Agus Condro Peran Whistleblower dalam Mengungkap Kasus Korupsi di Indonesia

Memang pada dasarnya seorang Whistleblower merupakan seorang martir. Ia sang pemicu pengungkapan skandal kejahatan yang kerap melibatkan atasan maupun koleganya sendiri. 101 Namun negara juga harus berjuang melindungi mereka yang sudah memberikan hidupnya sebagai martir, dengan cara memberikan perlindungan yang terbaik. Dalam negara Indonesia, dikenal satu lembaga yang berperan penting dan memiliki kewenangan untuk memberikan perlindungan kepada Whistleblower, yaitu Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban LPSK. Namun lembaga ini juga belum mampu berbuat banyak sebagaimana yang diharapkan bersama-sama. Ditengah-tengah kekurangan itupun, tidak membuat mereka takut, namun mereka sudah memberikan nyawa mereka sebagai martir hanya demi sebuah keadilan. Terkhusu dalam tindak pidana korupsi, banyak para pengungkap fakta pada akhirnya memilih berteriak, agar mereka didengar. Berikut adalah mereka sang pelapor yang berjasa besar dalam memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia:

a. Agus Condro

Agus Condro adalah pelapor Whistleblower sekaligus pelaku Justice Collaborator yang bekerjasama dengan aparat penegak hukum dalam pengungkapan tindak pidana korupsi penerimaan travel chaque oleh anggota komisi IX DPR RI periode tahun 1999-2004. Berdasarkan kerjasamanya dalam melaporkan dan mengungkapkan perkara korupsi penerimaan travel chaque oleh anggota komisi IX DPR RI periode tahun 1999-2004 tersebut, oleh majelis hakim 101 Ibid, hal. ix Universitas Sumatera Utara dijadikan sebagai hal yang meringankan hukumannya menjadi 1 tahun dan 3 bulan. Hukumannya ini lebih ringan daripada tuntutan jaksa penuntut umum yaitu 1 tahun 6 bulan. 102 Mantan anggota DPT RI periode 1999-2004 dari Partai PDI Perjuangan tersebut mengungkapkan kepada publik bahwa dia dan beberapa koleganya menerima cek perjalanan sebagai suap dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2000an awal. Agus condro secara terbuka mengakui dia termasuk sebagai penerima cek dari seorang pengusaha untuk diduga untuk memenangkan calon deputi, Miranda Gultom. Pengakuan Agus inilah yang membedakan sikap dirinya dengan koleganya yang memilih bungkam, meski pada akhirnya divonis bersalah oleh pengadilan. Secara tidak langsung skandal yang melibatkan yang banyak melibatkan banyak pilitisi DPR ini dapat terkuak berkat pengakuan Agus beberapa tahun setelah penyuapan terjadi. 103 Pada tanggal 4 Juli 2008 Agus Condro diperiksa oleh Penyidik KPK sebagai saksi dalam kasus dugaan suap BI kepada kepada Hamka Yandu. Di dalam pemeriksaan tersebut, Agus Condro menyatakan bahwa dia tidak pernah menerima uang dari Hamka Yandu, tetapi ia mengakui bahwa ia pernah menerima uang Rp500 juta dalam bentuk 10 sepuluh lembar travel cheque Rp50 juta dari Dudhie Makmun Murod. Uang itu diberikan sehari setelah pemilihan Deputi Gubernur BI di Komisi IX DPR RI yang dimenangi oleh Miranda Gultom. 104 102 Lilik Mulyadi, Perlindungan Hukum Terhadap Whistleblower…, Op.cit, hal. 130 103 Nurul Ghufron, op.cit, hal. 3 104 Abdul Haris Semendawai, et.al, Op.cit, hal. 107 Universitas Sumatera Utara Atas keterangan yang disampaikan olehnya, penyidik kemudian meminta keterangan lebih detail terkait peristiwa pada saat terjadinya pemberian uang oleh Dudhi Mamun Murod dalam berkas tersendiri tidak terkait dengan kasus Hamka Yandu. Pada saat itu, penyidik menyatakan bahwa dengan menyampaikan keterangan tersebut, Agus Condro sebenarnya telah memberikan laporan tentang terjadinya dugaan suap terkait pemilihan Deputi Senior Gubernur BI. Berdasarkan laporan Agus Condro, akhirnya KPK menetapkan 4 tersangka, yakni Dudhie Makmun Murod, Uju Juhaeri, Endin Sofihara, dan Hamka Yandu. 105 Agus Condro sangat berperan penting dalam menguak kasus penyuapan di DPR, sekalipun sebagai tersangka namun berkat laporannya ia berhasil menggagalkan satu kejahatan yaitu menggagalkan Miranda Gultom menjabat sebagai Gubernur BI. Dan yang pasti hal ini akan menolong agar tidak ada kejahatan lebih lanjut yang akan dilakukan. Peran Agus Condro sangat diperlukan karena dengan kehadirannya, bisa membantu memberantas dan mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.

b. Endin Wahyudin dikutip dari Profil Tokoh Whistleblower