89
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa semua informan memiliki pengendalian impuls rendah yang ditunjukkan dengan
mengubah perilaku yang mereka senangi menjadi perilaku yang pacar mereka senangi.
5.2.2.3. Optimisme
Optimisme adalah keyakinan bahwa kekerasan yang dilakukan sang pacar akan berubah dan sang pacardapat membahagiakannya di masa yang akan
datang.Berdasarkan hasil penelitian pada aspek optimisme ini hanya LM dan ES yang meyakini bahwa tingkah laku pacarnya yang posesif, overprotektif dan kasar
akan berubah. ES beranggaan bahwa tabiat pacar yang keras dan kasar merupakan faktor hormonal selayaknya yang umum terjadi pada remaja dan dewasa muda
yang lain. Berbeda dengan SD, yang meyakini bahwa sifat pacarnya tidak akan dapat berubah jika tidak ada kemauan yang keras dan faktor eksternal yang
mendukung. SD juga meyakini apabila dirinya masih menjalani hubungan dengan pacarnya maka masa depannya sudah barang tentu menjadi gelap akibat terus-
terusan menyimpan amarah di dalam hatinya karena kekerasan yang dilakukan pacarnya kepadanya.
Pada aspek ini, LM memiliki tingkat optimisme yang lebih tinggi terhadap pacarnya dibandingkan dengan ES. LM memandang bahwa pacarnya melakukan
kekerasan karena pacarnya, RD, sayang dan peduli kepada dirinya. LM juga menganggap bahwa RD tidak bermaksud untuk melakukan kekerasan kepada
dirinya, sehingga LM yakin bahwa RD mampu merubah perilakunya menjadi lebih baik lagi di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
90
5.2.2.4. Analisis Penyebab Masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kemampuan individu untuk mengidentifikasikan secara akurat penyebab dari permasalahan yang mereka
hadapi. Individu yang tidak mampu mengidentifikasikan penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi secara tepat, akan terus menerus berbuat
kesalahan yang sama. Pada aspek ini, ketiga informan belum mampu mencari tahu akar
permasalahan utama dari kekerasan yang terjadi terhadap diri mereka. Ketiga informan hanya menduga-duga penyebab permasalahan dari pertengakaran
dengan pacarnya tanpa mencoba untuk tenang saat pertengkaran terjadi dan mennganalisis penyebab terjadinya permasalahan itu bersama pacarnya, kemudian
mencari solusinya bersama. Ketiga informan seringkali terbawa emosi negatif saat perselisihan sedang terjadi sehingga mengabaikan untuk mencari penyebab dan
solusi atas permasalahan mereka. Individu yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi adalah individu
yang resilien, dimana mereka bisa menyelesaikan masalahnya sendiri secara tepat, benar dan tidak merugikan orang lain. Ketiga informan yang tidak dapat
menemukan akar penyebab dari kekerasan yang mereka hadapi mengakibatkan masalah ini terus berlarut-larut dan kekerasan yang mereka alami terjadi secara
berulang. Ketiga informan mencoba menyelesaikan masalah kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya dengan cara yang kurang tepat, mereka lebih memilih
untuk meminta maaf, menangis dan menuruti perkataan pacar mereka dengan tujuan agar pacar mereka tidak marah.
Universitas Sumatera Utara
91
5.2.2.5. Empati