67

3.3 Teori Mengenai Tema Healing Environment ... 68

3.4 Interpretasi Tema ... 70

3.4.1 Membawa rumah ke dalam rumah sakit ... 70

3.4.2 Suasana alam dan material ... 70

3.4.3 Pentingnya pencahayaan ... 71

3.5 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 72

3.6 Studi Banding Tema Sejenis ... 78

3.6.1 Stanford Heart Hospital ... 78

3.6.2 Swedish American Hospital ... 81

3.7 Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis ... 83

BAB IV ANALISA 4.1 Analisa SWOT ... 85

4.2 Perencanaan Jumlah Tempat Tidur ... 86

4.3 Analisa Kebutuhan Ruang ... 88


(9)

4.5 Analisa Kebutuhan Parkir ... 117

4.6 Deskripsi Proyek ... 118

4.7 Analisa Site ... 118

4.7.1 Analisa Tata Guna Lahan ... 118

4.7.2 Batas-batas Site ... 119

4.7.3 Analisa Pencapaian... 120

4.7.4 Analisa Kebisingan ... 122

4.7.5 Analisa Vegetasi ... 123

4.7.6 Analisa Drainase ... 124

4.7.7 Analisa Orientasi Matahari dan Angin ... 125

4.7.8 Analisa View ... 126

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Bentukan Massa ... 127

5.2 Konsep Zoning ... 127

5.2.1 Konsep Zoning Ruang Luar ... 129

5.2.2 Konsep Zoning Ruang Dalam ... 130

5.3 Konsep Sirkulasi ... 133

5.4 Konsep Penerapan Tema Pada Bangunan ... 134

5.4.1 Access To Nature ... 134

5.4.2 Single Patient Room ... 135

5.4.3 Noise ... 135

5.4.4 Light ... 136

5.4.5 Wayfinding ... 136

5.4.6 Air Quality ... 137

5.5 Konsep Struktur ... 137

5.5.1 Pondasi... 137

5.5.2 Lantai ... 138

5.5.3 Dinding ... 138

5.5.4 Atap ... 138

5.6 Konsep Utilitas ... 139

5.6.1 Konsep Mekanikal dan Elektrikal ... 139

5.6.2 Konsep Penghawaan ... 139


(10)

5.6.4 Konsep Penanggulangan Bahaya Kebakaran ... 140

BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan ... 141

6.2 Ground Plan ... 142

6.3 Denah Lantai 1 ... 143

6.4 Denah Lantai 2 ... 144

6.5 Denah Lantai 3 ... 145

6.6 Denah Lantai 4 ... 146

6.7 Tampak Utara & Tampak Timur ... 147

6.8 Tampak Selatan & Tampak Barat ... 148

6.9 Potongan A-A & Potongan B-B ... 149

6.10 Potongan C-C, Denah B. Penunjang A & Denah B. Penunjang B ... 150

6.11 Rencana Pembalokan Lt. 1 ... 151

6.12 Rencana Pembalokan Lt. 2 ... 152

6.13 Rencana Pembalokan Lt. 3 ... 153

6.14 Rencana Ring Balok ... 154

6.15 Rencana Pondasi ... 155

6.16 Rencana Atap ... 156

6.17 Rencana Pembalokan dan Pondasi Bangunan Penunjang ... 157


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Rencana Subpusat Ruang Kota Medan ... 55

Gambar 2.2 Peta lokasi alternatif 1 ... 56

Gambar 2.3 Peta lokasi alternatif 2 ... 57

Gambar 2.4 Peta lokasi alternatif 3 ... 58

Gambar 2.5 View Pusat Jantung Nasional Harapan Kita ... 60

Gambar 2.6 Kamar perawatan unit biasa dan intermediate ... 62

Gambar 2.7 Hybrid Cath Lab Bi Plane ... 62

Gambar 2.8 MSCT Scan PJNHK ... 63

Gambar 2.9 Suasana Bank Mandiri PJNHK ... 63

Gambar 2.10 Fasilitas penginapan PJNHK ... 63

Gambar 2.11 View National Heart Center Singapore ... 63

Gambar 2.12 NHCS STMNS Lab ... 65

Gambar 2.13 NHCS Rehab Center ... 65

Gambar 2.14 NHCS Cath Lab ... 65

Gambar 2.15 NHCS Hybrid OT ... 65

Gambar 2.16 Kamar perawatan NHCS kelas A dan kelas B ... 66

Gambar 2.17 NHCS live seminar ... 66

Gambar 3.1 Material dan nilai terapinya ... 71

Gambar 3.2 Roda Evidence Basde-Design (EBD Wheel) ... 72

Gambar 3.3 View Sanford Heart Hospital ... 78

Gambar 3.4 Interior Sanford Heart Hospital ... 79

Gambar 3.5 Interior Ruang Perawatan Sanford Heart Hospital ... 79

Gambar 3.6 Interior Ruang Operasi dan Ruang Scan Sanford Heart Hospital ... 80

Gambar 3.7 Furniture Ruang Tunggu dan Ruang Rehabilitasi Medik Sanford Heart Hospital ... 80

Gambar 3.8 Selingan positif berupa pertunjukan kesenian indian, lukisan dan pajangan dinding di Sanford Heart Hospital ... 80

Gambar 3.9 View Swedish American Heart Hospital ... 81

Gambar 3.10 Taman dan kolam di sekitar Swedish American Heart Hospital ... 81


(12)

Gambar 3.12 Penempatan tanaman dan inner-garden/court di Swedish American

Heart Hospital ... 82

Gambar 3.13 Ruang perawatan Swedish American Heart Hospital dengan jendela menghadap taman ... 83

Gambar 4.1 Analisa Tata Guna Lahan ... 118

Gambar 4.2 Perumahan Cemara Asri. ... 119

Gambar 4.3 Lahan kosong ... 119

Gambar 4.4 Jl. Cemara ... 119

Gambar 4.5 Lahan kosong ... 119

Gambar 4.6 Batas-batas Site ... 119

Gambar 4.7 Bagian selatan ... 119

Gambar 4.8 Analisa Pencapaian Site ... 120

Gambar 4.9 Analisa Pencapaian ... 121

Gambar 4.10 Analisa Kebisingan ... 122

Gambar 4.11 Pohon tanjung ... 123

Gambar 4.12 Pohon akasia ... 123

Gambar 4.13 Analisa Vegetasi ... 123

Gambar 4.14 Drainase Jl. Cemara ... 124

Gambar 4.15 Analisa Drainase ... 124

Gambar 4.16 Analisa Orientasi Matahari dan Angin ... 125

Gambar 4.17 Lahan kosong ... 126

Gambar 4.18 Lahan kosong ... 126

Gambar 4.19 Jl Cemara dan pemukiman ... 126

Gambar 4.20 Analisa View dari dalam dan luar site ... 126

Gambar 4.21 Lahan kosong ... 126

Gambar 5.1 Bentukan Massa 1 ... 127

Gambar 5.2 Bentukan Massa 2 ... 127

Gambar 5.3 Bentukan Massa 3 ... 127

Gambar 5.4 Konsep Zoning Ruang Luar ... 129

Gambar 5.5 Konsep Zoning Ruang Dalam Lantai 1 ... 130

Gambar 5.6 Konsep Zoning Ruang Dalam Lantai 2 ... 131

Gambar 5.7 Konsep Zoning Ruang Dalam Lantai 3 ... 131

Gambar 5.8 Konsep Zoning Ruang Dalam Lantai 4 ... 132


(13)

