Uji Ranking Bertanda Wilcoxon Untuk taraf signifikasi α 0,01 :

BAB V PAMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap uji jenjang bertandaWilcoxon dan uji Walsh dengan menggunakan data berat badan BATITA di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang tahun 2009 dapat dilihat sebagai berikut :

5.1 Uji Ranking Bertanda Wilcoxon

Uji ranking bertanda Wilcoxon adalah metode analisis nonparametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan suatu perlakuan pada sampel berpasangan. Dalam analisis uji ini setiap pasangan diambil selisihnya d dan kemudian selisih masing-masing pasangan dirankingkan dari yang terkecil tanpa memperhatikan tanda positif atau negatif terlebih dahulu. Ranking 1 diberikan untuk harga mutlak d i terkecil dan ranking terbesar diberikan untuk harga mutlak d i terbesar. Jika ada selisih pasangan d i yang sama maka jumlah ranking selisih yang sama tersebut diberi nilai rata-rata. Kemudian untuk masing-masing ranking diberikan tanda sesuai dengan tanda selisih yaitu tanda positif dan negatif. Selisih setiap ranking yang telah diberi tanda kemudian dijumlahkan T. Jumlah ranking T terkecil inilah yang kemudian akan dibandingkan dengan harga kritis T pada tabel untuk uji ranking bertanda Wilxocon untuk memutuskan kesimpulan menolak atau menerima H . Universitas Sumatera Utara Harga uji statistik untuk T adalah jika: Tterkecil T α maka H ditolak Tterkecil ≥ Tα maka H diterima Jika ditemukan nilai d i = 0 dua skor dalam pasangan mempunyai nilai yang sama maka selisihnya = 0, maka pasangan ini digugurkan dari analisis sehingga n besar sampel atau banyaknya pasangan yang ada dikurangi banyaknya pasangan dengan d i = 0. Dalam penelitian ini diambil sampel sebesar 15 dari 29 data yang ada dan diolah secara manual dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : H : tidak terdapat perbedaan pertambahan berat badan BATITA sebelum dan sesudah pemberian makanan tambahan. H 1 : terdapat perbedaan berat badan BATITA antara sebelum dan sesudah pemberian makanan tambahan. Hasil dari pengolahan data menghasilkan :

a. Untuk taraf signifikasi α 0,01 :

Dari hasil selisih data ditemukan satu pasangan yang memiliki d = 0 dan harus dieliminasi sehingga besar n menjadi 14. Didapati T terkecil adalah 0 dan T 0,01 = 13. Oleh karena T T 0,01 maka H ditolak. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan berat badan BATITA setelah pemberian makanan tambahan , dalam hal ini berat badan BATITA lebih besar dibandingkan setelah pemberian makanan tambahan.

b. Untuk taraf signifikasi α 0,02 :

Dokumen yang terkait

Uji Efektifitas Pemberian Beberapa Pakan Tambahan Penyedap Pada Rodentisida Nabati Ubi Gadung (Dioscorea hispida) terhadap Tikus Sawah Rattus argentiventer (Rodentia: Muridae) Di Laboratorium

4 34 72

Latar Belakang Tidak Meningkatnya Berat Badan Balita Setelah Mendapat Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014

0 33 259

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN ANAK SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK Perbedaan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 201

0 2 15

MODEL PREDIKSI BERAT LAHIR BAYI BERDASARKAN BERAT BADAN IBU SEBELUM HAMIL DAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN PERTRIMESTER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU TAHUN 2015-2016

0 0 10

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN-PEMULIHAN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (STUDI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JELBUK KABUPATEN JEMBER)

0 0 8

ASUPAN ZAT GIZI, PELAKSANAAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT), SERTA PERUBAHAN BERAT BADAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KECAMATAN MAKASSAR JAKARTA TIMUR TAHUN 2014. (STUDI KASUS)

0 0 6

19 PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BISKUIT DAN BAHAN MAKANAN CAMPURAN KELOR TERHADAP BERAT BADAN DAN HEMOGLOBIN Studi Pada Balita Dengan Status Gizi Kurus Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalumpang Kota Ternate Tahun 2015

0 1 10

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RELAKSASI BENSON PADA PASIEN HIPERTENSI (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu Semarang)

0 0 7

PERUBAHAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN AROMA TERAPI PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATI KABUPATEN KUDUS

0 1 18

UJI BEDA BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH PERAWATAN ORTODONTI CEKAT Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 10