Pengaruh Media terhadap Perilaku dan Pola Pikir

tersebut istri dari Yoshito langsung mengajukan berkas orang hilang ke kepolisian perfektur Saitama. Istri Yoshito semakin khawatir lagi karena saat dihubungi, handphone dari Yoshito nyambung namun tidak ada yang mengangkat. Menurut pihak keluarga Yoshito, Yoshito pergi ke gunung untuk melakukan hobinya naik gunung. Lantas pihak kepolisian Saitama pun meminta bantuan dari polisi Gunma dan Nagano untuk turut membantu mencari Yoshito. Maebashi, Jepang - Seorang pendaki menemukan mayat, yang diduga mayat Yoshito Usui, kartunis serial terkenal Crayon Shinchan, yang diadaptasi buat TV dan film, di gunung yang membentang di prefektur Gunma dan Nagano, Sabtu pagi, kata polisi. Mayat tersebut direncanakan diangkat dari dasar jurang dalam di Gunung Arafune, Ahad, guna memastikan apakah itu memang mayat Usui 51, yang telah hilang sejak 11 September, kata polisi. Sebelum ia meninggalkan rumah di Kasukabe, Saitama Prefektur, pada pagi hari 11 September, Usui telah memberitahu keluarganya bahwa ia akan mendaki Gunung Arafune dan akan pulang pada malam hari, kata polisi. Keluarganya melaporkan ia hilang pada hari berikutnya dan polisi prefektur Saitama telah mencari dia melalui kerja sama dengan polisi di prefektur Gunma dan Nagano. Usui mulai menggambar cerita Crayon Shinchan mengenai seorang anak laki- laki siswa taman kanak-kanak, Shinnosuke Nohara, yang tinggal di Kasukabe bersama keluarganya, dalam bentuk buku komik yang diterbitkan oleh Futabasha Publishers Ltd. Pada 1990. Kota Kasukabe mengeluarkan kartu izin tinggal khusus buat keluarga Nohara saat peringatan ulang tahun ke-50 kotapraja tersebut dan juga telah menggunakan Shinchan sejak April sebagai maskot kota itu karena upayanya mendukung perawatan anak.

2.3 Pengaruh Media terhadap Perilaku dan Pola Pikir

Universitas Sumatera Utara Anak-anak bisa dikatakan memiliki pola pikir sempit yang kemudian akan diperbaharui melalui belajar disekolah ataupun melalui pengasuhan dari orang tua sehari- hari. Masa kanak-kanak selalu ditandai dengan kesenangan, keceriaan, bermain, kepolosan, belajar bersosialisasi dan belajar mengenal dunia di sekelilingnya. Di masa kanak-kanak ini merupakan periode kritis dimana di masa kanak-kanak kepribadian itu mulai dibentuk. Perkembangan adalah terjadinya suatu proses perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis menuju kea rah yang lebih sempurna Surbakti, 2008:5. Perkembangan selalu bersifat tetap sehingga tidak bisa diulang kembali ke posisi semula. Itu sebabnya mengapa perkembangan merupakan fase paling kritis dalam kehidupan seorang anak, karena akan berdampak dalam perkembangan hidupnya. Telah diketahui bahwa televisi adalah media komunikasi yang dapat mengubah perilaku seseorang. Perubahan perilaku dapat bertentangan dengan nilai budaya setempat ataupun sebaliknya. Dengan adanya televisi informasi menjadi lebih terbuka dan transparan. Pengetahuan anak tentang suatu objek yang tergambar di televisi semakin lengkap dan dipahami dengan baik tentang hal yang baik dan hal yang buruk. Tayangan televisi yang buruk akan memberikan dampak terhadap pola pikir dan perilaku si anak. Sedangkan tayangan yang bernilai positif akan membantu proses perkembangan anak yang baik. Perubahan perilaku ke arah negatif akibat dari menonton film perlu diwaspadai dan diantisipasi. Salah satu program televisi yang sangat disukai oleh anak-anak adalah film kartun atau anime. Banyak film kartun anak-anak yang ditayangkan yang berasal dari negara asing yang mungkin memiliki latar budaya yang berbeda. Salah satunya adalah negara Jepang yang banyak menyuplai film kartun. Contohnya adalah film kartun yang berhubungan dengan kenakalan yaitu anime Crayon Shin-chan. Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Pengaruh Media terhadap Perilaku

