efektif dengan instansi terkait yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengurusan dan pemberesan harta pailit dan juga tetap melakukan
sosialisasi terhadap instansi-instansi yang selalu berhubungan dengan adanya kepailitan tersebut, sebagai contohnya dengan mengadakan seminar-seminar yang
berkaitan dengan kepailitan dan mengundang instansi-instansi tersebut. Demikian hambatan secara eksternal dan internal yang dihadapi oleh Balai Harta Peninggalan
selaku kurator dalam melaksanakan tugas pengurusan dan pemberesan harta pailit yang pada akhirnya menyebabkan tujuan pengurusan harta pailit secara cepat, efisien
dan efektif menjadi terhambat dan keadaan diam atau standstill yang ditetapkan dalam jangka waktu 90 sembilan puluh hari jadi tidak dapat dipenuhi.
D. Perlindungan Hukum Bagi Kreditor Separatis dalam Keadaan Diam Standstill
”Kepailitan pada umumnya tidak mempengaruhi hak jaminan kreditor separatis, maka sekalipun standstill diberlakukan, para kreditor separatis secured
creditors tetap memiliki hak-haknya terhadap agunan baik selama maupun setelah berakhirnya kepailitan”.
186
Standstill tersebut bagaimanapun juga dirasakan mahal oleh para kreditor separatis karena dengan adanya masa standstill kreditor separatis tidak dapat
186
Hasil Wawancara dengan Bapak Iwan Setiawan, Legal Division pada PT. Bank CIMB Niaga Medan, pada tanggal 2 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
langsung mengeksekusi jaminan sewaktu kredit sudah jatuh tempo, dari segi ekonomi kreditor separatis mengalami kerugian waktu, karena waktu adalah uang, terutama
kreditor separatis akan kehilangan reinvestasi. Hanya saja pada saat terjadi kepailitan si debitor, bank belum siap menghadapi kepailitan debitornya tersebut, bank belum
mempersiapkan dokumen dan surat-surat. Untuk mempersiapkan surat-surat dan dokumen membutuhkan waktu dalam mempersiapkan dokumen misalnya untuk
lelang yang dibutuhkan sehubungan dengan berkas si debitor. Ditetapkannya waktu maksimal 90 sembilan puluh hari pihak bank tidak merasa dirugikan karena banyak
hal yang harus dipersiapkan termasuk kelengkapan surat-surat yang diperlukan sebelum melakukan eksekusi terhadap barang jaminan.
187
Jika terjadi kepailitan, untuk menjual sebuah gedung yang merupakan barang jaminan memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar, biaya-biaya ini
dipergunakan untuk memasang iklan di surat kabar dan biaya lelang, untuk menghemat biaya setelah si debitor dinyatakan pailit, bank menyerahkan kekuasaan
untuk mengurus dan menjual barang agunan tersebut kepada kurator.
188
Selama ini Standstill cukup memberikan perlindungan kepada bank karena barang jaminan yang diagunkan ke bank tidak termasuk budel pailit, meskipun
standstill diberlakukan bank bisa memohon kepada Hakim Pengawas untuk menjual barang jaminan meskipun masa standstill belum berakhir, barang jaminan dapat
187
Hasil Wawancara dengan Bapak Iwan Setiawan, Legal Division pada PT. Bank CIMB Niaga Medan, pada tanggal 29 Juli 2010.
188
Hasil Wawancara dengan Bapak Iwan Setiawan, Legal Division pada PT. Bank CIMB Niaga Medan, pada tanggal 30 Juli 2010.
Universitas Sumatera Utara
dijual apabila permohonan tersebut dikabulkan Hakim Pengawas. Dalam prakteknya bank pernah menjual gedung pada hari ke 45 empat puluh lima pada saat standstill
setelah mendapat ijin dari Hakim Pengawas. Kepentingan kreditor separatis terganggu hanya jika dihadapkan dengan kepentingan buruh.
189
Standstill tidak hanya memberikan perlindungan kepada kreditor separatis, kreditor konkuren juga terlindungi. Tanpa adanya standstill, maka para kreditor akan
berlomba-lomba menagih piutangnya dan siapa yang bertindak mendahului yang lain akan memperoleh pelunasan terlebih dahulu yang mana akan menyebabkan
penyelesaian utang debitor menjadi tidak tertib, hal mana yang bertentangan dengan kebijakan dari kepailitan itu sendiri.
