Adhesi, Invasi, dan Angiogenesis Proliferasi dan Apoptosis

Penyebaran secara hematogen dari jaringan endometrium ke jaringan lain seperti pleura, ruang retroperitoneal dan umbilicus merupakan salah satu kemungkinan lain sebagai bagian dari etiopategenisis dari endometriosis. Teori yang dikemukakan oleh Dmowski mengenai penurunan imunitas selular menjelaskan bahwa wanita dengan endometriosis mempunyai gangguan dalam status imunitas dimana dijumpai penurunan dari Sel T Limfosit sitotoksik. 27 24

2.1.3.2 Adhesi, Invasi, dan Angiogenesis

Mediator molekuler untuk adhesi sel endometrium pada peritoneum tidak diketahui dengan baik. Berbagai integrin dijumpai dalam endometrium menstrual dan blok dari subunit integrin beta-1 sebagian mengganggu adhesi. Hal ini mengimplikasikan peran integrin dalam adhesi sel tetapi mekanisme lain mungkin terlibat. Integrin merupakan glikoprotein permukaan sel yang bertindak sebagai reseptor untuk protein matriks ekstraseluler ECM. Pada endometrium normal, mereka penting dalam interaksi antara elemen glandular dan stroma, dan penting untuk implantasi. Invasi sel endometriosis pada jaringan tempat perlekatan memerlukan degradasi lokal dari ECM oleh matrix metalloproteinases MMP. Pada endometrium normal, peningkatan sintesis dan aktivasi MMP pada fase sekretorik akhir penting untuk merusak jaringan yang sesuai dan menstruasi. Pada endometriosis peritoneum dan ovarium, MMP dijumpai tidak bergantung pada fase siklus. Faktanya, indeks invasi Universitas Sumatera Utara dari sel endometriosis bertanggung jawab terjadap barisan sel kandung kemih metastatik. Ketahanan lesi endometriosis tergantung pada angiogenesis. Peningkatan kadar faktor angiogenik seperti vascular endothelial growth factor VEGF dijumpai dalam cairan peritoneum dari pasien endometriosis, dimana mereka dapat berasal dari makrofag peritoneum, sel endometrium menstruasi secara retrograd atau lesi endometriosis sendiri. Oleh karena itu, lingkungan peritoneum mendukung vaskularisasi dari lesi yang baru terbentuk.

2.1.3.3 Proliferasi dan Apoptosis

21 Proliferasi dari sel endometrium dan endometriosis diinduksi oleh estrogen. Sebaliknya, progesteron menstimulasi differensiasi seluler dan mensupresi proliferasi seluler. Pada endometriosis, peningkatan efek estrogen dan kerja progesteron abnormal mengarah pada peningkatan proliferasi sel. Secara simultan, gangguan apoptosis pada sel endometrium dan endometriosis dari wanita dengan endometriosis dapat berkontribusi pada patogenesis penyakit. Apoptosis, kematian sel terprogram, meminimalisir kebocoran kandungan seluler seperti protease dari sel yang mati, sehingga mengurangi kemungkinan respon inflamasi. Pada endometrium yang sehat, apoptosis memfasilitasi pemeliharaan homeostasis seluler selama siklus menstruas. Pada wanita dengan endometriosis, persentase sel apoptotik dalam endometrium yang luruh dan dalam epitel glandular berkurang yang menunjukkan peningkatan jumlah sel yang bertahanyang memasuki rongga Universitas Sumatera Utara peritoneum dengan menstruasi retrograde. Peningkatan ekspresi faktor anti-apoptotik dan penurunan faktor pro-apoptotik diamati dalam endometriosis yang mendukung fenotip anti-apoptotik.

2.1.3.4 Respon Inflamasi dan Imun