32 Modul DAC ini dirancang menggunakan IC DAC0808 dengan tambahan
IC LM324 sebagai penguat pada keluaran DAC0808 dan IC CD4094 sebagai shift register pada bagian masukan digital. Pada bagian masukan shift register
ditambahkan optocoupler sebagai isolasi tegangan antara PLC dengan modul DAC. Kemudian dengan menambahkan driver motor L298N pada bagian keluaran modul
DAC sehingga modul ini dapat digunakan untuk menggerakkan motor DC dengan maksimal arus kerja sebesar 2A dengan tegangan kerja 12V.
Prinsip kerjanya adalah PLC mengkonversi nilai desimal menjadi biner, kemudian nilai biner tersebut menjadi data serial yang diikuti dengan signal clock.
Selanjutnya jika data 8 bit sudah dikirimkan beserta dengan clock, maka signal strobe akan diaktifkan untuk mengeluarkan nilai biner dari storage shift register
menuju output shift register kemudian logika biner tersebut akan menjadi masukan digital DAC0808.
3.7. Keluaran Digital dan Analog
Pada perancangannya sistem kendali suhu tangki berpengaduk ini menggunakan satu buah output dengan kendali digital yang digunakan untuk
mengendalikan penyalaan heater atau pemanas air dan menggunakan satu buah output dengan kendali analog yang digunakan untuk mengendalikan kecepatan
putaran motor. Output dengan kendali digital memberikan nilai keluaran tegangan sebesar
24 VDC. Oleh karena hal tersebut, maka dipasang sebuah relay 24 V yang dapat menyalakan pemanas air dengan tegangan kerja 220 VAC terpasang pada contact
relay tersebut. Sedangkan output dengan kendali analog diproses dengan memberikan keluaran digtal yang dikirimkan berupa logika biner dengan cara seri
33 atau berurutan kemudian logika biner tersebut akan dikeluarkan secara bersamaan
agar dapat menjadi signal masukan DAC0808 kemudian output DAC0808 dengan tambahan penguat akan memberikan nilai tegangan yang menjadi nilai analog atau
PWM yang akan diteruskan ke driver motor L298 untuk dapat menggerakkan motor DC.
3.8. Sistem Komunikasi Data
Hubungan antara PLC dengan Komputer menggunakan
Serial Communication yang memanfaatkan Connector Serial to USB SC09. Melalui NI
OPC Server komunikasi ini akan terbentuk hanya dengan membuat shared variable yang dapat dibuat dengan menentukan tipe data dan client access. LabVIEW secara
khusus dapat terhubung dengan NI OPC Server melalui shared variable engine yang tersedia pada pengaturan LabVIEW kemudian data akan disinkronkan secara
berkala oleh NI OPC Server dalam setiap kurun waktu. Gambar 3.8 menunjukkan variabel yang dapat diakses untuk berhubungan dengan PLC.
34
Gambar 3.8 NI OPC Server Shared Variable Data
3.9. Perancangan Fuzzy Inference System dengan Metode Mamdani
Fuzzy Inference System dengan metode Mamdani merupakan sistem kendali yang digunakan untuk mengatur kecepatan putar motor. Sistem kendali
menggunakan fuzzy ini dibuat dengan menggunakan toolbox yang dimiliki oleh LabVIEW yakni Fuzzy System Designer. Namun dalam tahapannya logika Fuzzy
dalam sistem ini diperlukan 4 tahapan diantaranya : 1.
Pembentukan Himpunan Fuzzy Fuzzifikasi Pada sistem kendali kecepatan motor mengacu kepada perubahan nilai
suhu yang terdapat dua variabel input dengan perubahan nilai suhu dan terdapat satu buah output untuk pengaturan kecepatan motor menggunakan PWM.
35 Fungsi keanggotaan untuk masing-masing input dan output dari kendali
kecepatan motor ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.9 Fungsi keanggotaan masukan
Gambar 3.10 Fungsi keanggotaan keluaran 2.
