Rancangan Penelitian Tempat Dan Waktu Penelitian Subjek Penelitian Besar Sampel Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik dengan rancangan cross sectional dimana dilakukan pemeriksaan imunohistokimia terhadap blok parafin jaringan endometrium ektopik penderita endometriosis dan jaringan peritoneum normal.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara – RSUP H Adam Malik Medan, sedangkan pemeriksaan imunohistokimia dilakukan oleh departemen Patologi Anatomi Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2013 hingga Februari 2014.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian kelompok kasus adalah parafin blok yang diperoleh dari tindakan laparatomi dan laparoskopi, dimana dari pemeriksaan histopatologi ditemukan endometriosis. Sedangkan subjek penelitian kelompok kontrol adalah parafin blok jaringan peritoneum yang diperoleh dari tindakan sterilisasi. Universitas Sumatera Utara

3.4. Besar Sampel

Besar sampel penelitian dihitung secara statistik berdasarkan rumus: n1 = n2 = Z α √2 P.Q + Z β √ P 1 Q 1 + P 2 Q 2 P 2 1 - P 2 Dimana: 2 Z α = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai α yang ditentukan. Nilai α = 0,05  Z α Z =1,96 β = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nil ai β yang ditentukan. Nilai β = 0,20  Z β P =0,84 1 = proporsi ekspresi L-Selectin pada endometriosis 16 P = 0,60 2 = proporsi ekspreksi L-Selektin pada non endometriosis 16 Q = 0,20 1 = 1- P 1 Q = 0,40 2 = 1- P 2 P = P = 0,80 1 + P 2 Q = 1 - P = 0,70 2 = 0,30 n 1 =n 2 n= 60 orang = 22,09 dibulatkan 30 orang jumlah sampel masing-masing kasus dan kontrol

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1 Kriteria Inklusi

• Kelompok kasus: Parafin blok jaringan endometrium ektopik penderita endometriosis yang dibuktikan oleh pemeriksaan Universitas Sumatera Utara histopatologi. Jaringan dapat diambil dari tindakan laparoskopi maupun laparatomi. • Kelompok kontrol: Parafin blok jaringan peritoneum normal pasien post sterilisasi yang dibuktikan secara histopatologi. 3.5.2. Krite ria Eks klu s i : Untuk kasus dan kontrol: Sediaan tidak dapat dianalisa oleh sebab pembuatan parafin yang tidak baik.

3.6 Definisi Operasional

Endometriosis : Defenisi : Adalah kelainan ginekologi yang ditandai oleh adanya kelenjar dan stroma endometrial ektopik di luar uterus. Alat ukur : Pemeriksaan histopatologi jaringan diduga endometriosis Cara ukur : Melihat hasil histopatologi Skala ukur : Endometriosis dan non endometriosis skala rasio Peritoneum Normal Defenisi : Adalah lapisan peritoneum tuba normal dimana tidak dijumpai adanya kelainan yang dibuktikan dari pemeriksaan histopatologi Alat ukur : Pemeriksaan histopatologi Universitas Sumatera Utara Cara Ukur : Melihat hasil histopatologi Skala ukur : Normal dan tidak normal skala rasio Umur Defenisi : Usia dalam tahun dihitung berdasarkan tahun kelahiran. Alat ukur : Kalender dalam hitungan tahun. Cara ukur : Menghitung jumlah tahun dari sejak tahun kelahiran Skala ukur : Umur 18-35 tahun dan 35 tahun Skala nominalvariabel kategorik Stadium Endometriosis Definisi : Stadium penyakit yang ditegakkan berdasarkan klasifikasi American Society for Reproductive Medicine ASRM Alat ukur : Tindakan laparotomi atau laparoskopi Cara ukur : Penilaian temuan operatif terhadap lesi endometriosis dan perlengketan yang diperoleh dari catatan rekam medik. Skala ukur : Stadium I, II, III dan IV L Selectin Universitas Sumatera Utara Defenisi : L-selektin CD62L adalah suatu sel adesi glikoprotein dengan berat molekul 65-75 kDa yang berasal dari limfosit. Alat ukur : Imunohistokimia Cara ukur : Pewarnaan imunohistokimia jaringan endometriosis dan jaringan peritoneum normal Skala ukur : Ekspresi +1,+2, 3 dan negatif skala interval • - : Apabila tidak ditemukan sel yang mengikat Antibodi Universitas Sumatera Utara • + 1 : Apabila sel mengikat antibodi dan terwanai dengan intensitas warna kurang kuat • +2 : Apabila ditemukan sel yang mengikat antibodi dan terwarnai dengan intensitas warna cukup kuat • +3 : Apabila ditemukan sel mengikat antibodi dan terwarnai dengan intesitas warna yang sangat kuat

3.7 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data