52 dari kondisi tangki berpengaduk. Untuk data logger sudah dapat tersimpan
dalam aplikasi Microsoft Excel secara otomatis, namun perlu pemenggalan penyimpanan data karena jika file yang tersimpan sudah terlalu besar maka
akan mengakibatkan aplikasi akan berjalan lambat.
5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk perancangan selanjutnya diharapkan lebih jauh dalam menambahkan variabel-variabel lain seperti penambahan jenis sensor dan jenis output
seperti water level indicator maupun kendali valve untuk mengeluarkan hasil produksinya.
2. Pada perancangan selanjutnya dapat mencoba sistem kendali mengunakan PID atau dapat menggabungkan fuzzy dengan PID. Hal ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan meningkatkan effisiensi dari produk. 3. Untuk selanjutnya dapat menambahkan database sebagai data logger yang
menggunakan aplikasi lainnya untuk meningkatkan kemampuan dari aplikasi.
4. Menambahkan modul Ethernet dengan protokol Modbus sehingga monitoring dapat dilakukan secara nirkabel atau melalui web.
BAB II DASAR TEORI
2.1 Programmable Logic Controller
Pada dasarnya programmable logic controller adalah sebuah alat kendali yang dirancang khusus untuk mengontrol suatu proses atau mesin. PLC juga
merupakan komputer digital yang digunakan sebagai proses automasi elektromekanik pada industri yang dirancang untuk berbagai keperluan terdiri dari
perangkat masukan analog dan digital disertai susunan perangkat keluaran[1].
Gambar 2.1 Programmable Logic Controller Mitsubishi FX3G-40MTES Menurut NEMA National Electrical Manufactures Association PLC
adalah suatu alat elektronika digital yang berbasis mikrokontroler dan menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan dan
mengaplikasikan instruksi-instruksi dari suatu fungsi tertentu, seperti logika, sekuensial, pewaktuan, pencacahan, dan aritmatika dalam rangka mengendalikan
suatu sistem[2]. Walaupun istilah PLC secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat
diprogram, tapi pada kenyataannya saat ini PLC secara fungsional sudah dapat
9 melakukan perhitungan aritmatika yang relatif kompleks, fungsi komunikasi,
dokumentasi dan lain sebagainya[3]. Beberapa keuntungan dan kemudahan yang didapat dengan menggunakan
PLC sebagai alat kendali adalah sebagai berikut : 1. Fleksibel.
2. Mudah dalam pembuatan dan pengelolaan program. 3. Mudah dalam pemeliharaan dan perbaikan.
4. Memiliki banyak fasilitas dan lebih fungsional. 5. Dapat dilakukan monitoring secara visual baik dalam hal ini menggunakan
LabVIEW. 6. Dapat bekerja pada jangkauan suhu yang cukup luas.
7. Kebal terhadap gangguan elektrik, getaran dan tekanan. Programmable Logic Controller yang digunakan untuk merancang sistem
kendali dalam tugas akhir ini adalah PLC Mitsubishi dengan spesifikasi seperti pada tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Spesifikasi PLC Mitsubishi FX3G-40MTES
Spesifikasi Umum Keterangan
Power Supply 100-240 V AC +10 -15, 5060 Hz
Model Output Transistor sink
Jumlah IO 40 24 Input 16 Output
Maximum Output Switching Voltage 5-30 V DC
Maximum Output Current 0.5 Ampere
Internal Fuse 3 Ampere
Data didapat dari FX Family Catalog
10
2.1.1 Komponen Pendukung Sistem
Pada dasarnya sistem yang dibuat memiliki keperluan tambahan. Diantaranya adalah : Modul Analog Input, RTD PT100 Temperature Sensor
Transmitter, MCB Mini Circuit Breaker, Relay 24 V, Terminal Block dan Kabel Konverter SC09.