Gambar 5.10 Konsep Zoning Ruang Dalam Vertikal ... 133

Gambar 5.11 Konsep Sirkulasi dalam Site ... 133

Gambar 5.12 Taman Inner-court ... 134

Gambar 5.13 Roof-garden lt.2 dan lt.4 ... 135

Gambar 5.14 Kamar Rawat Inap Kelas I dan VIP ... 135

Gambar 5.15 Kamar Rawat Inap Suite ... 135

Gambar 5.16 Pembagian zona secara vertikal ... 136

Gambar 5.17 Pembagian zona secara vertikal ... 136

Gambar 5.18 Zona instalasi rumah sakit lantai 1 dan 2 ... 137

Gambar 5.19 Instalasi rumah sakit lantai 3 dan 4 ... 137

Gambar 6.1 Site Plan ... 141

Gambar 6.2 Ground Plan ... 142

Gambar 6.3 Denah Lantai 1 ... 143

Gambar 6.4 Denah Lantai 2 ... 144

Gambar 6.5 Denah Lantai 3 ... 145

Gambar 6.6 Denah Lantai 4 ... 146

Gambar 6.7 Tampak Utara & Tampak Timur ... 147

Gambar 6.8 Tampak Selatan & Tampak Barat ... 148

Gambar 6.9 Potongan A-A & Potongan B-B ... 149

Gambar 6.10 Potongan C-C, Denah B. Penunjang A & Denah B. Penunjang B .... 150

Gambar 6.11 Rencana Pembalokan Lt. 1 ... 151

Gambar 6.12 Rencana Pembalokan Lt. 2 ... 152

Gambar 6.13 Rencana Pembalokan Lt. 3 ... 153

Gambar 6.14 Rencana Ring Balok ... 154

Gambar 6.15 Rencana Pondasi ... 155

Gambar 6.16 Rencana Atap ... 156

Gambar 6.17 Rencana Pembalokan dan Pondasi Bangunan Penunjang ... 157

Gambar 6.18 Perspektif Mata Burung Bangunan ... 158

Gambar 6.19 View dari Jl. Cemara ... 158

Gambar 6.20 Suasana ruang poliklinik ... 159


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan pelayanan ... 14

Tabel 2.2 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan sumber daya manusia ... 15

Tabel 2.3 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan sarana dan prasarana ... 15

Tabel 2.4 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan peralatan ... 16

Tabel 2.5 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan administrasi dan manajemen ... 17

Tabel 2.6 Nama penyakit kardiovaskular ... 18

Tabel 2.7 Peralatan yang digunakan dalam terapi kardiovaskular ... 20

Tabel 2.8 Prosedur dan tes diagnostik untuk penyakit kardiovaskuler ... 21

Tabel 2.9 Standar pelayanan minimal rumah sakit ... 25

Tabel 2.10 Persyaratan Ruang Bangunan Rumah Sakit ... 37

Tabel 2.11 Indeks angka kuman untuk setiap ruang/unit ... 40

Tabel 2.12 Indeks Kadar Gas dan bahan Berbahaya dalam Udara Ruang Rumah Sakit ... 41

Tabel 2.13 Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit ... 41

Tabel 2.14 Standar Suhu, kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut Fungsi Ruang atau Unit ... 42

Tabel 2.15 Indeks Kebisingan Menurut Ruangan atau Unit ... 42

Tabel 2.16 Indeks Perbandingan Jumlah Tempat Tidur, Toilet, dan Jumlah Kamar Mandi ... 43

Tabel 2.17 Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan Dengan Jumlah Toilet dan Jumlah Kamar Mandi ... 43

Tabel 2.18 Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya ... 49

Tabel 2.19 Rencana Struktur Ruang Kota Medan ... 52

Tabel 2.20 Penilaian Aternatif Lokasi ... 58

Tabel 4.1 Tabel Analisa SWOT Rumah Sakit Jantung Medan... 85

Tabel 4.2 Jumlah kasus penyakit jantung tahun 2008-2012 ... 86

Tabel 4.3 Analisa Kebutuhan Ruang ... 89

Tabel 4.4 Program Ruang ... 102

Tabel 4.5 Analisa Kebutuhan Parkir ... 117


(15)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Kerangka Berfikir ... 6

Diagram 2.1 Sistem sirkulasi antar instalasi dalam rumah sakit ... 25

Diagram 2.2 Sistem sirkulasi instalasi rawat jalan ... 26

Diagram 2.3 Sistem sirkulasi instalasi rawat inap ... 26

Diagram 2.4 Sistem sirkulasi instalasi gawat darurat ... 27

Diagram 2.5 Sistem sirkulasi instalasi gawat darurat ... 27

Diagram 2.6 Sistem sirkulasi instalasi bedah sentral/COT ... 28

Diagram 2.7 Sistem sirkulasi alur pasien dan pengunjung instalasi farmasi ... 28

Diagram 2.8 Sistem sirkulasi alur petugas instalasi farmasi ... 29

Diagram 2.9 Sistem sirkulasi alur barang instalasi farmasi ... 29

Diagram 2.10 Sistem sirkulasi alur pasien instalasi radiologi ... 30

Diagram 2.11 Sistem sirkulasi alur film instalasi radiologi ... 30

Diagram 2.12 Sistem sirkulasi instalasi sterilisasi pusat/CSSD ... 31

Diagram 2.13 Sistem sirkulasi instalasi laboratorium ... 31

Diagram 2.14 Sistem sirkulasi instalasi rehabilitasi medic ... 32

Diagram 2.15 Sistem sirkulasi instalasi laboratorium ... 32

Diagram 2.16 Sistem sirkulasi instalasi gizi/dapur ... 33

Diagram 2.17 Sistem sirkulasi instalasi laundry ... 33

Diagram 2.18 Sistem sirkulasi bengkel mekanikal dan elektrikal ... 34

Diagram 3.1 Skema hubungan stres dan gangguan psikologis dengan penyakit jantung ... 77


(16)

ABSTRAK

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian hampir di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan salah satu dari tiga orang di seluruh dunia pada tahun 2011 meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Untuk wilayah Indonesia, penyakit kardiovaskular juga memegang rekor penyakit tidak menular (PTM) dengan kasus tertinggi dan Sumatera Utara pernah memegang predikat sebagai provinsi dengan pasien rawat inap kasus PTM terbesar se-Indonesia pada tahun 2009. (Kemenkes RI, 2012)

Berdasarkan data tersebut, sudah seharusnya seluruh masyarakat khususnya lembaga kesehatan menaruh fokus terhadap penyakit kardiovaskuler. Rumah sakit harus mampu memenuhi semua kebutuhan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang seperti observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif yang lebih khusus dan mendalam tentang penyakit ini. Kota Medan sebagai kota paling berkembang di Pulau Sumatera dapat menjadi pelopor untuk penanganan penyakit kardiovaskuler dengan mendirikan rumah sakit jantung dengan harapan kelak dapat memenuhi pelayanan kesehatan dan penanganan penyakit kardiovaskuler di Kota Medan, sebagai rumah sakit rujukan provinsi di Sumatera Utara serta menjadi contoh bagi fasilitas sejenis di seluruh Pulau Sumatera.

ABSTRACT

Cardiovascular disease is the leading cause of death in almost all the world. The World Health Organization (WHO) reports that one in three people around the world in 2011 died of cardiovascular disease. In Indonesia, cardiovascular disease also holds the record for non-infectious diseases (PTM) with the highest case and North Sumatra provinces has held the title as the largest inpatient of PTM case in Indonesia in 2009 (Ministry of Health of Indonesia, 2012)

Based on the data and the description, the whole of society, especially health institutions should put a focus on cardiovascular disease. The hospital should be able to meet all the needs of short-term health care and long-term such as observation, diagnostic, therapeutic, and rehabilitative at a full-scale about this disease. Medan, as the most developed city in Sumatra island, could be a pioneer to cardiovascular disease management by establishing a heart hospital with hope to fulfill the need of health care and treatment of cardiovascular disease in the city of Medan, as the provincial referral hospital in North Sumatra as well as an example for similar facilities for the entire island of Sumatra.

Keyword/kata kunci : rumah sakit, Rumah Sakit Jantung Medan, hospital, healing environment.


(17)

ABSTRAK

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian hampir di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan salah satu dari tiga orang di seluruh dunia pada tahun 2011 meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Untuk wilayah Indonesia, penyakit kardiovaskular juga memegang rekor penyakit tidak menular (PTM) dengan kasus tertinggi dan Sumatera Utara pernah memegang predikat sebagai provinsi dengan pasien rawat inap kasus PTM terbesar se-Indonesia pada tahun 2009. (Kemenkes RI, 2012)

Berdasarkan data tersebut, sudah seharusnya seluruh masyarakat khususnya lembaga kesehatan menaruh fokus terhadap penyakit kardiovaskuler. Rumah sakit harus mampu memenuhi semua kebutuhan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang seperti observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif yang lebih khusus dan mendalam tentang penyakit ini. Kota Medan sebagai kota paling berkembang di Pulau Sumatera dapat menjadi pelopor untuk penanganan penyakit kardiovaskuler dengan mendirikan rumah sakit jantung dengan harapan kelak dapat memenuhi pelayanan kesehatan dan penanganan penyakit kardiovaskuler di Kota Medan, sebagai rumah sakit rujukan provinsi di Sumatera Utara serta menjadi contoh bagi fasilitas sejenis di seluruh Pulau Sumatera.

ABSTRACT

Cardiovascular disease is the leading cause of death in almost all the world. The World Health Organization (WHO) reports that one in three people around the world in 2011 died of cardiovascular disease. In Indonesia, cardiovascular disease also holds the record for non-infectious diseases (PTM) with the highest case and North Sumatra provinces has held the title as the largest inpatient of PTM case in Indonesia in 2009 (Ministry of Health of Indonesia, 2012)

Based on the data and the description, the whole of society, especially health institutions should put a focus on cardiovascular disease. The hospital should be able to meet all the needs of short-term health care and long-term such as observation, diagnostic, therapeutic, and rehabilitative at a full-scale about this disease. Medan, as the most developed city in Sumatra island, could be a pioneer to cardiovascular disease management by establishing a heart hospital with hope to fulfill the need of health care and treatment of cardiovascular disease in the city of Medan, as the provincial referral hospital in North Sumatra as well as an example for similar facilities for the entire island of Sumatra.

Keyword/kata kunci : rumah sakit, Rumah Sakit Jantung Medan, hospital, healing environment.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian hampir di seluruh dunia. Istilah penyakit kardiovaskular mungkin terdengar asing, namun jika sudah dijabarkan menjadi penyakit jantung koroner, stroke, dan hipertensi, semua orang pasti sudah mengenal penyakit-penyakit tersebut. Kardiovaskular adalah sistem peredaran darah manusia meliputi organ jantung dan pembuluh darah (arteri, kapiler dan vena), sedangkan penyakit kardiovaskular adalah gangguan-gangguan yang menyerang sistem peredaran darah manusia meliputi organ jantung dan pembuluh darah atau keduanya, seperti penyakit jantung koroner (serangan jantung), penyakit serebrovaskular (stroke), tekanan darah yang meningkat (hipertensi), penyakit arteri perifer, penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, trombosis vena dan emboli paru, dan gagal jantung. Penyakit kardiovaskular digolongkan ke dalam Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk juga di dalamnya diabetes mellitus, asma, peradangan sendi, tumor/kanker, dan gangguan akibat cedera/kecelakaan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan salah satu dari tiga orang di seluruh dunia pada tahun 2011 meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Pada tahun yang sama, WHO mencatat sekitar 17 juta orang meninggal karena penyakit ini dan melaporkan bahwa sekitar 32 juta orang mengalami serangan jantung dan stroke setiap tahunnya.

Untuk wilayah Indonesia, penyakit kardiovaskular juga memegang rekor PTM dengan kasus tertinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan tingginya kecenderungan penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi (31,7 %), penyakit jantung iskemik (7,2%), stroke (8,3%), diabetes melitus (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker/tumor (4,3%), dan cedera lalu lintas darat (25,9%). Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010-2011 mencatat penyakit kardiovaskular memegang angka kasus tertinggi baik dalam pelayanan rawat inap maupun rawat jalan. Untuk kasus rawat jalan tahun 2009-2010, hipertensi menjadi kasus PTM terbanyak dan diikuti oleh penyakit jantung dan diabetes melitus untuk tahun 2009 dan 2010. Untuk kasus rawat inap di tahun yang sama, penyakit jantung merupakan kasus PTM terbesar dan juga menjadi penyebab


(19)

utama kematian kasus rawat inap pada tahun tersebut. Sumatera Utara sendiri pernah memegang predikat sebagai provinsi dengan pasien rawat inap kasus PTM terbesar se-Indonesia pada tahun 2009. (Kemenkes RI, 2012)

Menurut data Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan selama tahun 2008-2012 berdasarkan laporan dari 14 rumah sakit di Kota Medan, jumlah kasus penyakit hipertensi adalah sebesar 51.354 pasien dengan mortalitas/kematian sebesar 442 pasien dan rata-rata pertumbuhan jumlah pasien per tahun adalah sebesar 3.73%. Untuk kasus penyakit jantung adalah sebesar 38.051 pasien dengan kematian sebesar 582 pasien dan rata-rata pertumbuhan jumlah pasien per tahun adalah sebesar 6.49%. Sedangkan untuk penyakit stroke adalah sebesar 8.970 pasien dengan kematian sebesar 1.313 pasien dan rata-rata pertumbuhan jumlah pasien per tahun adalah sebesar 3.07%. Sehingga total jumlah kasus penyakit hipertensi, penyakit jantung iskemik dan stroke di Kota Medan selama tahun 2008-2012 adalah sebesar 98.375 pasien dengan kematian sebesar 2.337 pasien dan rata-rata pertumbuhan jumlah pasien per tahun adalah sebesar 1.72%. Berdasarkan data dan uraian tersebut, sudah seharusnya seluruh masyarakat khususnya lembaga kesehatan menaruh fokus terhadap penyakit kardiovaskuler. Rumah sakit harus mampu memenuhi semua kebutuhan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang seperti observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif yang lebih khusus dan mendalam tentang penyakit ini. Kota Medan sebagai kota paling berkembang di Pulau Sumatera dapat menjadi pelopor untuk penanganan penyakit kardiovaskuler dengan mendirikan rumah sakit jantung dengan harapan kelak dapat memenuhi pelayanan kesehatan dan penanganan penyakit kardiovaskuler di Kota Medan, sebagai rumah sakit rujukan provinsi di Sumatera Utara serta menjadi contoh bagi fasilitas sejenis di seluruh Pulau Sumatera.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari perancangan Rumah Sakit Jantung Medan ini adalah menghadirkan fasilitas umum yang menangani pelayanan, penelitian dan edukasi tentang kesehatan jantung di Kota Medan. Sedangkan tujuan dari proyek ini adalah:

a. Merancang fungsi rumah sakit jantung yang belum ada di Kota Medan b. Merancang Rumah Sakit Jantung Medan agar dapat menjadi rumah sakit


(20)

c. Merancang Rumah Sakit Jantung Medan sebagai rumah sakit khusus jantung dengan fasilitas terbaik dan mampu bersaing dengan rumah sakit jantung dan pembuluh darah di luar negeri.

d. Menghadirkan wadah yang mampu mengadakan berbagai fasilitas penyediaan alat bantu kesehatan jantung dan pembuluh darah.

e. Merencanakan dan merancang lingkungan dan bangunan yang baik dan menarik yang dapat mendukung kesembuhan pasien penyakit jantung dan pembuluh darah secara fisik dan psikologis (healing environment).

1.3 Masalah Perancangan

Permasalahan yang timbul dalam perancangan proyek ini adalah:

a. Bagaimana menciptakan sebuah rancangan lingkungan dan bangunan rumah sakit khusus jantung dengan menerapkan tema healing environment demi menunjang keberadaan fungsi bangunan.

b. Bagaimana memilih lokasi yang sesuai dengan peraturan yang ada serta sesuai dengan tema rancangan bangunan.

c. Bagaimana mengelola ruang dalam agar saling terintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda.

d. Bagaimana menerapkan konsep perancangan berdasarkan studi yang telah dilakukan dan menerapkan ke dalam proses perancangan.

1.4 Pendekatan

Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data, baik data primer maupun sekunder untuk memperjelas pemahaman tentang Rumah Sakit Jantung Medan dilakukan dengan metode pendekatan berikut:

a. Studi Literatur

o Untuk mengetahui peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan

berkaitan dengan rumah sakit jantung

o Untuk mendapatkan data mengenai bangunan rumah sakit dan

perancangannya

o Untuk mendapatkan data mengenai jantung, pembuluh darah dan

penyakit-penyakitnya serta memperkaya materi yang berkaitan dengan proyek


(21)

o Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam studi banding

untuk proyek sejenis maupun tema sejenis b. Survey/Pemilihan Lokasi

o Mendapatkan data kondisi dan potensi lingkungan tapak terpilih

o Mendapatkan data tentang lingkungan sekitar tapak dan fungsi-fungsi

lain maupun sejenis yang ada c. Observasi Lapangan

o Melihat dan mengobservasi langsung situasi dan kondisi rumah sakit

1.5 Lingkup/Batasan

Lingkup perencanaan dalam laporan ini adalah pengembangan konsep perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Jantung Medan beserta fasilitas pendukungnya. Studi-studi dimaksud untuk mendapatkan dasar-dasar informasi yang mendukung konsep-konsep perencanaan dan perancangan berupa asumsi kelayakan sampai dengan program ruang. Pembahasan ini berupa dasar-dasar analisa yang bersumber dari studi literatur dan studi banding untuk menganalisa tapak perencanaan dan pengaturan urutan ruang disesuaikan dengan konsep. Konsep-konsep perancangan yang dihasilkan dari studi dan analisa ini dimanfaatkan sebagai pedoman perancangan pada Tugas Akhir.

Sedangkan batasan masalah perancangan proyek ini adalah:

a. Kompleksitas bagunan yang membutuhkan analisa yang mendalam tentang sirkulasi, program ruang, dan aktifitas terpadu.

b. Pengorganisasian ruang berdasarkan kegiatan, fungsi, dan pemakai. c. Perancangan sirkulasi dalam dan luar bangunan.

d. Pemilihan sistem struktur yang efisien yang dapat menahan beban sekaligus menghasilkan bentukan desain yang modern.

e. Perancangan sistem utilitas bangunan yang baik.

Batasan perancangan sendiri dapat dilihat dari keterkaitan fungsi dan arsitektural dalam bangunan, dimana :

o Fungsi yang di dalamnya juga dibatasi:

 Kegiatan, dimana kegiatan yang dijalankan adalah kegiatan perawatan untuk rawat jalan, rawat darurat dan untuk penyembuhan pasien rawat inap dan rawat intensif.


(22)

 Jenis pelayanan meliputi untuk semua masyarakat penderita penyakit jantung yang datang untuk memperoleh pengobatan.

o Arsitektural, dimana batas-batas arsitektural yang akan dibahas nantinya

dalam rumah sakit jantung ini berdasarkan standar sarana dan prasarana yang harus disediakan berdasarkan ketentuan dari dinas kesehatan untuk perancangan rumah sakit khusus. Bagaimana bentuk dan ruang rumah sakit jantung bila ditinjau dari :

 Gubahan massa, dimana massa bangunan berupa massa tunggal dengan bentuk gubahan massa yang dapat memaksimalkan fungsi bangunan serta fasilitas penunjang yang ada di dalamnya.

 Lokasi, yang berhubungan dengan lokasi adalah GSB, KDB dan KLB dan peraturan tentang tata guna lahan Kota Medan.

 Citra/image, bagaimana kesatuan bangunan/ konteks bangunan dengan lingkungan sekitarnya.


(23)

1.6 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam pengerjaan Tugas Akhir ini dijelaskan dalam Diagram 1.1

Diagram 1.1 Kerangka Berpikir Sumber: Olah Data Pribadi

IDE/GAGASAN

JUDUL : RUMAH SAKIT JANTUNG MEDAN

TEMA : HEALING ENVIRONMENT

LATAR BELAKANG

RUMUSAN TUJUAN & SASARAN

IDENTIFIKASI MASALAH FUNGSI, TEMA, LOKASI F

E E D B A C K

STUDI LOKASI &

SURVEY

STUDI PENGENALAN

STUDI LITERATUR

STUDI BANDING

ASUMSI

PENGUMPULAN / KOMPILASI DATA

ANALISA

PROGRAM PERANCANGAN

KONSEP PERANCANGAN


(24)

1.7 SISTEMATIKA LAPORAN BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN UMUM

Berisi terminologi judul, tinjauan teoritis tentang rumah sakit jantung dan hal-hal yang berhubungan, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

BAB IV ANALISA

Berisi analisa kebutuhan ruang, program ruang dan analisa tapak serta lingkungan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif dan tema yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR


(25)

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Terminologi Judul

2.1.1 Definisi Rumah Sakit

a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006 Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan, Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan.

b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Rumah Sakit adalah gedung tempat merawat orang sakit; gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yg meliputi berbagai masalah kesehatan

2.1.2 Definisi Jantung

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jantung adalah bagian tubuh yg menjadi pusat peredaran darah (letaknya di dalam rongga dada sebelah atas)

2.1.3 Definisi Medan

Merupakan ibukota Sumatera Utara dimana Medan yang dimaksudkan adalah kotamadya Medan sebagai pusat aktivitas dan kehidupan masyarakat Sumatera Utara.

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Rumah Sakit Jantung Medan adalah: Suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna berkaitan dengan jantung dan instrumen peredaran darah yang terletak di Kota Medan


(26)

2.2 Tinjauan Teoritis 2.2.1 Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

a. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas, Rumah Sakit mempunyai fungsi :

o penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

o pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

o penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

o penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;

b. Persyaratan Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

o Lokasi

 Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.


(27)

 Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan menyangkut Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/atau dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

 Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

 Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus didasarkan pada studi kelayakan dengan menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi dan efektivitas, serta demografi.

o Bangunan

 Bangunan Rumah Sakit harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

 Bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang:

 rawat jalan;

 ruang rawat inap;

 ruang gawat darurat;

 ruang operasi;

 ruang tenaga kesehatan;

 ruang radiologi;

 ruang laboratorium;

 ruang sterilisasi;

 ruang farmasi;

 ruang pendidikan dan latihan;

 ruang kantor dan administrasi;

 ruang ibadah, ruang tunggu;

 ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;

 ruang menyusui (kecuali rumah sakit khusus selain rumah sakit ibu dan anak);


(28)

 ruang dapur;

laundry;

 kamar jenazah;

 taman;

 pengolahan sampah; dan

 pelataran parkir yang mencukupi.

o Prasarana

Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi:

 instalasi air;

 instalasi mekanikal dan elektrikal;

 instalasi gas medik;

 instalasi uap;

 instalasi pengelolaan limbah;

 pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

 petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat;

 instalasi tata udara;

 sistem informasi dan komunikasi; dan

 ambulan.

c. Jenis Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.

o Berdasarkan jenis pelayanan  Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

 Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

o Berdasarkan pengelolaannya  Rumah Sakit Publik


(29)

Rumah Sakit dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba.

 Rumah Sakit Privat

Rumah Sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

 Rumah Sakit Pemerintah

Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Rumah Sakit Swasta

Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

d. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit.

o Klasifikasi Rumah Sakit Umum  Rumah Sakit Umum Kelas A

Adalah rumah sakit yang memounyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subsspesialistik luas. Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis.


(30)

Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.

 Rumah Sakit Umum Kelas C

Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.

 Rumah Sakit Umum Kelas D

Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.

o Klasifikasi Rumah Sakit Khusus  Rumah Sakit Khusus Kelas A

 Rumah Sakit Khusus Kelas B

 Rumah Sakit Khusus Kelas C

o Klasifikasi Rumah Sakit ditetapkan berdasarkan:

 Pelayanan

 Sumber Daya Manusia  Peralatan

 Sarana dan Prasarana  Administrasi dan Manajemen

2.2.2 Rumah Sakit Jantung

a. Definisi Rumah Sakit Jantung

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Rumah Sakit Jantung termasuk dalam Rumah Sakit Khusus yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit, dalam hal ini pelayanan terhadap jenis penyakit jantung dan yang berhubungan dengan jantung (kardiovaskular)


(31)

b. Klasifikasi Rumah Sakit Jantung

o Pelayanan

Tabel 2.1 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan pelayanan Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010

No. Jenis Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C 1 Utama:

Penyakit jantung konservatif + + +

Penyakit jantung intervensi + + +

Penyakit jantung konservatif + + -

Penyakit Gagal Jantung Kronik + - -

Hipertensi + - -

Aritmia dan reprogram alat pacu jantung

+ + +

Kardiometabolik + + +

Vaskular + - -

Valvular + + -

Pasca intervensi non bedah + + -

Pasca operasi CABG + + -

Pasca operasi katup + - -

Pasca operasi pediatrik + - -

Penyakit jantung bawaan + + -

Penyakit perikard + + -

Penyakit jantung pada kehamilan

+ + +

Hipertensi pulmonal + + +

2 Spesialis Utama:

Jantung + + +

Bedah Thoraks + - -

Bedah Vaskular + - -

Paru + + -

Penyakit dalam + + +

Obgyn + + -

Anak + + -

3 Penunjang:

Radiologi + + +

Laboratorium + + +

Farmasi + + +

Gizi + + +

Sterilisasi + + -

Rekam medik + + +

Rehabilitasi medik + + -

Pemulasaraan Jenazah + - -

4 Umum:

Poli Umum + + +

Poli Gigi + + +


(32)

o Sumber Daya Manusia

Tabel 2.2 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan sumber daya manusia Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010 No. Jenis Ketenagaan Kelas A Kelas B Kelas C

