Pendekatan Pengumpulan Pendanaan Pool of Fund Approach Multikolinieritas

rendah, dan mencadangkan kecukupan likuiditas dengan asset yang likuid. Di dalam manajemen asetnya, bank melakukan upaya dengan empat cara sebagai berikut: 1. Bank berusaha mendapatkan peminjam yang mau membayar tingkat suku bunga yang tinggi dengan kemungkinan default yang kecil. Upaya ini dilakukan dengan pendekatan langsung kepada perusahaan yang potensial. Pejabat analis kredit harus benar-benar tepat dan akurat dalam analisis pemberian kreditnya. 2. Diversifikasi penanaman asset, dengan tujuan untuk meminimalisasi tingkat risiko dari asset yang dimiliki. Dengan membeli surat berharga yang berbeda jangka waktunya dan dalam berbagai jenis kredit kepada beberapa nasabahnya. Bank yang menempatkan suatu portofolionya dalam suatu jenis kredit akan mengalami kesulitan pada saat terjadi guncangan pada sektor yang dibiayai. 3. Bank berusaha untuk memberi surat-surat berharga dengan pendapatan tinggi dan risiko yang rendah. 4. Bank harus dapat mengelola likuiditas dari asset-aset yang dimiliki dengan tetap memperhatikan pemenuhan modal minimum reserve minimum tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi. Secara umum manajemen asset bank dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu Pool of Fund Approach. Dahlan, 2004: 88.

1. Pendekatan Pengumpulan Pendanaan Pool of Fund Approach

Kewajiban dari masing-masing bank dapat diagregasikan menjadi satu pool dana, sehingga konsekwensinya seluruh kewajiban tersebut akan diperlakukan seolah- Universitas Sumatera Utara olah berasal dari satu sumber saja. Besarnya nilai pool tersebut diasumsikan ditentukan oleh pasar dan tidak dipengaruhi oleh aktivitas manajemen kewajiban. Langkah pertama dari pendekatan ini adalah penetapan standard kebutuhan likuiditas. Selanjutnya alokasi dana dilakukan berdasarkan beberapa prioritas yang ditetapkan manajemen dalam rangka menyeimbangkan antara likuiditas dan profitabilitas. Prioritas dilakukan dengan menetapkan beberapa bagian, yaitu: Cadangan utama Primary recerve, meliputi kas yang terdapat dalam brankas cash in vault, giro BI, dana dari Bank; Cadangan kedua Secondary Reserve, meliputi asset likuid tidak termasuk kas non cash liquid assets yaitu surat berharga jangka pendek yang berkualitas tinggi, likuid dan memberikan return yang memadai; Portofolio kredit, penyaluran kredit kepada masyarakat atau nasabah; Pendapatan dari investasi Investment per Income, berupa surat berharga berjangka panjang yang memberikan return yang lebih tinggi.

2. Pendekatan Alokasi Aset Assets Allocation ApproachConversion of Fund

Approach Pendekatan ini didasarkan kepada kesadaran bahwa jumlah kebutuhan likuiditas bank berkaitan erat dengan sumber-sumber dari mana dana bank tersebut diperoleh. Langkah pertama dalam pendekatan ini adalah membagi dua sisi kewajiban di neraca berdasarkan besarnya cadangan reserve requirement yang dibutuhkan, relasitas dan turnovernya. Tiap-tiap sumber dana diperlakukan secara individual. Universitas Sumatera Utara Tiap-tiap kategori sumber dana giro, tabungan, deposito, modal, dan lain- lain dilakukan pengalokasian kepada Primary Reserve, Secondary Reserve, Portofolio Kredit, Investement per Income, dan asset-aset lain Other Asset, seolah- olah masing-masing kategori sumber dana tersebut merupakan bank atau profit center yang berdiri sendiri. Dana yang berasal dari giro nasabah yang memiliki ketentuan Reserve Requirement RR dan perputarannya yang tinggi diperlukan berbeda dengan dana yang bersumber dari penerbitan surat hutang. Untuk menghindari mismatch jangka waktu antara penanaman dan pendanaan, sebaiknya penanaman jangka pendek didanai dengan sumber dana jangka panjang. Kondisi tesebut dapat dipenuhi dengan asumsi tingkat suku bunga relatif stabil. Dalam kondisi suku bunga yang fluktuatif atau cenderung meningkat atau menurun, maka konsep matching jangka waktu tidak terlalu tepat apabila dikaitkan dengan aspek profitabilitas. Pada saat suku bunga cenderung meningkat, maka perusahaan akan mengoptimalkan pendapatannya dengan melakukan penanaman yang berjangka waktu lebih pendek walaupun sumber pendanaannya jangka panjang, namun perusahaan harus tetap mempertahankan sebagian penanaman dan pendanaan dalam jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Faktor utama yang dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan adalah tingkat suku bunga yang meningkat atau menurun dan eksploitasi tingkat suku bunga pada masa yang akan datang dan diperkenalkannya instrument likuiditas baru di pasar apabila tingkat suku bunga meningkat, maka perusahaan mengambil gap positif untuk jangka waktu 1- 30 hari. Universitas Sumatera Utara

2.1.6. Manajemen Pasiva Liability Management

Sebelum produk pendanaan berkembang luas, bank tidak perlu melakukan manajemen pasiva. Karena pada awalnya sumber dana bank hanya berasal dari giro perusahaan yang tidak berbunga. Bank dapat berkonsentrasi pada manajemen aset saja untuk mengoptimalkan keuntungan. Dengan berkembangnya sumber pendanaan perbankan seperti deposito, pasar uang antar bank, tabungan dan lainnya, membuat bank perlu melakukan manajemen yang baik terhadap pasiva yang dimiliki. Salah satu strategi pendanaan bank akan tercermin dari harga yang diberikan untuk suatu jenis produk atau dari volume dana yang terkumpul. Jika suatu bank mengandalkan deposito sebagai sumber pendanaannya, maka tingkat suku bunga deposito akan relatif tinggi dari suku bunga lainnya. Jika bank mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek, maka tercermin dari sumber pendanaan jangka pendeknya akan besar dan tingkat suku bunganya akan relatif lebih tinggi dari yang lainnya.