1. Modul Analog Input
Gambar 2.2 Modul Analog Input Mitsubishi FX2N-2AD Modul analog input ini menggunakan FX2N-2AD yang merupakan modul
extension atau perangkat tambahan yang disediakan oleh Mitsubishi untuk dapat membaca nilai perubahan analog seperti tegangan maupun arus
menjadi nilai digital. Dalam hal ini modul analog yang digunakan dikonfigurasikan sebagai pembacaan nilai tegangan. Modul ini hanya
terdapat 2 buah channel yang dapat membaca perubahan nilai tegangan maupun perubahan nilai arus. Dalam tugas akhir ini modul analog input
difungsikan untuk membaca perubahan nilai tegangan. Hal ini dikarenakan hasil keluaran dari RTD PT100 Temperature Sensor Transmitter yang
merupakan nilai perubahan tegangan.
11 2. RTD PT100 Temperature Sensor Transmitter
Modul pembacaan analog FX2N-2AD tersebut tidak dapat secara langsung membaca sensor RTD, diakibatkan karena sensor RTD mengalami
perubahan nilai hambatan setiap terjadinya perubahan suhu terhadapnya.
Gambar 2.3 RTD PT100 Temperature Sensor Transmitter Oleh karena itu dalam hal ini digunakan modul konverter yang
mengandung rangkaian pembagi tegangan dan memiliki rangkaian penguat didalamnya untuk dapat merubah nilai hambatan menjadi perubahan nilai
tegangan, hal ini disebabkan perubahan nilai hambatan sensor RTD yang sangat kecil. Pada tabel 2.2 di bawah ini ditunjukkan spesifikasi dari RTD
PT100 Temperature Sensor Transmitter. Tabel 2.2 Spesifikasi RTD PT100 Temperature Sensor Transmitter
Parameter Value
Working Voltage 24 Vdc
Measuring Range 0 ~ 100C
Output Voltage 0 ~ 5 Vdc
Accuracy ± 0,2
Material Plastic
Data didapat dari www.aliexpress.com
12 3. Modul Analog Output
Modul analog output ini menggunakan IC DAC0808. DAC0808 merupakan IC Digital to Analog Converter yang membutuhkan tambahan penguat pada
bagian keluarannya, dalam hal ini menggunakan IC LM324. Pada bagian masukan digital ditambahkan IC CD4094 sebagai shift register yang
membuat keluaran dari PLC hanya membutuhkan sedikit pin keluaran. 4. Driver Motor
Driver motor ini menggunakan IC L298N Dual H-Bridge sebagai driver motor DC dengan tegangan kerja 12 VDC dan arus maksimum 2A.
5. MCB Mini Circuit Breaker Mini Circuit Breaker digunakan untuk mengatasi arus lebih yang terjadi
akibat kesalahan yang terjadi pada rangkaian. Pemasangannya terhadap tegangan masukan dari jala-jala 220 volt menuju ke Modul PLC. MCB yang
digunakan berkapasitas 2 A. 6. Relay 24 Volt
Relay 24 Volt digunakan sebagai penggerak tingkat 1 setelah rangkaian transistor yang berada pada PLC tersebut. Alat ini menggunakan coil
dengan tegangan kerja 24 volt karena tegangan regulasi yang dihasilkan oleh PLC merupakan tegangan DC 24 Volt. Relay ini yang nantinya dapat
menghubungkan dan memutuskan rangkaian dari suplay tegangan untuk mengendalikan heater.
13 5. Terminal Block
Terminal Block merupakan komponen tambahan yang digunakan sebagai penghubung antara modul satu dengan modul lainnya dengan menggunakan
sejumlah kabel. 6. Kabel Konverter SC09
Gambar 2.4 Kabel SC09 SC09 merupakan kabel yang digunakan untuk dapat memprogram PLC dan
komunikasi antara PLC dengan Komputer. Kabel ini juga yang digunakan untuk dapat memonitoring secara langsung keadaan sistem dari PLC ke
komputer.