Total Tenaga Tetap

Total Tenaga Tetap

Total Tenaga Tetap 1 Tenaga Medis:

Spesialis jantung 5 2 3 1 2 1

Sub spesialis jantung klinik

1 - 1 - - -

Aritmia 1 - 1 - - -

Rehabilitasi jantung 1 - 1 - - -

Vaskular 1 - - - - -

Bedah thoraks 1 - - - - -

Saraf 1 - 1 - - -

Penyakit Dalam 2 1 1 - - -

Paru 1 - 1 - 1 -

Obgyn 2 1 1 - - -

PK 2 1 1 - - -

Radiologi 2 1 1 - 1 -

Anaestesia 3 1 2 1 1 -

Rehabilitasi medik 2 1 1 - 1 -

PA 2 1 1 - 1 -

2 Tenaga Perawat: 1:1 TT 1:1 TT 1:1 TT

3 Tenaga Kesehatan lain:

Kefarmasian 3 2 1

Gizi 2 1 1

Keteknisian Medik 2 1 1

Kesehatan Masyarakat 1 1 1

Laboratorium 1 1 1

Sterilisasi 1 - -

Rekam Medik 1 1 1

o Sarana dan Prasarana

Tabel 2.3 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan sarana dan prasarana Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010

No. Sarana dan Prasarana Kelas A Kelas B Kelas C 1 Rawat Jalan:

- Kardio, EKG + - +

- Bedah jantung + + -

- Gagal jantung, transplantasi dan hipertensi pulmonal

+ + +

- Aritmia dan program alat pacu jantung

+ + +

- Vaskular + + -

- Klinik koroner + + +

- Klinik kardiometabolik + + -

2 Rawat Inap > 100 TT 50-100 TT 25 – 50 TT

3 Rawat Darurat + + +


(33)

5 Rawat Intensif ICU + + +

6 Rawat ICCU + + +

7 Radiologi + + +

8 CT Scan + - -

9 Laboratorium + + +

10 Farmasi + + +

11 Gizi + + +

12 Elektromedik Diagnostik + + +

13 Rekam medik + + +

14 ISPRS + + +

15 Sterilisasi + + +

16 Laundry + + +

17 Pemulasaraan Jenazah + + +

18 Administrasi + + +

19 Diklat + + +

20 Dinas dan Asrama + + +

21 Ambulance + + +

o Peralatan

Tabel 2.4 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan peralatan Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010

No. Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C 1 Rawat Jalan:

- EKG 5 2 1

- Defibrilator 5 2 1

- Kardioversi 3 1 1

- Alat resusitasi jantung + + +

- Obat resusitasi lengkap + + +

- Tabung oksigen + + +

- Brankard + + +

- Noninvasif hemodinamik + + +

- Suction pump + + +

2 Rawat Inap + + +

3 Rawat Darurat + + -

4 Ruang Operasi + + +

5 Rawat Intensif ICU + + +

6 Rawat ICCU + + -

7 Radiologi + + +

8 CT Scan + - -

9 Laboratorium + + +

10 Farmasi + + +

11 Gizi + + +

12 Elektromedik Diagnostik + + +

13 Rekam Medik + + +

14 ISPRS + + +

15 Sterilisasi + + +

16 Laundry + + +


(34)

o Administrasi dan Manajemen

Tabel 2.5 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan administrasi dan manajemen Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010 No. Administrasi dan

Manajemen

Kelas A Kelas B Kelas C

1 Status Badan Hukum + + +

2 Struktur Organisasi + + +

3 Tatalaksana/ Tata Kerja/ Uraian Tugas

+ + +

4 Peraturan Internal Rumah Sakit (HBL & MSB)

+ + +

5 Komite Medik + + +

6 Komite Etik & Hukum + + +

7 Satuan Pemeriksaan Internal + + +

8 Surat Izin Praktik Dokter + + +

9 Perjanjian Kerjasama Rumah Sakit & Dokter

+ + +

10 Akreditasi RS + + +

2.2.3 Jantung

a. Kardiovaskular

Kardiovaskular berasal dari bahasa Yunani, kardia yang berarti jantung dan vasculum yang berarti pembuluh kecil. Kardiovaskular atau disebut juga sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh. Yang termasuk dalam sistem kardiovaskular adalah darah, jantung dan pembuluh darah.

b. Penyakit kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular adalah istilah yang luas untuk berbagai gangguan yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Sebuah serangan jantung atau stroke mungkin peringatan pertama dari penyakit yang mendasarinya. Gejala serangan jantung termasuk ketidaknyamanan di tengah dada yang berlangsung selama lebih dari beberapa menit atau yang hilang dan datang kembali, sakit di bagian tubuh lain seperti lengan, punggung, leher, rahang atau perut;sesak napas, mual, melanggar keluar keringat dingin dan pusing. Gejala stroke termasuk kelemahan tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki - paling sering pada satu sisi tubuh;tiba-tiba kebingungan, kesulitan bicara atau pemahaman, kesulitan tiba-tiba melihat, tiba-tiba kesulitan berjalan atau pusing, kehilangan keseimbangan


(35)

atau koordinasi, dan tiba-tiba, sakit kepala parah tanpa diketahui penyebabnya.

Ada berbagai jenis penyakit yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke, yang secara langsung mempengaruhi jantung, otak dan perifer sistem peredaran darah.

Tabel 2.6 Nama penyakit kardiovaskular Sumber: http://www.world-heart-federation.org/

No. Nama Penyakit Keterangan

Penyakit kardiovaskular berhubungan dengan jantung

1 Sindrom koroner akut Sebuah istilah yang merujuk pada situasi di mana suplai darah ke otot jantung tiba-tiba diblokir, sehingga serangan jantung dan angina tidak stabil.

2 Angina Angina pektoris, umumnya dikenal sebagai angina, adalah nyeri dada karena kurangnya darah ke otot jantung. Memburuknya serangan angina adalah tanda angina tidak stabil yang dapat menyebabkan serangan jantung.

3 Aritmia Aritmia menggambarkan irama jantung yang abnormal. Jantung bisa berdetak terlalu lambat, terlalu cepat atau tidak teratur mempengaruhi kerja organ hati dan bagaimana darah dipompa ke seluruh tubuh.

4 Kardiomyopati Secara harfiah, ini berarti penyakit otot jantung dan kardiomyopati mengacu pada setiap penyakit yang mempengaruhi otot jantung. Sering menyebabkan aritmia atau kematian jantung mendadak.

5 Penyakit jantung bawaan Mengacu pada kelainan jantung yang hadir pada saat lahir. Dalam banyak kasus penyebabnya tidak diketahui, tetapi contoh penyakit ini termasuk "lubang di hati", katup yang abnormal atau bilik jantung abnormal. Semua yang mempengaruhi kemampuan jantung untuk bekerja secara normal.

6 Penyakit jantung koroner Sebuah penyakit di mana satu atau lebih dari arteri yang menyuplai darah ke otot jantung tersumbat. Penyumbatan arteri ini berarti bahwa beberapa dari otot jantung menjadi kekurangan oksigen, yang menghasilkan serangan jantung.

7 Gagal jantung Juga dikenal sebagai gagal jantung kongestif, ini adalah suatu kondisi dimana jantung tidak memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ini adalah penyakit progresif di mana jantung mulai bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tubuh sampai tidak bisa lagi mempertahankan usaha yang


(36)

dibutuhkan.

8 Penyakit jantung inflamasi Penyakit jantung inflamasi melibatkan peradangan pada otot jantung dan/atau jaringan sekitarnya.

9 Penyakit jantung iskemik Penyakit jantung iskemik ditandai dengan berkurangnya pasokan darah ke otot jantung yaitu miokardium.

10 Penyakit jantung rematik Sebuah penyakit jantung diakuisisi yang disebabkan oleh demam rematik, demam itu sendiri disebabkan oleh streptokokus (radang) infeksi tenggorokan. Jika tidak diobati penyakit ini mempengaruhi katup jantung dan akhirnya dapat mengakibatkan komplikasi serius atau bahkan kematian.

11 Penyakit katup Penyakit katup menjelaskan penyakit katup dalam hati yang diperlukan untuk mengatur aliran darah. Penyakit katup berarti bahwa katup juga tidak cukup terbuka untuk memungkinkan darah mengalir bebas atau mereka tidakmenutup secara efektif dan darah dapat mengalir ke belakang.