2.1.7. Manajemen Kecukupan Modal Managing Capital Adequacy

Ada tiga hal alasan bank harus memutuskan jumlah modal yang mereka butuhkan, Pertama, modal bank mencegah kegagalan bank Bank Failure, yaitu situasi dimana bank tidak dapat memenuhi likuiditas dan solvabilitas. Kedua, modal bank mempengaruhi pendapatan pemilik. Ketiga, modal minimum bank capital requirement sangat diperlukan untuk memenuhi ketentuan otoritas moneter. Universitas Sumatera Utara

2.1.8. Peranan Analis Sumber dan Penggunaan Dana

Manajemen suatu perusahaan termasuk bank dihadapkan pada dua pilihan: bagaimana menggunakan dana yang ada sebaik-baiknya. Hal ini berkaitan dengan penggunaan dana agar sasaran usaha dapat dicapai; bagaimana mendapatkan dana tambahan untuk memenuhi kebutuhan dan peluang opportunity yang dihadapi perusahaan atau berkaitan dengan sumber dana. Laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi dan ikhtisar laba yang ditahan, laporan sumber dan penggunaan dana biasanya dibuat untuk melengkapi informasi tentang suatu usaha sedang berkembang dan atau menghadapi masalah dalam dana. Dari laporan ini akan mengetahui bagaimana manajemen selama suatu periode menggunakan dana perusahaan, dari mana saja sumber tersebut diperoleh, benarkah pola penempatan yang dilakukan dan apa saja akibat yang ditimbulkan dari penempatan tersebut. Dana yang diperoleh pertama kali harus berasal dari investor atau pemilik, dan dinamakan modal. Selain itu pada sisi kanan neraca, dana lainnya yang berasal dari pihak lain, untuk bank dana tersebut berasal dari pihak ketiga dan hutang. Bagian ini menyatakan sumber dana dari bank. Sedangkan pada sisi kiri digunakan untuk kepemilikan tanah, gedung, untuk bank biasanya untuk pemberian kredit dan pembelian surat berharga. Analisis sumber dan penggunaan dana juga bisa untuk perencanaan proyek dan prospek usaha dimasa yang akan datang.

2.1.9. Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui kinerja performance perusahaan atau bank dalam mengelola bisnisnya secara Universitas Sumatera Utara operasional. Kasmir 2004 mengembangkan rasio keuangan atas empat aspek dari kondisi keuangan perusahaan: 1 Likuiditas Liquidity, 2 Hutang Debt or Leverage, 3 Aktivitas Activity, and 4 Profitabilitas Profitability. Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebijakan jangka pendek. Rasio Hutang mengukur risiko financial perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio Aktivitas untuk mengukur penggunaan sumber daya perusahaan secara efesien dan efektif. Dan rasio profitabilitas untuk mengukur secara keseluruhan efisiensi dari kinerja perusahaan. Tabel 2.1. Rasio Finansial Lebih Rinci Mengevaluasi Kesehatan Bank Umum Rasio Finansial Formula Interprestasi Non Performing Loan NPL NPL = Kredit Total Bermasalah Kredit Semakin kecil rasio NPL, bank umum dikatakan semakin sehat. Loan to Deposit Ratio LDR LDR = Ketiga Pihak Dana Kredit Angka standard yang disepakati antara 85-110, lebih rendah dari 85 bank dinilai memiliki dana menganggur yang besar. Lebih besar 110 risiko liquidity yang akan dihadapi semakin besar. Rasio Finansial Formula Interprestasi Net Interest Margin NIM NIM = Aktiva Total Bunga Biaya Bunga Pendapatan − Semakin besar angka rasio dianggap semakin baik, tetapi jika angka rasio terlalu besar, bank sangat tidak efesien. Capital Adequacy Ratio CAR CAR = Aktiva Total Ekuitas CAR 8 dapat dikatakan bank dalam keadaan sehat. Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO BOPO = l Operasiona Pendapatan l Operasiona Beban Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen Bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan. Efisiensi Rasio EFF EFF = l Operasiona Kotor LabaRugi l Operasiona Beban Semakin kecil indeks EFF yang diperoleh suatu bank, maka lembaga tersebut akan semakin efisien, karena persentase dari keuntungan yang dimiliki bank mampu Universitas Sumatera Utara menutupi biayanya. Cost of Income Ratio CIR CIR = Margin Interest Assets Cost Rasio yang digunakan untuk mengukur bagaimana biaya per assets berubah dibandingkan dengan margin pendapatan. Return On Assets ROA ROA = Assets Total Average Taxes After Income Net Rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba profitabilitas pada tingkat pendapatan, asset dan modal saham tertentu Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2010

2.1.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Analisis terhadap saham secara umum terbagi dua yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data harga saham di masa lalu, sedangkan analisis fundamental menggunakan faktor yang diidentifikasikan sehingga dapat mempengaruhi harga saham di masa mendatang. Dasar dari analisis fundamental adalah faktor fundamental suatu perusahaan. Faktor fundamental perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai faktor internal perusahaan yang digambarkan sebagai kinerja keuangan perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan membutuhkan suatu alat ukur, biasanya berbentuk rasio. Analisis rasio keuangan mampu memberikan manajemen gambaran tentang perubahan-perubahan pokok trend, jumlah dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan diharapkan dapat membantu manajemen dalam menginterpretasikan berbagai hubungan dan Lanjutan Tabel 2.1 Universitas Sumatera Utara kecenderungan sehingga dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa depan. Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan closing price dari suatu saham. Menurut Halim 2003 harga saham mencerminkan nilai dari suatu saham. Dalam penelitian ini harga saham yang dimaksud adalah rata-rata harga saham selama lima hari setelah publikasi laporan keuangan pada periode pengamatan. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham akan ditentukan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Apabila permintaan harga dari suatu saham meningkat maka harga saham akan cenderung naik, sebaliknya apabila terjadi kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan harga saham di pasar modal, diantaranya adalah kinerja perusahaan, resiko, dividen, tingkat suku bunga, penawaran permintaan, laju inflasi, kebijakan pemerintah, dan kondisi perekonomian. Menurut Halim 2004, hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah: 1. Tingkat inflasi dan suku bunga 2. Kebijakan keuangan dan fiskal 3. Situasi perekonomian 4. Situasi bisnis internasional Sedangkan faktor mikro perusahaan yang dapat menyebablkan fluktuasi harga saham adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Pendapatan perusahaan 2. Dividen yang dibagikan 3. Arus kas perusahaan 4. Perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan 5. Perubahan dalam perilaku investasi

