Endin Wahyudin dikutip dari Profil Tokoh Whistleblower

Atas keterangan yang disampaikan olehnya, penyidik kemudian meminta keterangan lebih detail terkait peristiwa pada saat terjadinya pemberian uang oleh Dudhi Mamun Murod dalam berkas tersendiri tidak terkait dengan kasus Hamka Yandu. Pada saat itu, penyidik menyatakan bahwa dengan menyampaikan keterangan tersebut, Agus Condro sebenarnya telah memberikan laporan tentang terjadinya dugaan suap terkait pemilihan Deputi Senior Gubernur BI. Berdasarkan laporan Agus Condro, akhirnya KPK menetapkan 4 tersangka, yakni Dudhie Makmun Murod, Uju Juhaeri, Endin Sofihara, dan Hamka Yandu. 105 Agus Condro sangat berperan penting dalam menguak kasus penyuapan di DPR, sekalipun sebagai tersangka namun berkat laporannya ia berhasil menggagalkan satu kejahatan yaitu menggagalkan Miranda Gultom menjabat sebagai Gubernur BI. Dan yang pasti hal ini akan menolong agar tidak ada kejahatan lebih lanjut yang akan dilakukan. Peran Agus Condro sangat diperlukan karena dengan kehadirannya, bisa membantu memberantas dan mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.

b. Endin Wahyudin dikutip dari Profil Tokoh Whistleblower

106 Endin Wahyudin adalah seorang yang melaporkan kasus penyuapan yang melibatkan tiga hakim agung. Namun, ia malah berbalik menjadi terdakwa. Pada tahun 2001, Endin dipercaya untuk menyelesaikan perkara sengketa tanah oleh empat ahli waris yang sudah sampai pada tingkat kasasi Mahkamah Agung. Disela upaya hukum yang ditempuh, Endin mencoba untuk menyelesaikan lewat 105 Ibid, hal. 107-108 106 Ibid. hlm. 108-109 Universitas Sumatera Utara “pintu belakang” dengan memberi upeti sebesar Rp196 juta. Uang itu diberikannya kepada tiga orang hakim agung, yakni Yahya Harahap, Supraptini Sutarto, dan Marnis Kahar. Hakim pun memenangkan pihak Endi, tapi eksekusi itu tidak bisa dilaksanakan karena tergugat mengajukan gugatan balik, sekaligus meminta Peninjauan Kembali kepada MA. Endin kaget mendengar keputusan hakim tersebut. Merasa dirugikan, ia pun melapor ke Tim Gabungan Tindak Pidana Korupsi TGTPK yang ketika itu diketuai oleh Andi Andojo. Atas laporannya, ia mendapat jaminan dilindungi sebagai saksi pelapor, jika perkara korupsi itu tidak disidangkan. Ketiga hakim agung tersebut ditetapkan sebagai tesangka pelaku KKN di lingkungan MA. Namun, dalam sidang pra peradilan di Pengadilan Tata Usaha Negara, status hukum ini dicabut karena dinilai tidak sah. Hal ini disebabkan TGTPK tidak berhak menetapkan seseorang sebagai tersangka dan itu hanya wewenang lembaga peradilan. Tak lama kemudian, TGTPK pun dibubarkan tanpa alasan yang jelas. Dia buru-buru berusaha mencabut laporannya, tapi terlambat, karena ia digugat balik oleh Marnis dan Supraptini dengan tuduhan mencemarkan nama baik. Dia pun menjadi terdakwa dan kemudian dia diputus tiga bulan penjara dan dalam masa percobaan enam bulan. Kisah Endin ini berakhir dengan tidak baik, maksud hati membuka kasus penyuapan yang dilakukan olehnya sendiri, malah ia yang kena sendiri dan dihukum atas tuduhan pencemaran nama baik. Tindakan ini membuat para pengungkap fakta untuk melaporkan kejahatan-kejahatan yang mereka lihat. Universitas Sumatera Utara Namun, harapannya dengan adanya perlindungan yang pasti, para pengungkap fakta akan berdiri dan dengan lantang berteriak mengungkap kasus-kasus, terkhususnya tindak pidana korupsi yang mereka ketahui.

c. Susno Duaji