Pemilihan persentase pasir terhadap total agregat sangat perlu diperhatikan karena terlalu sedikitnya pasir dapat mengakibatkan beton segregasi atau keropos.
Namun terlalu banyaknya pasir yang digunakan akan dapat menghasilkan beton dengan kepadatan yang rendah dan membutuhkan air yang lebih banyak.
Jumlah agregat halus yang terlalu sedikit dalam campuran beton maka disebut undersanded. Pada kondisi ini pasta pada beton tidak cukup untuk mengisi
ruang – ruang yang kosong sehingga campuran akan mudah terpisah segregate dan sukar dikerjakan. Namun sebaliknya, jika jumlah agregat halus yang terlalu banyak
dalam campuran beton disebut oversanded. Campuran ini mungkin akan tidak terlalu lecak, sehingga membutuhkan air yang lebih banyak sehingga lebih mahal karena
keperluan semen lebih banyak untuk menjaga faktor air-semen agar tetap. 2.
Agregat Kasar Agregat kasar adalah agregat yang semua butirnya tertahan di atas ayakan 5
mm atau 316”. Agregat kasar yang digunakan pada campuran SCC mempunyai batasan maksimum umumnya antara 12 – 20 mm. Penggunaan agregat kasar dengan
diameter yang kecil dimaksudkan agar agregat dapat dengan mudah melalui tulangan – tulangan yang terdapat pada pengerjaan di lapangan.
2.2.3 Air
Peran air tidak kalah pentingnya dalam suatu campuran beton. Karena semen tidak bisa menjadi pasta tanpa air. Kegunaan air dalam campuran beton cair tidak
hanya untuk hidrasi semen, tetapi juga agar pasta betonnya lecak workable.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah air yang diperlukan untuk kelecakan tertentu tergantung pada sifat material yang digunakan. Air yang diperlukan dalam campuran beton dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu: a.
Ukuran agregat maksimum: bila diameter besar maka kebutuhan air semakin kecil begitu pula dengan jumlah mortar yang dibutuhkan menjadi lebih
sedikit. b.
Gradasi agregat: jika gradasi baik maka kebutuhan air menurun untuk kelecakan yang sama.
c. Kotoran dalam agregat: semakin banyak tanah liat dan lumpur maka
kebutuhan air meningkat. d.
Bentuk butir: bentuk butir yang bulat membutuhkan air yang lebih sedikit dibandingkan dengan batu pecah.
e. Jumlah agregat halus dibandingkan agregat kasar: lebih sedikitnya agregat
halus maka kebutuhan air semakin menurun.
2.2.4 Uap Silika Silika Fume
Silika fume merupakan salah satu bahan tambah mineral yang dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja beton. Uap silika terpadatkan Condensed Silica fume,
CSF adalah suatu produk samping dari proses fusi smelting dalam produksi silikon metal dan amalgam ferrosilikon pada pabrik pembuatan mikrochip untuk
komputer. Bahan mineral ini biasanya juga disebut silika fume SF, microsilica, silika fume dust, amorphous silica, dan sebagainya. Bentuk dari silika fume seperti
fly ash tetapi lebih kecil sekitar seratus kali lipatnya.
Universitas Sumatera Utara
Silika fume bisa dipakai pengganti sebagian semen, untuk tujuan pengurangan dari kadar semen, meskipun tidak ekonomis. Kedua sebagai tambahan
untuk memperbaiki sifat beton, baik beton segar maupun keras. Silika fume umumnya dipakai bersama bahan superplasticizer.
Silika fume yang dipakai untuk beton adalah yang mengandung lebih dari 75 silikon. Secara umum, Silika fume mengandung SiO
2
86 – 96 dan ukuran butirnya rata – rata 0,1 – 0,2 micrometer. Penggunaan silika fume dalam campuran
beton dimaksudkan untuk menghasilkan beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Beton dengan kekuatan tinggi digunakan, misalnya untuk kolom struktur atau
dinding geser, pre-cast atau beton pra-tegang dan beberapa keperluan lain.
2.2.5 Superplasticizer