190
Dalam hubungan dengan peraturan undang-undang kepaililtan, peraturan dimaksud juga berfungsi untuk melindungi kepentingan pihak-pihak terkait dalam hal
ini kreditor dan debitor, atau juga masyarakat. Mengenai hal ini, penjelasan umum UUKPKPU menyebutkan beberapa faktor perlunya pengaturan mengenai kepailitan
dan penundaan kewajiban pembayaran utang. Faktor-faktor dimaksud yaitu : a. Untuk menghindari perebutan harta debitor apabila dalam waktu yang sama ada
beberapa kreditor yang menagih piutangnya dari debitor;
189
Hasil Wawancara dengan Bapak Basril, Legal Division pada PT. Bank Mandiri Medan, pada tanggal 29 Juli 2010.
190
Hasil Wawancara dengan Bapak M. Sueb Soeparno, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Jakarta, pada tanggal 2 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
b. Untuk menghindari adanya kreditor pemegang hak jaminan kebendaan yang menuntut haknya dengan cara menjual barang milik debitor tanpa memperhatikan
kepentingan debitor atau para kreditor lainnya; c. Untuk menghindari adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh salah
seorang kreditor atau debitor sendiri. Misalnya, debitor berusaha untuk memberi keuntungan kepada seorang atau beberapa orang kreditor tertentu sehingga
kreditor lainnya dirugikan, atau adanya perbuatan curang dari debitor untuk melarikan semua harta kekayaannya dengan maksud untuk melepaskan tanggung
jawabnya terhadap para kreditornya. Memperhatikan penjelasan umum UUKPKPU tersebut dapat diketahui bahwa
adanya keadaan diam standstill berfungsi baik untuk kepentingan kreditor maupun kepentingan debitor. Hal demikian sesuai dengan fungsi hukum pada umumnya
sebagaimana telah dikemukakan di atas. Dimaksudkan dengan kepentingan berkaitan dengan hal ini adalah sebagai hak subjektif seseorang yang dilindungi hukum.
Sebelum harta kekayaan debitor dibenarkan oleh hukum untuk dijual dan kemudian dibagi-bagikan hasil penjualan tersebut kepada para kreditornya, terlebih
dahulu harta kekayaan debitor itu harus diletakkan oleh pengadilan di bawah sita umum dilakukan penyitaan untuk kepentingan semua kreditornya dan bukan hanya
untuk kreditor tertentu saja.
Universitas Sumatera Utara
Apabila harta kekayaan debitor tidak terlebih dahulu diletakkan di bawah sita umum sebelum dijual, maka yang akan terjadi ialah para kreditor akan dahulu-
mendahului untuk memperoleh pelunasan dari harta kekayaan debitor dengan sebutan menguasai dan menjual harta kekayaan debitor yang berhasil dikuasainya. Agar harta
kekayaan debitor tersebut secara hukum dapat diletakkan di bawah sita umum, maka harus terlebih dahulu debitor dinyatakan pailit oleh pengadilan.
Mengenai fungsi UUKPKPU untuk kepentingan baik debitor maupun kreditor yaitu bahwa dengan adanya UUKPKPU, hak-hak yang dimiliki debitor tetap
terlindungi, misalnya dari perbuatan main hakim sendiri oleh kreditor atau para kreditor, tidak terjadi perebutan harta debitor oleh kreditor atau para kreditor karena
harta debitor berada dalam penguasaan kurator, dimungkinkan mengajukan perdamaian, mengajukan upaya hukum. Dari sudut kreditor dengan adanya
UUKPKPU, hak-hak kreditor terjamin dan terlindungi karena hak-hak tersebut diatur perlindungannya oleh UUKPKPU, mencegah perbuatan-perbuatan debitor yang
merugikan kreditor.
Undang-Undang Kepailitan diadakan untuk memberikan perlindungan kepada kreditor apabila debitor tidak membayar utang-utangnya. Dengan Undang-Undang
Kepailitan, diharapkan para kreditor dapat memperoleh akses terhadap harta kekayaan dari debitor yang dinyatakan pailit karena debitor tidak mampu lagi
membayar utang-utangnya.
Universitas Sumatera Utara
”Hukum kepailitan mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu melalui hukum kepailitan diadakan suatu penyitaan umum eksekusi massal terhadap seluruh
harta kekayaan debitor yang selanjutnya akan diberikan kepada kreditor di bawah pengawasan petugas yang berwenang”.
