Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesa Penelitian Plak Dental

konsentrasi ekstrak sebanyak 3 telah digunakan sebagai obat kumur pada penelitian ini. 6,8 Penelitian sebelumnya masih belum meneliti tentang efek biji ketumbar terhadap akumulasi plak, namun lebih fokus kepada patogen rongga mulut.Oleh karena itu, penulis merasa tertarik dan perlu untuk melakukan penelitian mengenai efektifitas berkumur dengan larutan dari 3 ekstrak biji ketumbar terhadap akumulasi plak, sehingga penggunaan obat kumur dari 3 ekstrak biji ketumbar ini dapat dijadikan alternatif pengganti obat kumur kimia yang berada di pasaran.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah efektifitas berkumur dengan larutan ekstrak biji ketumbar 3 terhadap akumulasi plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2011.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas berkumur dengan larutan ekstrak biji ketumbar 3 terhadap akumulasi plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2011.

1.4 Hipotesa Penelitian

Larutan ekstrak biji ketumbar 3 mempunyai efektifitas terhadap akumulasi plak.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkenalkan manfaat herbal

yang mudah didapati, seperti biji ketumbar dalam meningkatkan kesehatan gigi dan jaringan periodontal. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dalam bidangkedokteran gigi mengenai efektifitas larutan ekstrak biji ketumbar 3 terhadap akumulasi plak. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental

Plak dental dapat didefinisikan sebagai deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut. Plak dental adalah biofilm yang terkait dengan pejamu dan dapat dibedakan dari deposit lainnya seperti materi alba dan kalkulus. Materi albaberasal dari akumulasi bakteri dan jaringan sel pada plak gigi yang mudah dihilangkan dengan semprotan air. Kalkulus adalah deposit keras yang terbentuk melalui proses mineralisasi plak gigi dan umumnya ditutupi oleh lapisan plak yang tidak termineralisasi. Komunitas biofilm awalnya dibentuk melalui interaksi bakteri dengan gigi dan kemudian terjadi interaksi fisik dan fisiologis antara spesies yang berbeda dalam massa mikroba. Selain itu, bakteri yang ditemukan pada plak biofilm sangat dipengaruh oleh faktor lingkungan eksternal yang dapat dimediasi olehpejamu.Kesehatan periodontal dapat menjadi tolak ukur keseimbangan rongga mulut antara populasi bakteri dan pejamu, dimana tidak terjadi kerusakan jaringan maupun perubahan bakteri.Gangguan keseimbangan ini dapat menyebabkan perubahan pada pejamu dan bakteri biofilmyang mengakibatkan terjadinya destruksi pada jaringan periodontal. 9 Biofilm dapat membentuk energi, susunan ruang, hubungan dan kelancaran pada komunitas mikroorganisme. 10 Menurut penelitian Itisha Singh dan P.C Jain, streptokokus merupakan koloni utama dalam pembentukan plak dental. Koloni ini akan melekat pada pelikel di permukaan gigi dan menjadi reseptor untuk pengikatan dengan koloni sekunder dan seterusnya Tabel 1. 11 Tabel 1. Keterlibatan bakteri pada kolonisasi plak dental Pelekatan Bakteri Reseptor Pasangan Koagregasi Bakteri Koloni awal Streptococcus oralis Pengikatan Galaktos, Pemecahan sel bakteri Actinomycetes naeslundii, Capnocytophaga ochracea, Fusobacterium nucleatum, Hemophillus parainfluenzae, Pervotella loscheilli, Streptococcus gordonii, Veillonella atypical Streptococcus mitis Pengikatan Galaktos Capnocytophaga ochracea, Fusobacterium nucleatum, S. gordonii S. gordonii A-amylase, Prolin kaya protein, Pemecahan sel bakteri Fusobacterium nucleatum, Porphyromonas acene,S. mitis, S. oralis, S. sanguis S. sanguis Pemecahan sel bakteri A.naeslundii, H. parainfluenzae, P. loescheli, S. gordonii,V. atypical Koloni menengah F. nucleatum Capnocytophaga sputigens, C. ochracea, S. oralis,S. mitis, P. acnes, S. gordonii, Capnocytophaga gingivalis, Actinomyces israelli,H. parainfluenzae,V. atypical, A.naeslundii, Actinobacillus mycetemcomitans Veillonella atypica S. oralis, A.actinomycesnaeslundii, V. atypical Pervotella loescheli S. oralis, S. sanguis Actinomyces naeslundi Prolin kaya protein S. gordonii, S. oralis, S. sanguis, F. nucleatum, V. atypical C. gingivalis A.israelli, F. nucleatum Koloni akhir A.actinomycetemcomita ns F. nucleatum Eubacterium F. nucleatum, P. gingivalis Treponema spp F. nucleatum P.gingivalis F.nucleatum Selenomonas flueggi