2.1.11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

Profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba. Unsur pendapatan bank tergantung pada jasa yang ditawarkan oleh bank. Bank memberikan pinjaman, melakukan investasi portofolio, melakukan pengiriman uang dan jasa lainnya. Dari jasa itu, bank memperoleh pendapatan yang terdiri dari bunga pinjaman, fees, atau kompensasi atas jasa yang diberikan bank, dan keuntungan atas investasi portofolio. Menurut Muljono 1999, kegiatan bisnis umum dapat dikatakan berhasil apabila dapat mencapai sasaran bisnis yang telah mereka tentukan sebanyak- banyaknya walaupun sasaran masing-masing bank berbeda, ada satu sasaran yang sama yang harus dicapai oleh bank umum manapun yaitu mendapatkan keuntungan yang layak. Bank dapat dikatakan sehat apabila dapat menjaga keamanan dana masyarakat yang dititipkan kepada mereka, dapat berkembang dengan baik, serta mampu memberikan sumbangan yang berarti terhadap perkembangan ekonomi nasional. Universitas Sumatera Utara Kemampuan bank menghasilkan keuntungan, secara kuantitatif dapat dinilai dengan berbagai rasio profitabilitas. Menurut Molyneux 1992, untuk mengukur efisiensi: ROE = Equity Taxes After Net Income a PM = After Tax – Profit Margin = venue OR Re l Operationa Net Income b AU = Asset Utilization = Assets Average venue Re l Operationa c EM = Equity MultiplierLeverage = Equity Average Assets Average d ROE = E NI = OR NI x A OR x E A = PM x AU x EM e ROA = A NI = OR NI x A OR = PM x AU f ROA = ROE x EM = A NI x E A = E NI g ROE = A D 1 A NI − h Dimana: DA = total debt total assets untuk mengukur financial leverage Universitas Sumatera Utara Kemampuan bank menghasilkan keuntungan menurut Sutojo 1997 dengan mempergunakan enam macam tolak ukur, yaitu: Interest Margin, Net Margin, Assets Utilization, Return, Return Equity, dan Earning Per Share. 2.1.11.1. Capital adequacy ratio CAR CAR merupakan proksi modal bank. Modal bank bukan saja sebagai salah satu sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal bank akan mempengaruhi keputusan-keputusan manajemen dalam hal pencapaian tingkat laba, di satu pihak dan kemungkinan timbulnya resiko di pihak lain. Modal yang terlalu besar misalnya, akan dapat mempengaruhi jumlah perolehan laba bank. Sedangkan modal yang terlalu kecil di samping akan membatasi kemampuan ekspansi bank, juga akan mempengaruhi penilaian khususnya para deposan, debitur, dan juga pemegang saham bank. Dengan kata lain, besar kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan. Hal itu semakin menguatkan argumen bahwa modal memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bank Kasmir, 2004: 47. 2.1.11.2. Loan to deposit ratio LDR LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman loan requests nasabahnya. Rasio ini menggambarkan sejauhmana simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman. Rasio ini juga dapat untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya loan-up atau relatif tidak likuid illiquid. Universitas Sumatera Utara Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan Latumaerissa, 1999:23. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Dendawijaya, 2003:118. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar. Rasio ini merupakan teknik yang sangat umum digunakan untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank Siamat, 2004:147. Ukuran likuiditas ini sangat luas digunakan bank, mengingat kegiatan utama bank adalah penyaluran kredit sementara pendanaannya berasal dari dana masyarakat atau pihak ketiga lainnya. Rasio ini merupakan indikator kerawanan maupun kemampuan suatu bank Siamat, 2004: 269. Universitas Sumatera Utara 2.1.11.3. Non performing loan NPL Menurut Siamat 2004:358, “Non Performing Loan atau sering disebut kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur”. Apabila kredit dikaitkan dengan tingkat kolektibilitasnya, maka yang digolongkan kredit bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas dalam perhatian khusus special mention, kurang lancar substandard, diragukan doubtful, dan macet loss. Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Artinya, semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar yaitu kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Sebaliknya apabila semakin rendah NPL maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. 2.1.11.4. Net interest margin NIM Net Interest Margin NIM merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net interest income atas pengelolaan besar aktiva produktif. Rasio ini menggambarkan tingkat jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki oleh bank Rosy, 2003:37-38. Pendapatan bunga bersih merupakan selisih antara pendapatan bunga Universitas Sumatera Utara dengan beban bunga, sedangkan aktiva produktif atau disebut earning assets adalah penempatan pada bank lain, surat berharga, penyertaan dan kredit yang diberikan pembiayaan atau aktiva produktif yang digunakan adalah aktiva produktif yang menghasilkan pendapatan bunga. Dari besarnya rasio ini dapat dilihat bagaimana kemampuan bank dalam memaksimalkan pengelolaan terhadap aktiva yang bersifat produktif untuk melihat seberapa besar perolehan pendapatan bunga bersih yang diperoleh. Semakin tinggi rasio NIM maka meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank sehingga manajemen perusahaan telah dianggap bekerja dengan baik, sehingga kemungkinan suatu bank berada dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 2.1.11.5. Beban operasional terhadap pendapatan operasional BOPO BOPO adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya”. Dendawijaya, 2005:119. Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. Universitas Sumatera Utara 2.1.11.6. Efficiency ratio EFF Efficiency Ratio EFF adalah perbandingan antara biaya operasional dengan labarugi kotor operasi dalam jangka waktu tertentu. Semakin efisien operasional bank akan berdampak terhadap tingkat profitabilitas perusahaan Kasmir, 2004: 345. 2.1.11.7. Cost of income ratio CIR Cost of Income Ratio CIR adalah rasio untuk mengukur bagaimana biaya per assets berubah dibandingkan dengan margin pendapatan. Kasmir, 2004: 285 Hal ini disebabkan biaya berubah dibandingkan dengan pendapatan, jika pendapatan bunga bank meningkat tetapi biaya meningkat pada tingkat yang lebih tinggi, maka akan terlihat perubahan bahwa bank-bank akan berusaha lebih efisien untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.