191
Suatu Undang-Undang Kepailitan yang baik haruslah berlandaskan asas pemberian perlindungan yang seimbang bagi semua
pihak yang terkait dan berkepentingan dengan kepilitan seseorang atau suatu perusahaan. Undang-Undang Kepailitan yang baik seyogyanya tidaklah hanya
memberikan perlindungan bagi debitor saja. Kepentingan kreditor harus juga sangat diperhatikan, karena perhatikan kepada kepentingan kreditor berarti sekaligus juga
memperhatikan kepentingan para stakeholders juga. Untuk dapat dinyatakan pailit, ditentukan debitor harus mempunyai paling
sedikit 2 dua kreditor dan cukup apabila debitor itu tidak membayar 1 satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. ”Dengan kata lain, begitu suatu utang jatuh
waktu dan tidak dibayar oleh debitor, maka peristiwa itu telah memberikan hak seketika itu juga kepada kreditor untuk dapat mengajukan permohonan pernyataan
pailit atas debitornya”.
192
Ketentuan ini sangat menguntungkan kreditor, karena di dalam praktek banyak sekali debitor yang baru dapat melunasi utangnya beberapa waktu kemudian
setelah utang itu jatuh waktu.
191
Zainal Asikin, Hukum Kepailitan…, Op.Cit, hlm., 24.
192
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut UUKPKPU, seorang kreditor dengan jumlah utang seberapapun juga berhak untuk mengajukan permohonan pailit terhadap debitor sepanjang
persyaratan yang ditentukan oleh Pasal 1 ayat 1 UUKPKPU telah terpenuhi. Dengan kata lain, seorang kreditor dengan tagihan hanya relatif kecil saja jumlahnya
dapat mengajukan permohonan pailit kepada Pengadilan Niaga terhadap seorang debitor yang memiliki jumlah asset yang jauh berlipat ganda nilainya bila
dibandingkan dengan jumlah tagihan yang menjadi dasar bagi kreditor itu untuk mengajukan pailit. Asalkan disamping kreditor yang bersangkutan, debitor juga
memiliki kreditor lain dan utang yang menjadi dasar pengajuan pailit itu dapat dibuktikan oleh kreditor sebagai utang yang telah dapat ditagih dan tidak dibayar.
Tidak dibatasinya jumlah minimum piutang yang tidak dibayar sebagaimana dimaksud di atas akan sangat menguntungkan kreditor.
Perlunya perlindungan diberikan kepada kreditor karena kreditor juga mempunyai stakeholder yang tidak berbeda dengan debitor. Kreditor yang
mengalami piutang-piutang yang tidak dapat ditagih sudah tentu akan membuat kreditor rugi. Kerugian kreditor akan lebih lanjut mempengaruhi dan merugikan para
stakeholders. Di dalam praktek, kreditor akan selalu mempertimbangkan dan oleh karena itu
mengandalkan, dua sumber perlunasan bagi piutang-piutangnya yang diberikan kepada debitornya. Sumber pertama ialah pendapatan revenue yang diperoleh oleh
debitor dari hasil usahanya. Sumber kedua ialah harta kekayaan debitor dan jaminan-
Universitas Sumatera Utara
jaminan yang diberikan oleh kreditor atau para penjaminnya. ”Dalam hal harta kekayaan debitor, pihak kreditor separatis lebih mempercayai kurator untuk
menjual”.
193
”Hal ini disebabkan karena proses penjualan harta kekayaan debitor memakan waktu yang lama, biaya iklan yang tidak murah dan biaya lelang yang
cukup besar”.
194
Sehingga kreditor separatis lebih mempercayai pihak kurator yang menjual harta kekayaan debitor tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa ”pada
keadaan diam standstill, kreditor separatis sangat mendapatkan perlindungan hukum, karena begitu adanya putusan pailit, pihak bank dalam hal ini sebagai
kreditor separatis sangat mempercayai pihak kurator untuk melakukan penyelesaian kepailitan tersebut”.
195
Dalam hubungannya dengan UUKPKPU, apabila seorang debitor pada akhirnya ternyata berada dalam keadaan tidak membayar utang-utangnya, baik karena
debitor mengalami kesulitan keuangan yang disebabkan faktor-faktor internal dan eksternal yang objektif atau karena debitor beritikad tidak baik, sehingga dengan
demikian kreditor tidak dapat mengharapkan sumber pelunasan, maka Undang- Undang Kepailitan harus dapat memberikan jaminan dan keamanan bagi para
kreditor untuk dapat memperoleh perlunasan dari kekayaan debitor. Artinya, apabila debitor memang tidak mungkin lagi diharapkan untuk dapat melunasi utangnya dari
193
Hasil Wawaancara dengan Bapak Thamsir Halik, Sekretaris Balai Harta Peninggalan Jakarta, pada tanggal 4 Agustus 2010.
194
Hasil Wawancara dengan Bapak Mukhlis Adlin, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Jakarta, pada tanggal 4 Agustus 2010.
