2.2.2. Patogenesis Pembentukan BSK
Batu urin terdiri dari dua komponen, yaitu komponen kristal dan komponen matrik
A. Komponen kristal :
Batu terutama terdiri dari komponen kristal. Tahapan pembentukan batu yaitu: nukleasi, perkembangan, dan aggregasi yang melibatkan komponen kristal.
Pembentukan initi nukleasi mengawali proses pembentukan batu dan mungkin dirangsang oleh berbagai zat termasuk matrik protein, kristal, benda asing, dan
partikel jaringan lainnya. Kristal dari satu tipe dapat sebagai nidus untuk nukleasi dari tipe lain. Ini sering terlihat pada kristal asam urat yang mengawali
pembentukan batu kalsium oksalat. B. Komponen matrik :
Komponen matrik dari batu urin adalah bahan non kristal, bervariasi sesuai tipe batu, secara umum dengan kisaran 2-10 dari berat batu. Komposisinya
terutama terdiri protein, dengan sejumlah kecil hexose dan hexosamine. Bagaimana peranan matrik dalam mengawali pembentukan batu tidak diketahui.
Mungkin matrik bertindak sebagai nidus untuk aggregasi kristal atau sebagai lem untuk perekat komponen kristal kecil dan dengan demikian menghalangi sedikit
turunnya melalui saluran kemih. Penyakit BSK telah menjadi keluhan medis yang didokumentasikan sejak
peradaban Mesir kuno setidaknya, dan terus bertanggung jawab untuk peningkatan jumlah kunjungan praktisi di seluruh dunia. Selain itu, tingkat
kekambuhan batu yang tinggi, yaitu lebih dari 50 dalam 5 tahun sejak episode pertama, menunjukkan kemungkinan adanya common pathway dalam patogenesis
pembentukan batu yang dapat ditargetkan untuk upaya pencegahan. Common
pathway itu adalah proses supersaturasi, yang secara fisik-kimiawi,
memungkinkan terbentuknya batu Bagga et al, 2013. Teori supersaturasi menjelaskan bahwa BSK terbentuk pada urin yang jenuh
supersaturasi sehubungan dengan konstituen ionik batu tertentu. Supersaturasi suatu bahan terlarut tergantung pada aktivitas ion bebas komponen batu, bukan
pada konsentrasi molar mereka. Adapun peningkatan konsentrasi komponen
Universitas Sumatera Utara
kristal meningkatkan aktivitas ion bebas mereka, faktor lain menghambat itu. Ketika kalsium dan oksalat dilarutkan dalam air murni, misalnya, larutannya
menjadi jenuh ketika penambahan setiap kalsium oksalat tidak mengakibatkan pembubaran lanjut. Namun, urin, seperti air murni, mengandung banyak ion dan
molekul yang dapat membentuk kompleks larut dengan komponen ionik dari batu. Interaksi dengan zat terlarut lainnya misalnya, sitrat dapat mengakibatkan
pengurangan aktivitas ion bebas, yang memungkinkan ambang batas kejenuhan urin meningkat. pH urin juga mempengaruhi aktivitas ion bebas. Tingkat aktivitas
ion bebas kimia di mana batu-batu akan tidak tumbuh atau membubarkan disebut sebagai kelarutan keseimbangan, atau batas atas Metastabilitas. Di atas tingkat
ini, urin akan jenuh, dan batu pun akan terbentuk dalam berbagai ukuran Bushinsky dan Monk, 2010.
Ketika larutan menjadi jenuh sehubungan dengan fase padat, ion dapat bergabung bersama untuk membentuk lebih stabil, proses ini disebut nukleasi.
Nukleasi homogen mengacu pada bergabungnya ion yang sama menjadi kristal. Sedangkan termodinamika nukleasi heterogen digunakan kristal tersusun dari zat-
zat berbeda, seperti sel-sel epitel yang terkelupas. Kristal kalsium oksalat, misalnya, dapat bernukleasi dengan kristal asam urat. Selanjutnya beberapa kristal
kecil akan beragregasi membentuk batu yang lebih besar, hingga sampai pada ukuran yang cukup besar untuk menimbulkan keluhan klinis Bushinsky dan
Monk, 2010. Seperti telah dijelaskan di atas, batu kristal di saluran kemih harus
bertumbuh, beragregasi dengan kristal lain hingga membentuk massa yang cukup besar untuk mengoklusi lumen saluran kemih, atau mengadhesi pada epitelium
tubulus saluran kemih. Jika tidak, batu kristal tersebut dapat terbawa arus urin dan diekskresikan. Pertumbuhan kristal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yang dibedakan menjadi faktor promotor kalsium, oksalat, dan lain-lain dan faktor inhibitor sitrat, magnesium, uropontin, dan lain-lain. Ternyata
berdasarkan penelitian Kumar dkk, ditemukan pada pasien lelaki yang menderita BSK, bahwa jumlah faktor inhibitor pada whole urine mereka defektif, atau
kurang Kumar et al, 2005. Bisa disimpulkan ketidakseimbangan antara faktor-
Universitas Sumatera Utara
faktor promoter dan inhibitor akan mengakibatkan kristal batu dapat bertumbuh 10kD dan beradhesi di lumen.
Gambar 2.3 Teori Supersaturasi: Patogenesis BSK Sumber: Meyer JL: Physicochemistry of stone formation. In Resnick MI,
dalam Campbell-Walsh Urology 10
th
Edition. 2012
Ada beberapa kondisi yang diyakini dapat berujung pada common pathway, proses supersaturasi. Kondisi-kondisi tersebut contohnya adalah statis
urin, penyakit vaskular, penyakit metabolik, faktor pemilihan diet, serta kecenderungan genetika bawaan Bagga et al, 2013.
2.2.3. Jenis-jenis BSK