2.1.12. Hipotesis Pasar Efisien

Menurut Fama 1970, Teori pasar modal menjelaskan bagaimana investor membuat keputusan investasi. Harga sekuritas dalam kondisi wajar atau pasar dalam kondisi seimbang equilibrium. Pasar efisien merupakan pasar sekuritas, di mana harga sekuritas telah mencerminkan seluruh informasi yang relevan. Pasar efisien dibedakan menjadi dua jenis: 1. Pasar efisien secara eksternal merupakan keputusan investor didasarkan pada informasi yang tersedia sehingga pelaku pasar tidak dapat memperoleh keuntungan di atas rata-rata abnormal return. Pasar efisien secara eksternal, di mana informasi disebarkan secara cepat dan luas sehingga memungkinkan harga sekuritas untuk menyesuaikan diri secara cepat Universitas Sumatera Utara dan tidak bias terhadap informasi baru sehingga mampu merefleksikan nilai investasi yang wajar. 2. Pasar efisien secara internal merupakan pasar yang menyediakan berbagai jasa dengan biaya yang rendah murah. Pasar efisien secara internal, di mana pelaku pasar pialang dan broker bersaing secara wajar sehingga biaya transaksi murah dan likuiditas meningkat. Kegiatan ini dikendalikan oleh Otoritas Pasar. Adapun pengelompokan lain pasar efisien terdiri dari: 1. Pasar efisien secara informasi Informationally Efficient Market = IEM. Pasar efisien secara informasi menceritakan bagaimana respon pelaku pasar terhadap informasi baru yang relevan masuk pasar. 2. Pasar efisien secara keputusan Decisionally Efficient Market = DEM. Pasar efisien secara keputusan yaitu sejauhmana kemampuan pelaku pasar untuk memperoleh kandungan informasi baru yang relevan masuk pasar. Informasi yang dipublikasikan memiliki tujuan dan maksud tertentu, sehingga perlu dilakukan analisis dan evaluasi untuk memperoleh kandungan informasi yang sebenarnya.

2.2. Review Peneliti Terdahulu

Penulis dalam hal ini mereplikasi dari judul-judul tesis sebelumnya, yang mengupas hubungan CAR, LDR, NPL, NIM, BOPO dan EFF terhadap ROA Bank Umum yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan yang nyata, yang penulis lakukan dalam tesis ini, adalah penulis mengambil variabel independen berupa CAR, Universitas Sumatera Utara LDR, NIM, NPL, BOPO dan EFF dan variabel dependen ROA Bank Umum periode 2005-2009 secara bersama-sama untuk meneliti hubungan antara variabel independen dan dependen, berikut review penelitian terdahulu yang disajikan dalam bentuk matriks sebagai berikut: Tabel 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu No Tahun Peneliti Judul Hasil Penelitian 1 1988 Bourke, Philip Some Internasional Evidence on The Determinants of Bank Profitability in Europe, North Amerika, Australia, Institute of Europe Finance. Rasio modal capital ratio, rasio likuiditas liquidity ratios dan tingkat suku bunga interest rates mempunyai hubungan positif dengan profitabilitas. 2 1999 Guru, Balachandh er, Staunton, John and Balashanm ugam Determinan of Commercial Bank Profitabilities in Malaysia, Working Paper, School of Banking and Finance and The Asia Pasific Finance Centre, University of New South Sydney, Australia Mengidentifikasikan faktor-faktor tertentu profitabilitas suatu bank komersial itu terdiri dari internal determinan yang merupakan faktor-faktor yang masih dapat dikendalikan manajemen diantaranya Likuiditas, Kecukupan Modal, Manajemen Portofolio Aset dan Kewajiban dan Manajemen Biaya. Eksternal determinan merupakan faktor-faktor yang berada di luar kendali manajemen size, kepemilikan, dan faktor lingkungan yang berhubungan yang terdiri dari struktur pasar, regulasi. 3 2002 Werdaningt yas, Hesti Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pra Merger di Indonesia Menunjukkan bahwa pangsa pasar yang diukur dengan pangsa asset, pangsa dana, dan pangsa kredit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas secara parsial, sementara CAR Capital Adequacy Ratio mempunyai hubungan positif dan LDR mempunyai hubungan negatif terhadap profitabilitas. 4 2008 Putri, Vicky Rahma Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi: Studi terhadap Perbankan Go- Public di Indonesia Dengan uji multikoloniaritas menunjukkan terdapat korelasi yang erat coefficient of correlation lebih tinggi terhadap ROA dari pada ROE. 5 2009 Rosy Mustika, Maharani, dan Lukviarma n, Niki Analisis Hubungan CAR, LDR, NPL, NIM dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Umum yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007 - Variabel CAR tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kenaikan atau penurunan variabel ROA dan ROE, - Variabel LDR dan NPL memiliki hubungan yang signifikan terhadap ROE tetapi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap ROA, karena terdapat komponen nilai asset yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi perusahaan, - NIM memiliki hubungan yang signifikan yang positif terhadap ROA dan hubungan signifikan yang negatif terhadap ROE, Universitas Sumatera Utara - BOPO memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap ROA dan ROE. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka dibangun kerangka pemikiran dalam gambar berikut ini. Gambar 3.1: Kerangka Konseptual Capital Adequacy Ratio CARX1 Loan to Deposit Ratio LDRX2 Non Performing Loan NPLX3 Net Interest Margin NIMX4 Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPOX5 Efficiency Ratio EFFX6 Cost of Income Ratio CIRX7 Return On Assets ROAY Harga Saham Z 33 Universitas Sumatera Utara Laporan keuangan merupakan laporan kinerja dari suatu perusahaan. Laporan ini berisi sejumlah informasi yang dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan bagi pihak-pihak yang membutuhkan, terutama para investor dan calon investor. Informasi ini berguna bagi mereka untuk mengambil keputusan investasi di pasar modal. Beberapa variasi faktor-faktor yang digunakan adalah kombinasi dari variabel- variabel yang termasuk dalam Bank Characteristic dan Macro Indicators yaitu rasio Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Efficiency Ratio EFF dan Cost of Income Ratio CIR berpengaruh terhadap Return On Assets ROA bank umum di Bursa Efek Indonesia. CAR Capital Adequacy Ratio, rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko. Dengan tingkat rasio CAR 8 sesuai dengan aturan BIS Bank Internasional Settlement bank dapat beroperasi dengan aman, namun jika tingkat CAR melebihi 8 dapat diindikasikan manajemen bank kurang professional dalam mengelola bank karena modal iddle terlalu besar, hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi profitabilitas bank sehingga berpengaruh terhadap harga saham. Ihsanulkhair, 2009. Hal ini apabila dikaitkan dengan agency theory, dimana pihak manajemen adalah agen agents pemilik, sedangkan pemilik perusahaan merupakan principal. Pemilik dapat meyakinkan diri mereka bahwa agen akan membuat keputusan yang optimal bila terdapat insentif yang memadai dan mendapatkan pengawasan dari pemilik. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham akan Universitas Sumatera Utara mengakibatkan biaya keagenan agency cost. Biaya keagenan dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Kebijakan yang terkait dengan CAR dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap pihak manajemen. Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak manajemen tetap menjaga CAR yang optimal yang banyak akan menstimulus pihak manajemen. LDR Loan to Deposit Ratio, perbandingan kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga, jika rasionya terlalu rendah banyak dana pihak ketiga yang tidak disalurkan dalam bentuk kredit, jika rasionya semakin besar, bank melakukan ekspansi kredit dibanding sumber dana yang tersedia. Semakin rendah rasio LDR maka semakin meningkat harga saham suatu bank. Ihsanuilkahir, 2009. NPL Non Performing Loan sebagai rasio kredit bermasalah, semakin besar rasio NPL akan mengindikasikan bank dapat mengalami masalah profitabilitas, karena yang seharusnya bank memperoleh profit dari kegiatan pemberian kredit karena banyaknya kredit bermasalah menimbulkan potensi loss bagi bank. Sebaiknya rendahnya NPL membantu bank memperbaiki profitabilitas. Selain itu, semakin rendah rasio NPL maka semakin meningkat harga saham suatu bank. Siamat, 2004 NIM Net Interest Margin, perbandingan pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Angka NIM yang semakin tinggi menunjukkan bahwa profitabilitas bank umum akan semakin baik, karena selisih antara pendapatan bunga dengan biaya bunga semakin besar, namun angka NIM yang terlalu tinggi akan memberi petunjuk adanya inefisiensi perbankan, sebab selisih antara tingkat bunga Universitas Sumatera Utara kredit dengan tingkat bunga deposito semakin besar. Semakin tinggi rasio NIM maka semakin meningkat harga saham suatu bank. Rosy, 2003. BOPO merupakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, semakin besar rasionya akan memperlihatkan kondisi ketidakefesienan bank dalam pengelolaan kegiatan operasional yang membawa pengaruh pada profitabilitas bank. Menurut Dendawijaya 2005, semakin rendah rasio BOPO maka semakin efisien bank bekerja dan semakin meningkat harga saham suatu bank. EFF Efficiency Ratio merupakan rasio biaya operasional terhadap labarugi kotor operasi, semakin kecil indeks EFF suatu bank, maka lembaga tersebut akan semakin efisien, karena persentase dari keuntungan yang dimiliki bank mampu menutupi biayanya. Kasmir 2004. Semakin rendah rasio EFF maka semakin meningkat harga saham suatu bank. Hal ini menunjukkan semakin efisien bank tersebut berkerja. Cost of Income Ratio CIR berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan biaya berubah dibandingkan dengan pendapatan, jika pendapatan bunga bank meningkat tetapi biaya meningkat pada tingkat yang lebih tinggi maka akan terlihat perubahan bahwa bank akan lebih efisien untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Menurut Kasmir 2004, semakin rendah rasio CIR maka semakin meningkat harga saham suatu bank yang menunjukkan semakin tinggi profitabilitas suatu bank. Variabel profitabilitas yang diproksikan oleh Return on Assets ROA sebagai moderating berdasarkan asumsi variabel lain berpengaruh terhadap harga Universitas Sumatera Utara saham apabila didukung oleh ROA yang tinggi sehingga ROA turut memperkuat hubungan antar variabel terhadap harga saham. Apabila ROA rendah maka hubungan antar variabel memiliki pengaruh yang kecil. ROA merupakan gambaran kemampuan bank untuk memperoleh laba pengembalian aset yang digunakan dalam operasional perusahaan dengan menggunakan aset yang tersedia. Karenanya rasio ini tidak kalah penting digunakan dalam memprediksi harga saham. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan total aktiva. Nilai ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Menurut Arisanti 2004:21, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap harga saham. Jadi semakin tinggi rasio ini maka akan semakin tinggi pula harga saham, sebaliknya jika rasio ini mengalami penurunan maka akan menurun pula harga saham. Pada ekonomi konvensional motif utama investor dalam menanamkan dananya adalah untuk pencapaian laba atau keuntungan maksimal. Jadi apabila suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang tinggi pula, dengan laba yang tinggi, akan semakin tinggi pula besarnya deviden yang akan dibagikan kepada investor. Kondisi seperti inilah yang menjadi daya tarik masyarakat untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Karena apabila perusahaan dianggap kurang mampu dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dimiliki maka, akan berdampak pada persepsi negatif investor yang akan berimbas pada menurunnya harga saham. Universitas Sumatera Utara

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konsep di atas, maka dapat dibangun hipotesis penelitian sebagai berikut: ”Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Efficiency Ratio EFF dan Cost of Income Ratio CIR berpengaruh terhadap harga saham dengan Return On Assets ROA sebagai moderating variabel”. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kausal causal effect. Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta mencari keterangan-keterangan secara factual yaitu penelitian yang bersifat menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Sekaran, 2003; 124.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan Sekaran, 2007:13. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan dari 19 bank go publik di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai 2005-2009. Data yang digunakan adalah jenis pooled cross section time series, yaitu gabungan data antara perusahaancross section dan antar waktutime series Indriantoro, 2002:95. Sumber data penelitian adalah sebagai Data Kinerja Keuangan Perusahaan yang terpilih sebagai sampel diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory ICMD dan Bank Indonesia www.bi.go.id.

4.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah pada Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Waktu penelitian direncanakan dimulai pada bulan Oktober 2010. 39 Universitas Sumatera Utara

4.4. Populasi dan Sampel Penelitian

4.4.1. Populasi Penelitian

Menurut Indonesia Stocks Exchange ISX Statistic, emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2005 sampai tahun 2009 sebanyak 30 emiten perbankan.

4.4.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Karena penelitian ini tidak memungkinkan populasi diambil secara keseluruhan, maka dilakukan pengambilan sampel yang menggambarkan karakteristik yang akan diteliti dengan menggunakan metode purpose sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu Kriteria dalam pengambilan sampel tersebut adalah: 1. Perusahaan perbankan yang go public dan terdaftar di BEJ tahun 2005-2009. 2. Tidak dilikuidasi atau delisting pada tahun penelitian. Berdasarkan kriteria purposive sampling tersebut maka terdapat 19 emiten perbankan dari 30 emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu: teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentujudgement sampling Sekaran, 2003:97. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan ditampilkan dalam Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria No Kriteria Jumlah Akumulasi 1 Perusahaan perbankan yang go public dan listing di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005 sampai dengan 2009. 30 30 2 Mengeluarkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik secara kontinu dari tahun 2005 sampai dengan 2009. 3 Tidak dilikuidasi atau emiten baru atau di delisting pada tahun penelitian. 11 13 Jumlah sampel total selama periode pengamatan 19 X 5 95 pengamatan Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh perusahaan yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 19 emiten masing-masing lima tahun. Sedangkan sisanya sebanyak 11 perusahaan tidak memenuhi kriteria pengambilan sampel yang ditentukan. Karena jumlah sampel tidak memenuhi jumlah sampel minimal n=30, dalam pengolahan data digunakan metode polling dimana yang digunakan perkalian antara jumlah bank 19 bank dengan periode pengamatan 5 tahun sehingga jumlah pengamatan yang digunakan menjadi 95 pengamatan. Untuk pengolahan data menggunakan software SPSS 17. Data perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Data Perusahaan Sampel No Nama Emiten Kriteria 1 Kriteria 2 Sampel Terpilih 1 Bank Arta Graha Internasional Tbk. v v 1 2 Bank Bumiputera Indonesia Tbk. v v 2 3 Bank Central Asia Tbk. v v 3 4 Bank Agroniaga Tbk v x x 5 Bank Capital Indonesia Tbk v x x 6 Bank Ekonomi Raharja Tbk v x x 7 Bank Danamon Tbk. v v 4 8 Bank Eksekutif Internasional Tbk. v v 5 9 Bank Internasional Indonesia Tbk. v v 6 10 Bank Kesawan Tbk. v v 7 11 Bank UOB Buana Tbk x x x 12 Bank Bukopin Tbk x x x 13 Bank Mandiri Tbk. v v 8 14 Bank Mayapada Internasional Tbk. v v 9 15 Bank Mega Tbk. v v 10 16 Bank Negara Indonesia Tbk. v v 11 17 PT Bank Century Tbk x x x 18 Bank CIMB Niaga Tbk. v v 12 19 Bank OCBC NISP Tbk. v v 13 20 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. v v 14 21 PT Bank Bumi Arta Tbk. x x x 22 Bank Pan Indonesia Tbk. v v 15 23 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk x x x 24 Bank Permata Tbk. v v 16 25 Bank Rakyat Indonesia Tbk. v v 17 26 Bank Swadesi Tbk. v v 18 27 Bank Victoria Internasional Tbk. v v 19 28 PT Bank Lippo Tbk x x x 29 PT Bank Windu Kentjana International Tbk x x x 30 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk x x x Sumber: Data Sekunder yang diolah Universitas Sumatera Utara

4.5. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan data sekunder dari Indonesia Capital Market Directory tahun 2005 sampai dengan 2009 yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia dan didownload dari www.idx.co.id, www.bi.go.id dan www.infobank.co.id.

4.6. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

4.6.1. Definisi Operasional

Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham berdasarkan harga pasar market value. Variabel independen pada penelitian ini adalah variabel CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, EFF dan CIF. Sedangkan variabel moderating yang digunakan adalah profitabilitas yang diproksikan oleh ROA. 4.6.1.1. Capital adequacy ratio Perhitungan modal dan aktiva tertimbang menurut risiko ATMR berpedoman pada ketentuan BI tentang KPMM Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum yang berlaku. Rumus CAR adalah rasio kecukupan modal bank atau merupakan kemampuan bank dalam permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam perkreditan atau dalam perdagangan surat-surat berharga. Menurut Kasmir 2004:278, CAR merupakan perbandingan antara equity capital dengan total loans dan securities. Universitas Sumatera Utara CAR = 100 Securities Loans Total Capital Equity × + Menurut surat edaran Bank Indonesia No. 623DPNP tanggal 31 Mei 2004, CAR merupakan perbandingan antara modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR. CAR =100× ATMR Modal. Sedangkan menurut Muljono 1995:112, CAR merupakan perbandingan antara equity capital dikurangi fixed assets dengan total loans dan securities. Adapun formula CAR yaitu: CAR = Berikut Tabel 4.3 secara rinci ketentuan tingkat CAR dari Bank Indonesia: Tabel 4.3. Standar Pengukuran Tingkat CAR Rasio Predikat CAR ≥ 8.1 Sangat Sehat 6.6 ≥ CAR 8.1 Sehat 5.1 ≥ CAR 6.6 Cukup Sehat CAR 5 Tidak Sehat Sumber: Bank Indonesia 4.6.1.2. Loan to deposit ratio Dimana kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kasmir, 2004: 279. Dana pihak ketiga merupakan dana pihak ketiga yang berupa giro, tabungan, dan deposito tidak temasuk antar bank. LDR = Aktiva Total Ekuitas Ketiga Pihak Dana Kredit Universitas Sumatera Utara Sedangkan secara rinci ukuran tingkat LDR dari BI tampak pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4. Standar Pengukuran Tingkat LDR Rasio Predikat LDR ≤ 93,75 Sehat 93,76 LDR ≤ 97,5 Cukup Sehat 97,6 LDR ≤ 101,25 Kurang Sehat LDR 101,25 Tidak Sehat Sumber: Bank Indonesia 4.6.1.3. Non performing loan Merupakan kredit yang dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet dibandingkan dengan total kredit yang diberikan. Kasmir, 2004: 280. Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut: NPL = Sedangkan secara rinci ukuran tingkat NPL dari BI tampak pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5. Standar Pengukuran Tingkat NPL Rasio Predikat NPL ≤ 5 Sehat NPL 5 Tidak Sehat Sumber: Bank Indonesia Kredit Total Bermasalah Kredit Universitas Sumatera Utara 4.6.1.4. Net interest margin Pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga. Sedangkan aktiva produktif merupakan penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valas, baik itu dalam bentuk kredit, penempatan antara bank, penyertaan termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administrastif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga. Kasmir, 2004: 282. Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut: NIM = 4.6.1.5. Beban operasional terhadap pendapatan operasional BOPO Merupakan beban operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional. Muljono, 1999. Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut: BOPO = Ketentuan tingkat BOPO dari Bank Indonesia tampak pada Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6. Standar Pengukuran Tingkat BOPO Rasio Predikat BOPO ≤ 93.25 Sangat Sehat 93.25 BOPO ≤ 94.72 Sehat 94.72 BOPO ≤ 95.92 Cukup Sehat BOPO 95.92 Tidak sehat Sumber: Bank Indonesia Aktiva Total Bunga Biaya Bunga Pendapatan − l Operasiona Pendapatan l Operasiona Beban Universitas Sumatera Utara 4.6.1.6. Rasio efisiensi Efficiency Ratio EFF adalah perbandingan antara biaya operasional dengan labarugi kotor operasi dalam jangka waktu tertentu. Kasmir, 2004: 282. Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut: EFF = 4.6.1.7. Rasio cost of income ratio CIR Cost of Income Ratio CIR adalah rasio untuk mengukur bagaimana biaya per assets berubah dibandingkan dengan margin pendapatan. Kasmir, 2004: 285. Hal ini disebabkan biaya berubah dibandingkan dengan pendapatan, jika pendapatan bunga bank meningkat tetapi biaya meningkat pada tingkat yang lebih tinggi maka akan terlihat perubahan bahwa bank-bank akan lebih efisien untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut: CIR = 4.6.1.8. ROA return on assets Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen rasio yang memperhitungkan laba setelah pajak dengan rata-rata total asset. Kasmir, 2004: 310. Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut: ROA = Assets Total Average Taxes After Income Net Margin Interest Assets Cost l Operasiona Kotor LabaRugi l Operasiona Beban Universitas Sumatera Utara Dimana pendapatan bersih setelah pajak dibandingkan dengan rata-rata total aktiva atau asset. Bank Indonesia mengisyaratkan tingkat ROA yang baik di atas 1,22. Ketentuan tingkat ROA dari Bank Indonesia tampak pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Standar Pengukuran Tingkat ROA Tingkat Predikat ROA ≥ 1.215 Sangat Sehat 0.99 ≥ ROA 1.215 Sehat 0.765 ≥ ROA 0.99 Cukup Sehat ROA 0.765 Tidak sehat Sumber: Bank Indonesia

