Vincentius Amin Sutanto Yohanes Waworuntu

kejahatan yang selama ini tertutupi. Dan terkhususnya dalam memberantas tindak pidana korupsi, yang sampai saat ini belum ditemukan jalan keluarnya di Indonesia. Pada saat Susno Duaji melaporkan kebusukan yang ada di POLRI, ia juga ternya menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap PT Salwa Arowana Lestari SAL. Statusnya sebgai Whistleblower dalam kasus Gayus Tambunan dan sudah mendapat perlindungan dari LPSK, namun seolah-olah perlindungan itu tidak memilki kekuatan karena penyididik Mabes POLRI seakan tidak mengindahkan dan tidak menyerahkan Susno kepada LPSK. Susno harus tetap menjalani proses penyidikan hingga pemeriksaan pengadilan atas dugaan tindak pidana suap PT Salwa Arowana Lestari. Sementara sumbangsih bagi pengungkapan kasus Gayus Tambunan tang membongkar mafia peradilan seperti tidak ada efeknya sedikitpun. Sementara masyarakat sangat memahami bahwa pengungkapan kasus suap Susno dalam PT SAL tersebut adalah pengalihan isu atau bentuk balasan balik dari Mabes POLRI atas pengungkapan Susno tentang kasus Gayus di Mabes POLRI. 108 Begitulah perjalanan Susno Duaji sebagai Whistleblower dalam negara Indonesia. Dan bisa dilihat bersama bagaimana peran yang diberikan dan bagaimana pula dukungn negara kepadanya. Sepertinya negara tidak mendukung dengan baik, sehingga terabaikan apa yang seharusnya sangat membantu.

d. Vincentius Amin Sutanto

109 108 Ibid, hal 19 109 Abdul Haris Semendawai, et.al, Op.cit, hal. 107 Universitas Sumatera Utara Vincentius Amin Sutanto atau dikenal dengan Vincent saja adalah mantan financial controller di Asian Agri Group. Pada awalnya, ia melakukan pembobolan uang Asian Agri dengan membuat dua aplikasi transfer fiktif dari PT Asian Agri Oils and Fats Ltd ke Bank Fortis, Singapura, agar mentransfer US 3,1 juta 28 M ke Bank Panin Jakarta. Vincent memalsukan tanda tangan dua petinggi Asian Agri di Singapura dan membuat perusahaan fiktif, PT Asian Agri Jaya dan PT Asian Agri Utama. Proses transfer ini diketaui setelah Vincent mencairkan uang sebesar Rp200 juta. Kemudian ia membeberkan kasus penggelapan pajak yang dilakukan oleh Asian Agri dan melarikan diri ke Singapura, namun ia memutuskan kembali ke Indonesia. Vincent kemudian melancarkan kesaksian mengenai penggelapan pajak di bekas perusahaannya itu. Dia pun menjadi saksi kunci yang membongkar dugaan penggelapan pajak terbesar di Indonesia senilai Rp1,3 Triliun oleh PT Asian Agri Group.

e. Yohanes Waworuntu

110 Selain Whistleblower yang sudah dipaparkan diatas, di Indonesia juga masih banyak Whistleblower, seperti Yohanes Waworuntu, direktur bayangan PT Sarana Rekatama Dinamika yang mengoperasikan Sistem Administrasi Badan Hukum SISMINBAKUM, perusahaan yang berafiliasi dengan Kelompok Usaha Bhakti Investama milik Harry Tanoesoedibjo, yang meraup ratusan milyar saat menadi operator layanan sistem administrasi badan hukum sisminbakun Kementerian Hukum dan HAM. Dan juga masih banyak Whistleblower lainnya. 110 Ibid, hal. 108 Universitas Sumatera Utara Yohanes merasa dikorbankan untuk menyelamatkan Hartono Tanoesoedibjo, pemilik PT Sarana Rekatama Dinamika. Dalam kasus korupsi di SISMINBAKUM ini, dia memiliki banyak bukti keterlibatan Hartono, sehingga iapun melaporkannya ke pihak kepolisian. Namun, ia juga menjadi terpidana dalam kasus tersebut dan dijatuhkan vonis hukuman penjara selama 5 tahun penjara. Untuk itu perlu deberikan perlindungan melalui undang-undang yang memberi kepastian hukum bagi mereka, sehingga tidak ada ketakutan yang membuat mereka enggan untuk membukakan kasus-kasus besar maupun kecil, terkhususnya kasus-kasus korupsi di Indonesia. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang