= 0,7179 mm
3.2 Pemeriksaaan Karakteristk Tulangan 3.2.1 Pemeriksaaan Berat Jenis dan Diameter Tulangan
Pemeriksaan diameter tulangan diperlukan untuk mengetahui besarnya diameter yang dipakai untuk beton bertulang pada percobaan karena kita ketahui
bahwa tulangan yang ada di lapangan tidak sama persis dengan yang direncanaakan. Diameter tulangan yang ada kemungkinan dapat lebih kecil atau lebih besar dari
yang kita rencanakan. Oleh karena itu, pada eksperimen untuk tugas akhir ini akan diperiksa pula berat jenis dan diameter dari tulangan yang digunakan.
3.3 Pembuatan Benda Uji Balok Beton Bertulang
Langkah – langkah yang dilakukan dalam pembuatan benda uji dibagi atas tiga tahapan, yaitu:
1. Persiapan pembuatan benda uji
2. Pengecoran
3. Perawatan
3.3.1 Persiapan Pembuatan Benda Uji
Universitas Sumatera Utara
Persiapan – persiapan yang dilakukan dalam pembuatan benda uji, yaitu:
a. Pembuatan mortar ukuran 4 x 4 x 4 cm beton decking beton tahu
Beton tahu akan dibuat beberapa buah sesuai dengan kebutuhan, guna dari beton tahu untuk menjaga agar letak tulangan tetap pada posisinya.
Pembuatan mortar dilakukan beberapa hari sebelum pengecoran dilakukan agar mortar mengeras sehingga dapat menahan tulangan.
Ukuran dari mortar ditentukan berdasarkan dari tebal selimut beton yang direncanakan pada benda uji.
b. Pembuatan cetakan balok
Cetakan balok dibuat dengan ukuran 15 cm x 25 cm x 220 cm. Cetakan dibuat dengan tidak ada celah sehingga tidak memungkinkan
pasta semen untuk keluar dari cetakan. Selain itu juga dipersiapkan cetakan untuk benda uji silinder beton t = 30 cm, d = 15 cm untuk
pengujian kuat tekan beton. Untuk mempermudah melepaskan balok dan silinder pada saat cetakan dibuka maka pada permukaan bagian dalam
cetakan diolesi oli. c.
Merakit tulangan Tulangan baja dirakit sedemikian rupa, sehingga membentuk
kerangka sesuai dengan yang direncanakan. Kemudian dipersiapkan pula plat landasan baja untuk perletakan balok dan untuk perletakan beban.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5. Bentuk Penampang Memanjang Dari Benda Uji
Gambar 3.6. Bentuk Penampang Melintang Dari Benda Uji d.
Persiapan material beton Sebagai material beton dipersiapkan SCC yang didapat dari Sika,
pasir, kerikil untuk penambahan agregat terhadap SCC dan air yang ditimbang sesuai dengan perhitungan yang ditentukan.
e. Persiapan alat – alat pendukung.
Alat – alat pendukung dalam proses pengecoran seperti: pan mixer mesin pengaduk beton, scrap, sendok semen, kerucut Abram,
timbangan, dll.
3.3.2 Pengecoran Benda Uji
Urutan pengecoran adalah sebagai berikut: a.
Hidupkan mesin pengaduk beton b.
Masukkan air agar permukaan dalam mesin pengaduk basah, kemudian keluarkan yang tersisa di dalam mesin pengaduk.
Universitas Sumatera Utara
c. Setelah itu masukkan campuran beton kering pada percobaan berupa SCC
dari Sika biarkan beberapa detik sehingga bahan dapat tercampur merata. d.
Kemudian tambahkan air dalam adukan sesuai dengan berat yang telah ditentukan.
e. Aduk dengan kecepatan rendah selama
f. Tuangkan adukan tersebut secukupnya ke dalam pan untuk pengujian nilai
slump. Nilai slump flow minimum berdiameter 50 cm. + 3 menit agar campuran tersebut
benar – benar teraduk secara merata.
g. Setelah nilai slump terpenuhi, selanjutnya adukan beton dituangkan ke dalam
cetakan balok dan silinder secara bertahap. Setelah cetakan pada balok pertama terisi penuh kemudian diratakan.
h. Kemudian lakukan pengecoran selanjutnya untuk pembuatan balok
uji II dan III dengan penambahan agregat yang telah ditentukan. Penambahan agregat pada pengecoran diberikan dengan memasukkannya pertama kali.
3.3.3 Perawatan Benda Uji
Setelah + 24 jam, cetakan benda uji silinder dibuka, kemudian direndam dalam air. Sedangkan untuk benda uji balok, cetakan dibuka setelah 3 hari dan
disiram dengan air setiap harinya selama 28 hari.
3.4 Pengujian Benda Uji