Penyakit kardiovaskular berhubungan dengan otak 12 Penyakit serebrovaskular

(stroke)

 Stroke perdarahan

 Stroke iskemik

Stroke dapat disamakan dengan serangan jantung pada bagian otak, di mana aliran darah ke otak tersumbat atau

terganggu. Bagian otak yang terkena ini kemudian kekurangan oksigen dan nutrisi menyebabkan kematian sel.

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah melemah pecah dan berdarah ke sekitar otak jaringan. Darah kemudian menumpuk dan mulai menekan otak. Selanjutnya, jaringan otak di luar ruptur kekurangan oksigen.

Dalam stroke iskemik, suplai darah ke bagian dari otak tersumbat. Penurunan penyebab suplai darah sel-sel otak mati, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melaksanakan fungsi vital seperti berjalan atau berbicara.

Penyakit jantung berhubungan dengan sistem peredaran darah 13 Pembekuan pembuluh

darah

Sebuah kondisi di mana gumpalan darah terbentuk dalam pembuluh darah, biasanya pembuluh darah di kaki. Gumpalan ini kemudian dapat mengusir dan pindah ke jantung dan paru-paru, di mana mereka memblokir aliran darah.

14 Penyakit jantung hipertensi

Mengacu pada kerusakan jantung yang dihasilkan dari tekanan darah tinggi dan termasuk penyakit arteri koroner, jantung kegagalan dan penebalan otot jantung.


(37)

darah di luar jantung atau otak - paling sering ke bawah ekstremitas. Ini berdampak pada pengurangan atau penghentian darah yang mengalir ke ekstremitas tersebut. Jika parah dan berkepanjangan, ini dapat menyebabkan kematian jaringan dan jika tidak ditangani dapat

mengakibatkan kebutuhan untuk

mengamputasi anggota tubuh yang terinfeksi. 16 Pulmonary embolism Sebuah penyumbatan mendadak pada arteri

akan ke paru-paru oleh bekuan darah yang terbentuk di tempat lain di tubuh. Itu dapat menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru dan yang dapat mencegah organ lain dari mendapatkan oksigen darah. Jika gumpalan besar atau ada banyak gumpalan dapat menyebabkan kematian mendadak.

c. Penanganan/terapi penyakit kardiovaskular

o Peralatan yang digunakan dalam terapi kardiovaskular

Tabel 2.7 Peralatan yang digunakan dalam terapi kardiovaskular Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Cardiology

No. Nama Alat Keterangan

1 Stetoskop Perangkat akustik untuk mendengar suara intern termasuk bunyi jantung

Perangkat yang digunakan untuk menjaga irama listrik normal

2 Alat pacu jantung Perangkat listrik ditanamkan yang menggantikan alat pacu jantung alami 3 Defibrillator

 Automated external defibrillator

 Implantable

cardioverter-defibrillator

Perangkat listrik untuk mengubah irama jantung dengan energi listrik

Sebuah defibrillator eksternal yang umum ditemukan di luar pengaturan perawatan kesehatan. Sering dirancang bagi siapa saja untuk digunakan

Perangkat implan untuk mencegah kondisi yang mengancam jiwa (misalnya, takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel)

Peralatan untuk menjaga tekanan darah

4 Jantung buatan Sebuah pompa internal yang sepenuhnya menggantikan tindakan pemompaan jantung

5 Cardiopulmonary bypass (mesin jantung-paru)

Pompa eksternal untuk mengambil alih fungsi dari kedua jantung dan paru-paru 6 Intra-aortic balloon pump Sebuah balon ditempatkan di aorta dada

untuk melengkapi cardiac output dari hati 7 Ventricular assist-device

(perangkat pembanti ventrikel)

Pompa internal untuk menambah atau mengganti tindakan pemompaan ventrikel


(38)

o Prosedur dan tes diagnostik untuk penyakit kardiovaskuler

Tabel 2.8 Prosedur dan tes diagnostik untuk penyakit kardiovaskuler Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Cardiology

No. Prosedur/tes diagnostik Keterangan 1 Tes darah

2 Echocardigraphy (echo) Ultrasonografi jantung untuk memeriksa ruang, katup, dan aliran darah

3 Echocardiogram transthoracic (TTE)

Echocardiogram jantung melalui dada eksternal untuk tubuh

4 Transesophageal echocardiogram (TEE)

Echocardiogram dari jantung melalui kateter yang ditempatkan di kerongkongan

5 Kardiovaskular magnetic resonance imaging (CMR)

Magnetic resonance imaging (MRI) jantung yang memanfaatkan EKG untuk gating dan melihat fungsi mekanik tertentu dari jantung .

6 Tes tekanan jantung Pengujian sistem kardiovaskular melalui latihan terkontrol atau obat-obatan

7 Auskultasi Mendengarkan suara (misalnya, bunyi

jantung) dengan stetoskop 8 Elektrokardiografi (ECG atau

EKG)

Pengukuran aktivitas listrik jantung, biasanya dengan 4 atau 10 elektroda pada kulit

9 Monitor Holter Perangkat EKG portabel untuk memonitor berlanjut

10 Studi elektrofisiologi Mempelajari aktivitas listrik jantung melalui penggunaan kateter ditempatkan di jantung melalui vena atau arteri

11 Sphygmomanometer Tekanan darah manset digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri

12 Marker jantung Pengujian untuk biomarker dalam darah yang dapat menunjukkan berbagai kondisi 13 Kateterisasi koroner Kateterisasi dari arteri koroner

14 Fractional aliran cadangan (FFRmyo)

Pengujian aliran darah melalui stenosis dari arteri koroner untuk menentukan perfusi jantung

15 Intravascular ultrasound (IVUS)

Ultrasonografi dari arteri koroner 16 Tomografi koherensi optik

(OCT)

Pengujian melalui penggunaan hamburan optik untuk penyakit arteri koroner

Prosedur untuk menangani penyakit arteri koroner 17 Operasi bypass arteri koroner

(CABG)

Cangkok arteri atau vena dari tempat lain (biasanya kaki) untuk memotong arteri koroner pulmonalis

18 Enhanced External

Counterpulsation (EECP)

Pneumatis membantu jantung untuk memindahkan darah menggunakan manset karet pada kaki

19 Percutaneous Coroneary Intervention (PCI)

Prosedur untuk mengobati arteri koroner pulmonalis dengan mengakses melalui pembuluh darah


(39)

20 Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PCTA)

Memperbesar lumen arteri koroner dengan memaksa mengembangkannya dengan balon

21 Atherectomy Memperbesar lumen arteri koroner

dengan menghilangkan plak aterosklerotik 2.3 Tinjauan Fungsi

2.3.1 Deskripsi pengguna dan kegiatan

Pengguna Rumah Sakit Jantung dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu pihak yang melayani dan pihak yang dilayani.

a. Pihak yang melayani

o Tenaga medis antara lain :  Dokter umum

 Dokter spesialis

o Tenaga paramedis, terdiri atas perawat dan pembantu perawat o Tenaga terapis

o Tenaga non-medis, terdiri dari :

 Tenaga analis lab dan analis radiogram

 Apoteker

 Karyawan administrasi

 Karyawan (teknis dan servis) b. Pihak yang dilayani

o Pasien

 Pasien rawat jalan (outpatient)

 Pasien rawat inap (inpatient)

 Pasien gawat darurat

o Pengunjung

 Pengunjung yang menemani pasien

 Pengunjung yang mencari informasi tentang kesehatan

 Pembesuk pasien rawat inap

 Tamu direksi/bagian administrasi

2.3.2 Unit Pelayanan Rumah Sakit

Menurut Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, jenis pelayanan minimal dan kebutuhan ruang yang harus disediakan di rumah sakit adalah sbb:


(40)

Tabel 2.9 Standar pelayanan minimal rumah sakit

Sumber : Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008

No Jenis Pelayanan Pengertian

1 Gawat Darurat Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya.

2 Rawat Jalan Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak

memerlukan pelayanan perawatan.

3 Rawat Inap Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24 jam (pasien menginap di rumah sakit).

4 Bedah Sentral (Bedah saja)

Suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan

pembedahan/operasi secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya.

5 Persalinan,

perinatologi (kecuali rumah sakit khusus di luar rumah sakit ibu dan anak) dan KB

Fasilitas menyelenggarakan kegiatan persalinan, perinatal, nifas dan gangguan kesehatan reproduksi.

6 Intensif (ICU) Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah operasi berat atau bukan karena operasi berat yang memerlukan pemantauan secara intensif dan tindakan segera.

