18 Natrium nitroprusid iv merupakan prodrug dari nitric oxide NO, suatu
vasodilator kuat, kerjanya di arteri maupun vena, sehingga menurunkan afterload dan preload jantung. Mula kerjanya cepat 2-5 menit karena cepat dimetabolisme
membentuk NO yang aktif Arini dan Nafrialdi, 2011. Nitrogliserin iv, obat ini juga prodrug dari NO. Pada kecepatan infus
yang rendah, obat ini hanya mendilatasi vena dan dengan demikian hanya menurunkan preload jantung Arini dan Nafrialdi, 2011.
Nesiritid iv, merupakan rekombinan dari peptida natriuretik otak BNP manusia, dan diindikasikan untuk gagal jantung akut dengan sesak napas saat
istirahat dengan aktivitas minimal. Mekanisme kerjanya melalui peningkatan siklik GMP menyebabkan dilatasi vena dan arteri. Pada pasien gagal jantung,
nesiritid mengantagonisasi efek angiotensin dan norefineprin dengan menimbulkan vasodilatasi, natriuresis dan diuresis Arini dan Nafrialdi, 2011.
2.5.2.2 Antagonis angiotensin II AT
1
- bloker
Antagonis angiotensin II Ang II menghambat aktivitas Ang II hanya di reseptor AT
1
dan tidak di reseptor AT
2
, maka disebut juga AT
1
-bloker. Tidak adanya hambatan kininase II menyebabkan bradikinin dipecah menjadi kinin
inaktif,sehingga vasodilator NO dan PGI
2
tidak terbentuk. Karena itu AT
1
- bloker tidak menimbulkan efek samping batuk kering Arini dan Nafrialdi, 2011.
2.5.2.3 Diuretik
Diuretik merupakan obat utama untuk mengatasi gagal jantung akut yang selalu disertai dengan kelebihan overload cairan yang bermanifestasi sebagai
kongesti paru atau edema perifer. Pada pasien-pasien ini diuretik mengurangi retensi air dan garam sehingga mengurangi volume cairan ekstrasel, alir balik
Universitas Sumatera Utara
19 vena, dan tekanan pengisian ventrikel preload. Dengan demikian, edema perifer
dan kongesti paru akan berkuranghilang, sedangkan curah jantung tidak berkurang. Pada mereka ini, diuretik diberikan sampai etrjadi diuresis yang cukup
untuk mencapai euvolemia, dan mempertahankannya Arini dan Nafrialdi, 2011. Untuk tujuan ini, biasanya diberikan diuretik kuat, misalnya furosemid.
Dosis awal yang lebih tinggi mungkin diperlukan pada gagal jantung lanjut atau yang disertai dengan gagal ginjal. Setelah euvolemia tercapai, dosis diuretik harus
diturunkan sampai dosis minimal yang diperlukan untuk mempertahankan euvolemia. Hipokalemia dapat dikoreksi dengan suplemen kalium atau
penambahan diuretik hemat kalium. Oleh karena penggunaan diuretik tidak mengurangi mortalitas pada gagal jantung kecuali spironolakton, maka diuretik
harus selalu diberikan dalam kombinasi dengan penghambat ACE Arini dan Nafrialdi, 2011.
Diuretik tiazid pada pengobatan gagal jantung tidak pernah diberikan sendiri karena efek diuresisnya lemah, tetapi dalam kombinasi dengan diuretik
kuat akan menunjukkan efek sinergistik. Diuretik hemat kalium : triamteren, amilorid. Pada pengobatan gagal jantung, obat-obat ini hanya digunakan jika
hipokalemia menetap setelah awal terapi dengan penghambat ACE dan diuretik Arini dan Nafrialdi, 2011.
2.5.2.4 Antagonis aldosteron