2.1.2 Software Pemrograman
Pada dasarnya setiap vendor PLC sudah memiliki software pendukungnya sendiri sebagai tools untuk memprogram PLC nya. Dalam hal ini Mitsubishi
menggunakan GX-Developer sebagai software pemrogramannya. GX-Developer Versi 8.95 Z SW8D5C-GPPW-E merupakan series dari MELSOFT yang telah
terupdate dan seri ini yang sudah mendukung untuk PLC seri FX3G. Software ini mendukung untuk bahasa pemrograman Ladder Diagram dan Squential Function
Charts. Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan bahasa pemrograman Ladder Diagram,
dikarenakan kemudahan dalam penggunaan programnya yang menyerupai prinsip rangkaian terpadu.
14
2.1.3 Ladder Diagram
Ladder Diagram atau dengan kata lain diagram tangga merupakan bahasa pemrograman yang terdapat pada setiap PLC yang dirancang untuk memudahkan
dalam penggunaannya. Dari bahasanya ladder diagram merupakan diagram yang berbentuk seperti tangga dan memiliki anak tangga, dimana setiap anak tangga
mewakili untuk setiap program yang akan dikerjakan secara sekuensial atau berurutan.
Gambar 2.5 Contoh Ladder Diagram
2.2 Sistem Tangki Berpengaduk
Tangki berpengaduk merupakan suatu sistem yang dibangun pada industri yang membutuhkan pemanasan suatu cairan dan membutuhkan suhu cairan yang
merata pada seluruh bagiannya. Tangki berpengaduk terdiri dari boiler dan pengaduk cairan.
Boiler atau yang dikenal dengan ketel uap. Alat ini biasa digunakan untuk memanaskan air yang terdapat pada tungku atau ketel. Boiler ini biasanya
mendapatkan energi panas dari bahan bakar maupun sistem pemanas yang mampu memanaskan air. Sistem pemanasan ini banyak dibutuhkan pada industri yang
membutuhkan pemanas cairan dan menjaga agar suhu carian tetap terjaga. Pada prinsipnya pemanas akan bekerja selama suhu yang terbaca pada boiler masih
15 berada dibawah batas maksimum temperature maupun suhu masih rendah. Jika
suhu sudah mencapai nilai toleransi daripada suhu maksimum yang ditentukan, maka pemanas pada boiler akan padam untuk sesaat hingga batas toleransi yang
diberikan untuk pemanas dapat bekerja kembali. Pada perancangannya tangki berpengaduk terdiri atas 2 buah sensor suhu
menggunakan jenis RTD, 1 buah Heater, dan 1 buah Motor DC sebagai pengaduk cairan.
2.2.1. Sensor Suhu RTD
Sensor suhu RTD atau Resistance Thermal Detector yang disebut juga Resistance temperature detector merupakan sebuah sensor yang digunakan untuk
menentukan nilai atau besaran temperatur atau suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari beberapa jenis kawat seperti platina, tembaga, atau nikel murni, yang
memberikan nilai tahanan yang terbatas untuk masing-masing temperatur di dalam kisaran suhunya[4].
Gambar 2.6 Sensor Suhu Resistance Thermal Detector RTD memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya adalah
Kelebihan RTD PT100 : 1. Memiliki ketelitian lebih tinggi dari pada termokopel.
16 2.
Kemampuannya tidak terganggu pada kisaran suhu yang luas. Kekurangan RTD PT100 :
1. Respon waktu awal yang sedikit lama 0,5 sd 5 detik, tergantung kondisi
penggunaannya. 2.
Jangkauan suhu RTD lebih rendah dari pada termokopel. Sensor suhu yang digunakan pada tugas akhir ini adalah PT100. PT100 Platinum
Resistance Temperature Sensor PRTs merupakan sensor yang mengukur tingkat
hambatan dari elemen platina. Spesifikasi dari sensor suhu PT100 adalah sebagai berikut :
1. Rentang pengukuran suhu adalah -20 °C ~ +250 °C
2. Tahan terhadap air waterproof, dapat mendeteksi suhu cairan.
3. Ukuran diameter sensor 5 mm dengan panjang 70 mm.
4. Insulator pada bagian dalam dari bahan fiberglass.
Sensor ini juga memiliki nilai resistansi 100 Ω pada 0°C dan 138,4 Ω pada 100°C. Hubungan antara suhu dan nilai hambatan ini dapat dianggap linear pada
rentang suhu yang pendek, misalnya untuk rentang antara 0 hingga 100°C, dengan rentang kesalahan pada 50°C hanya sebesar 0,4°C hal ini ditunjukkan pada gambar
2.7 di bawah ini.
Gambar 2.7 Grafik perubahan nilai resistansi terhadap perubahan suhu Temperatur
e R
es is
ta ns
i
°C Ω
17 Untuk sensor PT100 ini, perubahan suhu sebesar 1°C akan menyebabkan
perubahan hambatan sebesar 384 m Ω , perubahan ini sangatlah kecil. Oleh karena
itu digunakan RTD PT100 Temperature Sensor Transmitter yang memiliki faktor penguatan[5].
2.2.2. Heater
Heater atau pemanas air merupakan komponen utama dalam memanaskan tangki berpengaduk. Dalam praktiknya banyak sekali ditemukan berbagai macam
pemanas cairan yang digunakan pada industri seperti pemanas yang menggunakan elemen pemanas dan dengan memanfaatkan gas panas dari pada sistem exhaust
mesin lain. Pada dasarnya pemanas yang digunakan dalam tugas akhir ini menggunakan elemen pemanas air biasa dengan tegangan kerja 220 V dan daya
150W yang ditunjukkan pada gambar 2.8, hal ini digunakan untuk mensimulasikan pemanas tangki dan cairan yang digunakan adalah air biasa.
Gambar 2.8 Pemanas Air
2.2.3. Motor DC
Motor DC digunakan untuk mengaduk air. Hal ini bertujuan untuk membuat suhu air menjadi homogen secara keseluruhan atau dengan kata lain
cairan akan mendapatkan suhu yang merata untuk seluruh bagiannya. Untuk menggerakkan motor DC tersebut dipasang sebuah power supply 12V dan driver
motor. Motor DC ini terpasang dengan aluminium batang yang difungsikan sebagai
18 as untuk menghubungkannya dengan blade berupa fan dari kipas pc. Motor DC ini
memiliki tegangan kerja hingga 24 VDC. Namun dalam penggunaanya motor DC ini hanya diberikan tegangan maksimum 12 VDC, hal ini dikarenakan dengan
tegangan kerja diatas 12 VDC putaran motor terlalu cepat dalam mengaduk air hingga menyebabkan limpahan air pada miniatur tangki berpengaduk.
Gambar 2.9 Motor DC
2.3 LabVIEW
LabVIEW atau yang disebut juga dengan Laboratory Virtual
Instrumentation Engineering Workbench adalah sebuah software pemrograman yang dikembangkan untuk pemrograman visual yang merupakan produk dari
Nasional Instrument. LabVIEW biasa digunakan dalam pemrograman grafis dan beberapa aplikasi yang dapat dibuat menggunakan LabVIEW diantaranya seperti
pengujian dan pengukuran, akuisisi data, kendali instrumentasi, data logging, dan analisis pengukuran. Hubungan antara aplikasi LabVIEW, OPC dan PLC adalah :
1. Monitoring dan pengelolaan yang terprediksi 2. Data Logging
3. Statistik dari proses kendali 4. Pertukaran data antara PLC dengan perangkat automasi lainnya dan aplikasi
komputer
19 5. Pengembangan antarmuka secara grafis.
6. Deteksi alarm, pemetaan dan pelaporan. LabVIEW dapat menggambarkan proses kendali dari suatu proses yang
dapat berbentuk animasi sehingga LabVIEW memiliki pendekatan seperti SCADA. SCADA Supervisory Control And Data Acquisition merupakan suatu sistem yang
telah dikembangkan untuk keperluan sistem kendali yang umumnya diproduksi untuk dasar sistem kendali dan automasi melalui komputer. Fitur yang dimiliki
SCADA adalah antarmuka berupa grafis, mirip dengan proses yang terjadi meniru proses sebenarnya, proses yang real time dan memiliki historic trending, memiliki
sistem alarm, akuisisi data, perekaman data, analisis data dan dapat membuat laporan dari keadaan yang terjadi pada sistem[6].
2.3.1. Front Panel
Gambar 2.10 Front Panel LabVIEW Dalam membuat tampilan Graphical User Interface program aplikasi
LabVIEW dapat menggunakan tools yang dikenal dengan istilah front panel. Front Panel umumnya terdiri dari kontrol dan indikator sebagai masukan dan
keluarannya. Kontrol adalah instrumen mekanisme masukan yang menyampaikan data ke block diagram, mencakup knob, push button, dial dan mekanisme masukan
20 lainnya. Sedangkan indikator adalah instrumen mekanisme keluaran yang
menampilkan data dari block diagram, mencakup grafik, led, temperature dan tampilan keluaran lainnya[7].
2.3.2. Block Diagram
Gambar 2.11 Block Diagram LabVIEW Block diagram adalah jendela untuk menuliskan perintah dan fungsi yang
berisikan program source code namun berupa simbol-simbol, node dan garis sebagai dataflow untuk mengeksekusi program yang terkait dengan front panel.
Sama halnya dengan front panel, block diagram juga memiliki simbol-simbol yang merepresentasikan front panel dan terhubung secara langsung antara keduanya.
2.3.3. OPC OLE for Process Control
Aplikasi dari komunikasi jaringan yang berbeda, standar jaringan yang berbeda dan ketidak sesuaian merupakan masalah yang timbul karena pembaharuan
teknologi. Oleh karena itu dibutuhkan pertukaran data antara PLC dengan LabVIEW. Dalam hal ini windows environment didalam standarisasi antarmuka
yang unik menghasilkan pengembangan dari aplikasi OPC[8].
21 OPC atau disebut dengan OLE for Process Control yang dibuat untuk
menghubungkan antara sistem tertanam dan dengan objek lainnya dalam suatu proses kontrol. Teknologi OPC ini digunakan dalam aplikasi proses kontrol, pabrik,
automasi pada bangunan dan banyak hal lainnya[9].
Gambar 2.12 OPC ServerClient Fungsi OPC menurut prinsip ClientServer dimana client dan server dapat
dikombinasikan tanpa menghiraukan tipe PLC dan pabrikasi selama tipe PLC sudah mendapatkan dukungan terhadap aplikasi OPC tersebut. Client mendapat akses
untuk setiap jaringan komunikasi atau dilihat dari posisi pengendali. Dengan kata lain client dapat difungsikan sebagai pengendali maupun monitoring sistem
kendali.
2.4 Logika Fuzzy
Pada tahun 1962 Prof. Lotfi Astor Zadeh dari Universitas California memodifikasi teori himpunan dimana setiap anggotanya memiliki derajat
keanggotaan yang bernilai kontiniu antara 0 sampai 1. Himpunan ini disebut dengan Himpunan Fuzzy. Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu
22 ruang input ke dalam suatu ruang output yang memungkinkan nilai keanggotaan
antara 0 dan 1 dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti seperti
“sedikit”,”lumayan”,dan “sangat”[10]. Terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan logika fuzzy, antara lain :
1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. 2. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.
3. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks.
4. Logika fuzzy dapat mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.
5. Logika fuzzy
dapat bekerja sama dengan teknik kendali secara
konvensional. Fuzzy Inference System adalah cara memetakan ruang input menuju ruang
output menggunakan logika fuzzy. Fuzzy Inference System merupakan sistem yang dapat melakukan panalaran dengan prinsip yang serupa dengan penalaran manusia
dan biasa digunakan untuk membuat keputusan dan bekerja sesuai dengan keputusan yang dibuat tersebut. Terdapat 3 macam metode fuzzy inference system
diantaranya adalah : 1. Metode Mamdani
2. Metode Sugeno 3. Metode Tsukamoto
Pada tugas akhir ini menggunakan fuzzy dengan metode Mamdani. Karena strukturnya yang sederhana dan memiliki output seperti penalaran manusia yang
berupa himpunan fuzzy dan cukup untuk merepresentasikan penggunaan logika fuzzy dalam menentukan kendali yang dibutuhkan oleh sistem.
23
2.4.1. Fuzzy Inference System dengan Metode Mamdani
Metode Mamdani sering dikenal dengan nama metode Min-Max. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Fuzzy dengan metode
Mamdani ini cukup untuk mewakili penggunaan logika yang akan diolah untuk mendapatkan hasil keluaran yang dibutuhkan dalam pengendalian suhu air pada
tangki berpengaduk. Pada dasarnya fuzzy inference system terbentuk dari proses seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.13.
Gambar 2.13 Proses Fuzzy Inference System Fuzzifikasi merupakan suatu proses untuk mengubah suatu masukan dari
bentuk tegas crisp menjadi variabel linguistik yang biasanya disajikan dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy dengan suatu fungsi keanggotaannya masing-
masing. Fungsi keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik- titik input data ke dalam nilai keanggotaannya atau biasa disebut dengan derajat
keanggotaan yang memiliki interval 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui
pendekatan fungsi. Ada beberapa bentuk representasi kurva yang bisa digunakan seperti linear, segitiga, trapesium, bahu, dan sigmoid . Namun dalam tugas akhir ini
menggunakan bentuk representasi kurva segitiga dan representasi kurva bentuk bahu.
Basis Pengetahuan Fuzzy
Penalaran Defuzzifikasi
Fuzzifikasi
Input Output
24 Basis Pengetahuan Fuzzy merupakan kumpulan aturan-aturan fuzzy dalam
bentuk pernyataan IF …THEN… Komposisi aturan inilah yang digunakan untuk
menentukan hasil keluaran dengan menggunakan penalaran manusia sebagai pembentuk aturan fuzzy.
Inferensi merupakan rule atau aturan yang digunakan untuk menentukan hasil keluaran dari korelasi antar aturan. Secara umum, ada 2 fungsi implikasi yang
dapat digunakan, yaitu : a.
Min Minimum b.
Dot Product Defuzzifikasi merupakan suatu proses untuk menentukan suatu nilai crisp
output tegas. Besar nilai fuzzy output ini dinyatakan sebagai degree of membership function output. Nilai crisp output adalah suatu nilai analog yang dibutuhkan untuk
mengolah data pada sistem yang dirancang. Terdapat beberapa metode defuzzifikasi yang bisa dipakai pada komposisi aturan Mamdani, antara lain [11]:
a. Metode Centroid
b. Metode Bisektor
c. Metode Mean of Maximum MoM
d. Metode Largest of Maximum LoM
e. Metode Smallest of Maximum SoM
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini perkembangan zaman telah menunjukkan bahwa penggunaan teknologi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan terkemuka.
Kemudahan dalam penggunaan hingga memudahkan pekerjaan manusia sangatlah dibutuhkan hingga kedepannya. Untuk itu, kita sebagai mahasiswa dituntut untuk
bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia SDM khususnya dalam bidang sistem kendali pada industri.
Saat ini telah banyak industri-industri besar menggunakan mesin-mesin yang bervariasi dan mempunyai banyak input maupun output, sehingga dibutuhkan
suatu teknik pengendalian yang dapat menggantikan tenaga manusia untuk meminimalkan kesalahan, meningkatkan kualitas produksi dan menekan biaya
produksi. Namun pada industri menengah kebawah masih ada yang menggunakan alat-alat konvensional mulai dari pengendali, perawatan hingga pengecekan
monitoring dilakukan secara manual atau secara langsung. Hal ini yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pembacaan, kelalaian dalam pengoperasian hingga
tidak mengetahui kapan terjadinya kesalahan pada mesin dan bagaimana cara menganalisanya untuk mengindikasikan kerusakan yang terjadi pada bagian
tertentu. Sistem
kendali industri
pada awalnya
mengandalkan relay
elektromekanik. Sistem kendali ini memiliki beberapa kelemahan antara lain membutuhkan ruang kendali yang besar, perawatan yang cukup sulit.