7 Radiologi Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan menggunakan energi radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. 8 Laboratorium Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan

pemeriksaan dan penyelidikan ilmiah (misalnya fisika, kimia, higiene, dan sebagainya)

9 CSSD (Sterilisasi Pusat)

Instalasi Sterilisasi Pusat (Central Sterile Supply Department = CSSD). Fasilitas untuk menghilangkan semua mikroorganisme baik dengan cara fisik

maupun kimia.

10 Rehabilitasi Medik Fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh dan mental pasien setinggi mungkin sesudah kehilangan/ berkurangnya fungsi tersebut.

11 Farmasi Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat racikan, penyediaan obat paten, serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat.

12 Gizi Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman meliputi kegiatan; pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan-minuman.


(41)

unit yang berfungsi sebagai pengelola penyediaan darah transfusi yang aman, berkualitas dan efektif, mulai dari pengerahan pendonor sukarela resiko rendah sampai dengan ketersediaan darah aman serta pendistribusiannya kepada rumah sakit. 14 Pelayanan GAKIN

(Keluarga Miskin)

Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan

15 Rekam Medik Suatu unit dalam rumah sakit tempat melaksanakan kegiatan merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien yang diterapkan secara terpusat/sentral.

16 Administrasi dan manajemen

Suatu unit dalam rumah sakit tempat melaksanakan kegiatan administrasi dan pencatatan

17 Ambulance/Kereta Jenazah

18 Pemulasaraan Jenazah

Fasilitas untuk meletakkan/menyimpan sementara jenazah sebelum diambil oleh keluarganya,

memandikan jenazah, pemulasaraan dan pelayanan forensik.

19 Pelayanan

pemeliharaan sarana rumah sakit

Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan ringan terhadap komponen-komponen Sarana, Prasarana dan Peralatan Medik.

20 Pelayanan Laundry Fasilitas untuk melakukan pencucian linen yang terdiri dari; penerimaan, disinfeksi bila perlu, cuci dan pemisahan, pengeringan, seterika, perbaikan, pemberian kode dan bungkus, penyimpanan, persiapan pengiriman dan pengiriman. 21 Pencegahan dan

pengendalian infeksi (PPI)

Pusat kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit


(42)

2.3.3 Sistem Sirkulasi Antar Ruang

Menurut Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, alur sirkulasi pasien pada Rumah Sakit Umum adalah sbb:

Diagram 2.1 Sistem sirkulasi antar instalasi dalam rumah sakit Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

Sedangkan alur sirkulasi pada masing-masing instalasi di Rumah Sakit adalah sbb:


(43)

a. Instalasi Rawat Jalan

Diagram 2.2 Sistem sirkulasi instalasi rawat jalan

Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C b. Instalasi Rawat Inap

Diagram 2.3 Sistem sirkulasi instalasi rawat inap


(44)

c. Instalasi Gawat Darurat

Diagram 2.4 Sistem sirkulasi instalasi gawat darurat

Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

d. Instalasi Perawatan Intensif

Diagram 2.5 Sistem sirkulasi instalasi gawat darurat


(45)

e. Instalasi Bedah Sentral/COT

Diagram 2.6 Sistem sirkulasi instalasi bedah sentral/COT

Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C f. Instalasi Farmasi

o Alur Pasien dan Pengunjung

Diagram 2.7 Sistem sirkulasi alur pasien dan pengunjung instalasi farmasi Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C


(46)

o Alur Petugas Instalasi Farmasi

Diagram 2.8 Sistem sirkulasi alur petugas instalasi farmasi

Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

o Alur Barang

Diagram 2.9 Sistem sirkulasi alur barang instalasi farmasi

Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C Konter


(47)

g. Instalasi Radiologi

o Alur Pasien

Diagram 2.10 Sistem sirkulasi alur pasien instalasi radiologi

Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

o Alur Film

Diagram 2.11 Sistem sirkulasi alur film instalasi radiologi


(48)

h. Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD/Central Supply Sterilization Department)

Diagram 2.12 Sistem sirkulasi instalasi sterilisasi pusat/CSSD

Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C i. Instalasi Laboratorium

Diagram 2.13 Sistem sirkulasi instalasi laboratorium


(49)

j. Instalasi Rehabilitasi Medik

Diagram 2.14 Sistem sirkulasi instalasi rehabilitasi medik

Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

k. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

Diagram 2.15 Sistem sirkulasi instalasi laboratorium


(50)

l. Instalasi Gizi/Dapur

Diagram 2.16 Sistem sirkulasi instalasi gizi/dapur

Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

m. Instalasi Laundry

Diagram 2.17 Sistem sirkulasi instalasi laundry


(51)

n. Bengkel Mekanikal dan Elektrikal

Diagram 2.18 Sistem sirkulasi bengkel mekanikal dan elektrikal Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

2.3.4 Persyaratan Bangunan Rumah Sakit

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, persyaratan rumah sakit adalah sbb:

a. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit

o Lingkungan bangunan rumah sakit harus mempunyai batas yang

kelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas.

o Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas

lahan keseluruhan sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan dilengkapi dengan rambu parkir.

o Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir. Jika

berlokasi di daerah banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.

o Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok o Lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan

dengan intensitas cahaya yang cukup.

o Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek, atau tidak

terdapat genangan air dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan luas halaman


(52)

o Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan

terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan limbah.

o Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu, dan tempat-tempat tertentu

yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.

o Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam

keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.

b. Konstruksi Rumah Sakit

o Lantai

 Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air,

permukaan rata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.

 Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah

 Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan

o Dinding

Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan

menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat

o Ventilasi

 Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik.

 Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai

 Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya

pergantian udara dengan baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan penghawaan buatan/mekanis.

 Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan peruntukkan ruangan.


(53)

 Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

 Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir.

o Langit-langit

 Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.

 Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai.

 Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap.

o Konstruksi

Balkon, beranda, dan talang harus sedemikian sehingga tidak terjadi genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes.

o Pintu

Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

o Jaringan Instalasi

 Pemasangan jaringan instalasi air minum, air bersih, air limbah, gas, listrik, sistem pengawasan, sarana telekomunikasi, dan lain-lain harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan pelayanan kesehatan.

 Pemasangan pipa air minum tidak boleh bersilangan dengan pipa air limbah dan tidak boleh bertekanan negatif untuk menghindari pencemaran air minum.

o Lalu Lintas Antar Ruangan

 Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus didisain sedemikian rupa dan dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan, sehingga memudahkan hubungan dan komunikasi antar ruangan serta menghindari risiko terjadinya kecelakaan dan kontaminasi

 Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi dengan sarana pencegahan kecelakaan seperti alarm suara dan petunjuk penggunaan yang mudah dipahami oleh pemakainya atau


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adler, D. 1999. Metric Handbook -2nd ed. UK: Reed Educational and Professional Publishing Ltd.

De Chiara, J. and Calender, J. 1981. Time Saver Standard for Building Types. New York: McGraw Hill Book Company.

Hatmoko, A. U. et al. 2010. Arsitektur Rumah Sakit. Yogyakarta: PT. Global Rancang Selaras.

Neufert, E., & Amril, S. 1995. Data Arsitek Jilid 2 Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga. Neufert, E., & Tjahjadi, S. 1997. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Jakarta: Penerbit Erlangga. Nightingale, F. 1860. Notes on Nursing (Revised with Additions). London: Ballière Tindall. Pickard, Q. 2002. The Architects’ Handbook. UK: Blackwell Publishing.

Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. . . Oxford Learner's Pocket Dictionary, Fourth edition. 2008. UK: Oxford University

Press.

Geboy, L. 2007. The Evidence-based Design Wheel. Healthcare Design. v.7(2): p.41–42. (online) ( http://www.healthcaredesignmagazine.com/article/evidence-based-design-wheel?page=show)Diakses tanggal2 Maret 2014

Lusk, B.,& Lash, A. A. (2005). The stress response, psychoneuroimmunology, and stress

among ICU patients. Dimensions of Critical Care Nursing, 24(2), 25–31. (online)

(http://www.researchgate.net/publication/8019241_The_stress_response_psychone uroimmunology_and_stress_among_ICU_patients) Diakses tanggal 2 Maret 2014

Malkin, J. 2003. Business Briefing: Hospital Engineering and Facilities Management. p.1–5.

