BAB II KEADAAN DIAM STANDSTILL DALAM HUKUM
KEPAILITAN INDONESIA
A. Pengertian Keadaan Diam Standstill
Konsep keadaan diam atau standstill merupakan hal yang baru dalam Undang-Undang Kepaillitan Indonesia. Menurut Hoff, ”standstill is a temporary
freeze of enforcement rights and is a very important instrument of the receiver.”
57
Sedangkan menurut Munir Fuady, “standstill adalah cool-down periode atau legal moratorium. Penangguhan eksekusi ini terjadi karena hukum tanpa perlu dimintakan
sebelumnya oleh kurator”.
58
Standstill diberlakukan kepada semua kreditor kecuali terhadap kreditor yang haknya timbul dari perjumpaan utang set-off, serta terhadap kreditor pemegang
piutang yang dijamin dengan uang tunai. Menurut Pasal 57 ayat 2 KUH Perdata, kreditor dapat bermohon agar standstill diangkat dimana permohonan itu
disampaikan kepada kurator. “Undang-Undang Kepailitan harus memberikan perlindungan yang seimbang
bagi kreditor dan debitor yaitu menjunjung keadilan dan memperhatikan kepentingan
57
Jerry Hoff, Indonesian Bankruptcy Law, Tata Nusa, Jakarta, 1999, hlm. 119.
58
Munir Fuady, Hukum Pailit Dalam Teori…, Op. Cit., hlm. 97.
Universitas Sumatera Utara
keduanya meliputi segi-segi penting yang dinilai perlu untuk mewujudkan penyelesaian masalah utang-piutang secara cepat, adil, terbuka dan efektif”.
59
Perlindungan kepentingan yang seimbang itu adalah sejalan dengan dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila bukan saja mengakui
kepentingan seseorang tetapi juga mengakui kepentingan orang banyak atau masyarakat. “Pancasila bukan saja harus memperhatikan hak asasi tetapi juga harus
memperhatikan kewajiban asasi seseorang. Berdasarkan sila “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” harus dikembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
banyak.
60
Dalam peristiwa kepailitan terdapat banyak kepentingan yang terlibat, yaitu selain kepentingan para kreditornya juga kepentingan stakeholders yang lain dari
debitor yang dinyatakan pailit. Dalam hal ini yang dimaksud dengan stakeholders adalah pemangku kepentingan atau setiap yang memiliki kepentingan terhadap
debitor misalnya karyawan, bank, dan lain-lain. Apabila debitor itu adalah suatu perusahaan yang memiliki banyak tenaga kerja sehingga apabila perusahaan tersebut
dinyatakan pailit, tentu akan menimbulkan kerugian bagi tenaga kerja yang berada dalam perusahaan tersebut karena dengan diputuskannya perusahaan tersebut pailit,
maka perusahaan tersebut tidak dapat lagi memenuhi kewajibannya terhadap tenaga kerjanya sebagaimana seharusnya yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
59
Hasil Wawancara dengan Sunarmi, Guru Besar Ilmu Hukum di Universitas Sumatera Utara pada tanggal 8 Juli 2010.
60
Hasil Wawancara dengan Tan Kamello, Guru Besar Ilmu Hukum di Universitas Sumatera Utara pada tanggal 6 Juli 2010. Vide : Tap MPR Nomor IIMPR1978, hal ini terdapat juga pada
buku Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan..., Op. Cit., hlm 35.
Universitas Sumatera Utara
Akibat yuridis kepailitan tersebut berlaku kepada debitor dengan 2 dua metode pemberlakuan, yaitu
61
: 1.
Berlaku Demi Hukum Ada beberapa akibat yuridis yang berlaku demi hukum by the operation of law
segera setelah pernyataan pailit mempunyai kekuatan hukum tetap ataupun setelah berakhirnya kepailitan. Dalam hal seperti ini, Pengadilan Niaga, Hakim Pengawas,
Kurator, Kreditor, dan siapa pun yang terlibat dalam proses kepailitan tidak dapat memberikan andil secara langsung untuk terjadinya akibat yuridis tersebut.
Misalnya, larangan bagi debitor pailit untuk meninggalkan tempat tinggalnya. 2.
Berlaku Rule of Reason Untuk akibat-akibat hukum tertentu dari kepailitan berlaku Rule of Reason.
Maksudnya adalah bahwa akibat hukum tersebut tidak otomatis berlaku, akan tetapi baru berlaku jika diberlakukan oleh pihak-pihak tertentu, setelah mempunyai
alasan yang wajar untuk diberlakukan. Pihak-pihak yang mesti mempertimbangkan berlakunya akibat-akibat hukum tertentu tersebut misalnya
Kurator, Pengadilan Niaga, Hakim Pengawas, dan lain-lain. Perlu juga diperhatikan bahwa berlakunya akibat hukum di atas tersebut tidaklah semuanya
sama. Ada yang perlu dimintakan oleh pihak–pihak tertentu dan ada pula
61
Herna, Akibat Keadaan Diam, http:hernathesis.multiply.comreviewsitem12
, diakses pada tanggal 11 Mai 2010, Pukul 14.30 W.I.B.
Universitas Sumatera Utara
persetujuan institusi tertentu, tetapi ada juga yang berlaku karena hukum by operation of law begitu putusan pailit dikabulkan oleh pengadilan.
Selama belum terdapat putusan hakim terhadap permohonan pernyataan pailit terhadap seorang debitor, baik permohonan itu diajukan oleh debitor sendiri maupun
diajukan oleh kreditor atau oleh Kejaksaan demi kepentingan umum, debitor masih leluasa untuk melakukan pengelolaan dan memindahtangankan harta kekayaannya.
62
Keleluasaan itu baru hilang setelah Pengadilan Niaga dalam putusannya menyatakan debitor pailit. Sejak putusan pengadilan itu dijatuhkan, maka harta kekayaan debitor
berubah statusnya menjadi harta pailit, yang pengelolaannya tidak lagi dilakukan oleh debitor tetapi dilakukan oleh kurator. Dengan kata lain, sejak putusan pernyataan
pailit itu dijatuhkan oleh pengadilan, maka debitor tidak lagi dapat melakukan tindakan hukum apa pun terhadap harta kekayaannya.
Selama proses pemeriksaan kepailitan sedang berlangsung di pengadilan, debitor tidak mustahil melakukan hal-hal yang menyangkut harta kekayaannya yang
dapat merugikan para kreditornya. Sebaliknya pula, sekalipun proses pemeriksaan permohonan kepailitan sedang langsung di pengadilan dan para kreditor telah
mengetahui tentang dan berlangsungnya pemeriksaan kepailitan itu, para kreditor dapat, karena tidak dilarang oleh undang-undang, menagih piutangnya sendiri-sendiri
62
Keadaan Diam, http:hernathesis.multiply.comjournalitem16
, diakses pada tanggal 25 Mei 2010, pukul 20.00 W.I.B.
Universitas Sumatera Utara
kepada debitor yang bersangkutan. Terhadap penagihan para kreditor tersebut, debitor tidak dilarang pula oleh undang-undang untuk memenuhinya.
Perbuatan satu atau lebih kreditor yang berupaya menagih piutangnya selama proses pemeriksaan kepailitan sedang berlangsung, dan tindakan debitor untuk
membayar tagihan tersebut tanpa memperdulikan kreditor-kreditor lain, termasuk kreditor yang mengajukan permohonan pernyataan pailit yang sedang diproses oleh
pengadilan itu, sudah barang tentu dapat merugikan para kreditor yang lain, tidak mustahil debitor akan menguntungkan kreditor-kreditor tertentu yang disukainya dan
menolak penagihan kreditor-kreditor yang lain. Undang-undang juga tidak melarang kreditor yang tidak mengajukan permohonan pernyataan pailit untuk mengajukan
gugatan melalui pengadilan umum. UUKPKPU hanya memberikan perlindungan kepada setiap kreditor dalam bentuk pengajuan permohonan sita jaminan terhadap
sebagian atau seluruh kekayaan debitor dan menunjuk kurator sementara oleh Hakim yang memeriksa permohonan pailit yang akan berfungsi untuk mengawasi
pengelolaan usaha debitor dan mengawasi pembayaran kepada kreditor atau mengawasi penggunaan kekayaan debitor yang dalam rangka kepailitan memerlukan
persetujuan kurator Pasal 7 ayat 1 UUKPKPU, namun permohonan tersebut tidak pasti akan dikabulkan oleh pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
“Untuk melindungi kepentingan kreditor selama pernyataan pailit belum ditetapkan, seorang pengurus idealnya wajib diangkat sebagai kurator sementara”
63
yaitu guna mencegah kemungkinan bagi debitor melakukan tindakan terhadap kekayaan debitor sehingga dapat merugikan kepentingan kreditor dalam rangka
pelunasan utangnya, seorang kurator dapat ditunjuk sebagai kurator sementara untuk mengawasi pengelolaan usaha debitor dan mengawasi pembayaran kepada kreditor,
pengalihan atau penjualan kekayaan debitor yang dalam rangka untuk memenuhi biaya kepailitan yang dilakukan oleh kurator. Fungsi penunjukan kurator sementara
juga untuk melindungi kreditor apabila kepailitan dimohon oleh debitor itu sendiri. Dalam fase pra kepailitan kurator sementara dapat meminta kepada Pengadilan
Niaga agar melakukan penyegelan terhadap asset debitor dan berita acara penyegelan tersebut kemudian diserahkan kepada kurator yang ditunjuk dalam pernyataan
pailitkurator defenitif. Dalam penugasannya sebagai kurator sementara, kurator harus
memperhatikan bahwa penugasan ini adalah penugasan sementara yang memiliki ruang lingkup berbeda dengan penugasan sebagai kurator defenitif. Dalam
melaksanakan tugasnya, kurator sementara segera berhubungan dengan debitor atau pengurusnya untuk meminta data atau informasi yang diperlukan, antara lain:
1. Informasi umum sehubungan dengan tempat, jenis dan skala kegiatan
usaha debitor;
63
Hasil Wawancara dengan Syahril Sofyan, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Makasar, pada tanggal 14 Juli 2010.
Universitas Sumatera Utara
2. Informasi umum keadaan keuangan debitor;
3. Informasi tentang harta debitor, yang setidaknya mencakup identifikasi
seluruh rekening bank dan harta kekayaan penting atau material lain yang dimiliki atau dikuasai oleh debitor;
4. Informasi tentang kewajiban atau utang debitor, yang setidaknya mencakup
identitifikasi kreditor yang diketahui dan tagihan-tagihan mereka, dasar tagihan mereka serta jadwal atau rencana pembayarannya; dan
5. Informasi lain yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai
kurator sementara.
64
Selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum diucapkan, setiap kreditor, Kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal, atau
Menteri Keuangan dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan. Tugas utama kurator sementara adalah untuk :
1. Pengelolaan usaha debitor; dan
2. Pembayaran kepada kreditor, pengalihan atau pengunaan kekayaan debitor
yang dalam rangka kepailitan merupakan wewenang kurator.
65
Secara umum tugas kurator sementara tidak banyak berbeda dengan kurator pengurus, namun karena pertimbangan keterbatasan kewenangan dan efektivitas yang
ada pada kurator sementara, maka sampai saat ini sedikit sekali terjadi penunjukan kurator sementara. Jika perlu, untuk mempermudah penugasannya kurator sementara
dapat bekerja dari atau menempatkan asistennya di kantor atau lokasi usaha debitor. Jika debitor menolak memberikan informasi tersebut di atas, atau melakukan tindakan
yang dapat merugikan hak-hak kreditor, maka kurator sementara memohon Pengadilan untuk memerintahkan debitor untuk memberikan informasi atau
menghentikan tindakannya. Jika Pengadilan Niaga menolak permohonan pailit, tugas
64
Standar Profesi Kurator dan Pengurus Indonesia,
http:kreditorpailit.wordpress.comstandar-Kurator-pengurus-indonesia , Diakses pada tanggal 12 Juli
2010, pukul 21.37 W.I.B.
65
Pasal 10 ayat 1 b Undang-Undang Kepailitan Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Universitas Sumatera Utara
kurator sementara berakhir dan kurator sementara mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada debitor. Apabila Pengadilan Niaga menerima
permohonan pailit, maka tugas kurator sementara berakhir dan kurator sementara menyerahkan pekerjaannya untuk dilanjutkan oleh kurator defenitif.
Setelah permohonan kepailitan diajukan, seorang debitor seketika memerlukan perlindungan terhadap upaya-upaya kreditor untuk melakukan
penagihan terhadap debitor yang bersangkutan. Dalam semua kasus kepailitan, upaya-upaya para kreditor untuk menagih utang harus dapat dihentikan secepatnya
agar dapat dilakukan pembagian harta kekayaan debitor dengan tertib yang justru merupakan tujuan utama dari kepailitan. Inilah yang merupakan latar belakang
mengapa menerapkan standstill secara otomatis berlaku demi hukum atau keadaan diam secara otomatis yang berlaku sejak permohonan kepailitan diajukan.
66
Standstill tidak memerlukan pengajuan permohonan yang khusus kepada pengadilan, dan tidak pula memerlukan putusan khusus dari pengadilan, cukup hanya
berupa pengajuan permohonan pernyataan pailit filing of a bankruptcy petition terhadap debitor.
66
Hasil Wawancara dengan Syuhada, Anggota Teknis Hukum pada Balai Harta Peninggalan Medan, pada tanggal 12 Juli 2010.
Universitas Sumatera Utara
B. Fungsi Keadaan Diam Standstill