195
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Universitas Sumatera Utara
kegiatan usahanya, maka sumber pelunasan alternatif bagi para kreditor harus berupa harta kekayaan debitor atau harta kekayaan penjaminnya.
Hampir tidak pernah terjadi kreditor akan memperoleh kembali seluruh piutang yang telah diberikan kepada debitor yang pailit dari harta kekayaan yang
bersangkutan. Disamping karena penjualan harta pailit tidak mudah dan memakan waktu lama, juga karena seluruh nilai harta pailit sering tidak cukup untuk dibagi-
bagikan kepada seluruh kreditor. Disamping itu, ”harga penjualan harta itu sering tercapai jauh lebih rendah daripada harga pasar yang sebenarnya dan apabila
penjualan secara lelang akan menyita banyak waktu dan memerlukan dana yang akan dibebankan kepada harta pailit”.
196
Dari bunyi ketentuan Pasal 1 ayat 1 UUKPKPU dapat diketahui bahwa apabila debitor hanya mempunyai seorang kreditor saja, maka satu-satunya kreditor
itu tidak dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap debitornya sekalipun utangnya jatuh waktu dan telah dapat ditagih. Di dalam praktek bisnis,
mungkin hanya debitor-debitor kecil saja yang tidak memiliki lebih dari seorang kreditor. Pada umumnya seorang debitor mempunyai lebih dari seorang kreditor.
Sekalipun pada praktek pada umumnya seorang debitor memiliki lebih dari seorang kreditor, namun persyaratan yang ditentukan oleh Pasal 1 ayat 1 yang
mengharuskan debitor memiliki lebih dari seorang kreditor minimal dua kreditor
196
Mukhlis Adlin, Tugas Kurator Dalam Kepailitan, Makalah disajikan Dalam Seminar Sehari Undang-Undang Kepailitan Kerjasam STIH Graha Kirana dengan AEKI, Medan, 1998, hlm.
10.
Universitas Sumatera Utara
mengharuskan kreditor yang mengajukan permohonan pernyataan pailit membuktikan bahwa debitor mempunyai kreditor lain selain dirinya. Hal ini sudah
barang tentu menempatkan kreditor yang bersangkutan pada keadaan yang sulit. Adalah tidak mudah bagi kreditor tersebut untuk membuktikan bahwa debitor juga
mempunyai kreditor lain. Sehubungan dengan persyaratan yang ditentukan dalam Pasal 1 ayat 1
UUKPKPU itu, seyogyanya apabila hakim yang memeriksa permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh seorang kreditor tersebut untuk membuktikan bahwa debitor
juga masih mempunyai kreditor lain. Seyogyanya debitor itulah yang diwajibkan membuktikan bahwa debitor tidak mempunyai kreditor lain apabila debitor tersebut
bermaksud menangkis permohonan pernyataan pailit itu sebagai permohonan yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 1 ayat 1 UUKPKPU pembuktian terbalik.
Demi perlindungan hukum terhadap para kreditor, terutama demi melindungi kepentingan para kreditor yang menguasai sebagian besar dari keseluruhan jumlah
utang debitor, maka Pasal 10 UUKPKPU menyatakan : 1
Selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum diucapkan, setiap kreditor, kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal
atau Menteri Keuangan dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk :
a.
meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan debitor, atau
b. menunjuk kurator sementara untuk mengawasi ;
a pengelolaan usaha debitor;
Universitas Sumatera Utara
b pembayaran kepada kreditor, pengalihan, atau penggunaan
kekayaan debitor yang dalam kepailitan merupakan wewenang kurator.
2 Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya dapat
dikabulkan, apabila hal tersebut diperlukan guna melindungi kepentingan kreditor.
3 Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a
dikabulkan, pengadilan dapat menetapkan syarat agar kreditor pemohon memberikan jaminan yang dianggap wajar oleh pengadilan.
Dari ketentuan tersebut di atas, maka ada 3 tiga hal yang harus diperhatikan hakim untuk memberikan perlindungan hukum kepada kreditor berupa sita jaminan
dalam kepailitan, yaitu : 1.
Permohonan tersebut hanya dapat dikabulkan, apabila masalah tersebut diperlukan untuk melindungi kreditor;
2. Hal tersebut merupakan upaya pengamanan yaitu sebagai upaya yang
bersifat preventif dan sementara, dan mencegah kemungkinan debitor melakukan tindakan terhadap harta kekayaannya, sehingga dapat
merugikan kepentingan kreditor dalam rangka pelunasan utangnya.