(online)(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=

rja&uact=8&ved=0CCEQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.capch.org%2Fwp-content%2Fuploads%2F2012%2F10%2Fhosp031_r_malkin1.pdf&ei=rzVQVM2TKM

G6mAX4qYCwDA&v6u=https%3A%2F%2Fs-v6exp1-v4.metric.gstatic.com%2Fgen_204%3Fip%3D114.79.37.117%26ts%3D1414542768 005924%26auth%3D5w4rpbjk4kmituxf6bb6ok6lo36gfxrt%26rndm%3D0.761737628 099943&v6s=2&v6t=26774&usg=AFQjCNFamRl3QKxmPXdGOl8KlxNMm7lRyg&sig

2=93Q8y8KE6eQzFchcHFFmmA) Diakses tanggal 23 Maret 2014

Marshall, D. A. et al. 2004. Optimal Healing Environments for Chronic Cardiovascular Disease. The Journal of Alternative and Complementary Medicine Volume 10,

Supplement 1. pp.147-155. (online)


(2)

https://siib.org/File%20Library/Knowledge%20Center/Publications/Marshal-Walizer-xv

Mazer, S. 2002. Sound advice. Seven steps for abating hospital noise problems. v.15(5)

p.24–27. (online)

(http://www.researchgate.net/publication/11339621_Sound_advice._Seven_steps_fo r_abating_hospital_noise_problems) Diakses tanggal 24 Maret 2014

Ulrich, R. S. 1984. View through a window may influence recovery from surgery. American Association for the Advancement of Science. v.224 p.420(2). (online) (http://is.muni.cz/el/1423/podzim2011/HEN597/um/Readings_Env_Psy/Ulrich_1984. pdf) Diakses tanggal 2 Maret 2014

Ulrich, R. S. 1999. Effects of gardens on health outcomes: Theory and research. p. 36-61 (online)(http://www.majorfoundation.org/pdfs/Effects%20of%20Gardens%20on%20 Health%20Outcomes.pdf) Diakses tanggal 2 Maret 2014

Ulrich, R. S. 2002. Health Benefits of Gardens In Hospitals. Paper for conference, Plants for People, International Exhibition Floriade 2002. p. 3-8. (online)(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad= rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fplantsolutions.com%2Fdocume nts%2FHealthSettingsUlrich.pdf&ei=JURQVNKxLaXPmwW48ILgBQ&usg=AFQjCN

GfY-Y5HQu2D71QdAj_O6BQZ6oqMw&sig2=2rxpAThYmqX1AzY1DTNNfA)

Diakses tanggal 2 Maret 2014

Zetterquist, A. G. 2009. Healing Environments: Elements of Retreat. Montana: Montana

State University. p.10-26. (online)

(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ua ct=8&ved=0CCAQFjAA&url=http%3A%2F%2Fscholarworks.montana.edu%2Fxmlui %2Fbitstream%2Fhandle%2F1%2F2596%2FZetterquistA0509.pdf%3Fsequence%3 D1&ei=IDpQVJuhO6OrmAXojYLABw&usg=AFQjCNGzMXc_01G_l44JvX8o4Yvd3rn QCw&sig2=ZE7HKEEgXcXA6Th2CqHgJA) Diakses tanggal 23 Maret 2014

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Draft Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Bangunan Instalasi Rawat Inap (Umum). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran Aktif. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. NOMOR: 1204/MENKES/SK/X/2004. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


(3)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan. NOMOR: 1045/MENKES/PER/XI/2006. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, dicetak ulang oleh : Divisi Pendidikan dan Pelatihan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. NOMOR: 129/Menkes/SK/II/2008. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Department/CSSD) di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. NOMOR: 854/MENKES/SK/IX/2009. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Rancangan Klasifikasi Rumah Sakit Khusus. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Klasifikasi Rumah Sakit. NOMOR: 340/MENKES/PER/III/2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Laboratorium Klinik. NOMOR:

411/MENKES/PER/III/2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Buletin Penyakit Tidak Menular. ISSN

2088-270x. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Teknis Ruang Operasi Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Teknis Ruang Perawatan Intensif Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pemerintah Kota Medan. 2011. Peraturan Daerah Kota Medan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031. NOMOR: 13 TAHUN 2011. Medan: Pemerintah Kota Medan.


(4)

xvii

Schaller, B. 2012. Architectural Healing Environments. Senior Theses. US: Syracuse University.(online)(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web& cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fsurface.syr.edu%2F cgi%2Fviewcontent.cgi%3Farticle%3D1063%26context%3Darchitecture_theses&ei=

lz5QVJKuHIbEmAWXj4C4Cw&usg=AFQjCNHG7175N5wtAysq_17-Sn8P4O7vig&sig2=RleKQ88Z_gtJAunRpSveog( Diakses tanggal 2 Maret 2014

http://www.world-heart-federation.org/ Diakses tanggal 23 Maret 2014

http://en.wikipedia.org/wiki/Cardiology Diakses tanggal 17 Januari 2014

http://wikimapia.org/#lang=en&lat=3.626498&lon=98.691902&z=12&m=b&search=medan

Diakses tanggal 12 November 2013

https://www.google.com/search?q=pjn+harapan+kita&source=lnms&tbm=isch&sa Diakses tanggal 10 Februari 2014

https://www.google.com/search?q=national+heart+center+singapore&biw=1366&bih=667&s ource=lnms&tbm=isch Diakses tanggal 4 Februari 2014

http://surface.syr.edu/architecture_theses/62 Diakses tanggal 2 Maret 2014

www.sanfordhealth.org/Diakses tanggal 23 Maret 2014

www.swedishamerican.org/heart_hospital/ Diakses tanggal 23 Maret 2014


(5)

LAMPIRAN A

DATA PENYAKIT TIDAK MENULAR TERKAIT FAKTOR RESIKO ROKOK DI RS DI KOTA MEDAN

SELAMA TAHUN 2008

2012

SUMBER: DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA MEDAN, 2013

N o

NAMA RUMAH SAKIT

N A M A P E N Y A K I T

Penyakit Jantung Iskhemik Stroke Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Hipertensi Diabetes Melitus Kanker Serviks Kanker Payudara Kanker Paru-paru Kanker Rongg a Mulut Buerg er Disea se K A S U S K E M A TI A N K A S U S K E M A TI A N K A S U S K E M A TI A N K A S U S K E M A TI A N K A S U S K E M A TI A N K A S U S K E M A TI A N K A S U S K E M A TI A N K A S U S K E M A TI A N K A S U S K E M A TI A N K A S U S K E M A TI A N

1 RS SARI

MUTIARA 330 71 158 77 6 1 2012 46 1299 74 3 2 37 14 0 2 0 0 0 0

2 RS SARAH 0 0 27 0 0 0 117 0 113 0 7 0 18 0 4 0 1 0 0 0

3 RS SEHAT 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4

RS MARTHA FRISKA MULTATULI

9 0 75 10 7 1 167 12 146 15 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0

5 RS MURNI TEGUH 2 0 7 0 3 2 14 0 15 1 1 0 2 0 2 2 0 0 0 0

6 RS

METHODIST SUSANNA WESLEY

2 0 11 0 0 0 279 0 67 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Universitas

Sumatera


(6)

xviii

7 RS DELIMA 75 2 121 4 698 0 781 0 357 2 0 0 3 0 1 0 0 0 0 0

8 RS HERNA 169 16 2028 139 560 22 490 13 855 41 13 2 38 3 150 20 2 0 0 0

9

RS TNI AL Dr. KOMANG MAKES BELAWAN

0 0 56 0 0 0 1020 0 504 0 3 0 2 0 0 0 0 0 0 0

10 RS MITRA

MEDIKA 70 3 452 108 1001 80 944 33 611 32 7 1 8 1 3 0 1 0 4 0

11 RS PIRNGADI 1527 160 2673 653 1710 252 3365 257 766 69 239 25 962 80 238 62 12 1 15 1

12 RS ESTOMIHI 81 4 110 4 60 0 839 6 606 1 4 0 19 1 2 1 0 0 0 0

13

RS MARTHA FRISKA YOS SUDARSO

1439 124 913 203 842 93 1831 75 3105 273 68 12 366 15 130 22 0 0 16 4

14 RSUP H. ADAM

MALIK MEDAN 34347 202 2339 115 23089 0 39495 0 26708 0 1517 133 14451 4 1570 120 163 0 33 0

T O T A L 38051 582 8970 1313 27981 451 51354 442 35152 508 1865 175 15909 118 2100 229 179 1 68 5

Universitas

Sumatera