a. Telah berpengalaman sebagai hakim dalam lingkungan peradilan umum;
b. Mempunyai dedikasi dan menguasai pengetahuan di bidang masalah-masalah yang
menjadi lingkup kewenangan Pengadilan Niaga; c.
Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela; dan d.
Telah berhasil menyelesaikan program pelatihan sebagai hakim pada Pengadilan Niaga.
Pengangkatan hakim niaga pada Pengadilan Niaga berdasarkan Pasal 283 ayat 1 Undang-Undang kepailitan dilakukan dengan surat keputusan Ketua Mahkamah
Agung.
2. Penggolongan Hakim Niaga
Hakim pada Pengadilan Niaga tergolongkan menjadi 2 dua bagian dalam tugasnya, yaitu :
a. Hakim yang bertugas memeriksa dan memutuskan perkara permohonan
pernyataan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran utang PKPU disebut sebagai hakim pemeriksapemutus perkara; dan
b. Hakim yang bertugas mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit disebut
sebagai Hakim Pengawas
3. Proses Penunjukan dan Pengangkatan Hakim Pengawas
Proses penunjukan dan pengangkatan Hakim Pengawas tidak diatur secara khusus dalam Undang-Undang kepailitan selain pernyataan dalam Pasal 13 ayat 1
Universitas Sumatera Utara
yang menyebut bahwa dalam suatu putusan pernyataan pailit harus diangkat seorang Hakim Pengawas yang ditunjuk dari hakim pengadilan.
97
Pada pelaksanaan di Pengadilan Niaga, terdapat dua pendapat mengenai masalah penunjukan dan pengangkatan Hakim Pengawas, yaitu :
a. Merupakan wewenang dari Majelis Hakim yang menangani permohonan
tersebut; dan b.
Merupakan wewenang dari Ketua Pengadilan Niaga. Kedua pendapat ini berlaku di Pengadilan Niaga, mengingat penunjukan
Hakim Pengawas dilakukan berdasarkan kebijaksanaan yang dilakukan oleh Ketua Pengadilan Niaga yang bersangkutan, karena pada prinsipnya seluruh hakim niaga
pada Pengadilan Niaga dapat menjadi Hakim Pengawas untuk putusan permohonan pailit di luar perkara yang sedang ditangani sepanjang hakim niaga tersebut tidak ada
kepentingan terhadap perkara tersebuttidak ada conflict of interest. Pada putusan pailit yang dinyatakan oleh Pengadilan Niaga, maka Hakim
Pengawas ditunjuk dan diangkat oleh Majelis Hakim perkara yang bersangkutan; sedangkan untuk putusan pailit yang dinyatakan pada tingkat kasasi ataupun
Peninjauan Kembali, maka Hakim Pengawas untuk putusan tersebut akan ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Pengadilan Niaga yang bersangkutan.
98
Pertimbangan hukum atau alasan penunjukan seorang Hakim Pengawas pada sebuah putusan pailit selalu harus dinyatakan dengan jelas, namun dasar penunjukan
97
Parwoto Wignjosumarto, Op.,Cit. hal. 45.
98
Ibid., hal. 48.
Universitas Sumatera Utara
hakim tertentu untuk menjadi Hakim Pengawas tidak perlu dijelaskan, karena hal itu merupakan kewenangan dari Majelis Hakim yang bersangkutan.
Kedudukan Hakim Pengawas
Pada dasarnya kedudukan semua hakim dalam proses penyelesaian suatu perkara adalah sejajar. Namun pada saat proses penyelesaian perkara kepailitan,
dimana dalam putusannya terdapat penunjukkan dan pengangkatan Hakim Pengawas, maka kedudukan Hakim Pengawas disini tidak menjadi sejajar dengan hakim majelis.
Hal tersebut dikarenakan Hakim Pengawas tersebut telah ditunjuk dan diangkat oleh Majelis Hakim yang bersangkutan untuk menyelesaikan suatu putusan sehingga
kedudukan Hakim Pengawas berada di bawah hakim majelis. Begitu pula untuk Hakim Pengawas yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Pengadilan Niaga, meskipun
dia ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Pengadilan Niaga, kedudukan Hakim Pengawas tersebut berada di bawah hakim majelis yang memeriksa perkara yang bersangkutan
sebelumnya.
99
4. Tugas dan Wewenang Hakim Pengawas Pada Pelaksanaan Putusan Pailit Pengadilan Niaga