BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka dibangun kerangka pemikiran dalam gambar berikut ini.
Gambar 3.1: Kerangka Konseptual
Capital Adequacy Ratio CARX1
Loan to Deposit Ratio LDRX2
Non Performing Loan NPLX3
Net Interest Margin NIMX4
Beban Operasional Pendapatan
Operasional BOPOX5
Efficiency Ratio EFFX6
Cost of Income Ratio CIRX7
Return On Assets ROAY
Harga Saham Z
33
Universitas Sumatera Utara
Laporan keuangan merupakan laporan kinerja dari suatu perusahaan. Laporan ini berisi sejumlah informasi yang dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan, terutama para investor dan calon investor. Informasi ini berguna bagi mereka untuk mengambil keputusan investasi di pasar modal.
Beberapa variasi faktor-faktor yang digunakan adalah kombinasi dari variabel- variabel yang termasuk dalam Bank Characteristic dan Macro Indicators yaitu rasio
Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional BOPO, Efficiency Ratio EFF dan Cost of Income Ratio CIR berpengaruh terhadap Return On Assets ROA bank umum di Bursa Efek Indonesia.
CAR Capital Adequacy Ratio, rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko. Dengan tingkat rasio CAR 8 sesuai dengan aturan BIS Bank
Internasional Settlement bank dapat beroperasi dengan aman, namun jika tingkat CAR melebihi 8 dapat diindikasikan manajemen bank kurang professional dalam
mengelola bank karena modal iddle terlalu besar, hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi profitabilitas bank sehingga berpengaruh terhadap harga saham.
Ihsanulkhair, 2009. Hal ini apabila dikaitkan dengan agency theory, dimana pihak manajemen
adalah agen agents pemilik, sedangkan pemilik perusahaan merupakan principal. Pemilik dapat meyakinkan diri mereka bahwa agen akan membuat keputusan yang
optimal bila terdapat insentif yang memadai dan mendapatkan pengawasan dari pemilik. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham akan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan biaya keagenan agency cost. Biaya keagenan dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan yang
terkait tersebut. Kebijakan yang terkait dengan CAR dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap pihak manajemen. Pemegang
saham berusaha menjaga agar pihak manajemen tetap menjaga CAR yang optimal yang banyak akan menstimulus pihak manajemen.
LDR Loan to Deposit Ratio, perbandingan kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga, jika rasionya terlalu rendah banyak dana pihak ketiga yang tidak
disalurkan dalam bentuk kredit, jika rasionya semakin besar, bank melakukan ekspansi kredit dibanding sumber dana yang tersedia. Semakin rendah rasio LDR
maka semakin meningkat harga saham suatu bank. Ihsanuilkahir, 2009. NPL Non Performing Loan sebagai rasio kredit bermasalah, semakin besar
rasio NPL akan mengindikasikan bank dapat mengalami masalah profitabilitas, karena yang seharusnya bank memperoleh profit dari kegiatan pemberian kredit
karena banyaknya kredit bermasalah menimbulkan potensi loss bagi bank. Sebaiknya rendahnya NPL membantu bank memperbaiki profitabilitas. Selain itu, semakin
rendah rasio NPL maka semakin meningkat harga saham suatu bank. Siamat, 2004 NIM Net Interest Margin, perbandingan pendapatan bunga bersih terhadap
rata-rata aktiva produktif. Angka NIM yang semakin tinggi menunjukkan bahwa profitabilitas bank umum akan semakin baik, karena selisih antara pendapatan bunga
dengan biaya bunga semakin besar, namun angka NIM yang terlalu tinggi akan memberi petunjuk adanya inefisiensi perbankan, sebab selisih antara tingkat bunga
Universitas Sumatera Utara
kredit dengan tingkat bunga deposito semakin besar. Semakin tinggi rasio NIM maka semakin meningkat harga saham suatu bank. Rosy, 2003.
BOPO merupakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, semakin besar rasionya akan memperlihatkan kondisi ketidakefesienan bank dalam
pengelolaan kegiatan operasional yang membawa pengaruh pada profitabilitas bank. Menurut Dendawijaya 2005, semakin rendah rasio BOPO maka semakin efisien
bank bekerja dan semakin meningkat harga saham suatu bank. EFF Efficiency Ratio merupakan rasio biaya operasional terhadap labarugi
kotor operasi, semakin kecil indeks EFF suatu bank, maka lembaga tersebut akan semakin efisien, karena persentase dari keuntungan yang dimiliki bank mampu
menutupi biayanya. Kasmir 2004. Semakin rendah rasio EFF maka semakin meningkat harga saham suatu bank. Hal ini menunjukkan semakin efisien bank
tersebut berkerja. Cost of Income Ratio CIR berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini
disebabkan biaya berubah dibandingkan dengan pendapatan, jika pendapatan bunga bank meningkat tetapi biaya meningkat pada tingkat yang lebih tinggi maka akan
terlihat perubahan bahwa bank akan lebih efisien untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Menurut Kasmir 2004, semakin rendah rasio CIR maka semakin
meningkat harga saham suatu bank yang menunjukkan semakin tinggi profitabilitas suatu bank.
Variabel profitabilitas yang diproksikan oleh Return on Assets ROA sebagai moderating berdasarkan asumsi variabel lain berpengaruh terhadap harga
Universitas Sumatera Utara
saham apabila didukung oleh ROA yang tinggi sehingga ROA turut memperkuat hubungan antar variabel terhadap harga saham. Apabila ROA rendah maka hubungan
antar variabel memiliki pengaruh yang kecil. ROA merupakan gambaran kemampuan bank untuk memperoleh laba
pengembalian aset yang digunakan dalam operasional perusahaan dengan menggunakan aset yang tersedia. Karenanya rasio ini tidak kalah penting digunakan
dalam memprediksi harga saham. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan total aktiva. Nilai ROA mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Menurut Arisanti 2004:21, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap harga saham.
Jadi semakin tinggi rasio ini maka akan semakin tinggi pula harga saham, sebaliknya jika rasio ini mengalami penurunan maka akan menurun pula harga saham.
Pada ekonomi konvensional motif utama investor dalam menanamkan dananya adalah untuk pencapaian laba atau keuntungan maksimal. Jadi apabila suatu
perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang tinggi pula, dengan laba yang tinggi, akan semakin tinggi
pula besarnya deviden yang akan dibagikan kepada investor. Kondisi seperti inilah yang menjadi daya tarik masyarakat untuk memiliki saham perusahaan tersebut.
Karena apabila perusahaan dianggap kurang mampu dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dimiliki maka, akan berdampak pada persepsi negatif investor yang akan
berimbas pada menurunnya harga saham.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Hipotesis Penelitian