Pembentukan Basis Pengetahuan Fuzzy Rule Fuzzy Pada pembentukan basis pengetahuan fuzzy didapatkan 25 kombinasi
dari 5 variabel suhu untuk 2 buah input. 25 aturan tersebut adalah sebagai berikut :
0.2 0.4
0.6 0.8
1
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
µ [x
]
Suhu °C
RTD
Dingin Normal
Hangat Panas
Sangat Panas
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
µ [x
]
PWM
Speed
Very Slow Slow
Medium Fast
Very Fast
36 [R1]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Dingin’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Dingin’ THEN
‘Motor’ IS ‘Very_Slow’ [R2]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Dingin’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Normal’ THEN
‘Motor’ IS ‘Slow’ [R3]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Dingin’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Hangat’ THEN
‘Motor’ IS ‘Medium’ [R4]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Dingin’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Panas’ THEN
‘Motor’ IS ‘Fast’ [R5]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Dingin’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Sangat Panas’
THEN ‘Motor’ IS ‘Very_Fast’
[R6] IF
‘RTD_Bottom’ IS ‘Normal’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Dingin’ THEN ‘Motor’ IS ‘Slow’
[R7] IF
‘RTD_Bottom’ IS ‘Normal’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Normal’ THEN ‘Motor’ IS ‘Very_Slow’
[R8] IF
‘RTD_Bottom’ IS ‘Normal’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Hangat’ THEN ‘Motor’ IS ‘Slow’
[R9] IF
‘RTD_Bottom’ IS ‘Normal’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Panas’ THEN ‘Motor’ IS ‘Medium’
[R10] IF
‘RTD_Bottom’ IS ‘Normal’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Sangat Panas’ THEN
‘Motor’ IS ‘Fast’ [R11]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Hangat’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Dingin’ THEN
‘Motor’ IS ‘Medium’ [R12]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Hangat’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Normal’ THEN
‘Motor’ IS ‘Slow’ [R13]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Hangat’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Hangat’ THEN
37 ‘Motor’ IS ‘Very_Slow’
[R14] IF
‘RTD_Bottom’ IS ‘Hangat’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Panas’ THEN ‘Motor’ IS ‘Slow’
[R15] IF
‘RTD_Bottom’ IS ‘Hangat’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Sangat Panas’ THEN
‘Motor’ IS ‘Medium’ [R16]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Panas’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Dingin’ THEN
‘Motor’ IS ‘Fast’ [R17]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Panas’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Normal’ THEN
‘Motor’ IS ‘Medium’ [R18]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Panas’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Hangat’ THEN
‘Motor’ IS ‘Slow’ [R19]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Panas’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Panas’ THEN
‘Motor’ IS ‘Very_Slow’ [R20]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Panas’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Sangat Panas’
THEN ‘Motor’ IS ‘Slow’
[R21] IF
‘RTD_Bottom’ IS ‘Sangat Panas’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Dingin’ THEN
‘Motor’ IS ‘Very_Fast’ [R22]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Sangat Panas’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Normal’
THEN ‘Motor’ IS ‘Fast’
[R23] IF
‘RTD_Bottom’ IS ‘Sangat Panas’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Hangat’ THEN
‘Motor’ IS ‘Medium’ [R24]
IF ‘RTD_Bottom’ IS ‘Sangat Panas’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Panas’
THEN ‘Motor’ IS ‘Slow’
[R25] IF
‘RTD_Bottom’ IS ‘Sangat Panas’ AND ‘RTD_Up’ IS ‘Sangat Panas
’ THEN ‘Motor’ IS ‘Very_Slow’
38 Dari 25 aturan tersebut dapat dijelaskan dalam bentuk tabel 3.1 di bawah ini :
Tabel 3.1 Aturan-aturan fuzzy D
N H
P SP
D VS
S M
F VF
N S
VS S
M F
H M
S VS
S M
P F
M S
VS S
SP VF
F M
S VS
3. Aplikasi Fungsi Implikasi
Dalam basis pengetahuan fuzzy, setiap rule selalu berhubungan dengan relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi
adalah sebagai berikut : IF x is A THEN y is B
dengan x dan y adalah skalar, A dan B adalah himpunan fuzzy. Proposisi yang mengikuti IF disebut sebagai anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti
THEN disebut sebagai konsekuen. Fungsi implikasi yang digunakan pada tugas akhir ini adalah Min minimum - AND dan komposisi antar aturan
menggunakan fungsi MAX - Product. Oleh karena itu bentuk umum dari aturan fungsi implikasi dapat dituliskan sebagai berikut :
IF x is A1 AND y is B1 THEN z is C1 Gambar 3.11 menjelaskan tentang fungsi implikasi MIN
– AND dan komposisi antar-rule menggunakan fungsi MAX
– Product yang sudah sesuai dengan syarat penggunaan metode Mamdani.
39
Gambar 3.11 Aplikasi fungsi implikasi MIN dan komposisi antar-rule menggunakan fungsi MAX
4. Penegasan Defuzzifikasi
Input dari proses defuzzifikasi ini adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang
dihasilkan merupakan suatu bilangan tegas crisp output. Pada tahap ini metode defuzzifikasi yang digunakan adalah Centroid atau Center of Area
CoA yang merupakan solusi crisp yang diperoleh dengan cara mengambil titik pusat z daerah fuzzy. Secara umum dirumuskan sebagai berikut :
∗
=
BAB IV IMPELEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1. Parameter Asumsi OPC Server