3. Apabila pemohonan tersebut dikabulkan, pengadilan dapat menetapkan
syarat agar kreditor pemohon memberikan jaminan sejumlah uang yang dianggap wajar oleh pengadilan.
197
Berbeda dengan hukum perdata biasa yang mengatur bahwa putusan bisa summier dilaksanakan jika sudah inkracht van gewijsde, kecuali jika ditetapkan
sebaliknya yaitu putusan yang uit voerbaar bij voorrad putusan serta merta, maka putusan dalam kepailitan pada prinsipnya dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun
terhadap putusan tersebut diajukan suatu upaya hukum. Filosofis ketentuan ini adalah bahwa oleh karena perkara kepailitan menggunakan proses pembuktian sumir, maka
197
Ibid. hal. 56
Universitas Sumatera Utara
putusan yang ada juga dianggap mudah kemana arahnya disamping bahwa proses kepailitan termasuk yang cepat.
Di samping itu pula tujuan kepailitan adalah melakukan distribusi asset untuk membayar utang-utang debitor terhadap kreditor, sehingga jika para kreditor terlanjur
terbayar karena putusan pailit yang bisa langsung dijalankan namun pada akhirnya putusan pailit tersebut dibatalkan, maka pembayaran tersebut pada hakikatnya tidak
merugikan debitor pailit itu sendiri karena utang pada prinsipnya harus dibayar baik sekarang atau nanti hanya persoalan waktu saja. Dengan kata lain, bahwa jika pada
akhirnya putusan pailit tersebut maka tidak menjadikan hapusnya utang-utang debitor terhadap kreditornya.
Dalam putusan pailit harus ditunjuk Hakim Pengawas dan Kurator. Hakim Pengawas ditunjuk biasanya adalah hakim niaga lain yang tidak menjadi hakim dalam
perkara kepailitan yang bersangkutan. Sedangkan kurator yang ditunjuk adalah kurator yang diusulkan oleh pihak yang mengajukan permohonan pailit. Jika
pemohon tidak mengusulkan kurator, maka biasanya hakim akan menunjuk Balai Harta Peninggalan sebagai kuratornya. Kendatipun kurator yang akan ditetapkan oleh
hakim adalah kurator yang diusulkan oleh pemohon, namun undang-undang membatasi bahwa seseorang kurator hanya dapat menangani kepailitan maksimal 3
tiga kepailitan dalam waktu yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Tentang adanya penunjukan kurator sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 1 sub b, adalah untuk melakukan pengawasan terhadap debitor,
khususnya dalam hal : 1.
Pengelolaan usaha debitor 2.
Pembayaran kepada kreditor 3.
Pengalihan harta debitor 4.
Penjaminan debitor
198
Diperlukan adanya kurator sementara, karena sebelum dijatuhkan putusan pailit, debitor belum pailit dan berwenang mengelola harta kekayaannya. Untuk
menghindari debitor mengalihkan harta kekayaannya maka dilakukan pengawasan dan hal tersebut menjadi tugas kurator sementara. Pada prinsipnya tugas kurator
sementara ini, “lebih terbatas dibandingkan tugas-tugas kurator tetap. kurator sementara hanya bertugas sebagai supervisor”.
199
Namun demikian untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan debitor dan kreditor, pengadilan dapat mensyaratkan agar kreditor memberikan jaminan
dalam jumlah yang wajar apabila upaya pengamanan tersebut dikabulkan. “Pertimbangan Pengadilan Niaga untuk menyatakan seorang debitor pailit, tidak saja
oleh karena ketidakmampuan debitor tersebut untuk membayar utang-utangnya, tetapi
198
Ibid. hlm., 58.
199
Ibid, hlm., 59.
Universitas Sumatera Utara
termasuk juga ketidakmauan debitor tersebut untuk melunasi utang-utang tersebut seperti yang telah diperjanjikan”.
200
Dalam menetapkan persyaratan tentang jaminan tersebut, pengadilan antara lain harus mempertimbangkan ada tidaknya jaminan atas keseluruhan kekayaan
debitor, jenis kekayaan debitor dan besarnya jaminan yang harus diberikan dibandingkan dengan kemungkinan besarnya kerugian yang diderita oleh debitor
apabila pemohon pernyataan pailit ditolak pengadilan.
200
Ricardo Simanjuntak, Rancangan Perubahan Undang-Undang Kepailitan Dalam Perspektif Pengacara, Komentar Terhadap Perubahan Undang-Undang Kepailitan, Artikel Utama,
Jurnal Hukum Bisnis Volume 17, Januari 2002, hlm. 6.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan