Kewenangan Kreditor Separatis dalam Mengeksekusi Jaminan Utang

sejalan. Masalah-masalah kepailitan mengenai kedudukan pemegang jaminan kebendaan berdasarkan hukum kepailitan yang berlaku haruslah memperhatikan asas- asas jaminan kebendaan dan asas-asas hukum perjanjian yang terdapat dalam KUH Perdata, karena KUH Perdata masih mendasari hukum perjanjian yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, suatu peraturan kepailitan seyogyanya menganut falsafah dan memuat asas yang mengakui hak separatis dari kreditor pemegang jaminan kebendaan, asas eksekusi dan asas hak untuk didahulukan. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan permasalahan dalam penerapannya bagi pihak- pihak yang berkepentingan khususnya bagi kreditor. 163

B. Kewenangan Kreditor Separatis dalam Mengeksekusi Jaminan Utang

Kewenangan kreditor separatis pemegang Hak Jaminan dalam mengeksekusi jaminan utang pada masa : a. Sebelum jatuhnya putusan pailit kecuali dilakukan sita jaminan; b. Setelah berakhirnya standstill penangguhan eksekusi sampai dengan insolvensi; c. Selama 2 dua bulan sejak insolvensi Pasal 59 ayat 1; 163 Hasil Wawancara dengan Bapak Amri Marjunin, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Medan, pada tanggal 29 Mei 2010. Pada saat wawancara dilakukan masih menjabat selaku Ketua Balai Harta Peninggalan Medan Universitas Sumatera Utara Perlindungan yang wajar terhadap kreditor separatis harus diberikan oleh kurator dengan cara-cara seperti tersebut di atas yaitu : 1. Ganti rugi atas terjadinya penurunan nilai harta pailit 2. Hasil penjualan bersih 3. Hak kebendaan pengganti, dan 4. Imbalan yang wajar dan adil serta pembayaran tunai lainnya. lihat Pasal 56 ayat 3 bagian penjelasannya. 164 Sebagaimana disebutkan bahwa penangguhan eksekusi jaminan utang adalah maksimum 90 sembilan puluh hari sejak putusan pailit. Dalam masa kepailitan tersebut yang berwenang menjual harta jaminan utang adalah kewenangan kurator, yakni dalam waktu sebagai berikut : a. Dalam masa standstill penangguhan eksekusi, dengan alasan untuk kelangsungan usaha debitor tetapi dengan syarat sebagai berikut : 1 harta tersebut berada dalam pengawasan kurator ; dan 2 sudah memberikan perlidungan yang wajar kepada kreditor separatis atau pihak ketiga. Perlindungan tersebut misalnya berupa : ganti rugi atas terjadinya penurunan nilai harta pailit, hasil penjualan bersih, hak kebendaan pengganti, imbalan yang wajar dan adil serta pembayaran tunai lainnya lihat Pasal 56 ayat 3 UUKPKPU dan penjelasannya. b. Setelah lewat 2 bulan sejak insolvensi Pasal 59 ayat 2 UUKPKPU . Perlindungan yang wajar oleh kurator tersebut harus diberikan asalkan barang tersebut berada dalam kekuasaan kurator dan diberikan dalam hal : 1 apabila Hakim Pengawas menolak untuk mengangkat atau mengubah persyaratan penangguhan Pasal 58 ayat 2 UUKPKPU . 2 apabila kurator ingin menggunakan atau menjual jaminan utang untuk kelangsungan usaha debitor Pasal 56 ayat 3 UUKPKPU . 165 164 Hasil Wawancara dengan Bapak Amri Marjunin, Mantan Ketua Balai Harta Peniinggalan Medan, pada tanggal 15 April 2010. Pada saat wawancara dilakukan masih menjabat selaku Ketua Balai Harta Peninggalan Medan Universitas Sumatera Utara Kurator berwenang untuk melakukan eksekusi terhadap seluruh harta kekayaan debitor pailit, namun bank sebagai pemegang jaminan kebendaan diberikan waktu selama 2 dua bulan untuk melakukan lelang, jika waktu tersebut telah berakhir dan lelang belum juga dilaksanakan maka proses penyelesaian kepailitan diselesaikan oleh kurator. Untuk pelaksanaan eksekusi jaminan utang bergantung pada hubungan asset dengan kreditor dijaminkan atau tidak. Cara penjualan asset biasanya dilakukan dengan mengajukan lelang yang pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk lelang tersebut. Untuk penjualan harta pailit dapat dilakukan dengan cara di bawah tangan dengan ketentuan perbuatan tersebut telah mendapat persetujuan dari Hakim Pengawas. “Hal ini tentunya dilakukan oleh kurator apabila kurator yakin bahwa penjualan di bawah tangan atau penjualan langsung tanpa melalui kantor lelang tersebut akan membawa hasil yang lebih baik antara lain karena dapat menghemat biaya lelang”. 166 165 Hasil Wawancara dengan Bapak Amri Marjunin, Mantan Ketua Balai Harta Peniinggalan Medan, pada tanggal 15 April 2010. Pada saat wawancara dilakukan masih menjabat Ketua Balai Harta Peninggalan Medan. 166 Hasil Wawancara dengan Bapak Amri Marjunin, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Medan, pada tanggal 15 April 2010. pada saat wawancara dilakukan masih menjabat Ketua Balai Harta Peninggalan Medan. Universitas Sumatera Utara

C. Hambatan-Hambatan yang ditemui dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit