Adapun perlindungan yang dapat diberikan adalah, sebagai berikut:
96
1 Nasihat umum: melalui masukan umum, saksi akan diberikan teman bicara,
yang kepadanya saksi dapat menceritakan keadaan bahaya yang sedang melandanya;
2 Bantuan untuk membela diri: saksi-saksi dapat memilih untuk tinggal
ditempat kediamannya selama ini, akan dibekali pengamanan dari Kepolisisan yang berwenang untuk diri sendiri;
3 Pengawasan terhadap saksi dan perlindungan terhadap harta benda saksi:
tempat kediaman dan tempat kerja serta harta benda juga dapat dijaga , bergantung pada tingkat bahaya yang mungkin datang;
4 Operatif untuk penyerang yang potensial: tindakan perlindungan terhadap
saksi akan terlaksana secara efektif apabila Polisi mendapatkan informasi yang memadai;
5 Daerah tempat tinggal baru: tempat tinggal untuk jangka pendek dapat
dipindahkan kehotol, namun apabila saksi harus dipindahkan dalam jangka waktu yang panjang saksi dapat dipindahkan keluar kota dan pemindahan
ini juga harus disertai penyediaan tempat kerja baru, sekolah baru, dan finansial saksi juga harus terjamin;
6 Identitas baru: demi keselamatan saksi juga dapat diberikan identitas baru,
dan apabila keluarga membutuhkan maka juga harus diberikan identitas baru;
7 Perubahan penampilan: pada kasus yang jauh sangat ekstrem untuk
melindungi jiwa saksi, setelah saksi memberikan pernyataan perlu diberikan bantuan yang cukup besar, yang diantaranya dapat mengubah penampilan
wajah saksi melalui operasi;
8 Perlindungan saksi yang juga merupakan tersangka: saksi yang pada saat
bersamaan juga merupakan tersangka dan menjalani masa penahanan, dapat ditempatkan di ruangan terpisah atau ditempat lain untuk menghindari
kemungkinan bahaya.
d. Whistleblower di Afrika Selatan
Dikaji dari perspektif sejarahnya, Whistleblower diatur dalam Pasal 3 Protected Dedosures Act Nomor 26 Tahun 2000 yang memberi perlindungan dari
accuputional detriment atau kerugian yang berhubungan dengan jabatan atau pekerjaan. Kemudian dalam Strategi Nasional Pencegahan Kejahatan 1996
mengakui perlindungan saksi sebagai aspek krusial untuk mengamankan bukti
96
Ibid, hal. 175-176
Universitas Sumatera Utara
dari saksi-saksi yang rentan terintimidasi dalam peradilan dan mengakui bahwa perlindungan saksi merupakan titik lemah dari sistem penegakan hukum.
97
Kemudian, tahun 2000 Undang-Undang Perlindungan Saksi Nomor 12 Tahun 1998, yang dibentuk untuk menggantikan sistem lama. Pada undang-
undang tersebut hakikatnya mengatur tentang dimensi-dimensi sebagai berikut:
98
1 Membentuk Kantor Perlindungan Saksi Nasional dibawah wewenang
Menteri Hukum dan Perkembangan Konstitusi. Kantor tersebut dikepalai oleh direktur nasional dan memiliki kantor perwakilan pada sembilan
provinsi di Afrika Selatan. Meskipun belum ada amandemen peraturan, namun pada tahun 2001 kantor tersebut diubah susunan menjadi bagian
dari Lembaga Penuntutan Nasional dan semenjak itu dikenal sebagai Unit Perlindungan Saksi;
2 Mengatur fungsi dan tugas direktur, termasuk wewenang untuk
menentukan penerimaan kedalam program. Keputusan direktur bedasarkan rekomendasi dari kepala kantor cabang dan petugas yang relevan dari
lembaga penegak hukum serta Lembaga Penuntutan Nasional. Keputusan direktur untuk menolak suatu permohonan atau melepaskan seorang dari
perlindungan dapat ditinjau ulang oleh Menteri Hukum dan Perkembangan Konstitusional;
3 Mendefinisikan jenis-jenis kejahatan yang dapat dijadikan dasar
permohonan perlindungan oleh saksi, prosedur yang perlu ditaati dan orang-orang yang dapat mengajukan permohonan. Daftar tindak pidana
tidak bersifat eksklusif karea direktur berwenang untuk menyetujui perlindungan bagi saksi dalam proses persidangan lainnya jika dianggap
bahwa keamanan saksi tersebut memerlukan perlindungan;
4 Menentukan bahwa proses persidangan perdata yang tertunda karena saksi
berada dalam perlindungan dapat ditangguhkan oleh hakim, dengan permohonan ex-parte, untuk mencegah pengungkapan identitas atau lokasi
saksi atau untuk mencapai tujuan undang-undang. Kantor perlindungan saksi menjadi alamat yang ditujukan dalm proses persidangan yang
melibatkan saksi tersebut;
5 Mendefinisikan tindak pidana dan hukuman keras terhadap pengungkapan
atau publikasi informasi mengenai orang yang berada dalam program atau petugas Kantor Perlindungan Saksi agar memastikan keamanan saksi yang
dilindungi serta petugas program. Keputusan pengungkapan informasi berada pada direktur setelah mempertimbangkan perwakilan dan tanpa
prasangka terhadap peraturan lain yang berlaku;
97
Ibid, hal. 154
98
Ibid. hal. 155-156
Universitas Sumatera Utara
6 Memberikan wewenang kepada Menteri Hukum dan Perkembangan
Konstitusional untuk menandatangani perjanjian dengan negara lain atau organisasi internasional yang mengatur kondisi dan kriteria relokasi saksi
asing ke Afrika Selatan dan penerimaannya kedalam program perlindungan saksi di Afrika Selatan. Relokasi tersebut membutuhkan
persetujuan menteri.
Pada negara Afrika Selatan, perlindungan saksi berada dalam Departemen Kehakiman dengan nama jawatan Perlindungan Saksi berdasarkan Undang-
Undang Perlindungan Saksi Nomo 112 Tahun 1998. Pada dasarnya, tugas dan wewenang jawatan ini ini adalah melindungi saksi, melaksanakan tugas
administrasi, membuat perjanjian dan membuat kesepakatan dengan departemen lainnya. Dalam melaksanakan kewenangan tersebut, jawatan perlindungan saksi
ini memiliki hubungan khusus dengan institusi lainnya. Seperti Komisi Khusus, Direktorat Pengaduan Independen, Penuntut Umum, Departemen Lembaga
Pemasyarakatan, Organisasi Publik Lainnya Dan Pejabat-Pejabat Keamanan.
99
C. Peran Whistleblower dalam Mengungkap Kasus Korupsi di Indonesia