BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan terhadap 3 tiga permasalahan di atas, akhirnya diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Akibat dari pernyataan pailit, Debitor demi hukum kehilangan hak untuk
menguasai dan mengurus kekayaannya yang termasuk dalam harta pailit budel pailit sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan. Sejak itu, harta pailit
hanya dapat digunakan demi kepentingan harta pailit dalam rangka pembayaran sebagian atau seluruhnya utang kepada para Kreditor. Akibat lanjutannya adalah
semua perikatan Debitor yang terbit sesudah putusan pernyataan pailit tidak lagi dibayar dari harta pailit, kecuali perikatan tersebut menguntungkan harta pailit.
Sejak putusan dijatuhkan oleh Hakim maka berlakulah proses umum kepailitan setelah putusan pailit. Dalam proses kepailitan tersebut dilakukan proses
pemberesan harta pailit oleh Kurator dibawah pengawasan Hakim Pengawas. 2.
Pada prinsipnya, Hakim Pengawas adalah wakil pengadilan yang mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit yang dilakukan oleh Kurator. Penunjukan
Hakim Pengawas dilakukan bersamaan dengan diucapkannya putusan pernyataan pailit. Pada asasnya, ruang lingkup tugas Hakim Pengawas tidak terbatas hanya
untuk memberikan persetujuan atau izin kepada Kurator saja, melainkan juga berwenang memberikan instruksi kepada Kurator untuk melakukan atau tidak
Universitas Sumatera Utara
melakukan sesuatu sehubungan dengan harta pailit, serta Hakim Pengawas wajib didengar pendapatnya oleh Pengadilan Niaga sebelum mengambil putusan
mengenai pengurusan atau pemberesan harta pailit. Selanjutnya, setelah penunjukan tersebut, Hakim Pengawas berwenang menerima salinan putusan
permohonan pernyataan pailit PPP yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan dari Majelis Hakim dalam tenggang waktu paling
lambat 3 tiga hari setelah tanggal putusan dijatuhkan. Tugas pokok Hakim Pengawas adalah mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit sedangkan
Panitera Pengganti bertugas mencatat segala kejadian yang dibicarakan dalam rapat Kreditor serta membuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh Hakim
Pengawas dan Panitera Pengganti.
3. Adapun hambatan-hambatan yang dialami oleh Hakim Pengawas pada saat
penyelesaian pelaksanaan suatu putusan pailit berupa: a.
Apabila para pihak yang bersengketa selalu datang terlambat pada rapat-rapat verifikasi maka akan memperlambat tugas Hakim Pengawas dalam
penyelesaian masalah yang akan dibahas pada rapat-rapat tersebut. b.
Apabila pada saat para pihak bersengketa diharuskan membawa bukti-bukti dan ternyata mereka tidak membawa dan meminta waktu untuk mengajukan
pada rapat berikutnya, maka akan mempersulit tugas Hakim Pengawas dalam permeriksaan bukti-bukti. Dan pada akhirnya penyelesaian pelaksanaan
putusan pailit dapat semakin lama waktunya.
Universitas Sumatera Utara
c. Tugas kurator adalah memberikan laporan kepada Hakim Pengawas pada
waktu yang telah ditetapkan. Namun apabila Kurator tersebut tidak memberikan laporan yang diminta tepat waktu, maka akan menambah tugas
Hakim Pengawas dikarenakan Hakim Pengawas itu harus segera memberikan perintah berupa teguran pada kurator agar memberikan laporan tepat waktu.
d. Apabila debitur pailit bersifat tertutup akan memperlama proses pemberesan
atas harta pailit. Maksudnya adalah debitur tidak transparan memberitahukan kepada kreditor tentang sejumlah asset yang ia miliki selama proses
pemberesan dan pengurusan hartanya yang akan dipailitkan. Hal ini tentu akan menjadi hambatan-hambatan bagi kurator ataupun Hakim Pengawas
dalam menjalankan tugasnya secara profesional. e.
Putusan Hakim Pengawas dalam pemberesan harta pailit belum dapat langsung dijalankan dan bersifat final, karena debitur pailit yang keberatan
atas putusan pailit masih dapat mengajukan upaya hukum banding. Kalau sudah seperti ini akan memperlama tugas Hakim Pengawas dalam pemberesan
dan pengurusan harta pailit.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran