92
Tingginya kemampuan empati informan juga dapat dilihat dari sikap mereka yang selalu memaafkan kekerasan yang terjadi ketika sang pacar telah
meminta maaf. Sehingga informan menyimpan satu harapan agar pacarnya dapat merubah perilakunya di masa depan pada informan LM dan ES. Perasaan cinta
yang mendalam kepada pacarnya juga turut menjadi faktor esensi dalam kemampuan empati informan, yang ditunjukkan informan LM ketika menanggapi
kekerasan yang dilakukan pacarnya adalah untuk kebaikan mereka dan sebagai akibat daripada kesalahan mereka sendiri sehingga informan menarik kesimpulan
bias bahwa mereka pantas menerima kekerasan semacam itu pada informan ES. Tingginya empati ketiga informan juga mendasari mereka untuk tidak
segera memutuskan hubungan pacaran dengan pacarnya saat mereka mendapat perlakuan kekerasan. Mereka takut akan hal-hal tak buruk yang akan menimpa
pacarnya saat putus dengan mereka, seperti bunuh diri, menjadi sedih, depresi, kehilangan minat belajar dan prestasi belajar, mengonsumsi narkoba dan alkohol,
dan sebagainya.
5.2.2.6. Self Efficacy
Self-Efficacy merupakan perasaan seseorang tentang seberapa efektifnya ia berfungsi di dunia ini. Keyakinan dapat memecahkan masalah, dapat mengalami
dan memiliki keberuntungan dan kemampuan untuk sukses. Individu akan mudah tersesat apabila tidak yakin akan kemampuan dirinya sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek self efficacy ketiga informan menyelesaikan masalah dengan menangis, minta maaf, menyendiri,
bercerita kepada teman, tanpa melaporkan kejadian kekerasan yang mereka alami
Universitas Sumatera Utara
93
kepada pihak yang berwenang. Dari ketiga informan yang diteliti, mereka belum bisa memecahkan masalah kekerasan yang mereka alami, mereka juga tidak yakin
bahwa mereka bisa menyelesaikan masalah ini sendirian. Aspek self efficacy ini juga masih berkaitan dengan aspek analisis
penyebab masalah, dimana apabila informan memiliki self efficacy yang tinggi akan sangat membantu diri mereka untuk menemukan akar utama penyebab
masalah kekerasan yang mereka alami. Namun diketahui berdasarkan hasil penelitian pada aspek analisis penyebab masalah, ketiga informan belum mampu
mencari dan menyelesaikan akar utama penyebab masalah kekerasan yang terjadi. Ketiga informan yang tidak dapat menemukan akar penyebab dari kekerasan yang
mereka hadapi mengakibatkan masalah ini terus berlarut-larut dan kekerasan yang mereka alami terjadi secara berulang. Ketiga informan mencoba menyelesaikan
masalah kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya dengan cara yang kurang tepat, mereka lebih memilih untuk meminta maaf, menangis dan menuruti perkataan
pacar mereka dengan tujuan agar pacar mereka tidak marah. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada aspek self efficacy ketiga
informan tergolong rendah, yang dipengaruhi juga dengan rendahnya kemampuan informan untuk dapat menemukan akar utama penyebab masalah kekerasan yang
mereka alami. Sehingga mengakibatkan kekerasan yang mereka alami terus berulang kembali dan pada satu informan, yaitu SD, memutuskan untuk
memecahkan masalah kekerasan ini dengan tidak mempertahankan hubungan pacaran dengan pacarnya.
Universitas Sumatera Utara
94
5.2.2.7. Reaching Out