2.1.1 Klasifikasi Plak Dental

Menurut Godoroja dan Dulghieru, berdasarkan lokasinya plak dental dapat dibedakan menjadi dua yaitu supragingiva dan subgingiva. Plak supragingiva yang terdapat di atas dentinogingiva sering ditemui pada sepertiga gingiva dari permukaan mahkota gigi, daerah interproksimal, pit dan fisur beserta daerah lain yang terkait.Plak subgingiva berada dibawah batas dentogingiva biasanya dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu daerah pelekatan gigi, daerah perlekatan epitel dan daerah tanpa perlekatan. 12

2.1.2. Proses Pembentukan Plak

Pembentukan plak bakteri dimulai dengan perlekatan mikroorganisme ke permukaan gigi yang merupakan langkah pertama dalam perkembangan infeksi periodontal.Hingga saat ini belum ada teori lamayang dikembangkan untuk menjelaskan mengenai mekanisme adhesi sel. Oleh karena itu, hal ini belum dapat disimpulkan, bahwa hanya satu mekanisme tunggal yang mengarah pada kecenderungan pelekatan mikroorganisme. 2 Proses pembentukan plak dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu perlekatan bakteri, pembentukan mikrokoloni pada permukaan dan pembentukan plak biofilm subgingiva yang matang Gambar 1. 12 Proses pembentukan plak dimulai dengan pembentukan pelikel pada permukaan gigi. Pelikel merupakan aselular yang berasal dari saliva. Dalam waktu 0- 4 jam, sel bakteri akan berkoloni dengan pelikel. Proporsi terbesar bagi kolonisasi ini adalah Streptococcus sanguis, Streptococcus oralis, Streptococcus mitis, spesiesActinomyces, bakteri gram negatif, dan hanya 2 Streptococcus mutans yang terlibat. Setelah 4-24 jam pertumbuhan kolonisasi bakteri terjadi,proses ini akanberlanjut dengan pembentukan mikrokoloni. Plak yang didominasi oleh Streptokokus akanberalihmenjadi plak yang didominasi oleh Actinomycespada hari ke 1-14, perubahan populasi ini dinamakan penggantian mikroba. Setelah itu, spesies bakteri akanbervariasi dan pertumbuhan mikrokoloni akan bertambah. Dalam jangka waktu2 minggu,massa plak kemudian mengalami pematangan. 13 Gambar 1.Gambaran tahap pembentukan plakbiofilm. 1. Pelekatan Bakteri 2. Kolonisasi awal 3. Kolonisasi sekunder 4. Pematangan biofilm 12

2.2 Kontrol Plak

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Stroberi (Fragaria Ananassa) 5% sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2010

2 45 67

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

17 54 69

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 1 4

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 0 10

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

3 13 3

Pengaruh Ekstrak Stroberi (Fragaria Ananassa) 5% sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2010

0 1 20

Pengaruh Ekstrak Stroberi (Fragaria Ananassa) 5% sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2010

0 4 12

Efektifitas Ekstrak Biji Ketumbar 3% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Usu Angkatan 2011

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental - Efektifitas Ekstrak Biji Ketumbar 3% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Usu Angkatan 2011

0 1 11

Efektifitas Ekstrak Biji Ketumbar 3% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Usu Angkatan 2011

0 0 14