Latar Belakang Masalah KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu negara maju di kawasan Asia adalah Jepang. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya teknologi yang telah diciptakan. Berbagai macam alat-alat teknologi yang canggih yang dihasilkan oleh negara Jepang. Selain teknologi, banyak hal-hal yang tersebar sampai keluar Jepang, seperti bahasa, musik, kesenian dan lain-lain. Salah satunya adalah anime. Menurut R.Soekmono dalam http:community.gunadarma.ac.idblog, kebudayaan adalah seluruh hasil karya dari manusia, baik berupa benda maupun buah pikiran. Anime merupakan hasil dari buah pikiran seseorang yang diapresiasikan dalam suatu bentuk karya yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Anime juga dapat diartikan sebagai suatu karya sastra yang disajikan dalam bentuk lisan, bergerak dan dapat ditonton. Masyarakat Jepang sangat antusias untuk menonton anime. Khususnya dari anak-anak bahkan sampai orang dewasa. Bahkan mereka menganggap, anime itu sebagai bagian dari kehidupan mereka Animehttp:id.wikipedia.orgwikianime. Tidak hanya anak-anak Jepang saja yang tertarik dengan anime bahkan anak-anak dari negara luar juga menyukai anime. Tidak sedikit orang yang pergi ke Jepang untuk belajar mengenai pembuatan anime karena tertarik setelah melihat berbagai anime yang telah menyebar ke berbagai pelosok negara di berbagai benua. Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris animation dan diucapkan sebagai anime-shon. Anime adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar Universitas Sumatera Utara berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang. Di Indonesia anime berkembang dengan pesat sejak awal kemunculannya. Banyak masyarakat Indonesia yang menyukai anime khususnya adalah anak-anak. Pada dasarnya anak-anak yang menonton anime baik secara langsung maupun tidak langsung dapat terpengaruh, baik itu dari segi sosiologis ataupun psikologis. Anak-anak di Indonesia yang berusia antara 7-14 tahun khususnya yang duduk di bangku sekolah dasar sangat gemar menonton televisi yang menyiarkan tayangan hiburan termasuk anime itu sendiri. Salah satunya adalah anime yang diangkat dalam penelitian ini yaitu Crayon Shin-chan. Salah satu anime yang digemari oleh anak-anak adalah Crayon Shin-chan. Dalam Film Kartun Televisi Anak dan Remaja Indonesia 2010 Crayon Shin-chan menduduki peringkat yang ke-6 http:korananakindonesia.wordpress.com. Crayon Shin-chan adalah sebuah seri manga dan anime karya Yoshito Usui. Tokoh utamanya adalah seorang bocah berusia 5 tahun, ia murid taman kanak-kanak yang sering membuat ulah, dan membuat repot semua orang yang ada di sekitarnya. Humor dalam seri ini berasal dari tingkah laku Shin-chan yang janggal. Misalnya ia sering meledek ibunya bila disuruh merapikan mainannya. Seperti ayahnya, Shin-chan juga suka melihat wanita cantik dan sering merayu mereka. Kegemaran anak-anak Indonesia terhadap Crayon Shin-chan terus berkembang. Ini dapat dibuktikan dengan banyaknya anak-anak Indonesia yang mengoleksi serial Crayon Shin-chan baik itu dalam bentuk komik, gambar, film ataupun atribut para tokoh cerita. Oleh karena itu, hal inilah yang menjadi alasan mengapa penelitian menitikberatkan kepada pengaruh terhadap anak-anak Indonesia, karena baik secara langsung ataupun tidak langsung banyak anak-anak Indonesia yang merasakan pengaruhnya. Dengan kata lain anime Crayon Universitas Sumatera Utara Shin-chan dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak dan juga mengubah sifat dan pola pikir si anak. Seperti kita ketahui televisi merupakan salah satu media yang sering dijadikan sebagai hiburan. Dalam hal ini jika menonton televisi akan ada banyak hal baru yang akan diserap oleh masyarakat luas. Berbagai program televisi yang mampu memberikan informasi, pendidikan, hiburan, dan lain-lain kepada orang-orang yang menonton dan mampu mengubah pola pikir dan perilaku pemirsa. Sebagai contoh dengan menonton anime Crayon Shin-chan, siswa-siswa SD Negeri No.060891 Medan dapat menyerap hal-hal yang menarik yang terdapat dalam anime tersebut. Menurut Murray dalam Santrock 2007:294, tidak jarang anak-anak menghabiskan waktunya di depan televisi dibandingkan dengan orangtuanya. Walupun televisi hanya salah satu dari banyaknya media massa yang mempengaruhi perilaku anak, namun televisi adalah yang paling berpengaruh. Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis akan mencoba mengadakan analisis tentang pengaruh anime Crayon Shin-chan terhadap anak-anak melalui skripsi yang berjudul: “Analisis Pengaruh Anime Crayon Shin-chan terhadap Anak Sekolah Dasar. Studi Kasus: SD Negeri No.060891 Medan“.

1.2 Perumusan Masalah