4.6.2. Pengukuran Variabel

4.6.2.1. Variabel independen bebas Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependenvariabel terikat Sekaran, 2004:3. Variabel independen bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Capital Adequacy Ratio CAR, Loan Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Efficiency Ratio EFF dan Cost of Income Ratio CIR. Universitas Sumatera Utara 4.6.2.2 Variabel moderating Variabel moderating adalah variabel yang turut memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat Sekaran, 2004:16. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Assets ROA. 4.6.2.3 Variabel dependen terikat Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai pasar harga saham yang dinilai dengan nilai pasar market value dari harga pasar rata-rata saham suatu bank. Definisi operasional dan metode pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Nama Variabel Indikator Variabel Definisi Parameter Skala Ukuran Variabel Independen CAR Capital Adequacy Ratio X 1 Rasio kecukupan modal bank atau merupakan kemampuan bank dalam permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam perkreditan atau dalam perdagangan surat- surat berharga. Equity CapitalTotal Loan + Securities. Rasio Variabel Independen Loan to Deposit Ratio X 2 Rasio untuk mengukur total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Dana pihak ketiga merupakan dana pihak ketiga yang berupa giro, tabungan, dan deposito tidak temasuk antar bank. Total KreditJumlah Dana Pihak Ketiga. Rasio Variabel Independen Non Performing Loan X 3 Rasio untuk mengukur kredit yang kurang lancar, diragukan dan macet dibandingkan dengan total kredit yang diberikan. Kredit BermasalahTotal Kredit. Rasio Variabel Independen Net Interest Margin X 4 Rasio pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga. Total Pendapatan Bunga – Biaya BungaTotal Aktiva. Rasio Variabel Independen Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO X 5 Rasio untuk mengukur beban operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional. Total beban operasionalTotal pendapatan operasional. Rasio Universitas Sumatera Utara Variabel Independen Efficiency Ratio EFF X 6 Perbandingan antara biaya operasional dengan labarugi kotor operasi dalam jangka waktu tertentu. Total biaya operasional dengan labarugi kotor operasi dalam jangka waktu tertentu. Rasio Variabel Independen Cost of Income Ratio CIR X 7 Rasio untuk mengukur bagaimana biaya per assets berubah dibandingkan dengan margin pendapatan. Cost per AssetsInterest Margin. Rasio Variabel Moderating ProfitabilitasROA Y Adalah rasio yang memperhitungkan laba setelah pajak dengan rata-rata total asset. Net Income After TaxesAverage Total Assets. Rasio Variabel Dependen Harga Saham Z Harga saham adalah harga yang terkait dengan surat berharga tersebut stock berbasis nilai pasar rata-rata. Harga saham dalam penelitian ini diambil pada harga saham rata- rata. Rasio 4.7. Metode Analisis Data Model yang menjadi dasar penelitian ini merupakan kombinasi dari beberapa penelitian sebelumnya. Untuk mengetahui pengaruh CAR, LDR, NPL, NIM, BOPO, EFF dan CIR terhadap Harga Saham dengan ROA sebagai variabel moderating maka digunakan alat uji regresi berganda menggunakan variabel moderating dengan metode stepwise regression. Model regresi ini menggunakan model Moderating Regression Analysis menggunakan metode residual. Model ini menggunakan konsep lack of fit yaitu hipotesis moderating diterima jika terdapat ketidakcocokan dari deviasi hubungan linear antara variabel independen. Langkahnya adalah dengan meregresikan dengan variabel profitabilitas terhadap variabel independen dan dihitung nilai residualnya. Ghozali, 2005, 186 Pada program SPSS dengan klik Save pada regreesion, lalu klik pada usntandardized residual. Nilai residual kemudian diambil nilai absolutnya lalu diregresikan antara absolut residual terhadap harga saham. Model ini terbebas dari Universitas Sumatera Utara gangguan multikolinieritas dibandingkan bila menggunakan metode MRA yang lain. Persamaan yang digunakan persamaan regresi berganda dengan model sebagai berikut: HS it = β + β 1 CAR it + β 2 LDR it + β 3 NPL it + β 4 NIM it + β 5 BOPO it + β 6 EFF it + β 7 CIR it + β 8 absROA-CAR it + β 9 absROA-LDR it + β 10 absROA-NPL it + β 11 absROA-NIM it + β 12 absROA-BOPO it + β 8 absROA-EFF it + β 8 absROA-CIR it + ε Dimana: it Z = Harga saham Y = Return On Assets. Abs = absolut residual β β = Konstanta persamaan regresi 1 .... β 7 β = Koefisien regresi 1 CAR it β = Capital Adequacy Ratio 2 LDR it β = Loan Deposite Ratio 4 NIM it β = Net Interest Margin 3 NPL it β = Non Performing Loan 5 BOPO it β = Biaya Operasional Pendapatan Operasional 6 EFF it β = Effeciency Ratio 7 CIR it β = Cost of Income Ratio 8 absROA-CAR it = β Absolut Residu Moderator 1 8 absROA-LDR it = β Absolut Residu Moderator 2 8 absROA-NIM it = Absolut Residu Moderator 3 Universitas Sumatera Utara β 8 absROA-NPL it = β Absolut Residu Moderator 4 8 absROA-BOPO it = β Absolut Residu Moderator 5 8 absROA-ER it = β Absolut Residu Moderator 6 8 absROA-CIR it = Sedangkan nilai Zscore merupakan nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan nilai absolute masing-masing variabel independen dengan variabel moderating. Absolut Residu Moderator 7

4.7.1. Pengujian Asumsi Klasik 1.

Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik Normal Probability Plot yang dihasilkan melalui perhitungan SPSS. Apabila grafik tersebut menunjukkan titik-titik yang menyebar disekitar garis lurus diagonal dan mengikuti arah garis tersebut atau berada disekitar dan sepanjang garis 450, maka regresi memiliki distribusi data normal, sebaliknya jika titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis tersebut, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas, Ghozali, 2001: 214 . Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS 17.0. Universitas Sumatera Utara

2. Multikolinieritas

Istilah multikolinieritas berarti terdapat hubungan linear antara variabel independennya. Setiap variabel dipastikan memiliki nilai korelasi. Uji masalah multikolinieritas ini dilakukan dengan metode melihat hasil estimasi OLS, jika hasil estimasi memiliki nilai R Squared dan Adjusted R Squared yang tinggi dan memiliki nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinieritas. Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R Squared dan Adjusted R Squared yang tinggi namun nilai t tidak signifikan maka model memiliki masalah multikolinieritas. Untuk mengatasi masalah multikolinieritas biasanya dilakukan dengan menambah jumlah data atau mengurangi jumlah data observasi. Cara-cara lain yang juga dapat dilakukan ialah dengan menambah atau mengurangi jumlah variabel independennya, mengkombinasikan data cross-section dan time series, mengganti data, mentransformasikan variabel, atau bahkan dengan tidak melakukan apapun.

3. Heteroskedastisitas