Terdapat dua aspek yang harus menjadi perhatian utama sehubungan dengan kelompok anak-anak. Yang pertama pertumbuhan fisik dan yang kedua adalah pertumbuhan psikologis. Perkembangan fisik anak merupakan masa dimana anak menjadi aktif bergerak dan seakan-akan tidak mengenal rasa lelah. Oleh sebab itu perlu pengawasan yang ekstra hati-hati karena anak-anak kurang mengerti mana hal yang bisa membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain yang berinteraksi dengannya. Manfaat dari tayangan televisi anak akan lebih mudah menyerap hal-hal yang dianggap menyenangkan dengan banyak menggerakkan badan secara aktif. Umumnya anak-anak senang sekali menonton tayangan yang menampilkan aksi atau film-film yang menampilkan suara yang dahsyat serta gerakan- gerakan yang cepat Surbakti, 2008:43 . Jika seorang anak suka menonton tayangan yang bernilai negatif secara berkelanjutan maka anak tersebut akan mengalami efek yang dicerminkannya melalui sikap yang tidak baik dan mempengaruhi perilaku sosialnya. Segala sesuatu yang diperoleh anak dari bersosialisasinya merupakan suatu proses. Hasil dari proses tersebut mempengaruhi seorang anak menilai hal yang dianggap baik maupun buruk menurutnya. Dengan kata lain, seorang anak dapat mempelajari sikap yang tidak baik ataupun kenakalan perilaku orang lain, secara nyata dalam aktivitas sosial maupun saat menonton televisi. Menurut Pratisti 2008:39, terdapat empat subproses pada proses pembelajaran seorang anak, yaitu : 1. Proses atensi. Proses peniruan tidak akan terjadi apabila tidak ada atensi. Atensi dipengaruhi oleh karakteristik individu. 2. Proses retensi. Proses retensi merupakan proses mengendapkan informasi dalam ingatan serta berusaha mengaplikasikannya ke dalam bentuk simbolik. Universitas Sumatera Utara 3. Proses reproduksi motor. Setelah menyerap perilaku orang lain, seorang anak akan berusaha menirukannya dan melakukannya sendiri. 4. Proses penguatan dan motivasional. Suatu perilaku akan dimunculkan kembali jika memperoleh penguatan. Melalui suatu proses pembelajaran, suatu sikap atau tingkah laku dapat diberikan, dipelajari dan dilatih kepada si anak untuk mengganti tingkah laku yang lama Gunarsa, 1997:23. Menurut Albert Bandura dan Walter Mischel dalam Pratisti 2008:23, dalam perilaku sosial seseorang terdapat proses imitasi atau proses meniru. Objek imitasi tidak hanya objek yang hidup namun juga model-model simbolik yang ada dalam media massa. Seorang anak akan berperilaku tertentu sebagai hasil meniru orang lain yang kemudian diulang-ulang dan akhirnya menjadi bagian dari dirinya.

2.3.2 Pengaruh Media terhadap Pola Pikir

Tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang dipengaruhi oleh pola pikir. Pola pikir mencakup sisi psikologis seorang anak dalam mengambil sebuah tindakan. Anak-anak yang menonton anime Crayon Shin-chan bisa saja sering berkhayal menjadi salah satu tokoh dari anime tersebut. Dalam pikiran seorang anak, mungkin saja anak tersebut menginginkan menjadi seorang tokoh anime Crayon Shin-chan, dikarenakan jalan ceritanya yang lucu yang berasal dari tingkah laku Shin-chan yang menarik daya khayal anak tersebut. Secara psikologis, menurut Drever dalam Surbakti 2008;11 anak-anak mengalami perkembangan kognisi, yaitu berkembangnya daya tangkap, daya khayal, pengertian, penilaian dan penalaran anak. Hal-hal yang telah disebutkan tersebut mencakup dalam perkembangan pola pikir si anak. Universitas Sumatera Utara Anak yang berusia 6-12 tahun mengalami perkembangan kognisi tahap operasional konkrit. Dimana dalam tahap ini anak telah mampu berpikir secara logis yang ditandai dengan pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis Pratisti, 2008:41. Media televisi juga sangat mempengaruhi cara anak berpikir tentang anak-anak akan cita-citanya. Misalnya, ketika menonton anime Crayon Shin-chan, mereka bercita-cita ingin menjadi salah satu tokoh yang hebat. Anak-anak mudah sekali terkena efek “identifikaasi psikologogis”, yang artinya adalah setelah menyaksikan sebuah film kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai salah satu pemeran dalam film tersebut. Hasil dari pola pemikiran anak tersebut pada dasarnya telah dipengaruhi oleh objek yang dilihat atau ditonton anak tersebut, dalam hal ini adalah anime Crayon Shin-chan.

2.4 Nilai Baik dan Buruk dari Anime Crayon Shin-chan