2 pengembangan sistem tidak mudah, butuh waktu yang lama untuk membangun,
memelihara, memperbaiki dan dalam mengembangkan sistem kendali dengan relay elektromekanik tersebut.
Programmable Logic Controller atau yang lebih dikenal dengan sebutan PLC merupakan sebuah alat yang dapat mengendalikan proses otomasi pada
industri dan lainnya. PLC juga dapat digunakan sebagai alat kendali dan monitoring untuk setiap perangkat industri. Hal ini dapat digunakan untuk merekam setiap
keadaan perangkat pada saat monitoring dilakukan. Kecepatan dan akurasi dari operasi bisa meningkat jauh lebih baik jika menggunakan sistem kendali ini.
Banyak jenis antarmuka yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk dapat membaca keadaan dari setiap perangkat melalui PLC. SCADA Supervisory
Control And Data Acquisition adalah sebuah sistem operasi yang dapat menggabungkan antara sistem kendali dengan sistem akuisisi data yang
menambahkan informasi mengenai keadaan agar dapat ditampilkan maupun direkam. Dalam hal ini LabVIEW juga dapat digunakan untuk membuat aplikasi
antarmuka yang dapat dikomunikasikan dengan PLC menggunakan OPC Server. LabVIEW juga merupakan software instrumentasi yang banyak digunakan karena
kemudahan dalam mengoperasikannya dengan tampilan antarmuka yang menarik dan mudah untuk dipahami oleh pengguna.
Dalam pengendaliannya terdapat salah satu sistem pengendali yakni menggunakan fuzzy inference system. Metode yang digunakan dalam fuzzy ini
adalah metode Mamdani. Hal ini disebabkan karena metode Mamdani memiliki pendekatan yang sesuai dengan penalaran manusia dalam menentukan kondisi
sistem kendali pada plant. LabVIEW telah memiliki tools fuzzy logic yang dapat digunakan untuk menerapkan sistem dengan pengendali menggunakan fuzzy
3 inference system. Sistem pengendali ini dapat digunakan untuk meningkatkan
efisiensi dari sistem. Pada dasarnya melihat sistem tangki berpengaduk saat ini sangat
membutuhkan sistem kendali yang stabil dalam mempertahankan kondisi suhu yang dibutuhkan pengguna. Dalam penerapannya tangki berpengaduk ini dirancang
dengan dimensi dan volume yang cukup besar, hal ini sesuai dengan jumlah produksi yang dibutuhkan.
Hal tersebut menyebabkan pemanasan air
membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan dalam proses pendinginan juga menjadi lebih lama. Oleh karena itu dibutuhkan perancangan miniatur sistem tangki
berpengaduk untuk menggambarkan proses yang sebenarnya dengan tambahan pengendalian dan pemanfaatan monitoring untuk mengetahui kondisi dari tangki
berpengaduk tersebut. Hal ini mendorong penulis untuk dapat secara langsung merancang sistem
kendali menggunakan PLC dan LabVIEW. Oleh karena itu, hal ini dapat digunakan sebagai acuan dasar dan kemampuan dalam menghadapi kemajuan didalam dunia
kerja. Atas dasar ini penulis mengambil judul laporan tugas akhir yaitu
“Perancangan Miniatur Sistem Kendali dan Monitoring Suhu Tangki Berpengaduk Menggunakan PLC dan LabVIEW dengan Metode Fuzzy
Mamdani”. 1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana pemilihan Perangkat PLC yang dibutuhkan oleh sistem. 2.
Bagaimana cara kerja pengaturan sistem kendali yang dibutuhkan.
4 3.
Bagaimana cara komunikasi antara PLC dengan LabVIEW menggunakan OPC Server.
4. Bagaimana membuat interface atau antarmuka menggunakan software
LabVIEW. 5.
Bagaimana cara penggunaan logika fuzzy inference system dengan metode Mamdani dalam pengendalian sistem dengan menggunakan software
LabVIEW.
1.3 Tujuan Penulisan